Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sekar Ayu Danastri
"Salah satu aspek penting dalam geoteknik adalah penurunan tanah, yaitu deformasi vertikal yang terjadi akibat beban eksternal pada lapisan tanah jenuh air. Fenomena ini dapat berdampak serius terhadap keberfungsian infrastruktur jika tidak dianalisis sejak tahap awal perencanaan. Kota Batam sebagai wilayah dengan pembangunan infrastruktur yang pesat memiliki kondisi tanah yang beragam dan sebagian besar terdiri atas tanah berbutir halus dengan karakteristik fisik yang bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi besarnya penurunan tanah berdasarkan integrasi data Piezocone Penetration Test (CPTu) dan uji laboratorium tanah. Metode yang digunakan mencakup klasifikasi jenis tanah berdasarkan parameter CPTu (menggunakan pendekatan Robertson), perhitungan penurunan primer dengan metode Schmertmann (1978), serta penurunan konsolidasi dengan metode Terzaghi (1943) menggunakan parameter hasil uji laboratorium seperti indeks kompresibilitas (Cc), angka pori awal (e₀), dan koefisien konsolidasi (Cv). Hasil analisis menunjukkan bahwa lapisan lempung jenuh yang tersebar di 32 titik CPTu memiliki potensi penurunan yang tinggi (136,82 cm). Daerah dengan dominasi tanah lempung lunak menunjukkan penurunan konsolidasi yang signifikan dibandingkan dengan penurunan primer. Zonasi penurunan tanah di lokasi penelitian menunjukkan sebaran nilai penurunan yang tidak merata, dengan konsentrasi penurunan tinggi teridentifikasi pada beberapa area tengah, barat daya, dan timur. Pola ini tidak menunjukkan arah gradien yang seragam, melainkan dipengaruhi oleh variasi lokal seperti ketebalan lapisan tanah kompresibel, kondisi litologi bawah permukaan, serta posisi geomorfologis yang mendukung akumulasi sedimen halus jenuh air. Temuan ini dapat menjadi dasar dalam penyusunan strategi mitigasi teknis serta perencanaan infrastruktur yang memperhitungkan karakteristik geoteknik setempat secara lebih detail dan responsif.

One of the critical aspects in geotechnical engineering is soil settlement, which refers to the vertical deformation that occurs due to external loads acting on water-saturated soil layers. This phenomenon can have serious implications for infrastructure performance if not properly analyzed from the early stages of planning. Batam City, as a region experiencing rapid infrastructure development, presents diverse soil conditions, largely dominated by fine-grained soils with varying physical characteristics. This study aims to analyze and evaluate the magnitude of soil settlement through the integration of Piezocone Penetration Test (CPTu) data and laboratory soil testing. The methods applied include soil classification based on CPTu parameters using the Robertson approach, primary settlement calculation using the Schmertmann method (1978), and consolidation settlement estimation based on the Terzaghi method (1943), utilizing laboratory-derived parameters such as compression index (Cc), initial void ratio (e₀), and coefficient of consolidation (Cv). The analysis indicates that saturated clay layers identified at 32 CPTu locations exhibit a high potential for settlement, with a total estimated value of 136.82 cm. Areas dominated by soft clayey soils show significantly greater consolidation settlement compared to primary settlement. The spatial distribution of total settlement across the study area reveals an uneven pattern, with high settlement concentrations identified in several zones in the central, southwestern, and north parts. This distribution does not follow a consistent directional gradient but is instead influenced by local variations in compressible layer thickness, subsurface lithology, and geomorphological settings that facilitate the accumulation of saturated fine-grained sediments. These findings serve as a basis for developing technical mitigation strategies and infrastructure planning that are responsive to the variability of local geotechnical conditions."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Aulia Zahra Dienise
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakterisasi tanah dan daya dukung tanah di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, sebagai dasar perencanaan pembangunan infrastruktur panel surya. Metode yang digunakan meliputi integrasi data Piezocone Penetration Test (CPTu) sebanyak 22 titik, Standard Penetration Test (SPT) sebanyak 22 titik, dan uji laboratorium tanah. Jenis tanah diklasifikasikan berdasarkan metode Robertson (SBTn) dan divalidasi dengan sistem klasifikasi USCS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah studi didominasi oleh tanah lempung lanauan hingga lanau lempungan (zona SBTn 3 dan 4), yang termasuk tanah kohesif dengan plastisitas sedang hingga tinggi. Karakteristik fisik dan mekanik tanah menunjukkan kadar air berkisar 15 47%, berat jenis dominan > 2,60, nilai indeks plastisitas mencapai 47%, kohesi hingga 1,73 kg/cm², dan sudut geser dalam berkisar 7–19°. Nilai N-SPT bervariasi dari 3 hingga 50, menunjukkan keragaman kepadatan relatif antar lapisan. Analisis daya dukung tanah menggunakan metode Schmertmann (1978) menghasilkan nilai daya dukung ultimate (qu) rata-rata sebesar 1401 kN/m² untuk tanah lempungan dan 1495 kN/m² untuk tanah pasiran. Setelah diterapkan faktor keamanan (FS = 3), nilai daya dukung izin (qa) umumnya memadai untuk mendukung struktur dengan beban ringan seperti panel surya, dengan beberapa titik > 250 kN/m². Namun, ditemukan zona dengan qa < 150 kN/m² yang berisiko teknis dan direkomendasikan untuk dilakukan perbaikan tanah lokal. Hasil integrasi karakterisasi tanah dan daya dukung menunjukkan bahwa zona paling ideal untuk pembangunan panel surya terletak pada bagian utara dan barat laut lokasi penelitian, yang berasosiasi dengan tanah pasiran dan tanah kaku dengan daya dukung tinggi.

This study aims to analyze soil characterization and bearing capacity in Batam City, Riau Islands Province, as a basis for planning solar panel infrastructure. The methods used include the integration of 22 Piezocone Penetration Test (CPTu) points, 22 Standard Penetration Test (SPT) points, and laboratory soil testing. Soil types were classified based on the Robertson method (SBTn) and validated using the USCS classification system. The results indicate that the study area is predominantly composed of silty clay to clayey silt (SBTn zones 3 and 4), classified as cohesive soils with medium to high plasticity. Physical and mechanical soil properties show water content ranging from 15–47%, specific gravity generally > 2.60, plasticity index up to 47%, cohesion up to 1.73 kg/cm², and internal friction angle between 7–19°. N-SPT values vary from 3 to 50, indicating differences in relative density between layers. Bearing capacity analysis using the Schmertmann method (1978) yielded average ultimate bearing capacity (qu) values of 1401 kN/m² for clayey soils and 1495 kN/m² for sandy soils. After applying a safety factor (FS = 3), the allowable bearing capacity (qa) was generally sufficient to support light structures such as solar panels, with several points exceeding 250 kN/m². However, zones with qa < 150 kN/m² pose technical risks and are recommended for local soil improvement. The integrated analysis of soil characterization and bearing capacity suggests that the most suitable zones for solar panel development are located in the northern and northwestern parts of the study area, associated with sandy and stiff soils with higher bearing capacity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library