Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sandra Fikawati
Abstrak :
ABSTRAK
Pola konsumsi vegetarian menunjukkan peningkatan popularitas yang signifikan. Indonesia Vegetarian Society mencatat peningkatan pesat jumlah anggotanya dari 5.000 orang (1998) menjadi 500.000 (2010). Ibu vegetarian dikuatirkan memiliki status gizi prahamil yang lebih rendah dan berisiko memiliki outcome kehamilan yang rendah yaitu status gizi bayi lahir dan cadangan lemak ibu untuk menyusui rendah. Studi ini bertujuan menganalisis pengaruh vegetarian dan nonvegetarian terhadap status gizi ibu, durasi ASI predominan, dan pertumbuhan bayi selama periode 0-6 bulan. Studi dengan desain kohort longitudinal dilakukan di lima kota di Indonesia (Jakarta, Surabaya, Pontianak, Palembang dan Pekanbaru) dengan populasi vegetarian usia subur terbanyak. Sejumlah 85 ibu-bayi berhasil diikuti selama 6 bulan postpartum.. Berdasarkan data 24 HR food recall, ibu vegetarian secara bermakna mengkonsumsi energi, protein, dan lemak lebih rendah namun karbohidrat lebih tinggi dibandingkan ibu nonvegetarian. Dalam hal zat gizi mikro, ibu vegetarian mengkonsumsi vitamin B12 dan Zn lebih rendah secara signifikan dibandingkan ibu nonvegetarian. Konsumsi saat laktasi pada kedua kelompok signifikan lebih rendah daripada konsumsinya saat hamil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa vegetarian tidak mempengaruhi durasi ASI predominan. Konsumsi energi ibu laktasi mempengaruhi durasi ASI predominan pada kelompok nonvegetarian. Secara keseluruhan tidak ada perbedaan IMT postpartum kedua kelompok selama 6 bulan (p value=0,306), tetapi setelah dikontrol durasi ASI predominan (24 minggu) ada perbedaan bermakna (p value=0,047) pada penurunan BB ibu postpartum. Pada kelompok vegetarian faktor yang paling mempengaruhi IMT ibu postpartum adalah IMT postpartum 0 bulan (bulan ke-1 dan ke-2) dan IMT prahamil (bulan ke-3 hingga ke-6), sedangkan pada kelompok nonvegetarian adalah IMT postpartum 0 bulan (bulan ke-1 hingga ke-5) dan durasi ASI predominan (bulan ke-6). Pertumbuhan BB bayi ibu vegetarian lebih tinggi dari nonvegetarian secara bermakna (p value=0,009), tetapi kedua kelompok memiliki PB yang tidak berbeda (p value=0,235). Setelah dikontrol durasi ASI predominan (24 minggu) tidak ada perbedaan pertumbuhan BB dan PB bayi pada kedua kelompok, namun weight loss ibu vegetarian lebih besar (p value=0,047). Faktor yang paling mempengaruhi BB bayi kelompok vegetarian adalah jenis kelamin bayi (bulan ke-1 sampai ke-6), dan pada kelompok nonvegetarian adalah BBL bayi (bulan ke-1 dan ke-2), jenis kelamin (bulan ke-3), dan IMT ibu postpartum 0 bulan (bulan ke-4 hingga ke-6). Faktor yang paling mempengaruhi pertumbuhan PB bayi kelompok vegetarian adalah jenis kelamin bayi (bulan ke-1 hingga bulan ke-5) dan PBL (bulan ke-6), pada kelompok nonvegetarian adalah PBL (bulan ke-1 hingga ke-4) dan jenis kelamin bayi (bulan ke-5 dan ke-6). Hasil penelitian ini mendukung kebijakan pemberian ASI eksklusif 6 bulan, baik pada vegetarian dan nonvegetarian, dengan didukung program gizi dan konsumsi yang cukup pada periode laktasi. Penting menyebarluaskan informasi konsumsi energi dan zat gizi yang cukup pada masa laktasi serta peran aktif pemerintah untuk melakukan suplementasi energi dan zat gizi bagi ibu laktasi. Ibu vegetarian juga perlu mengkonsumsi suplemen zat gizi mikro seperti vitamin B12 dan Zn pada saat laktasi.
ABSTRACT
Numbers of vegetarian has increased significantly in recent years. Indonesia Vegetarian Society recorded an increase of its member from 5000 in 1998 to 500000 in 2010. Vegetarian mothers were known to have lower pre-pregnancy nutritional status and posing a greater risk to have lower pregnancy outcomes including lower nutrional status of infant at birth and lower maternal fat stores for lactation. This study aimed at analyzing the effect of vegetarian diet on maternal nutritional status, duration of predominant breastfeeding, and infant growth in the period of 0-6 months postpartum. This study is a longitudinal cohort design and conducted in five cities in Indonesia (Jakarta, Surabaya, Pontianak, Palembang and Pekanbaru) with high population of vegetarian childbearing age women. A number of 85 mother-infant pairs consisted of 42 vegetarian and 43 non-vegetarian were followed until 6 month postpartum period. Based on 24 HR food recall, vegetarian mothers consumed lower intakes of energy, protein, and fat but higher intake of carbohydrate. Vegetarian mothers had significant lower intakes of vitamin B12 and zinc. In both groups, nutrient intakes during lactation were significantly lower than intakes during pregnancy. This study shows that vegetarian diet had no influence on predominant breastfeeding duration, but among non-vegetarian mothers, energy intakes during lactation did affect duration of pre-dominant breastfeeding. Overall, no difference was found for 6 months postpartum BMI between the two groups (p value=0.306). However, after controlled by predominant breastfeeding of 24 weeks, significant difference was found for weight loss during postpartum period (p value=0.047). Among vegetarian mothers, the most influencing factor affecting maternal postpartum BMI was 0 month postpartum BMI (affecting BMI 1- and 2-month postpartum), and pre-pregnancy BMI (affecting BMI 3-month postpartum BMI onward). Among non-vegetarian mothers, the most influencing factor affecting maternal postpartum BMI was 0 month postpartum BMI (affecting BMI 1- to 5-month postpartum) and duration of predominant breastfeeding (affecting BMI 6-month postpartum). Weight growth of infants of vegetarian mothers was higher than that of non-vegetarian mothers (p value=0.009), but no difference was found for infant length growth (p value=0.235). After controlled by predominant breastfeeding of 24 weeks, the difference on infant growth were disappeared. However vegetarian mothers had significantly greater weight loss (p value=0.047). Among vegetarian mothers, the most influencing factor affecting infant weight was infant?s sex (affecting infant weight at month 1 to 6 after birth) while among non-vegetarian mothers was infant birthweight (affecting infant weight at month 1 and 2 after birth), infant?s sex (affecting infant weight at month 3 after birth), and maternal 0 month postpartum BMI (affecting infant weight at month 4 to 6 after birth). The most influencing factor affecting infant length among vegetarian mothers was infant?s sex (affecting infant length at month 1 to 5 after birth) and length at birth (affecting infant length at month 6 after birth), while among non-vegetarian mothers the most influencing factor was infant length at birth (affecting infant length at 1 to 4 after birth) and infant?s sex (affecting infant length at 5 and 6 month after birth. Results of this study supports 6 months exclusive breastfeeding policy for both vegetarian and non-vegetarian, but necessitates nutrition and food consumption related programs during lactation period. It is important to spread information on the importance of adequate energy and nutrient intakes during lactation. Government should take an active role toward supplementation program for lactating mothers. Vegetarian mothers are to balance their diet during lactation period by taking micro-nutrient supplementation such as vitamin B12 and zi
2013
D1431
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novinta Dewi Utami
Abstrak :
ABSTRAK
ASI menjadi nutrisi utama yang bermanfaat bagi pertumbuhan bayi. Pada satu tahun pertama pertumbuhan terdapat masa bayi mengalami peningkatan frekuensi menyusu yang disebut juga dengan masa growth spurts. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran grafik pertumbuhan 0-6 bulan pada bayi yang mendapat ASI eksklusif di Kota Depok. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan studi cross sectional retrospektif. Sampel yang dibutuhkan sebanyak 106 responden ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan yang telah mendapat ASI eksklusif. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dengan hasil yang menunjukkan terjadi peningkatan yang tinggi pada rata-rata kenaikan berat badan bayi di usia 0 ke 1 bulan sebesar 1006 gram. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu terkait masa growth spurts yang terjadi pada bayi. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan studi penelitian yang berkelanjutan agar dapat memantau secara langsung fenomena growth spurts pada bayi.
ABSTRACT
Breastfeeding provides the beneficial main nutrition for baby growth. During the first year of growth, a baby experiences an increase in breastfeeding frequency, which is called as growth spurts. This research aims to identify the growth graph of 0 6 months age exclusively breastfed infants in Depok. The method used is descriptive research with retrospective cross sectional study. The sample requires 106 respondents mothers of 6 12 months age exclusively breastfed infant. The sampling is done by the consecutive sampling method. This research uses univariate analysis with the results indicating the high increase of average baby weight at the age of 0 to 1 month of 1006 grams. The results of this study are expected to be useful for the development of science related to the growth spurts in infants. Further research is expected to use continuous research study in order to monitor the growth spurts in infants directly.
2017
S69075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Valeria
Abstrak :
ABSTRAK
Pemberian stimulasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan orang tua dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Pijat bayi telah umum diterapkan pada anak secara turun-temurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai pijat bayi dan hubungannya terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak usia 6-24 bulan. Studi ini menggunakan desain penelitian cross sectional pada subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Pengumpulan data dilakukan di Kelurahan Kampung Melayu yang meliputi pengambilan data kuesioner pijat bayi, pengukuran berat badan dan panjang badan, serta pengisian kuesioner pra skrining perkembangan KPSP . Pada data pertumbuhan, dilakukan plotting ke kurva WHO. Dari sembilan puluh lima subjek penelitian, tidak ditemukan hubungan signifikan secara statistik antara pengetahuan RP=0,852 [95 CI 0,097-7,487], p=1,000 , sikap p=0,590 , dan perilaku RP=0,160 [95 CI 0,019-1,314], p=0,089 ibu mengenai pijat bayi dengan kurva pertumbuhan panjang badan terhadap usia WHO. Selain itu, tidak ditemukan pula hubungan yang secara statistik bernilai signifikan antara pengetahuan RP=1,352 [95 CI 0,255-7,164], p=0,661 , sikap RP=1,600 [95 CI 0,294-8,708], p=0,631 , dan perilaku RP=0,371 [95 CI 0,097-1,418], p=0,230 terhadap kurva pertumbuhan panjang badan terhadap berat badan WHO. Demikian pula, tidak ditemukan hubungan yang bermakna secara statistik antara pengetahuan RP=0,738 [95 CI 0,143-3,807], p=1,000 , sikap RP=1,670 [95 CI 0,369-7,547], p=0,679 , dan perilaku RP=1,497 [95 CI 0,571-3,923], p=0,567 ibu mengenai pijat bayi dengan tingkat perkembangan yang dinilai berdasarkan KPSP. Jumlah subjek penelitian yang memiliki tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku yang tinggi adalah sebanyak 86 90,5 , 87 91,6 , dan 58 65,2 , dengan hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai pijat bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak usia 6-24 bulan yang tidak bermakna secara statistik.
ABSTRAK
Stimulation is given by parents to support their children rsquo s growth and development. Baby massage has been applied in common practice for generations. This research aims to discover mothers rsquo knowledge, attitude, and practice on baby massage and its rsquo association with the growth and development of 6 24 months old chlidren. This study adapted cross sectional study design on subjects that fulfilled the inclusion and exclusion criterias. Data collection, including filling in questionaires on baby massage, weight and height measurements, and KPSP, was done at Kelurahan Kampung Melayu. Growth measurment data were plotted on WHO growth charts. From ninety five subjects, there were no statistically significant association found between knowledge RP 0.852 95 CI 0.097 7.487 , p 1.000 , attitude p 0.590 , and practice RP 0.160 95 CI 0.019 1.314 , p 0.089 on baby massage with height for age WHO growth chart. There was also no statistically significant association found between knowledge RP 1.352 95 CI 0.255 7.164 , p 0.661 , attitude RP 1.600 95 CI 0.294 8.708 , p 0.631 , and practice RP 0.371 95 CI 0.097 1.418 , p 0.230 on baby massage with weight for height WHO growth chart. Lastly, we found no statistically significant association between knowledge RP 0.738 95 CI 0.143 3.807 , p 1.000 , attitude RP 1.670 95 CI 0.369 7.547 , p 0.679 , and practice RP 1.497 95 CI 0.571 3.923 , p 0.567 on baby massage with level of development, represented with KPSP data. Total subjects with high level of knowledge, attitude, and practice on baby massage are 86 90.5 , 87 91.6 , and 58 65.2 , with no statistically significant association between knowledge, attitude, and practice on baby massage with growth and development.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library