Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Sisilia
"Pedagang Besar Farmasi yang juga disingkat PBF adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. PT. Teknologi Medika Pratama Depok merupakan salah satu PBF yang memiliki izin untuk dapat mendistribusikan salah satunya prekursor farmasi. Prekursor farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan baku/penolong untuk keperluan proses produksi industri farmasi atau produk antara, produk ruahan, dan produk jadi. Pengelolaan prekursor farmasi yang memiliki ketentuan khusus penting untuk diperhatikan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan/atau kehilangan prekursor farmasi dari jalur distribusi resmi. Tujuan dari tugas khusus ini adalah melakukan evaluasi pengelolaan prekursor farmasi dalam hal kualifikasi pemasok, pengadaan, penerimaan dan penyimpanannya. Hasil menunjukkan bahwa penerapan kualifikasi pemasok, pengadaan, penerimaan dan penyimpanan prekursor farmasi sudah sangat sesuai dengan persentase kesesuaian secara berurut yaitu 100%, 100%, 100% dan 93,33%.
Pharmaceutical Wholesalers, also abbreviated as PBF, are companies in the form of legal entities that have permits for the procurement, storage, distribution of drugs and/or drug ingredients in large quantities in accordance with the provisions of laws and regulations. PT. Teknologi Medika Pratama Depok is one of the PBFs that has a permit to distribute one of which is pharmaceutical precursors. Pharmaceutical precursors are substances or starting materials or chemicals that can be used as raw materials/auxiliaries for the purposes of the pharmaceutical industry production process or intermediate products, bulk products, and finished products. The management of pharmaceutical precursors that have special provisions is important to note to prevent deviations and/or loss of pharmaceutical precursors from official distribution channels. The purpose of the special task is to evaluate the management of pharmaceutical precursors in terms of supplier qualifications, procurement, receipt and storage. The results show that the implementation of supplier qualifications, procurement, receipt and storage of pharmaceutical precursors is very appropriate with the percentage of conformity in sequence, 100%, 100%, 100% and 93.33%. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Michicho Citra Zhangrila
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) berperan sebagai distributor serta penghubung antara pemasok bahan baku ke industri farmasi, maupun industri farmasi ke fasilitas kesehatan. Dalam menjalankan tugasnya sebagai distributor obat dan/atau bahan obat, diperlukan standar untuk mengatur cara distribusi yang baik untuk memastikan terjaganya mutu selama proses distribusi. Salah satu hal penting dalam proses distribusi oleh PBF adalah penyimpanan yang memiliki ketentuan berbeda tergantung kategori atau jenis produknya. Pada penelitian ini, dilakukan evaluasi kesesuaian penyimpanan obat reguler, cold-chain product, psikotropika, dan prekursor farmasi di salah satu PBF terbesar di Indonesia, yaitu PT Anugerah Pharmindo Lestari (PT APL) – Jakarta Distribution Center (JDC) terhadap CDOB 2020. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan di lapangan (observasi) dan melalui kegiatan tanya-jawab dengan narasumber (wawancara). Berdasarkan hasil evaluasi kesesuaian menggunakan metode evaluasi deskriptif dan analisis campuran dengan skala Guttman, PT APL-JDC telah memenuhi 90,91% (10 dari total 11 poin) ketentuan penyimpanan obat reguler menurut CDOB 2020, 83,33% (5 dari total 6 poin) ketentuan penyimpanan cold-chain product menurut CDOB 2020, serta 100% (3 dari total 3 poin) ketentuan penyimpanan psikotropika dan prekursor farmasi menurut CDOB 2020.
Pharmaceutical Wholesalers (PBF) act as distributors and intermediaries between suppliers of raw materials to the pharmaceutical industry, as well as the pharmaceutical industry to healthcare facilities. In carrying out its role as a distributor of drugs and pharmaceutical materials, PBF requires a standard to regulate suitable distribution methods to ensure quality is maintained during the distribution process. One of the crucial things in the distribution process by PBF is storage which has different provisions depending on the category or type of product. This study evaluated the suitability of regular drug storage, cold-chain products, psychotropics, and pharmaceutical precursors at one of the largest PBFs in Indonesia, namely PT Anugerah Pharmindo Lestari (PT APL) – Jakarta Distribution Center (JDC) for CDOB 2020. Data was collected through field observations and question-and-answer activities with informants (interviews). Based on the results of the conformity evaluation using the descriptive evaluation method and mixed analysis with the Guttman scale, PT APL-JDC has complied with 90.91% (10 out of a total of 11 points) of the regular drug storage requirements according to CDOB 2020, 83.33% (5 out of a total of 6 points) provisions for storage of cold-chain products according to CDOB 2020, and 100% (3 out of a total of 3 points) provisions for storage of psychotropics and pharmaceutical precursors according to CDOB 2020."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library