Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elzavira Felaza
Abstrak :
ABSTRAK
Pengunaan pewarna alami dalam industri batik merupakan langkah preventif yang diambil untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Pewarna alami digunakan untuk mengganti pewarna sintetik, seperti naphtol dan indigosol yang memiliki COD dengan kisaran 10.000-20.000 mg/L. Meskipun solusi tersebut telah dilakukan, namun air limbah batik tersebut masih melebihi baku mutu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.5/2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan solusi produksi bersih, khususnya subsitusi material dan modifikasi proses guna meningkatkan biodegradability. Implementasi dilakukan sebanyak enam kali di lokasi studi. Proses penelitian meliputi uji awal karakteristik pewarna alami dan air limbah, substitusi input mordanting serta pencucian dan modifikasi proses. Pewarna alami di lokasi studi memiliki BOD 203-975 mg/L, COD 1.316-2.453 mg/L dan BOD/COD 0,1-0,4. Berdasarkan uji statistik dengan tingkat siginifikansi 95% opsi produksi bersih tidak memberikan pengaruh signifikan pada penurunan BOD, COD, BOD/COD dan warna. Hasil implementasi opsi produksi bersih adalah BOD senilai 99-450 mg/L, COD 402-1.102 mg/L, TSS 104-540 mg/L dan warna 291-2.408 Pt-Co. BOD/COD hasil implementasi adalah 0,2-0,4. Oleh karena itu, teknologi pengolahan air limbah diperlukan dan unit yang didesain untuk debit air limbah 0,09 m3/hari adalah anaerobic baffled reactor berukuran 0,6 m x 0,45 m x 0,5 m, dengan HRT 36,4 jam dan SRT 6 hari. hr> ABSTRACT
Utilization of natural dye in batik industry is a preventive solution taken to avoid environmental problems. Natural dyes is used to substitute synthetic dyes, naphtol and indigosol which has COD 10.000-20.000 mg/L. Although the solution has been taken, the wastewater quality still exceed the limits stated on Regulation of the Minister of the Environment No.5/2014. The research aim is to generate cleaner production solution, specifically material substitution and process modification to increase biodegradability. The implementation is conducted six times. The research process is pre-assessment of natural dye and batik wastewater, implementation of material substitution in mordanting, washing material and process modification. Natural dyes used has BOD of 203-975 mg/L, COD 1.316-2.453 mg/L and BOD/COD 0,1-0,4. Through statistical analysis with 95% level of confidence, the results show no significant changes to BOD, COD, BOD/COD as well as colour reduction. The results of options implemented is BOD value of 99-450 mg/L, COD 402-1.102 mg/L, TSS 105-540 mg/L, colour 291-2.408 Pt-Co and BOD/COD 0,2-0,4. Hence, wastewater treatment is needed and unit designed for wastewater flow of 0,09 m3/day is anaerobic baffled reactor with the size of 0,6 m x 0,45 m x 0,5 m, HRT of 36,4 hour and SRT of 6 days.
2015
S59769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darti Yulianti
Abstrak :
Dewasa ini, pewarna alami mulai ditinggalkan dan masyarakat cenderung menggunakan pewarna sintetik sebagai pewarna makanan. Namun penggunaan pewarna sintetik sebagai pewarna makanan dapat berdampak negatif yaitu bersifat toksik dan karsinogenik. Oleh karena itu, perlu dicari sumber pewarna alami yang aman dan murah. Salah satu sumber bahan pewarna alami yang dapat dimanfaatkan adalah daun suji dan daun pandan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan ekstrak klorofil yang terbaik secara fisik maupun kimia dengan penambahan surfaktan Tween 80. Digunakan surfaktan Tween 80, karena bersifat tidak toksik sehingga aman untuk makanan. Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi klorofil dari daun suji dan daun pandan dengan variasi waktu pengadukan dan variasi rasio Tween 80/aquades kemudian hasil ekstraksi dengan waktu dan rasio Tween 80/aquades yang optimum di freeze dryer. Dengan waktu 7 jam dan rasio Tween 80/aquades 5:10 , didapatkan kadar klorofil total 30,221 mg/L untuk daun suji sedangkan 18,573 mg/L untuk daun pandan. Hasil ekstraksi di karakterisasi dengan instrumen UV-Vis dan FTIR. Hasil UV-Vis dari daun suji dan daun pandan menunjukkan puncak panjang gelombang yang sama yaitu pada daerah 663 nm dan 433 nm. Spektra FTIR dari daun suji dan daun pandan mengandung banyak serapan yang khas bagi senyawa imina dan amina sekunder. ...... Today, natural dyes are beginning to be abandoned and people tend to use synhetic dyes for food dyes. However, the use of synthetic dyes as food coloring have a negative impact that is toxic and carcinogenic. Therefore, it is important to find natural dyes resources that are safe and cheap. One source of natural dyes that can be utilized are suji leaves and pandan leaves. This study aims to obtain the best chlorophyll extracts physically and chemically by extraction process with the addition of Tween 80 surfactant. Tween 80 is not toxic so safe for food. In this study, the extraction of chlorophyll from suji leaves and pandan leaves was carried out by varrying the stirring time and the ratio of Tween 80 aquades. Afterward, the optimum result of extraction will be freeze dryed. The extraction within 7 hours and the ratio of Tween 80 aquades 5 10 produced a total chlorophyll of 30,221 mg L for suji leaves, meanwhile of 18,573 mg L for pandan leaves.The chlorophyll extract was characterized by UV Vis and FTIR analysis. The results of UV Vis analysis showed the same peak wavelength at 663 nm and 433 nm. FTIR spectra of suji leaves and pandan leaves contained many absorbancies typical for imine and secondary amine.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Rohmaeni
Abstrak :
Saat ini kebutuhan manusia akan energi semakin meningkat. Energi berbahan bakar fosil masih menjadi sumber utama energi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun, karena sifatnya yang tidak dapat diperbaharui, energi fosil tersebut lama kelamaan akan habis. Oleh karena itu diperlukan energi alternatif yang dapat diperbaharui dan juga ramah lingkungan. Energi alternatif tersebut salah satunya adalah energi surya. Energi surya dapat dikonversi menjadi energi listrik dengan menggunakan perangkat Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC). Pada penelitian ini akan dibuat perangkat DSSC dengan menggunakan ekstrak antosianin dari kol merah sebagai dye sensitizer, TiO2 nanorod sebagai semikonduktor, larutan elektrolit (I-/I3-), serta platina sebagai elektroda pembanding. TiO2 nanorod yang digunakan untuk menyusun rangkaian DSSC disiapkan dengan cara hidrotermal dan dengan tiga variasi suhu kalsinasi diantaranya tanpa perlakuan kalsinasi, dikalsinasi pada suhu 450oC, dan dikalsinasi pada suhu 900oC. Waktu perendaman deposisi pasta TiO2 dalam dyes dilakukan selama 36 jam. Seluruh rangkaian DSSC yang disusun ditentukan efesiensinya secara fotoelektrokimia, dengan menggunakan evaluasi berdasar I – V dan didapatkan nilai efesiensi DSSC TiO2 nanorod tanpa kalsinasi, dikalsinasi pada suhu 450oC, dan dikalsinasi pada suhu 900oC berturut-turut sebesar 1,125%, 0,399%, dan 0,306%. Nilai efesiensi tertinggi didapatkan pada rangkaian DSSC TiO2 nanorod tanpa kalsinasi yaitu sebesar 1,125%
Human need for energy is increasing over time. Fossil fuel energy is still the main source of energy. However, due to its non-renewable nature, this fossil energy will run out. Therefore we need alternative energy that can be renewed as well as environmentally friendly. One of the alternative energy is solar energy. Solar energy can be converted into electrical energy using a Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) device. In this research, a DSSC device will be constructed using anthocyanin extract from red cabbage as a dye sensitizer, TiO2 nanorod as a semiconductor, I- / I3- redox couple as electrolyte solution, and Pt as a counter electrode. TiO2 nanorod used to assemble the DSSC device was prepared by hydrothermal method, followed by heat treatment into three variations of the calcination temperature, these were without calcination treatment, calcined at a temperature of 450oC, and calcined at a temperature of 900oC. The immersion time of TiO2 paste deposition in dyes solution for the deposition was carried out for 36 hours. The three constructed DSSCs series were tested for their efficiency using photoelectrochemical system, by evaluating their resulted the I-V curves and the efficiency values of the DSSC TiO2 nanorod without calcination, calcined at a temperature of 450oC, and calcined at 900oC were 1.125%, 0.399%, and 0.306% respectively. The highest efficiency value was obtained in the DSSC TiO2 nanorod without calcination with efficiency of 1.125%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library