Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christina Ekawati, Author
Abstrak :
ABSTRAK
Kegiatan Pelatihan dan Pendampingan merupakan salah satu unsur penting dari Program Kredit Usaha Kecil Yayasan Pengembangan Wiraswasta Indonesia (YPWI) yang diberikan kepada para peternak lele di Desa Cihowey, Parung, Boger. Kegiatan pelatihan dan pendampingan ini dimaksutkan untuk mengatasi salah satu permasalahan dari pengembangan usaha kecil pada umumya yaitu minimnya pengetahuan manajerial dari para pelaku usaha kecil. Dalam melaksanakan Program Kredit Usaha Kecil tersebut, YPWI melakukan kerjasama dengan MMUI. Dimana bentuk dari kerja sama tersebut adalah melibatkan mahasiswa MMUI untuk bertindak sebagai fasilitator dalam kegiatan pelatihan dan pendampingan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab problematika permasalahan yang ada yaitu untuk mengetahui profil latar belakang para peternak lele di Desa Cihowey Parung Boger yang merupakan peserta pelatihan, kondisi dan persepsi mereka terhadap pelatihan yang ada, mengetahui efektifitas pelatihan di berbagai tahap evaluasi yaitu reaksi, pembelajaran, perubahan perilaku, dan hasil, dan apakah ada hubungan antara profil Jatar belakang peserta pelatihan dengan tahap-tahap evaluasi dan antar variahel-variabel tahap-tahap evaluasi tersebut.

Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, penelaahan dokumen. Sementara metode analisis datanya adalah dengan menggunakan distribusi frekuensi, pemberian skor, dan analisis korelasi.

Dari hasil penelitian profil peserta pelatihan diketahui bahwa dalam hal usia sebagian besar usia mereka adalah 51 -55 tahun, dalam hal tingkat pendidikan sebagian besar dari mereka adalah SD dan SLTP, sebagian besar memiliki usaha lain di luar budidaya Iele, dan sebagian besar peternak melibatkan keluarga dalam kegiatan budidaya lelenya.

Hasil evaluasi tingkat efektifitas pelatihan secara total pada masing-masing tahap pelatihan yaitu tahap reaksi secara total cukup, tahap pembelajaran cukup, tahap perilaku cukup, dan tahap hasil cukup.

Hasil evaluasi pelatihan pada tahap reaksi dirinci ke dalam berbagai variabel yaitu kehadiran yang dikategorikan cukup, keaktifan dikategorikan cukup, materi pelatihan dinilai telah sesuai, frekuensi pelatihan dinilai cukup sesuai, waktu pelatihan dinilai cukup sesuai, jumlah fasilitator dinilai cukup sesuai, sikap fasilitator dinilai cukup baik, tempat pelatihan dinilai kurang sesuai, fasilitas prasarana mengajar juga dinilai masih kurang.

Pada tahap perubahan perilaku evaluasi dirinci ke dalam berbagai variabel yaitu frekuensi bekerja di lahan dikategorikan biasa, cara budidaya dikategorikan cukup baik, cara membelanjakan modal kerja dikategorikan biasa saja, dan pencatatan pembukuan dikategorikan cukup.

Pada tahab hasil evaluasi terdiri dirinci ke dalam dua variabel yaitu variabel hasil panen yang dapat dikategorikan masih kurang dan kelanjutan program dimana sebagian besar peserta rnernutuskan melanjutkan program.

Sementara ada berbagai hubungan yang signifikan antar variabel-variabel tersebut yaitu hubungan yang kuat dan positif antara dukungan keluarga dan keputusan rnelanjutkan program, hubungan yang kuat dan positif antara kehadiran dan pemahaman dalam pembelajaran, hubungan yang kuat dan positif antara cara belanja dan hasil panen, dan terdapat hubungan yang kuat dan positif antara kegiatan lain dan keputusan rnelanjutkan program.

Dari hasil evaluasi pelatihan dan pendampingan di atas rnaka masih ada beberapa hal yang perlu Uhtuk dilakukan atau ditingkatkan agar pelatihan lebih efektif. Berbagai penyesuaian perlu dilaktikan terutama pada variabel atau hal-hal yang rnasih dikategorikan kurang yaitu tempat pelatihan dan fasilitas prasarana pelatihan untuk efektifitas tahap reaksi. Usaha-usaha penyesuaian perlu dititikberatkan pula pada variabel-variabel yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel tahap-tahap efektifitas pelatihan yaitu dukungan keluarga, kehadiran, cara belanja, dan kegiatan usaha lain.
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soeharsono
Abstrak :
ABSTRACT
Salah satu faktor penunjang keberhasilan pengabdian pada masyarakat adalah latar belakang responden. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan peternak sapi di Desa Sambilangan Bangkalan Madura dalam menanggapi inseminasi buatan pada sapi. Sumber data berupa data primer basil kuisioner pada seat melakukan pengabdian. Data selanjutnya dianalisis menggunakan CHAID. Hasil analisis menunjukkan dua puluh peternak yang memiliki sapi sendiri atau karena pemberian orangtua. Mereka mengatakan pcngabdian yang dilakukan oleh tim UniveIsitas Airlanga sangat bermanfaat. Penilaian yang sama juga berasal dari peternak yang beternak dengan tujuan bagi hasil dan dilakukan karena kesenangan.
Surabaya: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Universitas Airlangga, 2017
360 JLM 1:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Astu Anggoro
Abstrak :
Victoria yang sebelumnya bernama Port Phillip adalah daerah yang subur dan memiliki tanah yang cukup baik bagi industri pastoral. Pada tahun 1836 Victoria telah berkembang sebagai daerah pastoral dimana industri wol menjadi pusat perekonomiannya. Para imigran yang terus berdatangan bersama hewan-hewan temak mereka untuk menjalankan industri pastoral di sana karena pada masa itu harga wol di pasar Eropa dan Amerika sangat tinggi. Pada tahun 1851 terjadi perubahan dalam bidang perekonomian ketika ditemukannya emas di Victoria. Penemuan emas ini membuat semakin banyaknya para imigran yang datang dan dalam dan luar koloni Australia. Kemudian terjadilah pergeseran kehidupan perekonomian dimana industri pastoral sebagai pusat perekonomian telah digantikan oleh industri pertambangan emas. Skripsi ini hendak menjelaskan bagaimana proses terjadinya perubahan dari masa pastoral ke masa emas dan dampak yang ditimbulkan dari adanya masa emas terhadap perkembangan industri pastoral dan juga bagaimana kehidupan perekonomian masyarakat pada kedua masa tersebut.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1980
S8379
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Ibu rumah tangga tak sekedar sibuk di rumah, mereka juga peduli dengan lingkungan bahkan berjuang untuk menjaganya....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Prasetyo Wisnu
Abstrak :
Situ Cilala mengalami penurunan kualitas air akibat kegiatan perikanan. Pada tahun 2016, keramba dibongkar karena menyebabkan eutrofikasi dan sedimentasi, kemudian dilakukan pengerukan. Sekarang pertumbuhan keramba kembali pesat, sehingga riset dilakukan untuk menganalisis kualitas air. Kualitas air dibandingkan dengan baku mutu dan dilihat status mutunya. Selain itu, pengetahuan peternak dikaji agar pada jumlah pakan ikan diketahui. Setelah itu, strategi dengan metode SWOT dibentuk untuk mengelola kegiatan perikanan di Situ Cilala. Hasil riset menunjukkan situ mengalami cemar ringan dengan TSS dan BOD melampaui baku mutu dengan nilai maksimum masing-masing 152 dan 13,8 mg/L. Namun begitu, konsentrasi NO3 dan PO4 rendah karena senyawa ini banyak mengendap sebagai sedimen. Kualitas air yang buruk juga dipengaruhi pengetahuan peternak yang hanya mencapai nilai rata-rata 6,37. Strategi diperlukan dengan meningkatkan kualitas pakan dan pengetahuan peternak tentang pakan ikan. Riset menyimpulkan Situ Cilala mengalami cemar ringan akibat kurangnya pengetahuan tentang pakan ikan yang berdampak pada buruknya kualitas air Lake Cilala experienced a decrease in water quality due to fishery activities. In 2016, the unloading of cages was due to eutrophication and sedimentation, and then dredging was carried out. Now cages are proliferating again, so research is conducted out to analyze water quality. It compares water quality to quality standards to see the quality status of the water. Besides, it also asses the farmers knowledge about the amount of fish feed. After that, a strategy is formed using the SWOT method to manage fisheries activities in Lake Cilala. The results showed that the lake was mildly polluted with TSS and BOD above the quality standard with maximum values of 152 and 13.8 mg/L. However, the concentrations of NO3 and PO4 are low because these compounds settle as sediments. Poor water quality is also influenced by farmers knowledge, which only reaches an average score of 6.37. Strategies are needed to improve feed quality and farmers knowledge about the fish feed. The research concluded that Lake Cilala light pollution was due to a lack of knowledge about fish feed, which resulted in poor water quality.
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinar Cahya Wijayanti
Abstrak :
Pengelolaan peternakan sapi perah yang buruk merupakan faktor utama penurunan kualitas kesehatan manusia, hewan dan lingkungan. Upaya untuk menangani masalah tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan ecohealth dalam pengelolaan peternakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan pendekatan ecohealth dalam pengelolaan peternakan sapi perah dan menyelidiki hubungan antara karakteristik peternak dengan pengelolaan peternakan sapi perah di Kecamatan Pangalengan. Sebanyak 230 peternak dipilih melalui cluster random sampling. Evaluasi pengelolaan dilakukan dengan mengkompositkan komponen pengelolaan sesuai dengan pendekatan ecohealth dalam pedoman penilaian, yang selanjutnya digunakan untuk mengetahui jumlah peternak yang telah menerapkan pendekatan ecohealth dalam pengelolaan peternakannnya. Komponen yang dievaluasi meliputi pembibitan, pemberian pakan, pemerahan, penanganan susu sapi, pengolahan limbah, perkandangan, sanitasi lingkungan, penanganan dan pencegahan penyakit. Regresi logistik digunakan untuk mengetahui pengaruh hubungan masing-masing variabel karakteristik peternak dengan variabel pengelolaan peternakan sapi perah secara simultan. Karakteristik peternak meliputi usia, luas peternakan, lama beternak, tingkat pendidikan, pengetahuan, jumlah tanggungan, pemilikan ternak, motif beternak, lama tinggal dan tingkat pendapatan. Sebanyak 34 orang (14,8%) dari 230 peternak sapi perah di Kecamatan Pangalengan telah menerapkan pendekatan ecohealth dalam pengelolaan peternakannya. Karakteristik peternak yang berhubungan dengan pengelolaan peternakan adalah semakin besar luas peternakan (Odds ratio=1,005), pemilikan ternak (Odds ratio=1,236), pengetahuan (Odds ratio=1,239) dan jumlah tanggungan (Odds ratio=1,798) maka peluang untuk menerapkan pendekatan ecohealth dalam pengelolaan peternakan sapi perahnya lebih besar. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan dalam menentukan strategi penerapan ecohealth dalam pengelolaan peternakan yang dapat meningkatkan kualitas kesehatan manusia, hewan dan lingkungan.
Bad management of dairy farm was the main factor reduction in the quality of human, animals and enviromnent health. Efforts to resolve these problem can be done with the ecohealth approach in farm management. This research to evaluate the current dairy farm management base on ecohealth approaches and investigate the relationship between farmer`s characteristics with dairy farm management practices in Pangalengan Subdistrict. A total of 230 farmers were chosen through cluster ramdom sampling. Management evaluated conducted by combine management component with ecohealth approach in assessment guidelines, which are then used to determine the number of farmers who have applied ecohealth approach in dairy farm management. Component that were evaluated as includes livestock breeding; milking practice and hygiene; postproduction milk handling; nutrition and feeding; waste management and the environment; the cowshed-care, equipment and resources; cowshed cleaning; disease prevention and control. Logistic regression used to determine the effect of each relationship variables farmer`s characteristics with variable dairy farm management simultaneously. Farmers chracteristic include age, extensive dairy farm, experience dependents, level of education, knowledge, number of dependents, ownership of dairy farm, motive, long settled and level income. A number of 34 person (14,8%) from 230 farmer in Pangalengan Subdistrict has applied ecohealth approach in his dairy farm. Characteristic of farmer which are related with dairy farm management, greater of size dairy farm (Odds ratio=1,005), ownership of dairy farm (Odds ratio=1,236), knowledge (Odds ratio=1,239), and the number of dependents (Odds ratio=1,798), the opportunities for applying the ecohealth approach in the management of dairy farms larger. Further research needs to be strategy for applied ecohealth approach in dairy farm management that can improve the quality of human, animal and health.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Srirahayu
Abstrak :
Peningkatan kesejahteraan bagi komunitas lokal seperti komunitas peternak ayam ras petelur (ayam layer) menjadi sebuah hal penting bagi komunitas itu sendiri. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas adalah dengan melakukan pengembangan ekonomi masyarakat di tingkat lokal (Pengembangan Ekonomi Lokal/PEL). PEL merupakan implementasi dari hubungan kemitraan antara Pemerintah Daerah, aktor swasta dan masyarakat lokal dalam melakukan pembangunan berbasis sumber daya lokal. Berdasarkan latar belakang tersebut, pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana proses pengembangan ekonomi lokal oleh komunitas peternak melalui jejaring organisasi global dalam pembinaan usaha peternakan ayam ras petelur dan dampak pengembangan ekonomi lokal tersebut bagi kesejahteraan sosial komunitas peternak dan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data primer melalui observasi dan wawancara mendalam. Informan dipilih secara purposif dan snowball serta menggunakan coding untuk analisis data. Pembahasan terkait proses PEL menggunakan kerangka The Hexagonal of Local Economic Development. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas peternak memiliki kemandirian dan inisiatif untuk memperjuangkan nasib komunitas mereka dan peran konektivitas global terlihat dari kerjasama jaringan organisasi global antara Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) dengan PT. Cargill Indonesia dan USAID APIK dalam proyek “Kandang Percontohan Tanggap Iklim” dan beberapa program pelatihan dari FAO. Implikasi dari PEL oleh komunitas peternak layer dan peran konektivitas global dalam pembinaan usaha peternakan ayam layer telah mampu meningkatkan wawasan para peternak dalam pengembangan usaha peternakan dan bermanfaat untuk pembangunan wilayah maupun ekonomi Kabupaten Blitar serta berdampak positif secara sosial ekonomi bagi komunitas peternak maupun masyarakat sekitar. ......Improving welfare for local communities such as laying hens (layer chicken) breeders is an important thing for the community itself. One approach that can be taken to improve community welfare is to conduct community economic development at the local level (Local Economic Development/LED). LED is the implementation of a partnership between local governments, private actors and local communities in carrying out local resource-based development. Based on this background, the research question is how is the process of LED by the breeders community through a global network of organizations in fostering laying chicken business and the impact of LED on the social welfare of the breeders community and society. This study uses a qualitative approach with a descriptive type of research. Primary data collection through observation and in-depth interviews. Informants were selected purposively and snowballed and used coding for data analysis. The discussion related to the LED process uses the Hexagonal of Local Economic Development framework. The results of the study indicate that the breeders community has the independence and initiative to fight for the fate of their community and the role of global connectivity can be seen from the collaboration of the global network of organizations between the National People's Breeders Association (PPRN) with PT. Cargill Indonesia and USAID APIK in the “Climate Response Pilot Cage” project and several training programs from FAO. The implications of LED by the layer breeder community and the role of global connectivity in fostering layer chicken farming have been able to increase the insight of farmers in developing livestock business and are beneficial for regional and economic development of Blitar Regency as well as having a positive socio-economic impact for the breeder community and the surrounding community.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Tulisan ini berusaha mengkaji pendekatan-pendekatan program pemberdayaan peternak rakyat di Indonesia selama ini ditinjau dari perspektif komunikasi pembangunan serta mengkaji peluang dan tatangan yang mungkin di hadapi dalam penerapanpendekatan yang disebut dengan istilah komunikasi pembangunan partisipatif dalam pemberdayaan peternak rakyat. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa pemberdayaan peternak rakyat melalui pendekatan teknis dan terpadu yang pernah diterapkan, dari perspektif Komunikasi Pembangunan. masih dilakukan secara sentralistis dan merupakan proses yang bersifat top-down. Hal ini terlihat dalam penerapannya melalui pendekatan penyuluhan yang berakar pada model difusi-inovasi dan model program paket. Pendekatan ini cenderung lebih berorientasi pada produksi daripada pemberdayaan peternak, sehingga komunikasi hanya dipandang sebagai pendukung atau pelengkap dalam pelaksanaan program. Pendekatan ini juga mengakibatkan partisipasi peternak yang semu, keberlanjutannya kurang terjamin, kesenjangan yang semakin melebar, dan ketergantungan. Salah satu solusi alternatif dimasa depan adalah mengintegrasikan pendekatan komunikasi pembangunan yang lebih partisipasif dengan pendekatan agribuisnis berbasis komunitas dalam rangka pemberdayaan peternak rakyat di pedesaan. Meskipun demikian penerapan pendekatan ini dimungkinkan masih menghadapi beberapa kendala, antara lain belum populernya konsep, strategi dan pendekatan komunikasi pembangunan partisipasif dan dampak yang dihasilkannya baru dapat dirasakan dalam jangka waktu yang lebih lama.
SJTSKEM
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmalia Rifandini
Abstrak :
ABSTRACT
Gagasan pembangunan desa pasca otoritarian dipandang sebagai transformasi pembangunan desa, karena tidak lagi menempatkan desa sebagai objek pembangunan yang ditandai adanya tuntutan penyusunan instrumen pembangunan desa. Namun secara praktik, instrumen pembangunan tersebut ternyata tidak mengakomodasi perbaikan produktivitas pertanian dan peternakan di Kampung Pasir Angling Desa Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat. Sebab, petani-peternak tidak memiliki kapasitas pengetahuan dengan daya dukung tatanan administratif untuk menghendaki arah perbaikan. Pada kenyataannya, mekanisme musyawarah dusun secara tersirat diarahkan untuk menghendaki perbaikan dari negara. Dengan menggunakan perspektif pembangunan kritis, penelitian ini berpandangan bahwa transformasi pembangunan desa dapat berlaku apabila tidak terbatas pada perubahan strategi kebijakan publik, melainkan melingkupi perubahan sosial di berbagai sektor kehidupan masyarakat desa. Berangkat dari hal itu, penelitian ini menarasikan pendekatan dan bentuk pemberdayaan petani-peternak Yayasan Walungan dalam rangka menemu kenali transformasi pembangunan desa. Penelitian ini berargumen bahwa transformasi pembangunan desa yang memiliki karakteristik pemberdayaan dapat tercapai apabila terdapat penempatan elemen masyarakat sipil sebagai pihak yang menginisiasi artikulasi kebutuhan dan mengaktifkan kesadaran petani-peternak dalam praktik pembangunan desa. Gagasan mengenai artikulasi, dalam penelitian ini, diupayakan melalui perbaikan relasi yang bersifat egaliter, aktivitas kolektif, dan pengorganisasian masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualititatif dalam mendeskripsikan pemberdayaan petani-peternak di Kampung Pasir Angling, Desa Suntenjaya, Kabupaten Bandung Barat.
ABSTRACT
The idea of post authoritarian rural development is seen as the transformation of rural development, since it no longer places the village as an object of development characterized by the demand for the preparation of rural development instruments. However, in practice, the development instrument did not accommodate the improvement of agricultural and livestock productivity in Kampung Pasir Angling Suntenjaya Village, West Bandung regency. Since, farmers do not have the capacity of knowledge with the carrying capacity of the administrative order to require direction of improvement. In fact, the mechanism of deliberations of the hamlet is implicitly aimed at seeking improvement from the state. Using a critical development perspective, the study argues that village development transformation may apply if not limited to changes in public policy strategies, but rather to social change in various sectors of village life. Departing from that, this research narrates approach and form of the community development of farmer breeder that initiated by Yayasan Walungan in order to find the transformation of village development. This study proposes arguments that the transformation of the rural development mdash which has the characteristics of empowerment mdash can be achieved when there is a placement of the civil societys elements as the party that initiates the articulation of needs and activates the consciousness of farmer breeders in the practice of rural development. The idea of articulation in this study is attempted through relations improvement in egalitarian way, collective activities, and community organizing. This research used qualitative research approach in describing the community development of farmer breeders in Kampung Pasir Angling, Desa Suntenjaya, Kabupaten Bandung Barat.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>