Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Gunawan
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004
170 IND m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Torney, John C.
Yogyakarta: Kanisius, 2006
152.42 TOR o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Taniguchi, Masaharu
Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2015
170 TAN b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hong, Yingming
Beijing: New World Press, 2003
SIN 181.11 HON t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Baby Ahnan
Abstrak :
Hidup tampak merupakan lingkar pengulangan problem dari waktu ke waktu, demikian pengamatan subjetif dan intersubjektif lingkup kecil hidup keseharian sebagai awal penelitian ini. Proses pembelajaran hidup ditempuh melalui garis linear partikular- bukan secara kumulatif, yang akan terhenti pada saat hidup individu pun berhenti. Hasil pembelajaran dapat ditransfer pada individu lain secara tertutur maupun tertulis, namun individu baru akan menerimanya hanya sebagai teori, bila dia belum atau tidak mengalami problem yang sama, sehingga pembelajaran hidup pada individu baru dimulai kembali dari awal. Ragam problem pada ragam subjektivitas hadir dalam kehidupan dari waktu ke waktu, sementara pembelajaran hidup yang efektif diasumsikan baru terjadi melalui penggabungan pengalaman dan teori. Hidup menjadi semacam lingkar pengulangan kesalahan dari waktu ke waktu. Konsep ontologis Dasein Heidegger tentang keberadaan manusia adalah "keterlemparan" diri (Geworfenheit, Heidegger 1962) ke "sana". Manusia tidak dapat memilih ke mana dia terlempar; manusia tidak dapat memilih problem yang akan dialaminya. Pembelajaran hidup nyaris sebagai usaha yang sia-siap untuk menghasilkan kehidupan yang lebih "pandai" dalam lingkup universal, namun tetap berguna secara partikular. Merujuk pada ragam problem dan ragam subjektivitas, diasumsikan dibutuhkan rumusan yang tetap yang tidak jatuh pada perubahan matra ruang dan waktu. Ilmu Pengetahuan yang terkait langsung dengan masalah ini adalah filsafat dan psikologi-psikiatri. Pada umumnya filsafat adalah pemikiran yang mendasar dan menyeluruh tanpa terlalu mempermasalahkan praksis, sebaliknya psikologi-psikiatri adalah ilmu empiris yang tidak terlalu mempermasalahkan pemikiran yang mendasar dan menyeluruh. Dengan dasar pemikiran ini konsep autentisitas paradigma eksistensialis terpilih untuk diteliti. Soren Aabye Kierkegaard sebagai "Bap* Eksistensialisme" adalah peletak dasar eksistensialisme dan autentisitas. Melalui pandangan Kierkegaard yang disejajarkan dengan pandangan para pemikir filsafat dan psikologi-psikiatri, melalui analisa logis dan refleksi pengalaman dan pengamatan subjektif, konsep autentisitas dapat tercerap dengan lebih jelas. Autentisitas memandang manusia sebagai substansi kosmos. "Manusia adalah sintesa antara ketakterbatasan dan keterbatasan, antara yang mewaktu dan yang abadi, antara kebebasan dan kepentingan" (Kierkegaard 1954). Manusia sebagai keterbatasan mewakili karakter keterbatasan: perbedaan, konflik, kausalitas, dan karenanya "pusaran nasib berlaku padanya" (Buber 1986). Mengikuti karakter keterbatasan sebagai arus-deras hidup keseharian sebagai contoh: mengerjakan yang dikerjakan orang lain pada umumnya, melakukan apa yang orang lain.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
D1577
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Harjanto
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2018
113.8 RUD f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bachtiar Alam
Abstrak :
ABSTRAK
Adalah suatu kenyataan yang tak dapat dipungkiri, bahwa dalam setiap masyarakat, kepercayaan keagamaan berkaitan erat dengan gejala-gejala sosial yang terwujud dalam masyarakat tersebut.

Dalam arti ini, bila kita melihat kebudayaan sebagai:

suatu pola dari pengertian-pengertian yang terwujud sebagai simbol-simbol, yang ditransmisikan secara historis; suatu sistem dari konsepsi-konsepsi yang diwariskan dan diekspresikan dalam bentuk-bentuk simbolik, yang dengan bantuan mana manusia mengkomunikasikan, melestarikan dan mengembangkan pengetahuan dan sikapnya terhadap kehidupan (Geertz 1973c:81),

maka agama dapat kita lihat sebagai bagian dari kebudayaan, yang secara khusus berkenaan dengan konsepsi-kon-sepsi manusia yang paling mendasar dan hakiki, yakni etos dan pandangan hidup_
1984
S13700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library