Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naufal Adiyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Bijih nikel laterit merupakan hasil tambang yang berperan penting dalam menghasilkan nikel di dunia. Bijih nikel laterit ini secara garis besar terbagi atas dua jenis bijih, yaitu bijih saprolit dengan kadar nikel yang tinggi dan bijih limonit dengan kadar nikel yang rendah. Bijih saprolit memiliki kadar nikel sebesar 1.5 ? 3.0 % dan bijih limonit sebesar 1.0 ? 1.5 %. Karena Indonesia memiliki tambang bijih laterit yang besar, diperlukan suatu pengujian dengan metode yang efisien agar dapat mengolah bijih laterit jenis saprolit menjadi lebih berharga.

Pada penelitian ini reduksi pemanggangan dilakukan pada bijih laterit dengan jenis nikel saprolit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari lama waktu prosespemanggangan untuk mendapatkan kadar nikel yang optimal. Penelitian ini dilakukan pada variasi waktu panggang yang berbeda yaitu 2 jam, 3 jam, 4 jam, dan 5 jam. Pada ke empat variasi waktu pemanggangan tersebut didapat bahwa waktu pemanggangan 3 jam merupakan waktu yang paling tepat untuk mendapatkan peningkatan nikel yang optimal. Pada waktu 3 jam tersebut kadar nikel yang diperoleh adalah 8.85%. naik cukup signifikan dari bijih saprolit awal yang kadar nikelnya yaitu 2.49%.

Penelitian ini menunjukan bahwa dalam proses reduksi pemanggangan dengan waktu yang sesuai dapat meningkatkan kadar nikel dalam bijih saprolit secara optimal, pengujian yang digunakan pada penelitian inimenggunakan X ? Ray Diffraction (XRD) dan X ? Ray Flouresence (XRF) untuk mengetahui kandungan senyawa dan unsur dari bijih saprolit tersebut.
ABSTRACT
Lateritic nickel ore is a mineral resources that have an important role in world nickel production. Laterite ore is broadly divided into two types of ore, saprolite ore with high nickel content and limonite ore with low nickel content. Saprolite ores have a nickel content of 1.5 - 3.0% and limonite ore of 1.0 - 1.5%. Because Indonesia has a huge laterite ore mine, required a test with an efficient method in order to process laterite ore types become more valuable saprolite. br>
In this research, the reduction roasting is done in the laterite ore with nickel saprolite types. This study was conducted to determine the effect of long time roasting process to obtain optimal levels of nickel. This research was carried out at a different time variation of roasting time from 2 hours, 3 hours, 4 hours and 5 hours. From the variation of the roasting time that is obtained that the 3 hours of roasting time is the most appropriate time to obtain optimal improvement of nickel. At 3 hours the nickel concentration obtained is 8.85%. increasesignificantly from the beginning of raw saprolite ore that is 2:49% nickel content.

This study shows that the reduction process of roasting at the appropriate time can increase the levels of nickel contained in saprolite ores optimally, the tests used in this study is using X - Ray Diffraction (XRD) and X - Ray Flouresence (XRF) to determine the content of compounds and elements from the saprolite ore.
2016
S63388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Darryl Alfariz
Abstrak :
Terak Nikel adalah salah satu hasi dari pemprosesan nikel. dibutuhkan pembelajaran yang lebih lanjut dikarenakan terak nikel masih mempunyai element yang berharga. pada penelitian ini arang cangkang kelapa sawit digunakan sebagai reduktor dikarenakan menjadi opsi yang paling bagus untuk menghindari terjadinya green house effect dan memiliki karakterisik yang ramah lingkungan. Adapun penelitian ini didahului dengan persiapan sampel terak nikel dengan crushing dan sieving sampai berukuran 200 mesh. Serbuk terak nikel kemudian dilakukan penaabahan reduktor dengan rasio 5%,10%,15%,20% dari rasio terak nikel setelah itu dilanjutkan dengan proses pirometalurgi di temperatur 10000C dengan holding time selama 1 jam tanpa penambahan natrium carbonat dan dengan penambahan natrium carbonat dengan rasio 10%. Selanjutnya hasil dari reduksi tersebut dilakukan magnetic separation dan dilanjutkan ke pengujian XRD dan juga AAS untuk melihat perubahan kandungan dari unsur dan senyawa pada terak nikel yang telah dilakukan pengujian. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa kandungan dari pengotor dominan dalam bentuk Si02 semakin menurun seiring dengan bertambahnya penambahan reduktor dan juga besi dari senyawa Fe-rich Forsterite akan mengalami liberasi dan akan berikatan dengan oksigen yang berasal dari natrium carbonat. Hal ini menyebabkan naiknya kandungan dari mineral berharga yang ada pada terak nikel . ......Nickel slag is a product of nickel processing. further learning is needed because nickel slag still has valuable elements. in this study palm oil kernel shell was used as reductor because it was the best option to avoid the occurrence of a green house effect and had environmentally friendly characteristics. The research was preceded by preparation of nickel slag samples with crushing and sieving to 200 mesh. Nickel slag powder then done by reducing with palm oil kernell shell charcoal with a ratio of 5%, 10%, 15%, 20% of the nickel slag ratio followed by the pyometallurgical process at 10000C with holding time for 1 hour without adding sodium carbonate and by adding sodium carbonate 10%. Furthermore, the results of the reduction were performed magnetic separation and continued to XRD testing and also AAS to see changes in the content of elements and compounds in nickel slag that had been tested. The results of the study explain that the content of the dominant impurity in the form of SiO2 is decreasing because the addition of reductors and iron from the Fe-rich Forsterite compound will be liberated and will bind to oxygen derived from sodium carbonate. This causes an increase in the content of valuable minerals that exist in nickel slag.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Timothi Ben Tito
Abstrak :
Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar dan produksi nikel tertinggi di dunia. Feronikel (FeNi) merupakan salah satu produk nikel utama dan produksinya menghasilkan terak dalam jumlah besar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efisiensi ekstraksi silika dari terak feronikel melalui proses alkali fusion dan pelindian menggunakan NaOH dengan variasi konsentrasi dan rasio solid/liquid. Penelitian dimulai dengan preparasi sampel hingga ukuran butir 200 mesh. Proses pemanggangan dengan sodium karbonat (Na2CO3) dilakukan dengan rasio 1:1 selama 60 menit pada suhu 1000°C. Pelindian dilakukan dengan konsentrasi NaOH 0,5 M, 1 M, dan 1,5 M, serta rasio solid/liquid 1:10, 1:20, dan 1:40. Silika adalah senyawa utama dalam terak feronikel. Proses alkali fusion menghasilkan sodium silikat (Na2SiO3), yang kemudian dilarutkan oleh NaOH selama pelindian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan silika meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi NaOH dan rasio solid/liquid. Konsentrasi NaOH yang lebih tinggi meningkatkan aktivitas ion OH- , yang lebih efektif memecah struktur sodium silikat. Peningkatan rasio solid/liquid mengurangi viskositas larutan, meningkatkan difusi reagen dan ion produk. Variasi optimal adalah pada konsentrasi NaOH 1,5 M dengan rasio solid/liquid 1:40, yang mencapai tingkat ekstraksi sebesar 29,498%. ......Indonesia has the largest nickel reserves and the highest nickel production in the world. Ferronickel (FeNi) is a major nickel product, and its production generates substantial slag. This study aims to evaluate silica extraction efficiency from ferronickel slag through alkali fusion and leaching with NaOH, varying concentration and solid/liquid ratio. The research begins with preparing samples to a grain size of 200 mesh. Roasting with sodium carbonate (Na2CO3) at a 1:1 ratio for 60 minutes at 1000°C follows. Leaching is conducted with NaOH concentrations of 0,5 M, 1 M, and 1,5 M, and solid/liquid ratios of 1:10, 1:20, and 1:40. Silica is the primary compound in ferronickel slag. The alkali fusion process produces sodium silicate (Na2SiO3), which NaOH dissolves during leaching. Results show that silica content increases with higher NaOH concentration and solid/liquid ratio. Higher NaOH concentrations enhance OHion activity, breaking down the sodium silicate structure more effectively. Increased solid/liquid ratios lower solution viscosity, improving reagent and product ion diffusion. The optimal condition is a 1,5 M NaOH concentration with a 1:40 solid/liquid ratio, achieving a 29,498% extraction rate.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shalsabila Nandya Miryana Usman
Abstrak :
Pada peleburan bijih nikel, terdapat hasil akhir salah satunya yaitu terak ferronikel. Perlakuan lebih lanjut dibutuhkan untuk dapat mengambil mineral berharga yang masih terkandung dalam terak nikel tersebut. Pada penelitian ini, perlakuan tersebut dilakukan dengan proses pirometalurgi dimana digunakan arang cangkang kelapa sawit sebagai reduktor. Arang cangkang kelapa sawit merupakan bahan bakar biomassa, dengan sangat sedikit abu dan konten sulfur didalamnya, yang menjadikan lingkungan aman dari efek gas rumah kaca. Proses pirometalurgi ini dilakukan pertama-tama dengan memanaskan terak yang sudah berukuran #200 mesh dengan menggunakan furnace carbolite. Rasio dari arang cangkang kelapa sawit yang digunakan adalah 5% ,10%, 15%, 20% dengan penambahan 10% NaCl dari berat awal, dilakukan di temperature 1000oC selama 1 jam. Hasil pemanggangannya kemudian dilanjutkan dengan magnetic separation. Hasilnya diuji menggunakan AAS dan XRD, dimana terlihat senyawa kompleks yang terkandung dalam terak nikel berkurang, seiring dengan meningkatnya arang cangkang kelapa sawit yang digunakan. Berdasarkan hasil, hasil optimum yang didapatkan adalah dengan penggunaan 15% arang cangkang kelapa sawit dengan penambahan 10% NaCl, yang menghasilkan nickel dengan konstentrat 0,116%. Walaupun kadar tersebut tidak besar, hasil dari pengujian XRD menunjukan bahwa konten senyawa kompleks yang mengandung silika di dalam terak nikel berkurang dan dengan penambahan NaCl terdapat senyawa baru yaitu Sodium Magnesiosilicate (Na2MgSiO4) yang menandakan kehadiran NaCl membantu memecah senyawa kompleks tersebut sehingga dapat memudahkan kadar nikel dan besi untuk meningkat dan Magnetit (Fe3O4) yang menandakan bahwa Fe2O3 tereduksi akibat adanya karbon dari arang cangkang kelapa sawit.
In nickel ore smelting, ferronickel slags is one of the outcome from the process. Further utilization of valuable elements in it needs to be processed. In this research, further utilization of the valuable elements is done by pyrometallurgy process where palm kernel shell charcoal was used as reductor. Palm kernel shell charcoal is a biomass fuel, with a very low ash and sulphur contents, therefore it will not release a harmful gases and greenhouse gases into the environment. The pyrometallurgy process is done by heating the ferronickel slag size #200 mesh using furnace carbolite with the mass ratio of the palm kernel shell are 5% ,10%, 15%, 20% respectively and the addition of sodium chloride 10% with operating temperature at 1000oC for 60 min. The result of the reduction then follows with magnetic separation. The result was tested with XRD and AAS, and it showed the content of complex compounds containing silica decreased, as the ratio of palm kernel shell charcoal increased. Based on the result, optimal parameter for nickel content is obtained by 15% palm kernel shell charcoal at 1000oC for 60 min where the concentrate is 0.116%. Eventhough the nickel obtained is not much, the XRD result showed that the complex compounds Fe-rich Forsterite (FeMgSiO4) and Olivine (NiMgSiO4) with the presence of silica in it decreased, and it showed with the addition of NaCl there is a presence of Sodium Magnesiosilicate (Na2MgSiO4) and Magnetite (Fe3O4) which proved the binding of silica and has liberate iron that helps the process of increasing nickel and iron content.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juan Patrick
Abstrak :
Industri Nikel merupakan salah satu industri yang paling strategis karena banyak digunakan. Terak Nikel sebagai produk sampingan pemrosesan nikel menghadirkan potensi dalam hal menaikkan efisiensi proses. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penambahan aditif natrium sulfat dan juga temperatur pada proses reduksi terak nikel. Adapun penelitian ini didahului dengan persiapan sampel terak nikel dengan crushing dan sieving sampai berukuran 200 mesh. Serbuk terak nikel kemudian dilakukan reduksi pada temperatur 800°C, 900°C dan 1000°C tanpa penambahan natrium sulfat dan dengan penambahan natrium sulfat dengan holding time 1 jam. Selanjutnya hasil dari reduksi tersebut dilakukan pengujian XRD dan juga AAS untuk melihat perubahan kandungan dari unsur dan senyawa pada terak nikel yang telah dilakukan pengujian. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa kandungan dari pengotor dominan dalam bentuk Si02 semakin menurun seiring dengan bertambahnya temperatur dari reduksi dan juga besi dari senyawa Fe-rich Forsterite akan mengalami liberasi dan akan berikatan dengan sulfur yang berasal dari natrium sulfat membentuk troilite (FeS). Hal ini menyebabkan naiknya kandungan dari mineral berharga yang ada pada terak nikel akan meningkat. ......Nickel industry is one of the most strategic industries because its widely used. Nickel slag as a by-product of nickel processing presents the potential for improving process efficiency. In this study aim to determine the effect of the addition of sodium sulfate additives and also the temperature in the reduction process of nickel slag. The research was preceded by preparation of nickel slag samples with crushing and sieving up to 200 mesh. The nickel slag is then reduced at 800°C, 900°C and 1000°C temperature without adding sodium sulfate and by adding sodium sulfate with 1 hour holding time. Furthermore, the results of the reduction is done XRD and AAS testing to see changes in the content of elements and compounds in nickel slag that has been tested. The results of the study explain that the content of the dominant impurities which is in the form of SiO2 decreases as the temperature of the reduction and iron from Fe-rich Forsterite compounds will be liberated and will bind to sulfur derived from sodium sulfate to form troilite (FeS). This results in an increasing content of valuable minerals present in the nickel slag.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samantha Aziza Nurarani
Abstrak :
Indonesia memiliki deposit bijih nikel yang kaya dan terak nikel adalah salah satu hasilnya. Terak nikel memiliki elemen berharga di dalamnya, oleh karena itu pemanfaatan lebih lanjut diperlukan. Dalam penelitian ini, unsur-unsur berharga dicapai oleh pyrometalurgi di mana arang tempurung kelapa sawit digunakan sebagai reduktor yang dianggap sebagai opsi yang lebih baik karena karakteristiknya yang ramah lingkungan dan sifat fungsionalnya yang mirip dengan bahan bakar fosil. Proses pyrometalurgi dilakukan dengan memanaskan bijih nikel ukuran # 200 mesh menggunakan tungku karbolit CWF 11/13 dengan perbandingan massa kulit inti sawit masing-masing adalah 5%, 10%, 15%, 20% dan penambahan natrium sulfat 10% dengan suhu operasi pada 1000oC selama 60 menit. Hasil reduksi kemudian diikuti dengan pemisahan magnetik menggunakan nippon magnetic dressing tipe 39000. Hasilnya diuji dengan ICP-OES ,XRD. Hasil penelitian menjelaskan bahwa kandungan pengotor dominan yang berupa SiO2 berkurang karena penambahan kulit biji sawit dan besi dari senyawa Forsterite yang kaya Fe akan dibebaskan dan akan mengikat belerang yang berasal dari natrium sulfat menjadi bentuk. troilite (FeS). Hal ini menghasilkan peningkatan kandungan mineral berharga yang ada di terak nikel.
Indonesia has rich deposit of nickel ore and nickel slag is one of the outcome. The nickel slag has valuable elements in it, therefore further utilization is needed. In this research, the valuable elements was achieved by pyrometallurgy where the palm kernel shell charcoal is used as reductor which considered as better option because of its environmental friendly characteristic and the functional properties resemble to fossil fuels. The pyrometallurgy process is done by heating the nickel slag size #200 mesh using furnace carbolite CWF 11/13 with the mass ratio palm kernel shell are 5% ,10%, 15%, 20% respectively and the addition of natrium sulphate 10% with operating temperature at 1000oC for 60 min. The result of the reduction then follows with magnetic seperation using nippon magnetic dressing type 39000. The result was tested with XRD. The results of the study explain that the content of the dominant impurities which is in the form of SiO2 decreases as the addition of palm kernell shell and iron from Fe-rich Forsterite compounds will be liberated and will bind to sulfur derived from sodium sulfate to form troilite (FeS). This results in an increasing content of valuable minerals present in the nickel slag.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangaribuan, Rafaeldi Harlin
Abstrak :
Terak nikel merupakan salah satu hasil pengolahan serta peleburan bijih nikel. Di Indonesia sendiri, dibutuhkan adanya pemanfaatan lebih lanjut terhadap pengolahan unsur berharga didalamnya. Kandungan lain yang terdapat didalam terak nikel yaitu fayalite (Fe2SiO4) dimana kandungan unsur nikel dan tembaga tersebar secara merata pada matriks besi silika ini yang kemudian menyulitkan proses peningkatan kadar nikel dan tembaga. Adanya penambahan aditif natrium hidroksida(NaOH) berguna sebagai pengikat silika dapat menjadi metode alternatif untuk meningkatkan kadar unsur nikel dan tembaga pada terak nikel. Pada penelitian ini dilakukan pirometalurgi menggunakan batu bara sebagai reduktor pada temperatur operasi 800°C, 900°C dan 1000°C dan rasio antara terak nikel dengan aditif sebesar 1:1, 1:2, dan 2:1. Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa dengan adanya peningkatan temperatur tanpa penambahan aditif masih terdapar silika dalam bentuk Fe-rich Forsterite (FeMgSiO4) serta Olivine (NiMgSiO4). Sedangkan dengan adanya penambahan aditif baik pada perbedaan temperatur maupun rasio terlihat bahwa adanya pembentukan fasa Sodium Magnesiosilicate (Na2MgSiO4), Magnesium Oksida (MgO) serta Wustite (FeO) yang membuktikan terikatnya silika dan telah membebaskan besi yang membantu memudahkan proses peningkatan kadar nikel dan tembaga. ......Nickel slag is one of the output from nickel ore smelting. In Indonesia itself, further utilization of valuable elements in it is needed to be processed. Nickel slag also has Fayalite (Fe2SiO4) content where nickel and copper are spread evenly on the iron matrix silica which then complicate the process of increasing nickel and copper content. The addition of Sodium Carbonate (Naoh) is used as a silica binder and as an alternative way to increase nickel and copper content. In this research, pyrometallurgy is done by coal as a reductor in 800°C, 900°C and 1000°C operating temperature and ratio between nickel slag and additive equal to 1:1, 1:2, and 2:1. Based on this study, it is obtained that with the increasing of temperature without additive, there is still found the presence of silica in a form of Fe-rich Forsterite (FeMgSiO4) and Olivine (NiMgSiO4). Whereas with the presence of additive in slag nickel pyrometallurgy with a different temperature and ratio, it is seen that there is a phase formation of Sdoium Magnesiosilicate (Na2MgSiO4), Magnesium Oxide (MgO) and Wustite (FeO) which proved the binding of silica and has liberate iron that helps the process of increasing nickel and copper content.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library