Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suryo Prabandono
"Tesis ini bertujuan untuk meneliti intercandidate agenda-setting di media sosial pada Pilkada provinsi DKI Jakarta 2017 pada masa kampanye putaran pertama dan kedua. Teori yang mendasari penelitian adalah teori agenda-setting dan agenda building. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode analisis isi. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunduh cuitan dari akun Twitter @AhokDjarot n=1013 dan @JktMajuBersama n=1613 selama masa kampanye pada kedua putaran. Cuitan tersebut dibagi ke dalam empat periode bulan untuk keseluruhan masa kampanye, tiga periode bulan untuk masa kampanye putaran pertama, dan empat periode minggu untuk masa kampanye putaran kedua. Dengan menggunakan korelasi Spearman dan Rozelle-Campbell Baseline, hasil penelitian yang didapatkan menunjukan bahwa ditemukan hubungan intercandidate agenda-setting pada putaran pertama meski korelasinya tidak sekuat di putaran kedua.

This thesis aims to examine the Intercandidate Agenda Setting in the elections of DKI Jakarta province 2017 during the first and second round campaign. The underlying theory of research is the agenda setting theory and the agenda building. This research is quantitative research with content analysis method. The data collection is done by downloading the Tweets from Twitter account AhokDjarot n 1013 and JktMajuBersama n 1613 during the campaign period on both rounds. Tweets is divided into four month periods for the entire campaign period, three month periods for the first round campaign period, and four weeks period for the second round of campaigning. By using Spearman and Rozelle Campbell Baseline correlations, the results obtained show that intercandidate agenda setting relationships are found in the first round although the correlation is not as strong as in the second round.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T50202
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rike Elviera
"Tesis ini dibuat dengan tujuan untuk meneliti bagaimana bentuk collective audience gatekeeping di media online Tribunnews.com dalam mengemas dan menyajikan berita pada saat Pilkada DKI Jakarta 2017. Pemberitaan yang dipilih dalam penelitian ini adalah pemberitaan tentang Pilkada DKI Jakarta 2017 yang ada di Tribunnews.com pada periode 1-18 April 2017. Era digital telah mengubah banyak teori dalam dunia jurnalistik. Collective audience gatekeeping sendiri adalah bentuk baru dari teori gatekeeping yang dulu digunakan dalam media massa konvensional.
Pada saat ini, teori gatekeeping sudah tidak relevan lagi digunakan, mengingat audiens telah memiliki akses dan perangkat untuk bisa langsung berpartisipasi dalam publikasi sebuah informasi atau peristiwa sehingga menjadi berita dan ini menunjukkan dominasi media massa dalam penentuan topik sudah berkurang. Collective audience gatekeeping menjadi bentuk baru teori gatekeeping di mana audiens ikut berpartisipasi dalam proses pencarian topik hingga publikasi suatu berita. Penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: dokumentasi, wawancara, dan pengamatan langsung.
Dari hasil penelitian, didapatkan bentuk format dari collective audience gatekeeping dan bentuk partisipasi audiens dalam proses pemberitaan di media online Tribunnews.com. Tribunnews.com telah mempraktikkan collective audience gatekeeping dengan memberikan ruang yang luas kepada audiens untuk berpartisipasi dalam topik pemberitaan di Tribunnews.com; dan penentuan topik yang dipublikasikan berdasarkan minat audiens - yang diamati dari analytic tools. Artinya, ada pergeseran pola dari praktik jurnalisme klasik, di mana setiap berita yang akan dipublikasikan, diputuskan dalam rapat redaksi terlebih dahulu. Praktik di Tribunnews.com sebagai portal mediaberita, redaksi tidak lagi sepenuhnya mendominasi keputusan penentuan topik berita.

This thesis is written to research on the forms of collective audience gatekeeping inpackaging and serving news in the Tribunnews.com during the gubernatorial election period in DKI Jakarta in 2017. The selected news articles in this research are those in the period of 1 18 April 2017. The digital era has changed a lot of theories in journalism. Collective gatekeeping is a new form of gatekeeping theory that has been used in conventional mass media.
Nowadays, gatekeeping theory is no longer relevant since the audience has access and tools to directly participate in publishing information or events as news, and this means that the domination of the mass media in defining topics has been eroded. Collective audience gatekeeping has emerged to become a new form of gatekeeping where the audience participates in the process of searching for topics all the way to publishing them as news. The research utilizes quantitative research approach with case study method. The technique for data collection is documentation, interview, and direct observation.
From the result of the research, the form of collective audience gatekeeping and of the participation of the audience in the process of online media publication in Tribunnews.com is found. Tribunnews.com has practiced collective audience gatekeeping by providing expansive space to the audienceto participate in the news topics in Tribunnews.com and in the decision on the topics tobe published based on the interests of the audience - observed through the analytic tools. This means that there has been a shift in the pattern from classical journalism practice, where each news article to be published was decided in the editorial meeting, the practice in Tribunnews.com as news media portal is that the editors have no domination over the decision on the news topic any longer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T49760
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Ibrahim Arif
"Pilkada DKI Jakarta di tahun 2017, cukup berbeda dengan pemilihan lain di banyak daerah. Dengan adanya kandidat yang dipromosikan oleh partai politik daripada kader partai dan juga status DKI Jakarta sebagai ibu kota negara dan memiliki masyarakat yang heterogen membuat pemilihan DKI Jakarta menjadi perhatian bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk partai politik nasional besar, pemilihan DKI Jakarta jelas merupakan target yang harus dimenangkan. Pemilihan DKI Jakarta tahun 2017 juga digunakan oleh parpol sebagai ajang 'pemanasan' menjelang Pemilihan Umum 2019. Pencalonan Basuki Tjahaya Purnama cukup kontroversial karena awalnya Basuki tidak mau bergabung dengan parpol karena menurut dia selalu ada mas kawin, serta memberikan sinyal ke depan secara mandiri. Penolakan di internal PDIP terasa dengan kader kader terutama dari dewan DPD PDIP DKI Jakarta. Juga, dugaan korupsi dan reklamasi  juga menjadi kontroversi. Karena keputusan PDIP untuk mendukung Basuki Tjahaya Purnawa menjadi fokus utama, para peneliti ingin tahu bagaimana konflik politik partai PDI-P dan juga apa faktor di balik PDI Perjuangan membawa Basuki Tjahaya Purnama sebagai calon Gubernur di Jakarta 2017 Jakarta Pemilihan. Sumber data penelitian ini dengan pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung melalui wawancara. Data sekunder yang digunakan sendiri dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara tidak langsung seperti dokumen, media atau literatur sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara mendalam dan studi pustaka. Informan yang menjadi sasaran peneliti untuk melihat dinamika yang terjadi di internal PDIP adalah pengurus DPP, pengurus DPD dan pihak yang keluar dari PDI Perjuangan. Untuk menyeimbangkan informasi, peneliti juga mencari informasi dari beberapa media (cetak atau elektronik) yang terkait dengan diskusi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa telah terjadi dinamika politik internal yang disebabkan oleh Basuki Tjahaya Purnama, khususnya DPD DKI yang menginginkan kader yang menjadi calon peserta lomba dalam pemilihan DKI Jakarta, Basuki juga memiliki karakter keras dan menganggap partai politik tidak penting. , kebijakan buruk dan komunikasi yang buruk, juga tidak mau ikut seleksi oleh DPD DKI Jakarta. Rekrutmen Basuki adalah dominan, dimana pengusungan Basuki merupakan hak prerogatif dari Megawati Soekarno Putri, meskipun terdapat achievement oriented.

The DKI Jakarta Pilkada in 2017 is quite different from other elections in many regions. The presence of candidates promoted by political parties rather than party cadres as well as the status of DKI Jakarta as the capital city of the country and having heterogeneous communities makes the election of DKI Jakarta a concern for all the people of Indonesia. For large national political parties, the election of DKI Jakarta is clearly a target that must be won. The election of DKI Jakarta in 2017 is also used by political parties as a 'warming up' event ahead of the 2019 General Election. Basuki Tjahaya Purnamas candidacy is quite controversial because Basuki initially did not want to join political parties because according to him there were always dowry, as well as independently providing forward signals. The internal PDIP rejection was felt with cadre cadres, especially from the council of the DKI Jakarta PDIP. Also, allegations of corruption and reclamation have also been controversial. Because the PDIP's decision to support Basuki Tjahaya Purnawa was the main focus, the researchers wanted to know how the political conflict of the PDI-P party and also the factors behind PDI Perjuangan brought Basuki Tjahaya Purnama as the Governor candidate in Jakarta 2017 Jakarta Election. The source of this research data is by collecting primary and secondary data. Primary data, namely data obtained directly through interviews. Secondary data used alone in this study are data obtained indirectly such as documents, media or literature in accordance with the research objectives. Data collection techniques used by researchers are in-depth interviews and literature studies. The informants who were the target of the researchers to see the dynamics that occurred inside the PDIP were DPP administrators, DPD administrators and those who left PDI Perjuangan. To balance information, researchers also seek information from several media (print or electronic) related to the discussion. The results of this study indicate that there has been an internal political dynamics caused by Basuki Tjahaya Purnama, especially the DKI DPD who wants cadres who are candidates in the DKI Jakarta election contest, Basuki also has a strong character and considers political parties not important. , bad policies and poor communication, also do not want to participate in the selection by the DKI Jakarta DPD. Basuki Recruitment is a dominant Ascrieptive Style, where Basukis support is a prerogative of Megawati Soekarno Putri, even though there is achievement oriented."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library