Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuli Kristianingsih
Abstrak :
Penambangan emas di Desa Lebaksitu Kabupaten Lebak adalah Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK). Merkuri merupakan logam berat yang memiliki tingkat toksisitas tinggi di dalam tubuh. Hati sebagai bagian utama metabolisme dan akumulasi merkuri dalam tubuh manusia sehingga merkuri dapat menyebabkan kerusakan hati. Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) merupakan penanda yang sensitif pada kerusakan hati karena enzim ini sumber utamanya di hati. Adanya peningkatan SGPT dapat digunakan sebagai biomarker enzim potensial untuk merkuri yang memicu terjadinya induced hepatotoxicosis yang pada akhirnya mempengaruhi kesehatan umum dengan mengubah fungsi dan struktur integritas hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pajanan merkuri dalam darah terhadap fungsi hati dengan mengukur kadar SGPT pada masyarakat. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2017 dengan populasi adalah warga yang bertempat tinggal di Desa Lebaksitu setelah menggunakan kriteria inklusi, dengan jumlah sampel 68 orang. Data penelitian diambil melalui wawancara menggunakan kuesioner dan pemeriksaan sampel darah untuk mengetahui kadar merkuri dalam darah dan kadar SGPT. Hasil penelitian ini didapatkan 77,9% responden adalah bukan pengolah emas, yang sudah tinggal di desa Lebaksitu lebih dari 10 tahun. 77,9% responden memiliki merkuri darah diatas normal (WHO : 10 μg/l). Peningkatan kadar SGPT dialami oleh 25% responden. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara merkuri darah terhadap kadar SGPT, namun variabel umur dan lama tinggal sebagai variabel confounding mempengaruhi kadar merkuri darah.
ABSTRACT ...... Gold mining in Lebaksitu is an Artisanal Small-Scale Gold Mining (ASGM). Mercury is a heavy metal that has high levels of toxicity in the body. The liver as a major part of metabolism and the accumulation of mercury in the human body so that mercury can cause liver damage. Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) is a sensitive marker of liver damage because this enzyme is the primary source in the liver. The increased SGPT can be used as a potential enzyme biomarker for mercury that induces the induced hepatotoxicosis that ultimately affects general health by altering the function and structure of liver integrity. This study aims to determine the effect of mercury exposure in the blood on liver function by measuring the levels of SGPT in the community. This study used cross sectional study design. The study was conducted in May 2017 with the population being residents residing in Lebaksitu after using inclusion criteria, with total sample of 68 people. The data were collected through interviews using questionnaires and blood samples to determine the levels of mercury in blood and SGPT levels. The results of this study found that 77.9% of respondents are not gold processors, who have lived in Lebaksitu more than 10 years. 77.9% of respondents had abovenormal blood mercury (WHO: 10 μg / l). Increased levels of SGPT experienced by 25% of respondents. There was no significant relationship between mercury blood and SGPT levels, but the variable age and length of stay as confounding variables affect blood mercury levels.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47972
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ummul Hairat
Abstrak :
Terdapat sekitar 1.400 ton merkuri dilepas ke lingkungan global dari penggunaan merkuri di sektor Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK). Pemakaian merkuri dalam pengolahan emas yang kurang memperhatikan lingkungan memungkinkan media lingkungan tercemar dan menyebabkan masyarakat di sekitar pertambangan ikut terpajan merkuri dan berdampak pada kesehatan. Neuropati perifer merupakan salah satu gangguan kesehatan yang terjadi karena terganggu atau rusaknya sistem saraf sensorik dan atau motorik akibat akumulasi merkuri di dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan menentukan hubungan antara kadar merkuri dalam rambut terhadap gangguan neuropati pada masyarakat di wilayah PESK Kecamatan Cimanggu Kabupaten Pandeglang Banten. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan teknik total sampling. Terdapat hubungan yang signifikan dan substansi antara kadar merkuri dalam rambut dengan gangguan neuropati perifer setelah di kontrol oleh variabel umur dan status merokok yaitu dengan p value 0,001 dimana responden dengan kadar merkuri dalam rambut yang tinggi 2/g) mempunyai risiko 29,98 kali lebih besar untuk mengalami gangguan neuropati perifer dibandingkan dengan responden dengan kadar merkuri dalam rambut 2/g setelah dikontrol variabel umur variabel status merokok. Diperlukan adanya upaya yang kompherensif untuk meminimalisir penggunaan merkuri sehingga dapat mengendalikan kejadian dampak kesehatan yang disebabkan oleh pajanan merkuri.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Prakasiwi
Abstrak :
Latar Belakang: Merkuri telah dikenal sebagai global concern dalam bidang kesehatan dan masalah lingkungan, senyawa-senyawa merkuri sangat toksik terhadap sistem saraf pusat dan perifer. Merkuri telah dikaitkan secara kausal sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi dengan merusak fungsi sel endotel. Akumulasi merkuri dapat mempengaruhi fungsi sel endotel dengan menghambat sintesis nitric oxyde, oksigen reaktif dan Angiotensin converting enzym ACE yang berpartisipasi dalam aksi merkuri dengan meningkatkan produksi Angiotensin II. Tujuan: Studi ini mengevaluasi konsentrasi merkuri dalam urin terhadap tekanan darah masyarakat di kawasan PESK. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, dengan pemilihan sampel menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi. Kami menggunakan data dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2016 dengan memeriksa konsentrasi merkuri dalam spesimen urin dari 92 sampel orang sehat usia > 20 tahun yang tinggal di kawasan PESK lebih dari 5 tahun. Hasil: Rata-rata konsentrasi merkuri subyek penelitian adalah sebesar 24,33 49,24 g/L dengan tekanan darah tidak normal sebanyak 27,2 dan konsentrasi merkuri urin tidak normal sebanyak 76,1 , sedangkan pengaruh merkuri urin terhadap tekanan darah diperoleh proporsi merkuri urin tidak normal dan tekanan darah normal sebanyak 74,3 dibandingkan subyek penelitian yang mempunyai kadar merkuri urin normal dan tekanan darah normal (p= 0,774, 95% CI: 0,261-2,109). Kesimpulan: Variabel umur sebagai variabel confounding merupakan vairabel yang berhubungan signifikan dibandingkan dengan variabel confounding lain. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh faktor risiko pola makan dan aktifitas fisik terhadap tekanan darah serta pengukuran konsentrasi merkuri di udara untuk mengetahui paparan merkuri melalui inhalasi.
Background: Mercury has been recognized as a global concern in health and environmental issues, because it is highly toxic to the central and peripheral nervous system. Mercury has been associated as a risk factor for cardiovascular disease, such as high blood pressure by decreasing endothelial cell function. Accumulation of Hg may affect endothelial cell function by inhibiting the synthesis of nitric oxyde, reactive oxygen and Angiotensin Converting Enzyme ACE which participate in Hg action to the body by increasing the production of Angiotensin II. Objective: This study evaluated the concentration of urineHg against blood pressure in community at artisanal small scale gold mining ASGM area. Methods This study used a cross sectional design, with data from the Ministry of Health Republic of Indonesia in 2016 by examining the concentration of urine Hg specimens from 92 samples of healthy people age 20 years living in ASGM area more than 5 years. Result: The average urine Hg concentration was 24.33 49.24 g L with abnormal blood pressure is 27.2 and abnormal urine Hg concentration as much as 76.1 . Urine Hg effect on blood pressure is obtained by the proportion of abnormal urine Hg and normal blood pressure is 74.3 compared to subjects with normal urine Hg levels and normal blood pressure (p= 0.774, 95% CI 0.261-2.109). Conclusion: Age is consider as confounding variable which significantly related to other confounding. Further research is needed on the influence of other risk factors, such as diet and physical activity against blood pressure in communities at ASGM area. Measurement on Hg air concentration at ASGM area also needed for reference of Hg exposure through inhalation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gestafiana
Abstrak :
Otak merupakan target utama pajanan merkuri yang dapat mengganggu organ lain karena merkuri organik merupakan neurotoksik yaitu racun terhadap sistem saraf pusat terutama pada bagian korteks dan serebellum sehingga dapat menimbulkan gangguan keseimbangan tubuh. Salah satu sumber pencemaran terbesar merkuriberasal dari pertambangan emas skala kecil PESK yang dilakukan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar merkuri dalamrambut terhadap gangguan keseimbangan tubuh pada masyarakat terpajan merkuri. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional, pemilihan sampelmenggunakan sistem teknik total sampel dengan data kadar merkuri dalam rambutmenggunakan data sekunder penelitian sebelumnya. Jumlah sampel dalam penelitianini adalah 58 responden. Pengukuran gangguan keseimbangan tubuh menggunakantes Romberg. Hubungan antara kadar merkuri rambut, gangguan keseimbangantubuh dan karakteristik individu umur, pekerjaan, lama tinggal, indeks massa tubuhdan konsumsi ikan diuji menggunakan regresi logistik, chi square dan independen ttest. Hasil menunjukkan kadar merkuri rambut yang melebihi batas normal > 2 ppm sebanyak 31 orang 53,4 dan yang mengalami gangguan keseimbangan tubuh pada masyarakat sebanyak 37 orang 63,8 .Secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara kadar merkuri rambut dengan gangguan keseimbangan tubuh dengan p value 0,010 sebanyak 25 orang 80,6 responden dengan kadar merkuri > 2 ppm mengalami gangguan keseimbangan tubuh.Responden dengan kadar merkuri > 2 ppm, berisiko mempunyai gangguan keseimbangan tubuh sebesar 6 kali dibandingkan responden dengan kadar merkurirambut le; 2 ppm setelah dikontrol variabel umur. Untuk penelitian berikutnya disarankan untuk melakukan pengukuran udara di sekitar lokasi PESK sebagai referensi pajanan merkuri yang masuk melalui jalur inhalasi.
Brain is the main target of mercury exposure that can interface other organs because organic mercury is a neurotoxic that is toxic to the central nervous system, especially in the cortex and cerebellum so can cause disturbance of the body 39 s balance. One of the largest sources of mercury contamination come from artisanal and small scale gold mining ASGM conducted by the community. This study aims to determine the relationship between levels of mercury in hair against body balance disorders in community exposed to mercury.This study used cross sectional design, sample selection used total sampling technique. Data of mercury levels in hair used secondary data from previous research. The number of samples in this study were 58 respondents. Measurement of body balance disorders using Romberg test. The relationship between mercury level in hair, body balance disorders and individual characteristics age, occupation, length of stay, body mass index and fish consumption were tested using chi square,independent T test and logistic regression. The results showed hair mercury levels exceeded normal limits of 2 ppm as many as 31 people 53.4 and those with disturbance of body balance in community were people 63.8 . Statistically, there was a significant correlation between hair mercury level with body balance disorder p value 0.010 , proved by as many as 25 people 80,6 respondents with mercury level 2 ppm had disturbance of body balance. Respondents with mercury levels 2ppm, risk to have body balance disorders 6 times compared to respondents with mercury levels in hair le 2ppm after controlled by age variable. For further research it is suggested to conduct airborne measurements around the ASGM location as a reference for mercury exposure which is enter through the inhalation pathway.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47582
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Veronika
Abstrak :
Penggunaan merkuri dalam PESK sangat menimbulkan masalah, karena selama prosesnya, PESK mengeluarkan merkuri ke lingkungan saat pembuangan limbah sehingga memungkinkan terjadi pencemaran lingkungan. Pajanan merkuri pada tubuh dalam waktu yang lama dapat menimbulkan dampak kesehatan salah satunya adalah terhadap ginjal karena merupakan organ ekskresi utama yang penting untuk mengeluarkan zat-zat toksik yang masuk ke dalam tubuh. Glomerulus filtration rate (GFR) merupakan salah satu parameter untuk mengetahui tingkat fungsi ginjal dan menentukan stadium penyakit ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar merkuri dalam rambut pada masyarakat terhadap nilai estimasi glomerulus filtration rate (GFR). Penelitian ini menggunakan desain cross cectional dengan variabel terukur adalah kadar merkuri rambut, karakteristik responden (usia, jenis pekerjaan, indeks masa tubuh, lama tinggal, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, konsumsi obat, dan konsumsi air minum) dan nilai estimasi GFR. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 58 orang. Data yang diperoleh diuji menggunakan chi-square, independen t-Test dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan 51,7% responden memiliki kadar merkuri dalam rambut yang melebihi batas maksimal (>2 μg/gr) dan 43,1% responden mengalami penurunan nilai estimasi GFR (fungsi ginjal yang tidak normal). Penurunan nilai estimasi GFR di pengaruhi oleh umur dan kadar merkuri dalam rambut. Menurunnya nilai estimasi GFR dapat dicegah dengan lebih banyak mengkonsumsi air minum dan mengurangi kebiasaan minum obat serta perlunya penyuluhan dari pelayanan kesehatan tentang bahaya dan dampak merkuri terhadap kesehatan pada masyarakat.
The application of mercury in ASGM is very problematic, because through the process, SSGM release mercury to the environment during waste disposal and enable environmental pollution. Mercury exposure to the body for a long time can cause health impact, one of them is the effect to kidney. It is the main excretory organs which are important to remove toxic substances that enter the body. Glomerulus Filtration Rate (GFR) is one of the parameters to determine the level of kidney function and stage of kidney disease. This study aimed at determine the relationship between mercury levels in hair of the community against the estimated Glomerular Filtration Rate (GFR). This research used cross-sectional design with measurable variables are mercury levels in hair, respondent characteristics (age, occupation, body mass index, length of stay, smoking habit, physical activity, medicine consumption and drinking water consumption) and estimated GFR value. The sample in this study 58 people. Data obtained tested using chi-square, independent t-Test and logistic regression. The results showed that 51.7% respondents had exceeded the guideline of hair mercury levels (>2 μg/gr) and 43.1% of respondents experienced a decrease estimated GFR value (abnormal kidney function). Estimated GFR values decreased was influence by age and mercury levels in hair. Decreasing of estimated GFR values can be prevented by consume more drinking water, reduce medicine consume habits and it is necessary to give health education about the dangers and impacts of mercury on health to the community.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47990
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusniawati
Abstrak :
Indonesia sudah meratifikasi Konvensi Minamata pada tanggal 13 September 2017, dan Konvensi ini mulai berlaku sejak 16 Agustus 2017. Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) cukup massif dan memprihatinkan, khususnya di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Hari yang merupakan DAS tebesar kedua di Indonesia. Merkuri dalam kegiatan penambangan emas digunakan sebagai pengikat dan dapat menjadi polutan di lingkungan karena bersifat toxic. Masalah yang muncul pada kegiatan PESK ini adalah limbah merkuri yang di buang langsung ke lingkungan bersifat toxic dan dapat meningkatkan risiko kesehatan masyarakat sekitar PESK. Riset ini bertujuan untuk memprakirakan risiko kesehatan non karsinogenik pada masyarakaat yang disebabkan oleh pajanan merkuri.di Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi Riset ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan metode analisis risiko kesehatan lingkungan dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel yang diambil merupakan sampel lingkungan, meliputi: sampel air sungai, tanah, ikan dan sayuran. Hasil laboratorium diperoleh kadar rata-rata merkuri pada air sungai Batang Hari, air bersih, sayuran, ikan, dan tanah masing-masing sebesar 0,00831 ppm; 0,00005 ppm; 0,00089 ppm; 0,00013 ppm; dan 0,00600 ppm. Pengukuran antropometri dilakukan pada 77 responden melalui kuesioner. Hasil perhitungan risiko kesehatan diperoleh nilai Risk Quotients lebih dari satu (RQ > 1) pada air minum (RQ = 3,1151) dan pada ikan (RQ = 3,4245). Dengan demikian konsumsi air sungai dan ikan, berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan pada masyarakat disekitar pertambangan emas skala kecil. Nilai RQ sayuran lebih kecil dari 1 (RQ = 0,015), dengan demikian sayuran masih aman untuk dikonsumsi.
Indonesia has ratified the Minamata Convention on 13 September 2017, and the Convention came into force on 16 August 2017. Artisanal small-scale gold mining (ASGM) is quite massive and concerning, particularly along the Batang Hari River Basin (DAS) which is the second largest basin in Indonesia. Mercury in gold mining activities is used as a binder and can be a pollutant in the environment because it is toxic. Problems arise from ASGM activity is mercury waste directly disposed to the environment is toxic and can increase public health risk. This study aims to aims to predict non carcinogenic health risks in the community caused by mercury exposure in Kecamatan Muara Bulian Batanghari Regency of Jambi Province. This research is analytical descriptive method using environmental health risk analysis and using quantitative approach. Samples taken are environmental samples, including: river water samples, soil, fish and vegetables. Laboratory results obtained average levels of mercury in river water Batang Hari, clean water, vegetables, fish, and soil respectively of 0.00831 ppm; 0,00005 ppm; 0.00089 ppm; 0.00013 ppm; and 0,00600 ppm. Anthropometric measurements were performed on 77 respondents through questionnaires. Health risk calculation results obtained Risk Quotients value more than one (RQ> 1) in drinking water (RQ = 3.1151) and on fish (RQ = 3.4245). Thus the consumption of river water and fish, has the potential to cause health problems in communities around small-scale gold mining. The value of vegetable RQ is less than 1 (RQ = 0.015), thus vegetables are still safe for consumption.
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2018
T50814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library