Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Titiek Resmisari
"Insiden medication errors di RS X menunjukkan peningkatan terutama di unit farmasi meskipun sebagian besar termasuk kejadian nyaris cedera. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran insiden medication errors di unit farmasi RS X dan menganalisis hubungannya dengan faktor karakteristik individu, sifat dasar pekerjaan dan lingkungan organisasi serta manajemen. Desain penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen dengan data kasus berdasarkan data sekunder laporan keselamatan pasien.
Hasil penelitian menunjukkan program pencegahan dan tindak lanjut belum berjalan efektif dengan mayoritas insiden terjadi akibat kesalahan pembacaan resep dan ketidakpatuhan petugas menerapkan prosedur. Faktor penyebab lainnya adalah faktor pengalaman, kondisi overtime, penumpukan tugas, permasalahan komunikasi dan tidak adanya pelatihan kefarmasian. Dengan demikian perlunya peningkatan kepatuhan petugas dalam melaksanakan pekerjaan sesuai prosedur, merancang kembali sistem gateway, pengaturan jadwal kerja dan pelatihan terkait kefarmasian.

Incidence medication errors in hospitals X is increasing especially in the pharmacy unit although most of them are nearmiss. The aim of this study is to describe the incidence of medication erros in pharmacy unit hospital X and analyze its relationship with individual characteristic, the nature of work and organizational environment and management factors. Design of this study is a case study qualitative research. Data collection was obtained through in-depth interviews and document review based on secondary data case report patient safety.
The results showed prevention programs and follow-up incident had not been effective with the majority of errors occured due to the false-reading prescription and non-compliance officers in applying the procedure. Another contributing factors are experience factor, overtime, competing tasks, communication problems and lack of training of pharmacy. Thus it is needed to improve the compliance officer in carrying out the work according to procedures, redesigning the gateway system, setting work schedules and pharmacy training."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Fathiyah
"Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) adalah alat kesehatan sekali pakai yang mendukung pelayanan di rumah sakit. Persediaan BMHP di Rumah Sakit Universitas Indonesia memiliki permasalahan ketidaksesuaian antara persediaan dengan pemakaian sehingga terjadi overstock atau deadstock di Unit Farmasi RSUI. Studi perencanaan dengan metode Always, Better, Control (ABC) dan Minimum Maximum Stock Level (MMSL) perlu dilakukan untuk menentukan prioritas serta jumlah persediaan minimum dan maksimum BMHP. Penelitian dilakukan secara observasional dengan menggunakan data retrospketif berupa data pengadaan dan pemakaian Unit Farmasi RSUI periode 2021—2022. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan pola persediaan BMHP serta menganalisis pengelolaan BMHP di Unit Farmasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah pemakaian BMHP pada 2021 dan 2022. Selanjutnya untuk mengevaluasi pengelolaan, dari 930 item BMHP dapat dikelompokkan prioritasnya dengan metode ABC menjadi kelompok A (74 item), kelompok B (184 item), dan kelompok C (672 item). Kemudian, dari perhitungan MMSL didapatkan stok minimal dengan rentang 0,9—35.690 unit dan stok maksimal dengan rentang 0,18—98.007 unit. MMSL juga bisa menurunkan nilai investasi dari stok akhir tahun hingga 77% sehingga kemungkinan terjadinya overstock dan deadstock bisa dikurangi. Hal ini membuktikan bahwa analisis dengan ABC dan MMSL bisa membantu rumah sakit menentukan prioritas dan melakukan pemesanan sesuai perhitungan.

Consumable medical materials (CMM) are single-use medical devices that support healthcare services in hospitals. The stock of consumable medical materials at RSUI have problem of discrepancy between the inventory and usage leading to overstock or deadstock in the hospital's Pharmacy Unit. A planning study using the Always Better Control (ABC) method and Minimum Maximum Stock Level (MMSL) needs to be conducted to determine priorities and the minimum and maximum stock quantities. This research conducted on observational basis using retrospective data on procurement and usage from the RSUI Pharmacy Unit for the period of 2021—2022. This study aimed to understand the changes in CMM inventory patterns and to analyze the management of CMM in the Pharmacy Unit. The results of the research show that there were differences in the amount of CMM usage between 2021 and 2022. Furthermore, to evaluate the management out of 930 CMM items, their priorities were classified using the ABC method into Group A (74 items), Group B (184 items), and Group C (672 items). Subsequently from the MMSL calculation, the minimum stock level ranged from 0.9—35.690 units, and the maximum stock level ranged from 0.18—98.007 units. MMSL also reduced the year-end stock investment value by up to 77%, thereby decreasing the likelihood of overstock and deadstock. This demonstrates that the ABC and MMSL analysis can assist hospitals in setting priorities and placing orders based on calculations."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library