Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Fitriana Lupitaningrum
"PBF memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kualitas obat dan/atau bahan obat yang akan didistribusikannya. Sebagai bisnis yang beroperasi dibawah regulasi yang ketat, keakuratan dan keteraturan dalam pengelolaan dokumen merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan. Pentingnya pencatatan penerimaandokumen bukan hanya untuk mematuhi regulasi, namun juga meningkatkan efisiensi operasional.Penelitian dilakukan dengan cara menganalisis untuk mendapatkan pemahaman mendalam mengenai pengelolaan arsip di PT Farmasia Inovasi Megatrading.PT Farmasia Inovasi Megatrading telah melaksanakan pengelolaan arsip yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengadaan dokumen formulir penerimaan dan formulir pengiriman sebaiknya secara terpisah dengan warna yang berbeda. Perlu pengadaan lembar formulir peminjaman dan pengembalian dokumen di setiap map ordner.

PBF has a very important role in maintaining the quality of the drugs and/or medicinal ingredients that it will distribute.As a business that operates under strict regulations, accuracy and regularity in document management is an important thing to pay attention to. The importance of recording document receipts is not only to comply with regulations, but also to increase operational efficiency. The research was carried out by analyzing to gain an in- depth understanding of archive management at PT Farmasia Innovation Megatrading. PT Farmasia Innovation Megatrading has carried out archive management in accordance with statutory regulations. applies. Procurement of acceptance form documents anddelivery forms should be provided separately in different colors. It is necessary to provide loan forms and return documents in each orderer's folder.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rosita Kurniawan
"Pedagang Besar Farmasi PBF memiliki peran penting dalam penyaluran perbekalan kesehatan untuk mendukung upaya kesehatan dalam masyarakat. Apoteker merupakan salah satu fungsi penting yang harus ada dalam sebuah PBF. Di dalam PBF, Apoteker diberikan tanggung jawab sebagai Apoteker Penanggung Jawab PBF yang bertugas terhadap pelaksanaan ketentuan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat serta untuk memastikan penerapan CDOB. Praktik Kerja Profesi Apoteker di PT Kimia Farma Trading Distribution bertujuan untuk membantu calon apoteker memahami tugas dan fungsi apoteker di sebuah PBF. Dalam praktik kerja ini juga dilaksanakan tugas khusus yaitu analisis pareto ABC berdasarkan value dan frekuensi. Analisis ini dilakukan untuk membandingkan metode analisis pengadaan barang yang lebih cocok digunakan untuk KFTD Jakarta-1 agar tidak terjadi penumpukan maupun kekosongan barang.

Pharmaceutical Wholesalers have an important role in the distribution of health supplies to support health in the community. Pharmacists are one of the important functions that must exist in pharmaceutical wholesaler. In pharmaceutical wholesaler, pharmacist responsibles for implementation of the provision of procurement, storage, and distribution of drugs and to ensure the implementation of CDOB. The internship at PT Kimia Farma Trading Distribution aims to help prospective pharmacists understand the duties and functions of pharmacists in a pharmaceutical wholesalers. This internship also carried out a spesific assignment, analysis of pareto ABC based on value and frequency. This analysis is conducted to compare the procurement analysis method that is more suitable to be used for KFTD Jakarta 1 in order to avoid the accumulation or vacancy of goods.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Familia Maya Sari
"Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009, alkes adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. Pada intinya alkes memiliki fungsi untuk mendiagnosis dan meringankan penyakit serta mempertahankan bahkan meningkatkan kesehatan. Dalam proses pendistribusian nya, penyalur alat kesehatan (PAK) memiliki penanggung jawab yakni Apoteker yang memenuhi kualifikasi dan kompetensi sesuai perundang-undangan dimana pada pelaksanaan nya, seluruh kegiatan mengacu pada Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB) untuk memastikan mutu obat sepanjang jalur distribusi sesuai dengan persyaratan dan tujuan penggunaannya. Apoteker di PBF maupun PAK memiliki andil dan tanggung jawab yang besar dalam pengelolaan perbekalan kesehatan yang didistribusikan, baik obat maupun alat kesehatan.

According to Law of the Republic of Indonesia no. 36 of 2009, medical devices are instruments, apparatus, machines and/or implants that do not contain drugs that are used to prevent, diagnose, cure and relieve disease, treat sick people, restore health to humans, and/or form structures and improve body functions. In essence, medical devices have the function of diagnosing and alleviating disease as well as maintaining and even improving health. In the distribution process, the medical device distributor (PAK) has a person in charge, namely a Pharmacist who meets the qualifications and competence according to the law, where in its implementation, all activities refer to the Good Medical Device Distribution Method (CDAKB) to ensure the quality of medicines along the distribution route. in accordance with the requirements and intended use. Pharmacists at PBF and PAK have a big role and responsibility in managing distributed health supplies, both medicines and medical devices."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marlina Ika
"ABSTRAK
Salah satu sumber daya yang penting untuk mewujudkan kesehatan masyarakat dengan menjamin ketersediaan sediaan farmasi di masyarakat adalah fasilitas distribusi. Fasilitas distribusi atau penyaluran sediaan farmasi adalah sarana yang digunakan untuk mendistribusikan atau menyalurkan sediaan farmasi, salah satunya adalah Pedagang Besar Farmasi PBF . PT. Kimia Farma Farma Trading and Distribution KFTD sebagai salah satu PBF yang telah beroperasi sejak 2003 dan memiliki sertifikat Cara Distribusi Obat yang Baik CDOB . Praktek Kerja Profesi Apoteker PKPA di PT. KFTD Bogor bertujuan untuk memahami peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker di PBF serta memahami penerapan CDOB di PBF. Penting bagi calon apoteker untuk memiliki gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di PBF, oleh karena itu, tugas khusus yang diberikan berjudul Pelaksanaan Kepatuhan CDOB di PT. KFTD Bogor ini bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan operasional di fasilitas distribusi pada KFTD Bogor terhadap pemenuhannya terhadap aspek-aspek yang terdapat pada CDOB dengan menggunakan alat bantu Check List Pelaksanaan Kepatuhan CDOB. Berdasarkan peninjauan pada PT. KFTD Bogor, PBF ini dalam melakukan kegiatan distribusi telah berupaya sedemikian rupa untuk berpedoman pada CDOB dan penyimpangan yang ditemukan bersifat minor dan tidak mengganggu jalannya distribusi di PBF.

ABSTRACT
One of the important resources to ensure a public health is by guarantee the availability of pharmaceutical drugs in the community by distribution facility. Distribution facilities are the means used to distribute pharmaceutical drugs, such as pharmaceutical wholesalers Pedagang Besar Farmasi PBF . PT. Kimia Farma Trading and Distribution KFTD is one of many reliable pharmaceutical wholesaler which has been operating since 2003 and certified with Good Distribution Practices Cara Pembuatan Obat yang Baik CDOB . Apothecary Profession Internship at PT. KFTD aims to understand the roles, duties, and responsibilities of pharmacists in PBF and to understand CDOB implementation in PBF. It is important prospective pharmacists to have a real picture of the pharmaceutical work issues in the PBF. Therefore, a specific assignment entitled Evaluation of Operational Activites at PT. KFTD Bogor in CDOB Compliance Implementation aims to evaluate operational activities in distribution and its compliance with the aspects contained in CDOB using a tool called CDOB Compliance Check List. Based on the reviews at PT. KFTD Bogor, this PBF in conducting distribution activities has attempted in such a way as to be guided by CDOB and the irregularities found are minors and did not interfere with the distribution within the PBF. "
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fadli Maulana
"PT. Tatarasa Primatama sebagai salah satu Pedagang Besar Farmasi cukup banyak terlibat dengan informasi penting terkait data karyawan, rekanan, pemasok, dan pelanggan yang bersifat pribadi, informasi bisnis terkait transaksi jual-beli (cash flow, keuntungan, dll), keunggulan perusahaan, kepatuhan hukum, citra perusahaan, dan informasi penting lainnya. Disamping sumber daya manusianya yang penting, informasi/data pribadi yang ada di PT. Tatarasa Primatama juga merupakan aset yang penting sehingga memerlukan kebijakan keamanan informasi. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kebijakan kemanan informasi ini bisa diterapkan di PT. Tatarasa Primatama sebagai Pedagang Besar Farmasi yang masih dalam ruang lingkup CDOB sehingga dapat terlaksana dengan baik dan jaminan mutu obat tetap baik sampai diterima oleh pelanggan. Metode yang digunakan adalah observasi dan studi literatur. Hasil yang diperoleh yaitu Kebijakan keamanan informasi perlu diterapkan di PT. Tatarasa Primatama dalam rangka menjaga mutu informasi dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian agar tercapainya informasi yang terjaga kerahasiaannya, integritasnya, dan ketersediaannya.

PT. Tatarasa Primatama as a Pharmaceutical Wholesaler is quite a lot involved with important information related to personal employee, partner, supplier and customer data, business information related to buying and selling transactions (cash flow, profits, etc.), company advantages, legal compliance, corporate image, and other important information. Apart from the important human resources, personal information/data in PT. Tatarasa Primatama is also an important asset that requires an information security policy. This study aims to determine whether this information security policy can be applied at PT. Tatarasa Primatama as a Pharmaceutical Wholesaler which is still within the scope of CDOB so that it can be carried out properly and the quality assurance of medicines remains good until they are received by customers. The method used is observation and literature study. The results obtained are that the information security policy needs to be implemented at PT. Tatarasa Primatama in order to maintain the quality of information in the implementation of procurement, storage and distribution activities in order to achieve information that is kept confidential, integrity and availability."
Depok: 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Megawati
"Pedagang Besar Farmasi PBF memiliki peran penting dalam penyaluran sediaan farmasi dan alat kesehatan untuk mendukung upaya kesehatan dalam masyarakat. Sebuah PBF wajib menerapkan Cara Distribusi Obat yang Baik CDOB . CDOB mengatur beragam aspek untuk menjamin produk yang didistribusikan mutunya terjaga di rantai distribusi, sejak produk dikirim oleh industri farmasi hingga sampai ke tempat pelayanan farmasi untuk diperjual-belikan kepada masyarakat. Salah satu aspek yang penting dalam CDOB adalah personalia. Apoteker merupakan salah satu aspek penting yang harus ada dalam sebuah PBF. Di dalam PBF, Apoteker memiliki peran sebagai Apoteker Penanggung Jawab PBF yang bertugas untuk memastikan mutu produk tetap terjaga selama di rantai distribusi dan melakukan pelaporan kepada regulator Kementrian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan . PT Anugerah Pharmindo Lestari dalam hal ini memfasilitasi calon Apoteker untuk memahami peran, tugas, dan tanggung jawab Apoteker di sebuah PBF. Calon Apoteker juga diharapkan memiliki wawasan, pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman praktis dalam penerapan CDOB di PBF. Dalam praktik kerja ini juga dilaksanakan tugas khusus yaitu kalibrasi thermo hygrometer. Tujuan dari tugas khusus tersebut adalah agar penulis memahami rangkaian proses kalibrasi thermo hygrometer yang merupakan alat pencatat suhu dan kelembaban ruangan dan alat transportasi yang sering digunakan di PT Anugerah Pharmindo Lestari. Kata Kunci : Apoteker, Pedagang Besar Farmasi, Distribusi, Cara Distribusi Obat yang Baik, Sediaan Farmasi, Anugerah Pharmindo Lestari

Pharmaceutical Wholesaler has the important role in distributing pharmaceutical preparations and medical devices to support health services in the community. A pharmaceutical wholesaler is obligated to implement Good Distribution Practice GDP . GDP regulate various aspects to ensure product quality in distribution supply chain is maintained, since the products are sent by principal until they are received in the retailer or drug store to sell to the customer. One of the most important aspect in the GDP is personnel. In the pharmaceutical wholesaler, pharmacist has a role as pharmacist in charge of the pharmaceutical wholesaler that assigned to ensure product quality in the distribution supply chain is maintained and to report to the regulators Ministry of Health and Food and Drug Administration regularly. In this term, PT Anugerah Pharmindo Lestari provides the opportunity to pharmacist candidates to do professional practices in order to obtain the knowledges, skills, insights, and professional experiences in the pharmaceutical wholesaler so the candidates can understand the implementation of GDP in the wholesaler and can implement it in the future. Not only do the professional practice, pharmacist candidate also do the special assignment in this session, that is calibration of thermo hygrometer. This assignment is aimed to give pharmacist candidate the comprehensive understanding about thermo hygrometer calibration process that usually used as thermal and humidity logger in the storage room and vehicle in PT Anugerah Pharmindo Lestari. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shellinna Kurniawati
"Sarana distribusi harus menjamin mutu produk obat dan/atau bahan obat, serta menjaga keutuhan rantai distribusi selama proses distribusi yang dilakukan oleh Pedagang Besar Farmasi (PBF). PT Enseval Putera Megatrading merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pendistribusian obat dan alat kesehatan yang meliputi pengadaan, penyimpanan, serta pendistribusian obat dan alat kesehatan dalam jumlah besar. Suhu ruangan merupakan salah satu faktor penting dalam penyimpanan obat dan alat kesehatan lainnya. Suhu ruangan harus dipantau secara rutin (minimal 3 kali sehari) dan melakukan pemetaan suhu ruangan untuk mengetahui titik suhu terendah, titik suhu tertinggi, dan Mean Kinetic Temperature di dalam suatu ruangan. PT Enseval Putera Megatrading Cabang Jakarta 3 memiliki 10 lorong dari lorong AA hingga lorong JJ dimana ambient room memiliki suhu penyimpanan ≤30°C. Metode yang digunakan adalah metode prospektif berupa data kualifikasi suhu gudang ambient di Cabang Jakarta 3. Suhu terendah adalah 24,8°C, sedangkan suhu tertinggi yang didapatkan adalah 34,2°C. Penyimpangan suhu pada semua titik terjadi mulai pukul 07.40 hingga 16.10 WIB dan suhu tertinggi pada semua titik terjadi pada rentang waktu 12.30 hingga 13.30 WIB. Hasil Mean Kinetic Temperature (MKT) terendah yang didapatkan adalah 30,6°C yang terletak dekat dengan cool room, sedangkan MKT tertinggi yang didapatkan adalah 31,5°C. Titik worst case terletak di titik 19 dengan penyimpangan selama 7 jam 50 menit dimulai dari pukul 08.20 hingga 16.10 WIB. Berdasarkan nilai MKT yang didapat, gudang ambient PT Enseval Putera Megatrading Cabang Jakarta 3 tidak memenuhi persyaratan kualifikasi suhu MKT dengan suhu ≤30°C.

Distribution facilities must guarantee the quality of drug products and/or drug ingredients, also maintain the integrity of the distribution chain during the process carried out by pharmaceutical wholesalers. PT Enseval Putera Megatrading is a company engaged in the distribution of drugs and medical devices which includes procurement, storage, and distribution of drugs and medical devices in large quantities. Room temperature is an important factor in storing medicines and other medical devices. Room temperature must be monitored regularly, at least 3 times a day, and mapped to find out the lowest temperature point, the highest temperature point, and the Mean Kinetic Temperature. PT Enseval Putera Megatrading Jakarta 3 has 10 aisles from aisle AA to aisle JJ where the ambient room temperature must be maintained ≤30°C. The method used is prospective method in the form of ambient room temperature qualification data. The lowest temperature is 24.8°C, while the highest temperature obtained is 34.2°C. Temperature deviations occurred at all points from 07.40 to 16.10 WIB and the highest temperature occurred at all points from 12.30 to 13.30 WIB. The lowest Mean Kinetic Temperature (MKT) obtained was 30.6°C and located close to the cool room, while the highest MKT obtained was 31.5°C. The worst case point is located at point 19 with a deviation of 7 hours 50 minutes starting from 08.20 to 16.10 WIB. Based on the MKT value, the ambient room of PT Enseval Putera Megatrading Jakarta 3 Branch does not meet the MKT temperature requirements with a temperature of ≤30°C."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah
"Rumah Sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai
dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Standar pelayanan minimal di rumah sakit pada pelayanan farmasi salah satunya
adalah penulisan resep sesuai formularium harus 100% dengan tujuan yaitu
tergambarnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien. Formularium Rumah Sakit
bermanfaat dalam kendali mutu dan kendali biaya obat yang akan memudahkan
pemilihan obat yang rasional, mengurangi biaya pengobatan, dan mengoptimalkan
pelayanan kepada pasien. Pemantauan dan evaluasi Formularium Rumah Sakit
dilakukan terhadap kepatuhan penggunaan Fornas dan kepatuhan penggunaan
Formularium Rumah Sakit.
Penelitian ini dilakukan di RSUI pada tanggal 6 September 2021 – 31
Oktober 2021 dan merupakan penelitian deksriptif menggunakan metode
pengambilan sampel secara retrospektif dengan mengamati dan mengevaluasi
kesesuaian peresepan obat pasien depo farmasi rawat jalan RSUI periode Januari –September 2021 dengan Formularium Rumah Sakit RSUI berdasarkan kriteria
inklusi yaitu resep pasien rawat RSUI dengan tanggal resep pada periode Januari-September 2021 dan kriteria eksklusi yaitu resep alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, juga order location yang bukan berasal dari poliklinik rawat jalan RSUI. Selain itu juga dilakukan evaluasi kesesuaian obat lost sales di depo farmasi rawat jalan RSUI periode Januari – September 2021 dengan Formularium Rumah Sakit RSUI dengan kriteria inklusi seluruh resep pasien dari depo rawat jalan yang terdapat salah satu jenis item obat atau semua item yang obatnya disalin resep (copy resep) keseluruhan atas permintaan pasien atau tidak ditanggung oleh guarantor atau stok obat habis dan kriteria ekslusi yaitu Resep pasien dari depo rawat jalan yang obatnya tidak disalin resep dan disalin sebagian saja. Data diolah dan dihitung menggunakan Microsoft Excel 2013 kemudian data yang dihasilkan ditampilkan dalam bentuk persentase. Hasil penelitian di dapat bahwa peresepan obat pada depo farmasi rawat jalan RSUI periode Januari – September 2021 secara keseluruhan didapatkan 59,52% yang sesuai dengan Formularium Rumah Sakit dan yang tidak sesuai yaitu 40,47%. Dengan peresepan obat pada depo farmasi rawat jalan non COVID-19 RSUI periode Januari – September 2021 yang sesuai dengan Formularium Rumah Sakit yaitu 61,08% dan yang tidak sesuai yaitu 38,92%. Sedangkan peresepan obat pada depo farmasi rawat jalan khusus COVID-19 RSUI periode Januari – Praktik Kerja di RSUI, PT. Anugerah Pharmindo
Lestari, dan Apotek Kimia Farma Periode Bulan September – Desember 2021
ix September 2021 yang sesuai dengan Formularium Rumah Sakit yaitu 59,38% dan
yang tidak sesuai yaitu 40,63%. Untuk obat lost sales yang sesuai dengan
Formularium Rumah Sakit yaitu 61,12% dan yang tidak sesuai yaitu 38,88%.
Kata Kunci: Rumah Sakit, Formularium Rumah Sakit, Lost Sales, Depo Farmasi Rawat Jalan.

Hospitals are required to provide quality services in accordance with
established standards and can reach all levels of society. Minimum service
standards in hospitals specifically in pharmaceutical services, one of which is
writing prescriptions according to the formulary must be 100% with the aim of
depicting the efficiency of drug services to patients. Hospital Formularies are useful
in quality control and drug cost control which will facilitate rational drug selection,
reduce treatment costs, and optimize services to patients. Monitoring and evaluation
of the Hospital Formulary is carried out on compliance with the use of National
Drug Formulary and compliance with the use of Hospital Formulary.
This study was conducted at RSUI on September 6, 2021 – October 31, 2021
and is a descriptive study using a retrospective sampling method by observing and
evaluating the suitability of drug prescriptions for outpatient pharmacy depots at
RSUI for the period January – September 2021 with the RSUI Hospital Formulary
based on inclusion criteria are prescriptions for RSUI inpatients with prescription
dates in the January – September 2021 period and exclusion criteria are
prescriptions for medical devices and consumable medical materials, as well as
order locations that are not from the RSUI outpatient polyclinic. In addition, an
evaluation of the suitability of lost sales drugs at the outpatient pharmacy depot of
RSUI for the period January – September 2021 with the RSUI Hospital Formulary
was also carried out with the inclusion criteria of all patient prescriptions from the
outpatient depot which contained one type of drug item or all items whose
medicines were copied by prescription (copy of prescription) in its entirety at the
request of the patient or not covered by the guarantor or the drug stock runs out and
the exclusion criteria are patient prescriptions from outpatient depots whose
medicines are not copied and only partially copied. The data is processed and
calculated using Microsoft Excel 2013 then the resulting data is displayed in
percentage form.
The results of the study showed that drug prescriptions at the outpatient
pharmacy depot of RSUI for the period January – September 2021 overall obtained
59.52% which were in accordance with the Hospital Formulary and those that were
not appropriate, 40.47%. By prescribing drugs at non-COVID-19 outpatient
pharmacy depots at RSUI for the period January – September 2021, which are in
accordance with the Hospital Formulary, 61.08% and those that are not appropriate,
Internship at University of Indonesia Hospital (RSUI),
PT. Anugerah Pharmindo Lestari, and Kimia Farma
Pharmacy Period of September – December 2021
xi
38.92%. Meanwhile, drug prescriptions at the outpatient pharmacy depot
specifically for COVID-19 RSUI for the period January – September 2021 which
are in accordance with the Hospital Formulary are 59.38% and those that are not
appropriate are 40.63%. For lost sales drugs that are in accordance with the Hospital
Formulary are 61.12% and those that are not suitable are 38.88%.
Keywords:
Hospital, Hospital Formulary, Lost Sales, Outpatient Pharmacy Depot.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library