Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tampubolon, Natalia Desyantie
Abstrak :

Dalam praktik sewa-menyewa lahan, petani penggarap akan dihadapkan pada sejumlah kesepaktan/ kontrak kerja sebagai konsekuensi dari akses lahan yang diterimanya dari pemilik. Beberapa rujukan/studi literatur menyatakan bahwa petani penggarap merupakan 1 kategori tunggal yang berstatus sebagai pihak yang mengelola lahan baik melibatkan atau tidak melibatkan buruh dan dengan sistem bagi hasil kepada pemilik. Selain itu, hubungan kerja tersebut kerap menempatkan petani penggarap pada posisi yang kalah karena kontrak kerja yang ada pada hubungan kerja tersebut lebih menguntungkan pemilik lahan.                                              

Penelitian ini ingin memaparkan bagaimana relasi/hubungan antara petani penggarap dengan pemilik lahan dan buruh tani. Pencarian data-data ini perlu dilakukan sehingga penjelasan atas perbedaan konsep-konsep penelitian terdahulu dengan yang ada di Rorotan dapat diperoleh. Studi ini menunjukkan bahwa petani penggarap di Rorotan bukan sebagai 1 kategori yang tunggal, melainkan 3 kategori (petani penggarap biasa, petani penggarap campuran, dan petani penggarap mandiri). Sehingga pernyataan mengenai petani penggarap berada pada posisi yang lemah dalam konteks kajian ini tidak terlalu tepat.                               

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara, Diskusi Kelompok, observasi, dan didukung oleh data sekunder (dokumentasi, data kependudukan) dengan petani penggarap di Rorotan, Cilincing-Jakarta Utara sebagai informan kunci.


In the practice of land leasing, sharecroppers will be faced with a number of agreements / employment contracts as a consequence of the access of land received from the landowner. Some references / literature studies state that sharecroppers are one single category with the status of a party managing land either involving or not involving laborers and with a sharing system to the owner. In addition, the employment relationship often places sharecroppers in a weak position because the employment contract in the employment relationship is more beneficial to the land owner.

This study aims to explain how the relationship between sharecroppers and landowners and farm laborers. Searching for these data needs to be done so that an explanation of the differences in previous research concepts with those in Rorotan can be obtained. This study shows that sharecroppers in Rorotan are not as a single category, but 3 categories (petani penggarap biasa, petani penggarap campuran, and petani penggarap mandiri). So that the statement about sharecroppers in a weak position in the context of this study is not so appropriate.

The method used in this study is qualitative. Primary data collection was carried out through interviews, group discussions, observations, and supported by secondary data (documentation, population data) with tenant farmers in Rorotan, Cilincing-North Jakarta as key informants.

Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yura Muhamad Yusup
Abstrak :
Skripsi ini mengaji variasi akses yang dilakukan oleh petani penggarap di Desa Mekarwaru untuk memperoleh keuntungan dari pengelolaan lahan garapan yang secara de jure merupakan lahan milik Negara, akan tetapi secara de facto merupakan lahan yang seakan terbuka dan dapat dimanfaatkan siapa saja. Namun, terdapat aturan tentang pengelolaan lahan dari pemilik lahan yang dipercayakan pada pihak Perhutani. Berarti, lahan yang secara de facto seakan “terbuka” (open access) itu, sebenarnya dikelola oleh pihak yang memperoleh kewenangan dari Negara. Variasi akses yang dilakukan oleh petani penggarap dapat dilihat melalui mekanisme akses berdasarkan hak secara legal dan ilegal, serta melalui mekanisme akses berdasarkan struktural dan relasional. Melalui dua mekanisme tersebut, dapat ditemukan berbagai cara yang dilakukan petani penggarap untuk memperoleh pengelolaan lahan garapan pada kawasan Perhutani. Munculnya variasi akses menunjukkan bahwa kemampuan individu untuk memperoleh keuntungan dapat beragam yang diperoleh melalui berbagai cara, proses, dan hubungan sosial. Setelah memperoleh akses atas pengelolaan lahan garapan, petani penggarap memelihara aksesnya agar tidak berpindah ke pihak lain. Hal itu pun terwujud secara beragam pula.
This thesis examines the variation of access of Mekarwaru’s landless farmers in order to gain profits from de jure state-owned which could be claimed de facto land and utilized by any farmers. However, in reality, there are regulations of land management which have been defined by the land-owners, Perhutani. Therefore, the de facto-claimed land as an ‘open access’ resources is managed by the authority representing the state. The variation of access gained by landless farmers examined through both legal and illegal access mechanisms, as well as structural and relational mechanisms. These variation of access reveal the individual abilities to gain profits from any existing means, processes, and social relations. Furthermore, once the farmers have gained accesses to utilize the land, they are able to maintain and preserve it to avoid any changes of cultivators. Those mechanisms are, in fact, diverse as well.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library