Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Soetjahjo HS.
"Kondisi bisnis penerbangan nasional pada saat ini telah mengalami perubahan dibandingkan dengan kondisi sebelum adanya deregulasi angkutan udara. Perubahaan yang sangat mencolok adalah adanya intensitas persaingan yang semakin tajam diantara operator penerbangan dengan saling berkompetisi merebut pasar. Kebijaksanaan deregulasi angkutan udara yang dilakukan pemerintah sejak tahun 1990 telah diantisipasi dengan baik oleh operator penerbangan swasta dengan penggunaan pesawat jet dan beroperasi pada rute-rute gemuk dengan strategi bersaing yang agresif untuk memperoleh pangsa pasar yang tinggi guna pengembangan pasar dimasa mendatang. PT. Merpati Nusantara Airlines sebagai perusahaan penerbangan yang berbentuk Badan Usaha Milik Negara, sebenarnya memiliki peluang dan potensi yang lebih besar jika dibandingkan dengan operator penerbangan swasta dengan adanya deregulasi angkutan udara tersebut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis dengan melakukan observasi yang mendalam pada PT. Merpati Nusantara Airlines ternyata diketahui bahwa kebijaksanaan deregulasi angkutan udara tersebut berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan. Sebagai indikator penurunan kinerja perusahaan adalah tingkat kesehatan perusahaan : rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas menunjukkan pada posisi perusahaan yang tidak sehat. Demikian pula indikator pemakaian pesawat terbang perhari, keandalan operasi penerbangan dan produktivitas tenaga kerja menunjukkan pada posisi yang kurang baik. Pada periode tahun 1990 - 1994, Merpati dari tahun ketahun cenderung menderita kerugian yang semakin meningkat. Secara kumulatif jumlah kerugian telah melebihi 75% dari modal yang disetor dan kondisi perusahaan yang demikian sesuai ketentuan pasal 47 KURD perusahaan dapat dinyatakan bubar menurut hukum.
Dengan memperhatikan keinginan pelanggan, basis dari kompetisi dan kapabilitas dari perusahaan, maka kunci keberhasilan untuk menghadapi tantangan bisnis dengan menurunnya kinerja perusahaan adalah dengan memperbaiki 3 faktor dominan yang menjadi kendala penurunan kinerja yaitu : meningkatkan mutu produk agar tercapai on time performance, peningkatan mutu pelayanan menuju customer oriented dan profesionalime SDM disemua lini pekerjaan."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
T. Haryo Tienmar
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17109
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharto Abdul Majid
Jakarta: Rajawali, 2009
387.7 SUH g (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Supriyarso
"Pada penghujung abad 20 dan menjelang abad 21, terasa bahwa dunia saat ini semakin global dan semakin transparannya batas-batas wilayah antar negara. Berkembangnya teknologi canggih dan sistem informasi, menjadikan negara-negara dan perusahaan di dunia ini dituntut untuk lebih adaptif dalam berpartisipasi di kancah internasional.
Garuda Indonesia sebagai perusahaan penerbangan internasionalpun tidak lepas dari dampak perkembangan dunia saat ini, ditambah pula kondisi perekonomian dan desakail politik dunia, mengharuskan Garuda Indonesia untuk tetap bertahan. Namun demikian, teknologi eanggih saja tidaklah cukup untuk bersaing di percaturan internasional, sehingga Garuda Indonesia memandang perlu juga untuk membenahi sistem manajemennya guna menunjang strategi bisnisnya. Untuk i ulah Garuda Indonesia merasa perlu menerapkan TQM sebagai sistem manajemennya untuk membenahi proses manajemennya.
Tinjauan analisis penerapan TQM di Garuda Indonesia terutama membahas pada model TQM-GA secara global dan fleksibel bagi seluruh unit .kerja, dan berkaitan dengan penerapan TQM di fungsi-fungsi utama per.usahaan seperti Operasi & Awak Pesawat, Teknik, dan Pemasaran & Penjualan. Pengkajian ini didasarkan pada aplikasi TQM yang sudah ada di perusahaan, hasil riset, dan teori-teori yang mendukung, seperti ISO 9000, TQM jepang, TQM Amerika Serikat, value chain, service quality gap, assessment dan reward dan lain-lain. Berdasarkan hat tersebut, maka disusunlah model penerapan TQM di Garuda Indonesia, dan bagaimaria unit Operasi dengan crew, Teknik, dan Pemasaran, mempersiapkan diri untuk mengaplikasikan TQM.
Tujuan penerapan TQM di seluruh unit, adalah untuk diarahkan pada pencapaian objektif perusahaan yang dapat diukur melalui QCDSM (Quality, Cost, Delivery, Safety, Morak, yang aplikasinya melalui penerapan konsep TQM, Policy & Activity Management (PAM), Proyek Kendall Mutu (PKM), Gugus Kendall Mutu (GKM), Suggestion System (SS), dan alat-alat manajemen Iainnya. Namun TQM akan dapat diterapkan dengan balk jika dilandasi faktor-faktor komitmen Top Manajemen dan seluruh karyawan, leadership, dikiat yang konsisten, penghargaan yang memotivasi, dan standarisasi di set uruh proses yang ada.
Sebagai akhir pembahasan, disampaikan bahwa Garuda Indonesia harus segera mengadopsi ISO 9000 yang berkaitan dengan jasa yaitu ISO 9004-2, sehingga Garuda Indonesia dapat memenuhi standar pelayanan internasional bagi kepuasan pelanggan. Disamping itu, Top Manajemen sebagai penanggung jawab penuh manajemen kualitas di perusahaan harus turut andil secara nyata dan menjadi teladan, sebab komitmen akan tanggung jawab mi tidak dapat dimandatkan. Saran yang dapat menjadi masukan adalah disusunnya organisasi manajemen kualitas di tiap-tiap unit, sebagai kepanjangan tangan Lembaga Pengendalian Kualitas GA, dan menjadikan masalah kualitas sebagal agenda rapat keseharian di set uruh level perusahaan. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Toga Jaya
"ABSTRAK
Bagi sebuah perusahaan penerbangan kehandalan perawatan armadanya adalah penting yang antara lain dilatarbelakangi oleh:
.. Regulasi keselamatan penerbangan.
.. Ketepatan jadwal penerbangan menempati peringkat atas dari elemenelemen kualitas jasa transportasi udara.
.. Kebutuhan untuk memaksimalkan utilisasi armada.
.. Kenyataan bahwa keterlambatan atau pembatalan penerbangan adalah sangat mahal.
Selain itu beberapa perubahan yang terjadi di dalam industri aviasi juga
menguatkan alasan untuk memperhatikan ke.handalan perawatan yaitu antara lain:
.. Perubahan dalam teknologi aviasi yang membawa kepada perubahan di dalam konsep-konsep perawatan pesawat terbang.
.. Badan regulasi semakin banyak memberikan otorisasi kelaikan kepada operator perawatan pesawat terbang yang menyangkut berbagai faktor..faktor produksi.
Untuk menjawab sederetan persoalan tersebut maka perusahaan penerbangan perlu membentuk satu program perawatan armadanya. Secara regulasi membentuk program perawatan adalah satu kewajiban perusahaan penerbangan. Sejumlah regulasi sudah dikeluarkan Badan Kelaikan Penerbangan Pemerintah yang menuntun perusahaan dalam membangun program perawatannya. Namun perusahaan juga memperhatikan aspek kebutuhan pelanggan dan faktor ekonomis program tersebut.
Faktor kunci keberhasilan mencapai tujuan tersebut terletak pada seberapa tepat perusahaan menentukan aktifitas perawatan untuk satu komponen, sistim, mesin atau struktur pesawat.
Dewasa ini dikenal ada tiga konsep perawatan yaitu:
1) Overhaul waktu-terikat (hard-time overhaul).
2) Bergantung kondisi (on-condition).
3) Pemantauan kondisi (condition monitoring).
Pemantauan kondisi adalah yang paling fleksibel dan dapat diterapkan kepada semua komponen, sistim, mesin atau struktur pesawat. Sebagai aktifitas sekunder kepada dua kategori lainnya, pemantauan kondisi menyajikan informasi yang berguna bagi rasionalisasi efektifitas dan efisiensi perawatan.
Maintenance Rei/ability Control Program atau Reliability Control Program ( disingkat RCP) adalah satu program yang operasionalnya didasarkan kepada pemantauan kondisi. RCP adalah sistim pelaporan kejadian yang didasarkan kepada nilai kinerja yang diperoleh dari operasi aktual. RCP menyediakan satu cara observasi kehandalan sistim pesawat terbang dan komponen komponennya ketika melakukan fungsi operasionalnya dan membandingkan nilai tersebut terhadap satu level kinerja yang dapat diterima dan telah ditentukan lebih dahulu.
Konsep-konsep kualitas dapat diterapkan di dalam RCP seperti:
.. Siklus PDCA.
.. Orientasi proses.
.. Fokus pada pelanggan.
.. Partisipasi total.
.. Perbaikan berkelanjutan.
RCP merupakan suatu proses simpal tertutup terpadu dan kontinyu yang didasarkan kepada indikasi statistikal. Esensi perbaikan program perawatan berkelanjutan yang ditawarkan RCP adalah menyediakan informasi akurat sebagai bahan pertimbangan keputusan dalam menentukan interval perawatan, standar level kinerja, dan perubahan program perawatan yang diperlukan.
Namun satu kondisi awal yang harus disadari adalah RCP hanyalah satu wadah untuk mempolakan aktifitas manajemen. Persoalan yang lebih mendasar terletak pada mengelola sumberdaya manusia yang terlibat di dalam RCP. Keadaan "garbage in garbage out" harus dihindari. Filosofi TQM "do right things right the first time" perlu mengakar di dalam perusahaan sehingga iklim partisipasi total dan zero defect tercipta, sebagai dasar terbentuknya budaya perusahaan yang kondusif untuk perbaikan berkelanjutan di dalam RCP."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S4487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bramana Putra
"Skripsi ini membahas pengaruh penerapan revenue management khususnya dalam konteks inventory control dan denied boarding terhadap kepuasan konsumen pada industri penerbangan sipil di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen dan melibatkan mahasiswa Universitas Indonesia sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan inventory control berpengaruh sebagian terhadap kepuasan konsumen, sementara kebijakan denied boarding berpengaruh penuh terhadap kepuasan konsumen. Hasil tersebut dapat menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai perilaku konsumen airlines di Indonesia yang dinamis.

This Bachelor Thesis mainly discuss about the application of revenue management, specifically in inventory control and denied boarding context towards the customer satisfaction in commercial airlines industry in Indonesia. This research use experiment method and involve the students of Universitas Indonesia as the respondent. The research result shows that inventory control is partially affecting the customer satisfaction while denied boarding is fully affecting the customer satisfaction. This result can serve as a reference for further research about the dynamic airline consumer behaviour study in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fauzan Zusmi
"[ABSTRAK
Penelitian ini meneliti : a) Pengaruh kepemilikan mayoritas terhadap kinerja perusahaan penerbangan, dan b) Pengaruh adanya hubungan keluarga dalam jajaran direksi terhadap kinerja perusahaan penerbangan. Penelitian ini menggunakan Revenue Passenger Kilometre (RPK) dan keuntungan operasional. Hasilnya menunjukan bahwa adanya hubungan keluarga dalam jajaran direksi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan penerbangan yang di ukur dengan RPK, sedangkan kepemilikan mayoritas berpengaruh terhadap kinerja perusahaan penerbangan yang di ukur dengan keuntungan operasional.

ABSTRACT
This study discuss about : a. The influence of majority ownership to the performance of the airline, and b. The influence of family relationship in the Board of Directors to the performance of the airline. This study used Revenue Passenger Kilometre (RPK) and operating profit as proxies on airline performance. The result shows that the family relationship in the Board of Directors effect on the airline performance which is measured by RPK, while the majority ownership effect on the airline performance which is measured by operating profit..;This study discuss about : a. The influence of majority ownership to the performance of the airline, and b. The influence of family relationship in the Board of Directors to the performance of the airline. This study used Revenue Passenger Kilometre (RPK) and operating profit as proxies on airline performance. The result shows that the family relationship in the Board of Directors effect on the airline performance which is measured by RPK, while the majority ownership effect on the airline performance which is measured by operating profit.., This study discuss about : a. The influence of majority ownership to the performance of the airline, and b. The influence of family relationship in the Board of Directors to the performance of the airline. This study used Revenue Passenger Kilometre (RPK) and operating profit as proxies on airline performance. The result shows that the family relationship in the Board of Directors effect on the airline performance which is measured by RPK, while the majority ownership effect on the airline performance which is measured by operating profit..]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Rahmadani
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T23998
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>