Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Yusup Widayanto
Abstrak :
Satelindo Telecast Services (Asia Link) merupakan suatu jenis layanan produk telekomunikasi dengan memanfaatkan teknologi transmisi satelit yang memiliki peluang bisnis yang cukup besar untuk meningkatkan pendapatan PT. Satelindo. Pada kenyataannya tingkat penggunaan layanan jasa telecast sejak mulai diluncurkan pada tahun 1998 hingga sekarang angka pertumbuhannya kecil dan cenderung fluktuatif serta sangat bergantung pada kondisi sosial, politik serta keamanan nasional. Tulisan ini membahas tentang bagaimana perkembangan bisnis layanan jasa telecast dilihat dari produk yang sudah dipasarkan, dimana bila ditinjau dari sisi pertumbuhan pendapatan menunjukkan kurangnya minat pelanggan untuk menggunakan layanan jasa telecast. Pembahasan dilakukan dengan menggunakan alat bantu matrik internal dan eksternal, metode analisa SWOT, analisa produk serta analisa persaingan industri, dan dari hasil analisa tersebut diperoleh altematif strategi yang dianalisa dengan menggunakan matrik QSPM. Dibandingkan dengan pesaingnya (PT Telkom), Asia Link masih lebih unggul dengan skor total 3,45 (skor PT Telkom: 3,32), serta berada pada kuadran I dengan strategi S-0 atau strategi agresif yaitu memanfaatkan peluang yang ada dengan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan hasil analisa diperoleh strategi pemasaran yang diusulkan, yaitu: Peningkatan jangkauan serta kualitas layanan dengan melakukan promosi yang lebih efektif serta diiringi dengan penyesuaian tarif yang sesuai bagi pelanggan atau pengguna layanan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14943
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairul M.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syiilvia Sazumi
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi dampak dari sebuah iklan banner produk telepon seluler di Internet. Peneliti melakukan riset eksploratori terlebih dahulu untuk mengetahui variabel-variabel yang dianggap dapat mempengaruhi dampak dari sebuah iklan banner di Internet, yaitu kontak dan perhatian konsumen, desain konten iklan, sikap konsumen terhadap iklan, dan tingkat keterlibatan produk yang dimiliki konsumen. Hasil riset tersebut kemudian menjadi input bagi riset konklusif (deskriptif) penelitian ini. Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa dan karyawan swasta yang merupakan frequent Internet user, memiliki telepon seluler dan pernah melihat iklan banner dari merek telepon seluler mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap iklan banner merupakan faktor yang paling mempengaruhi dampak dari sebuah iklan banner di Internet, disusul dengan kontak dan perhatian konsumen terhadap iklan tersebut. Kedua variabel lain tidak terbukti memiliki pengaruh terhadap dampak dari iklan banner di Internet dalam penelitian ini.
The focus of this research is factors that influence Internet banner advertising Effect for cellular phone products. Researcher used exploratory research to determine variables that might affect Internet banner advertising effect, which are contact and attention, content design, Internet advertising attitude, and level of product involvement. The result of the exploratory research is used as an input in conclusive (descriptive) research. The sample is ndergraduate students and employees working in private sector in Jakarta. The result of this research shows that Internet advertising attitude is the most influential factors of Internet banner advertising effect, followed by consumers? contact and attention. The remaining variables have no influence on Internet banner advertising effect in this research.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6664
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Sehyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Pembayaran tagihan listrik, air, telepon, kartu kredit, dan lain-lain melalui bank merupakan produk layanan perbankan yang relatif baru dan telah menjadi populer dewasa ini. Pembayaran dapat dilakukan melalui loket-loket yang telah disediakan oleh bank, langsung ke teller, atau bisa lewat mesín ATM, seperti yang ditawarkan oleh beberapa bank. Banyak bank telah meluncurkan produk ini karena selain agar dapat bersaing bank juga memperoleh pendapatan yang disebut fee based income.

Produk layanan pembayaran terpadu tersebut berhasil memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap layanan yang cepat, mudah, dan nyaman. Namun seberapa cepat, mudah, atau nyaman? Karena keinginan konsumen semakin meningkat. Pelayanan yang dahulu cepat sekarang menjadi lambat. Apalagi dengan munculnya electronic banking atau on-line banking, yang menjanjikan pelayanan perbankan anytime dan anywhere. OIeh karena itu perlu dijajaki kernungkinan diluncurkannya produk pembayaran secara on-line, melalui media elektronik tersebut.

Dari semua medía eíektronik yang dapat digunakan untuk on-line banking, telepon merupakan media yang paling bersahabat dengan konsumen. Selain Penyebarannya lebih merata, penggunaannya pun leblh mudah. Bandingkan dengan Internet dan on-line PC. Selain itu beberapa bank ternyata sudah memiliki fasilitas Phone banking (transaksi perbankan lewat telepon) sejak lama. Selama ini fasilitas tersebut kebanyakan hanya digunakan untuk pemberian informasi perbankan seperti informasi saldo, produk, rate deposito. Padahal phone banking dapat diguriakan Iebih dari itu. Phone banking dapat melayani transaksí perbankan seperti halnya transaksi di depan teller, kecuali uang kas. Sehingga secara teknis maupun konsep, phone banking dapat digunakan untuk melakukan pembayaran, sehingga konsumen dapat melakukannya anytime dan anywhere.

Namun, walaupun secara teknis dan konsep dapat dilakukan, harus diselidiki dahulu bagaimana kemauan serta persepsi konsumen, Dengan menggunakan metode riset kuantitatif, dilakukan survei terhadap 110 responden. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan berikut : Pertama, Yang paling dianggap penting oleh konsumen terhadap layanan pembayaran tagihan adalah adanya bukti pembayaran, disusul oleh layanan yang dapat diakses anytime dengan proses yang cepat (kurang dan lima menit), dapat diakses dari berbagai tempat (anywhere), dapat dilakukan secara debet rekening, tanpa perlu membawa uang tunal, serta mendapatkan panduan dalam melakukan pembayaran. Kedua, Terjadi gap antara keinginan konsumen terhadap layanan pembayaran dengan fitur-fitur phone banking secara umum. Misalnya, konsumen menginginkan adanya bukti pembayaran, sedangkan pada phone banking tanda bukti pembayaran langsung berupa kertas kurang / tidak ditawarkan. Sebaiknya phone banking menawarkan alternatif transaksi lewat media elektronik, namun hal tersebut kurang diminati oleh konsumen. Ketiga, dari segi persepsi, terlihat bahwa pembayaran melalui phone banking dianggap cepat, mudah, efisien, dan nyaman. Tingkat kecepatan dan kemudahan dianggap lebih dan baik sedangkan efisiensi dan kenyamanan berada dalam kategori baik. Khusus tingkat keamanan dan kerahasiaan, bagi konsumen tingkat keamanan dan kerahasiaan pembayaran melalui phone banking masih berada di bawah kategon baik. Keempat, pilihan konsumen atas fitur-fitur pembayaran yang tepat untuk diterapkan pada phone banking menunjukkan kecenderungan pada fitur-fitur yang sudah dikenal, mísalnya tagihan telepon, listrik, air minum, dan kartu kredit.

Penelitian ini dibatasi pada wants dan persepsí konsumen. Wants dan persepsi hanya salah satu faktor yang mempengaruhi pengadaan keputusan manajemen bank. Sedangkan masíh banyak faktor lain yang harus dipertimbangkan seperti biaya, kemampuan sumber daya, trend teknologi, dan tujuan perusahaan (bank) itu sendiri. OIeh karena itu hasil penelitian ini belum menjamin kesuksesan hasil keputusan yang diambil oleh manajemen. Penelitian ini harus didukung oleh analisis yang jitu terhadap faktor-faktor tersebut.
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T1985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beck, John
Abstrak :
Almost a quarter century after their core management principles put them in nearly unassailable positions of market dominance, Japanese firms like Toyota, Sony, and Honda are still the standards to which other corporations aspire. Today, Japan's NTT DoCoMo is on the verge of attaining equal stature. DoCoMo is the world's second-largest mobile phone operator and, with its I-mode system, the first to roll out real, viable third-generation applications like Internet-ready mobile phones. This quantum leap in technology will very soon change the way we all send and receive information, from e-mail, paging, and voice to graphic business applications and entertainment.
New York: American Management Association;, 2003
e20438052
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Every end-user of goods and/or services available at community, for individual benefit, family, other person and another human kinds has the right to legal protection. Cellular-phones user have the right to legal protection from any illegal action conducted by cellular operator. A decision giving beneficial impact to the consumer of cellular-phone is KPPU's decision No. 07/KPPU-L/2007. The benefit is reduction on cellular-phone tariff according to government in this case Department of Communication and Information dated 4 February 2008 concerning policy on tariff of phone service including cellular-phone. A new thing which shall receive appreciation from the KPPU's decision is to place consumer interest as priority in its evaluation over violation of article 27 of Act No. 5 year 1999 concerning Antimonopoly and Unfair Competition.
JUHUBIS
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
entering the 21st century, Indonesian telecommunication industri have totally changed as the reformation era begins its journey on the ruling of telecommunication with the 36th act of 1999, which has the essence not only about giving new lecenses and implementation of telecommunication technology, but also about liberalization on telecommunication sector it self with the increasing part from private industries, demostic market access opening, and regulation changes that is more market oriented. with those changes, it is clear that anyone-without any exception-who wants to run this promising business, needs strategy in managing, defending, and increasing the quality of the products and services as well as developing the common business with technology development and market demands. smart card public phone (TUK-S) as one of the public phone services given by telkom is expected to reach all segments of community and given new solution in communication. TUK-S is one of the alternative for public to communicate, which generally is very easy to be expanded in terms of services types, very easy to be increased in technology, dan can also be combined with any other Telkom's services. the alternatives given by Telkom is not only to gain profit, but more to it is to fulfil the consumer's needs of communication. regretfully, due to the fast growing development in telecommunication industry made Telkom feels that this business is one of the areas in Indonesia. in this thesis, the writer would like to change the paradigm that describing this business as an unprofiting business for Telkom. the substance in this research shall more be focused on public phone services in general, and how the condition, location and position from terminals according to product charateristics on the services. and also from the marketing aspects which is the marketing mix. from this research, it can be gained that the location of TUK-S with a profile such as airports, hotels, travels, and arthops are the profiles most productively seen from the charging productivity that can be obtained. this result is also supported by one of the relocation testing which has been done within the months of July until September 2002. from the testing, it has known that there's charging productivity which at least gives 100-5000 in percentage. conclusion of this research can be seen in potensial profiles and productive, which among those are Airports, Hotels, travels, and art shops that can be used as a model by telkom in order to managing the products or other services.
JTIT 5:1 (2004)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mudjijono
Abstrak :
Kajian ini ingin menjawab pertanyaan dasar, memperhatikan kondisi dari media sosial saat ini apakah perlu adanya pengawasan dan bimbingan bagi pengguna handphone atau telepon genggam yang masih usia sekolah? Kemudian, siapakah yang perlu melakukan pengawasan dan bimbingan pemakaian handphone? Kajian ini dilakukan setiap 10 orang informan dari dua sekolah yang ada di Yogyakarta dengan menggunakan metode observasi, pengamatan, dan wawancara. Metodologi fungsional Malinowski dipinjam untuk membantu memahami permasalahan ini, yakni dengan penekanan kebutuhan kebudayaan yang didasarkan atas kebutuhan instrumen (pendidikan, hukum, dan sosial kontrol) dan kebutuhan integrasi (ketenangan psikologis dan harmoni sosial). Hasil kajian menunjukkan, baha siswa dan anak-anak perlu adanya pengawasan orang tua dan anggota keluarga yang sudah senior serta guru.
Yogyakarta: BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA D.I. YOGYAKARTA, 2017
400 JANTRA 12:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mohadi Prasetyo
Abstrak :
Dengan pesatnya pertumbuhan kepemilikan dan penggunaan telepon seluler di seluruh dunia, gangguan telepon seluler telah menjadi ancaman nyata bagi pejalan kaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana gangguan telepon seluler di kalangan pejalan kaki. Observasi lapangan dan wawancara digunakan untuk mencatat gangguan telepon seluler, perilaku pejalan kaki yang tidak aman, dan aktivitas pejalan kaki menggunakan telepon seluler. Uji chi-square Pearson dan uji eksak Fisher dilakukan untuk menganalisis hubungan antara gangguan ponsel dan perilaku tidak aman pejalan kaki serta pengaruh faktor sosio-demografis terhadap gangguan ponsel. Selain itu, Cramer's V digunakan untuk mengukur seberapa kuat variabel-variabel tersebut terkait. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pejalan kaki yang melihat ponsel saat mendekat cenderung tidak melihat ke kiri dan ke kanan (lalu lintas) sebelum menyeberang dibandingkan dengan gangguan ponsel lainnya. Selain itu, SMS dan telepon mendorong pejalan kaki untuk menyeberang di luar penyeberangan yang telah ditentukan dibandingkan dengan gangguan lainnya. Selain itu, melihat notifikasi merupakan aktivitas paling umum di kalangan pejalan kaki yang mengganggu perhatian mereka saat menyeberang. ......With the rapid growth of mobile phone ownership and usage worldwide, mobile phone distraction has become a real threat to pedestrians. This research aimed to examine the extent of mobile phone distraction among pedestrians. Field observations and interviews were employed to record mobile phone distractions, unsafe pedestrian behaviours, and pedestrians’ activities on mobile phones. The Pearson chi-square and Fisher’s exact test were performed to analyse the association between mobile phone distractions and pedestrian unsafe behaviours and the influence of socio-demographic factors on mobile phone distractions. In addition, Cramer’s V was employed to measure how strongly the variables are associated. The result of the research revealed that pedestrians who were looking at a mobile phone when approaching tend to not look left and right (traffic) before crossing compared to other mobile phone distractions. Moreover, texting and calling encourage pedestrians to cross outside the designated crosswalk compared to other distractions. In addition, seeing a notification was the most common activity among pedestrians that distracted them when crossing.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>