Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Uqie Shabrina Hasyyati
"Pirfenidon yang diberikan secara oral dalam terapi idiopathic pulmonary fibrosis (IPF) dapat mengakibatkan munculnya efek samping sistemik yang berpotensi menurunkan efektivitas terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan mikropartikel pirfenidon untuk penghantaran pulmonal yang dapat mengurangi paparan sistemik dan efek samping sistemik dari pirfenidon. Sepuluh formula mikropartikel pirfenidon dibuat dengan memvariasikan konsentrasi polimer (sodium karboksimetil selulosa dan sodium alginat) dan konsentrasi porogen (amonium bikarbonat). Mikropartikel pirfenidon dibuat dengan metode semprot kering. Karakterisasi fisikokimia, studi stabilita, dan uji kompatibilitas in vitro dilakukan untuk mengevaluasi mikropartikel pirfenidon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula dengan sodium alginat 1,0% dan amonium bikarbonat 0,3% (F10) memiliki potensi yang paling baik untuk penghantaran pulmonal. F10 memiliki mass median aerodynamic diameters (MMADs) 0,065; 0,597; 2,212; dan 5,626 µm yang ideal untuk deposisi di daerah bronkiolar hingga alveolar. Studi stabilita menunjukkan bahwa kadar pirfenidon dalam mikropartikel stabil selama 24 minggu pada penyimpanan suhu 30o ± 2oC dan 40o ± 2oC dengan rentang 99,08-100,00% dan 98,83-100,00%. Nilai MMAD mikropartikel pirfenidon menunjukkan peningkatan selama studi stabilita hingga 5,895 µm dan 6,273 µm pada suhu 30o ± 2oC dan 40o ± 2oC karena adanya agregasi. Hasil studi viabilitas in vitro menunjukkan bahwa pirfenidon dan F10 secara berturut-turut memiliki nilai IC50 sebesar 685,76 µg/ mL dan 437,58 µg/ mL. Studi pelepasan IL-6 dari sel A549 pada konsentrasi di bawah IC50 dan konsentrasi IC50 menunjukkan pelepasan IL-6 yang lebih rendah ketika diinkubasi dengan F10 (5367 ± 346 pg/mL pada 300 µg/mL dan 8707 ± 538 pg/ mL pada 440 µg/ mL) dibandingkan pirfenidon (8900 ± 327 pg/mL pada 300 µg/mL dan 11299 ± 161 pg/ mL pada 690 µg/ mL). Berdasarkan data – data di atas, F10 menunjukkan karakteristik yang sesuai untuk penghantaran pulmonal pirfenidon dalam terapi fibrosis paru.

Orally administered pirfenidone in idiopathic pulmonary fibrosis (IPF) induced numerous systemic adverse effects that decreased the effectiveness of therapy. This study aimed to develop pirfenidone microparticles for pulmonary delivery to reduce systemic exposure and, subsequently, its systemic adverse effects. Ten formulas of pirfenidone microparticles were prepared using the spray-drying method by varying the concentration of polymers (sodium carboxymethyl cellulose and sodium alginate) and porogen (ammonium bicarbonate). The physicochemical characterization, stability study, and in vitro compatibility study were conducted to evaluate these microparticles. The results showed that F10, which consisted of sodium alginate 1.0% and ammonium bicarbonate 0.3%, had the most promising results. F10 had mass median aerodynamic diameters (MMADs) of 0.065, 0.597, 2.212, and 5.626 µm, which were ideal for deposition in the bronchiolar to the alveolar region. The stability study showed that the pirfenidone content was stable for 24 weeks at 30o ± 2oC and 40o ± 2oC with a range of 99.08-100.00% and 98.83-100.00%. The MMAD was increased up to 5.895 µm and 6.273 µm at 30o ± 2oC and 40o ± 2oC, respectively, due to aggregation. In vitro viability study showed that F10 at 62.5 µg/ mL had the highest cell viability with IC50 of 437.58 µg/ mL. The IL-6 released study showed that the A549 cell released lower IL-6 concentration when incubated with F10 (5367 ± 346 pg/mL at 300 µg/mL and 8707 ± 538 pg/ mL at 440 µg/ mL) than pirfenidone (8900 ± 327 pg/mL at 300 µg/mL and 11299 ± 161 pg/ mL at 690 µg/ mL). In conclusion, F10 shows suitable characteristics for pulmonary pirfenidone delivery in pulmonary fibrosis therapy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiona Natania Kurniadi
"Kendala administrasi obat secara oral masih dialami oleh sebagian besar populasi seperti populasi disfagia, geriatri, dan pediatri. Pirfenidon merupakan salah satu terapi penyakit Idiopathic Pulmonary Fibrosis (IPF) yang sebagian besar dialami oleh populasi geriati. Tablet pirfenidon yang tersedia berupa tablet dosis 267 mg dengan regimen terapi tiga tablet sebanyak tiga kali per hari. Hal tersebut mengakibatkan peningkatan frekuensi penelanan pada terapi jangka panjang pengobatan IPF dengan pirfenidon. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh formula tablet cepat hancur (TCH) pirfenidon menggunakan metode sublimasi yang memiliki karakteristik waktu hancur kurang dari 3 menit dan keregasan kurang dari 1%. Pada penelitian ini, TCH pirfenidon diformulasikan menggunakan metode sublimasi, yaitu dengan tablet kempa langsung yang dilanjutkan dengan proses sublimasi. Untuk memfasilitasi proses sublimasi, pada formula ditambahkan eksipien amonium bikarbonat dengan tiga variasi konsentrasi yaitu 2% (F1), 5% (F2), dan 10% (F3). TCH yang dihasilkan dievaluasi meliputi waktu hancur, waktu pembasahan, kekerasan, keregasan, kadar obat, dan disolusi obat. Hasil evaluasi TCH pirfenidon menunjukkan bahwa TCH yang memenuhi persyatan adalah TCH F1 dengan waktu hancur 29,53 ± 2,55 detik; waktu pembasahan 28,73 ± 1,55 detik; kekerasan tablet 4,91 ± 0,29 kP; keregasan 0,9%; kadar 103,98 ± 1,04%; dan jumlah obat terdisolusi pada menit ke-30 adalah 93,22 ± 4,07%. Berdasarkan hasil evaluasi, dapat disimpulkan bahwa formula TCH F1 yang dibuat menggunakan metode sublimasi dapat menghasilkan sediaan TCH yang memenuhi persyaratan. Oleh karena itu, TCH pirfenidon berpotensi menjadi alternatif sediaan bagi terapi IPF untuk memfasilitasi penelanan tablet.

Constraints of oral drug administration are still experienced the most by dysphagia, geriatric, and pediatric populations. Pirfenidone is one of the therapies for Idiopathic Pulmonary Fibrosis (IPF) which is mostly experienced by the geriatric. On the market, pirfenidone tablets are available with the dose of 267 mg, with a therapeutic regimen of three tablets three times per day. This resulted in an increase in the frequency of ingestion for long-term therapy with pirfenidone. The purpose of this study was to obtain formula for fast disintegrating tablet (FDT) of pirfenidone using sublimation method with disintegration time < 3 minutes and friability <1%. In this study, FDTs were made using sublimation method, which were compressed using direct compression method before. To facilitate the sublimation, ammonium bicarbonate was added to the formula with three various concentration which were 2%(F1), 5%(F2), and 10%(F3). The FDTs were then evaluated for disintegration and wetting time, hardness, friability, assay, and dissolution. Based on the result, FDT that met the requirements was FDT F1 with the disintegration time of 29.53 ± 2.55 seconds; wetting time of 28,73 ± 1,55 seconds; hardness of 4,91 ± 0,29 kP; friability value of 0,9%; assay result was 103,98 ± 1,04%; and the amount of drug dissolved within 30 minutes was 93,22 ± 4,07%. It was concluded that formula FDT F1 made by sublimation method could produce FDT that met the requirements. Therefore, FDT is potential to be an alternative dosage form to facilitate tablet swallowing for IPF therapy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Padma Hartmaya
"Pirfenidon digunakan untuk pengobatan fibrosis paru idiopatik dengan dosis besar, 801 mg – 2403 mg per hari. Penggunaan tablet konvensional merupakan permasalahan bagi individu dengan disfagia terutama pada obat dengan dosis besar. Oleh sebab itu, pengembangan tablet cepat hancur (TCH) yang dirancang untuk segera hancur di dalam rongga mulut menjadi alternatif tablet konvensional yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh TCH pirfenidon dengan metode kempa langsung serta menganalisis pengaruh konsentrasi croscarmellose sodium (CCS) terhadap waktu hancur. TCH pirfenidon dibuat menggunakan metode kempa langsung menjadi 3 formula dengan variasi konsentrasi CCS adalah 2% (F1), 5% (F2), dan 10% (F3). Evaluasi dilakukan sebelum dan setelah pengempaan tablet meliputi uji sifat alir, penampilan fisik tablet, keseragaman ukuran, keragaman bobot, kekerasan, keregasan, disintegrasi, waktu pembasahan, disolusi, dan uji stabilitas selama 1 bulan. Pengujian massa tablet ketiga formula menunjukkan sifat alir yang baik dan seluruh TCH yang dihasilkan dari ketiga formula memberikan hasil evaluasi yang memenuhi persyaratan TCH. Namun, TCH terpilih adalah F3 karena memiliki waktu hancur dan waktu pembasahan tercepat berturut-turut yaitu 36,27 ± 0,41 detik dan 59,00 ± 2,75 detik, serta jumlah obat terdisolusi yang paling besar (100,03 ± 0,00%) dalam waktu 30 menit. Selain itu, TCH F3 menunjukkan stabilitas yang baik selama penyimpanan 1 bulan pada suhu 30 ± 2°C maupun 40 ± 2°C. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa TCH F3 yang diperoleh menggunakan metode kempa langsung merupakan formula terpilih yang memenuhi persyaratan FDT paling baik.

Pirfenidone is used in large doses for the treatment of idiopathic pulmonary fibrosis, 801 mg – 2403 mg per day. The use of conventional tablets is a problem for individuals with dysphagia, especially in large doses of drugs. Therefore, the development of fast disintegrating tablets (FDT) which are designed to disintegrate in the oral cavity is a suitable alternative to conventional tablets. The purposed of this study were to obtain FDT pirfenidone by direct compression method and to analyzed the effect of croscarmellose sodium (CCS) concentration on disintegration time. FDT pirfenidone was prepared using direct compression method into 3 formula with various CCS concentration, 2% (F1), 5% (F2), and 10% (F3). Evaluations were carried out before and after tablet compression including flow properties test, physical appearance, size uniformity, weight diversity, hardness, friability, disintegration time, wetting time, dissolution, and stability test. The tablet mass of the three formula showed good flow properties and all of the FDT produced from the three formulas gave evaluation results that met the requirements of FDT. However, the selected FDT was F3 because it had the fastest disintegration and wetting times, respectively 36.27 ± 0.41 seconds and 59.00 ± 2.75 seconds, and the largest amount of drug dissolution (100.03 ± 0,00%) within 30 minutes. In addition, FDT F3 showed good stability during storage for 1 month at a temperature of 30±2°C or 40±2°C. Therefore, it can be concluded that FDT F3 obtained by direct compression method is the selected formula that met the best FDT requirements."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Fahira D.
"Idiopathic Pulmonary Fibrosis (IPF) merupakan penyakit gangguan paru yang diderita oleh mayoritas pasien geriatri. Terdapat keterbatasan administrasi obat yang dialami oleh pasien populasi khusus, pasien disfagia, pediatri, dan geriatri. Pirfenidon digunakan sebagai agen terapi fibrosis paru idiopatik dengan dosis besar untuk satu kali konsumsi. Ketersediaan pirfenidon dalam bentuk tablet konvensional menjadi salah satu permasalahan dalam regimen terapi, terutama pada pasien disfagia. Oleh karena itu, pengembangan tablet cepat hancur (TCH) yang dirancang untuk hancur dalam mulut setelah kontak dengan sedikit air menjadi alternatif sediaan tablet konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formulasi TCH yang memiliki waktu hancur kurang dari 1 menit, keregasan kurang dari 1%, dan kekerasan dalam rentang 1-3 kP melalui metode cetak pelarut. TCH pirfenidone dibuat dalam 3 (tiga) formulasi yang memiliki variasi pada jumlah disintegrant yang digunakan, yaitu variasi konsentrasi croscarmellose sodium 18 mg (F1), 28 mg (F2), dan 38 mg (F3). Evaluasi dilakukan setelah pencetakan tablet yang meliputi evaluasi penetapan kadar, keseragaman sediaan, kekerasan, keregasan, organoleptis, waktu pembasahan, waktu hancur, uji disolusi, dan uji stabilitas. TCH F2 menghasilkan hasil tablet paling baik dengan waktu disintegrasi 29,31 detik dan waktu pembasahan 27,26 detik. Sedangkan uji stabilitas TCH ketiga formulasi tidak menunjukkan perubahan yang signifikan selama penyimpanan 4 minggu.

Idiopathic pulmonary fibrosis (IPF) is a pulmonary disorder that affects the majority of geriatric patients. There are limitations to drug administration experienced by special populations of patients, especially dysphagia, pediatrics, and geriatrics. Pirfenidone is used as a therapeutic agent for idiopathic pulmonary fibrosis in large doses. The availability of pyrphenidone in conventional tablet form is one of the problems in the therapeutic regimen, especially in patients with dysphagia. Therefore, the development of rapidly disintegrating tablets (TCH), which are designed to disintegrate quickly in the mouth upon contact with a small water amount, is an alternative to conventional tablet preparations, less than 1% and a hardness in the range of 1-3 kP through the solvent impression method. Pirfenidone TCH was made in three formulations that had variations in the amount of disintegrant used, namely variations in the concentration of croscarmellose sodium (18 mg (F1), 28 mg (F2), and 38 mg (F3)).  The three formulations produce a flat tablet with a slightly rough surface and uniform size. TCH F2 produced the best tablet results with a disintegration time of 29.31 seconds and a wetting time of 27.26 seconds. While the TCH stability test of the three formulations did not show significant changes during 4 weeks of storage. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library