Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Tony Ibnu Sumaryada Wijaya Puspita
Abstrak :
Dalam penelitian ini dilakukan justifikasi faktor bentuk elektromagnetik pion berbentuk dipol (pekerjaan T.Das) dan berbentuk single pole dari model VMD (pekerjaan kami) sebagai hasil alamiah yang diperoleh dari model penggambaran Thomas-Fermi terhadap perilaku distribusi lautan pasangan quark-antiquark dalam sistem partikel pion. Model dipol dan faktor bentuk elektromagnetik pion memberi kesesuaian yang cukup baik dengan data eksperimen faktor bentuk elektromagnetik pion dalam daerah spacelike, baik untuk daerah energi rendah maupun tinggi. Bentuk single pole dari model VMD menunjukkan kesesuaian yang sangat baik dengan data eksperimen faktor bentuk elektromagnetik pion dalam daerah spacelike, baik untuk daerah energi rendah maupun tinggi. Kami juga menggunakan model penggambaran Thomas-Fermi untuk menghitung potensial quark-antiquark yang diturunkan dari masing-masing faktor bentuk elektromagnetik tersebut. Karena model dipol hanya mempertimbangkan perilaku statistik saja (untuk limit jumlah kerapatan tak hingga, potensial cenderung mengambil satu harga tertentu konstan) maka hal ini berakibat pada tertentunya harga potensial pada r = 0 fm. Ini tidak cocok dengan model potensial yang ada (model potensial QCD dan UKQCD). Namun model dipol ini dapat kita katakan mampu menghampiri dengan cukup baik bentuk potensial quark-antiquark dalam pion untuk jarak r > 0.2 fm. Potensial yang diturunkan dari model VIVID (mempertimbangkan perilaku statistik dan asimptotik dan potensial untuk limit jumlah kerapatan tak hingga) menunjukkan kesesuaian yang sangat baik terutama dengan model terbaru potensial quark statik untuk hadron ringan dari kolaborasi UKQCD. Kami juga telah menunjukkan bahwa perhitungan potensial quark-antiquark dengan menggunakan model penggambaran klasik Thomas-Fermi tidak dapat memunculkan suku potensial linier yang berhubungan dengan gaya string, hal ini mungkin disebabkan fenomena string tidak dikenal dalam penggambaran klasik.
2001
T5803
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Yusuf
Abstrak :
Deskripsi hamburan pion nukleon sampai dengan energi kinetik laboratorium pion 660 MeV diperoleh dengan memperluas model yang telah dikembangkan oleh Gross dan Surya. Amplitudo hamburan πΝ di dalam model ini diperoleh dengan menggunakan persamaan Bethe-Salpeter yang direduksi menjadi persamaan integral 3 dimensi dengan mengambil pion on-shebt pada semua keadaan intermediatenya. Kernel persamaan relativistik terdiri dari nukleon. Roper, S11, σ, dan ρ. Suku crossed nukleon, Roper, dan Sit dan suku pertukaran σ dan ρ didekati dengan pendekatan kontak. Dinamika internal eta meson, yang berasal dari peluruhan resonan 811 ikut diperhitungkan di dalam model ini untuk menjelaskan data eksperimen pada energi kinetik laboratorium pion di atas 600 MeV. Eta meson ini juga dipertahankan on-shell pada semua keadaan intermediatenya. Model ini mernberikan hasil pencocokan ke pergeseran fase gelombang S dan P yang cukup balk sampai energi kinetik laboratorium pion 660 MeV. ......The Role of S11 in Pion Nucleon ScatteringDescription of pion nucleon scattering up to 660 MeV pion laboratory kinetic energy obtained by extending pion nucleon scattering model developed previously by Gross and Surya is given in this paper. The πΝ scattering amplitude is obtained by using :3-dimensional reduction of the Bethe-Salpeter equation in which the pion is restricted to its mass shell. The kernel of the equation includes nucleon. Roper. and Su. with their corresponding crossed terms approximated by contact interaction. and contact σ and ρ like exchange terms. The dynamics of eta, which is restricted to its mass shell in all intermediate states, is included in this model to give a good description of experimental data above 600 MeV pion laboratory kinetic energy. Good fits to the S and P wave πΝ phase shifts up to 660 MeV pion laboratory kinetic energy are obtained.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Bayu Waluyo
Abstrak :
Penentuan rasio E2/M1 (7N c-3 A) yang berelasi dengan data terbaru dari SAID, Virginia Polytechnic Institute, pada daerah resonan A dengan model fotoproduksi pion yang unitari, kovarian, dan invarian tera telah dilakukan. Pencocokan dilakukan untuk energi foton 250-550 MeV dan memberikan parameter pencocokan g1Δ - 1, 0623, g2Δ = 6,9621. Dalam perhitungan diagram silang A didekati dengan not. Nilai rasio E2/Ml yang diperoleh adalah -2,65% harga ini bersesuaian dengan harga yang berasal dari Mainz.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmi Susanto
Abstrak :
Telah dilakukan perhitungan pergeseran fase hamburan Pion Nukleon untuk gelombang parsial S; P dan D, dan untuk isospin 1, 2 dan 3 2 . Interaksi menggunakan bentuk separabel rank-1 dan rank-2. Parameter interaksi ditentukan melalui fittting dengan data pergeseran fase analisis SAID. Didapatkan bahwa rank-1 dan rank-2 dapat memfit data dengan baik sampai momentum 400 MeV/c. Disamping itu, rank -2 dapat menjelaskan cukup baik sampai momentum 1200 MeV/c. ...... Phaseshift of Pion-Nucleon Scattering has been calculated for the partial waves S; P, and D, and for the isospin 1,2 and 3 2 . The interaction is assumed to take the separable form of rank-1 and rank-2. Interaction parameters are determined through fitting with the phaseshift data of SAID analysis. It is found that the rank-1 and rank-2 can fit the data quite well for the momentum up to 400 MeV/c. Meanwhile, the rank-2 can describe the data fairly well for the momentum up to 1200 MeV/c.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Saputro
Abstrak :
Telah dipelajari dan dikembangkan sebuah model sederhana untuk menjelaskan reaksi fotoproduksi pion pada nukleon yaitu model isobar dengan menggunakan formalisme amplitudo transisi diagram Feynman pada kerangka pusat massa. Reaksi fotoproduksi yang ditinjau yaitu γ + ρ ➙ π0 + ρ. Amplitudo transisi dihitung untuk setiap kanal mulai dari suku Born hingga suku resonan untuk mencari nilai penampang lintang total lalu membandingkannya dengan data eksperimen di sekitar daerah resonan Delta (1232) atau P33 dengan menggunakan model isobar. Penelitian ini menunjukkan bahwa didapatkan hasil yang lebih baik dengan menggunakan empat parameter dari suku resonan tanpa menggunakan kanal􀀀t. ......Has been studied and developed a simple model to explain the reaction of pion photoproduction on the nucleon using isobaric model and formalism of Feynman diagrams transition amplitudes in the center of mass framework. Reaction were reviewed photoproduction γ + ρ ➙ π0 + ρ. Transition amplitudes were calculated for every channel from Born term until resonance term to find the value of total cross section and then compared with experimental data in the region of Delta (1232) or P33 resonance using isobaric model. This research shows that the result had a better agreement using four parameter from resonance term without using t-channel.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S62228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulhaji
Abstrak :
Fotoproduksi pion pada nukleon dengan model isobar telah dipelajari dan dikembangkan pada tiga tingkatan level energi. Reaksi yang ditinjau adalah γ + ρ ➙ π0 + ρ. Selanjutnya Amplitudo transisi akan dihitung pada kerangka pusat massa untuk setiap kanal. Perhitungan dimulai dari suku born, suku vektor meson hingga suku resonan P33, P11, dan S11. Pada penelitian ini akan dihitung penampang lintang total dengan energi foton sampai 1 GeV diatas energi ambang. Nilai dari parameter-parameter akan ditentukan melalui proses fitting dan akan dicocokkan dengan data eksperimen. ......The pion photoproduction on the nucleon have been studied and developed by using the isobaric model at the tree level. The considered reaction is γ + ρ ➙ π0 + ρ. The transition amplitudes are formulated in the center of mass system and consist of s , t , and u channel as the Born term, vector mesons term, and the resonances term P33, P11, and S11. As observables, we calculate the total and differential cross section at photon energies from threshold up to 1 GeV. The value of the parameters are determined by fitting the calculated observables to the experimental data.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67001
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan
Abstrak :
The disagreement between the recent experimental results at Mainz [61], Saskatoon [66] also the theoretical calculation of Ey+(yp --> π °p) amplitudes based on ChPT [60] [18], Pascalutsa works [39] with the classical Low Energy Theorem's prediction [8] [9] have been an interesting discussion nowadays. We extend the Gross-Surya model which is relativistic, covariant, and unitary and gauge invariant [21] to electromagnetic channel, the pion photo production. We calculate the amplitudes especially near the threshold from the low energy region up to 600 MeV. Our result surprisingly is close to the recent experimental and theoretical results than the classical one.
Ketidaksesuaian hasil eksperimen di Mainz [61], Saskatoon [66] dan hasil perhitungan teoritis ChPT [60] [18] dan Pascalutsa [39] tentang amplitudo dipol listrik E0+(yp -> π °p) dengan prediksi Teorema Energi Rendah klasik [8] [9] telah menjadi diskusi yang menarik. Kami mempergunakan model hamburan π N Gross-Surya yang relativistik, kovarian, unitari dan invarian tera [21] yang diperluas pada kanal elektromagnetik yaitu reaksi fotoproduksi pion. Reaksi fotoproduksi pion netral pada proton ini dihitung sampai energi Ey C 600 MeV. Ternyata hasil yang kami peroleh bersesuaian dengan perhitungan eksperimen dan teoritik yang terbaru.
2000
T3686
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library