Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Dwi Astuti
Abstrak :
Latar belakang: Pandemi COVID-19 membawa dampak pada sektor industri, termasuk industri hulu migas. Pekerja lapangan Hijau di PT. P tetap bekerja secara luring. Upaya pencegahan diterapkan oleh perusahaan namun kasus konfirmasi masih ditemukan, dapat dikatakan risiko penyebaran COVID-19 di tempat kerja tetap ada. Kecemasan dapat menyerang semua tingkatan perkerjaan, tidak terkecuali pekerja hulu migas yang dapat menurunkan produktifitas kerja dan berpotensi menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Diperlukan kajian persepsi risiko dan kecemasan pekerjaan di lapangan Hijau PT. P agar diketahui seberapa efektif upaya yang dilakukan perusahaan dalam hal pengendalian COVID-19 di tempat kerja. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi risiko penyebaran COVID-19 di tempat kerja dengan kecemasan pada pekerja hulu migas di Lapangan Hijau PT. P. Metode: Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional. Sebanyak 50 pertanyaan dari 9 dimensi paradigma psikometri untuk mengetahui gambaran persepsi risiko dan 7 pertanyaan kecemasan dengan alat ukur Generalized Anxiety Disorder scale 7 (GAD-7) disebarkan secara daring kepada pekerja lapangan Hijau PT. P (n=234) menggunakan google form di bulan April-Mei 2022. Uji validitas dan reabilitas dilakukan terhadap butir kuesioner. Butir kuesioner akan valid bila rHitung > rTabel (0,279 pada N=50) serta reliable bila nilai Cronbach’s alpha  > 0.7. Data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Uji normalitas dilakukan dengan Kolmogorov-Smirnov test, uji korelasi dilakukan dengan Spearman’s rank correlation test dengan batas signifikansi sebesar 0,05 (alpha = 5%). Hasil: Hasil dari uji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa butir kuesioner tentang persepsi risiko memiliki kisaran corrected item-total correlation antara 0,351-0,695 (valid) dan nilai Cronbach’s alpha 0,929 (reliable). Butir kuesioner tentang kecemasan memiliki kisaran corrected item-total correlation antara 0,491-0,817 (valid) dan nilai Cronbach’s alpha 0,911 (eliable). Rata-rata dimensi berada pada kisaran nilai 2,35-3,71 (skala 4), dimensi yang memiliki nilai tertinggi adalah pengendalian risiko dengan rata-rata 3,71. Dimensi ketakutan dipersepsikan paling rendah dengan rata-rata 2,35. Persepsi risiko secara keseluruhan memiliki rata-rata 3,42 dimana 56% pekerja memiliki persepsi risiko yang baik. persepsi risiko pekerja dengan usia < 30 tahun, > 40 tahun dan pendidikan tinggi memiliki persepsi lebih baik dibandingkan pekerja dengan usia 30-40 tahun dan pendidikan menengah. 224 pekerja (95,7%) tidak mengalami kecemasan. Sebanyak 10 orang (4,3%) pekerja menunjukkan kecemasan ringan. Tidak ada pekerja yang mengalami kecemasan sedang dan berat. Hubungan persepsi risiko dan kecemasan diketahui tingkat signifikansi 0,74 (p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara persepsi risiko pekerja dengan kecemasan yang dialami terhadap penyebaran COVID-19 di tempat kerja. Kesimpulan: Persepsi pekerja Lapangan Hijau PT. P terhadap risiko penyebaran COVID-19 di tempat kerja cukup baik. Pekerja memiliki keyakinan bahwa risiko telah dapat dikontrol dengan baik dari sisi upaya pencegahan penyebaran COVID-19 yang diterapkan oleh perusahaan maupun individu, namun pekerja merasa bahwa risiko penyebaran COVID-19 masih cukup besar sehingga masih harus diturunkan. Upaya pencegahan dan penanggulangan penyebaran COVID-19 dan komunikasi kampanye Kesehatan yang telah diterapkan oleh Perusahaan dinilai sudah cukup efektif. Perusahaan perlu tetap mempertahankan upaya yang dilakukan dalam mencegah penyebaran COVID-19 sesuai penilaian risiko berdasarkan perkembangan situasi yang terjadi. Bagi pekerja yang mengalami kecemasan ringan perusahaan perlu mendalami lebih lanjut untuk mencari penyebab kecemasan yang dialami sehingga dapat dicari solusinya. ......Introduction: COVID-19 pandemic has impacted all types of industries, including oil & gas industry. In spite of that, workers of Hijau Field at PT. P still work offline. Despite company’s policies to prevent the spread of COVID-19 have been implemented, COVID-19 cases are still found in the workplace, means that the risk of spread of COVID-19 in the workplace is still present. Anxiety can affect anyone in every job sector including oil & gas workers which can decrease work productivity and potentially causing incident at work. Analysis of risk perception and anxiety level in lapangan Hijau PT. P is needed to understand the effectiveness of the company’s efforts in controlling COVID-19 in the workplace. Objective: This study aimed to study association between COVID-19 risk perception and anxiety at workplace on oil and gas upstream workers at Hijau Field PT. P. Methods: The research was conducted with a cross-sectional design. 50 questions from the 9 dimensions of the psychometric paradigm to understand the risk perception and 7 questions on anxiety using the Generalized Anxiety Disorder scale 7 (GAD-7) to the workers of lapangan Hijau PT. P (n=234) were launched using Google Form in April-May 2022. Validity and reliability test have been applied to the questions. The questions are valid if rCount > rTable (0,279, N=50) and reliable if Cronbach’s alpha > 0.7. The data is analyzed using descriptive statistical analysis. The normality test is done with the Kolmogorov-Smirnov test, and the correlation test is done with Spearman’s rank correlation test with significance level of 0.05 (alpha = 5%). Results: The result of the validity and reliability test shows that the questions on risk perception have the range of corrected item-total correlation between 0,351 – 0,695 (valid) and the value of Cronbach’s alpha 0,929 (reliable). Questions on anxiety have the range of corrected item-total correlation between 0,491 – 0,817 (valid) and the score of Cronbach’s alpha 0,911 (reliable). The dimensions’ average lies between 2.35-3.71 (scale 4), with the highest dimension being Risk Control with average 3.71. Fear dimension is perceived the lowest with the average 2.35. Overall risk perception average is 3.42 where 56% of workers have good risk perception. Risk perception of workers below 30 years old, above 40 years old, and higher education is better than workers that in the age between 30-40 years old and middle education. 224 workers (95.7%) do not experience anxiety. 10 workers (4.7%) show symptoms of mild anxiety and none experienced medium and severe anxiety. The relationship between risk perception and anxiety known significant level 0,74 (p>0,05), which means there is no correlation between the risk perception of workers and anxiety caused by the spread of COVID-19 in the workplace. Conclusion: Perception of workers of Hijau Field PT. P towards the risk of spread of COVID-19 in the workplace is good. Workers are of the opinion that the risk is controlled adequately by the efforts implemented by company and individuals. However, workers still consider that the risk of spread of COVID-19 still considerable to be reduced. The efforts of the prevention and countermeasures to the spread of COVID-19 and the health campaign that have been implemented by the company are considered effective. The company needs to maintain the efforts to prevent the spread of COVID-19 in accordance with risk assessment based on the development of the current situation. For the workers experiencing mild anxiety, the company needs to give attention to understand the cause of the anxiety to find the solution.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy
Abstrak :
Dalam perkembangannya, frekuensi penggunaan jasa layanan transportasi udara telah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, termasuk penerbangan berbiaya murah yang semakin menjadi daya tarik bagi penumpang. Data yang tercatat oleh Kementrian Perhubungan menyatakan bahwa Lion Air (LA) menjadi maskapai yang telah menerbangkan penumpang domestik terbanyak pada tahun 2009 dibandingkan 2008, yaitu 13,3 juta penumpang (30,7% dari seluruh penumpang yang diangkut sepanjang tahun 2009). Dalam konteks industri layanan jasa penerbangan, fokus layanan adalah pada pencitraan penumpang atas kebutuhan akan keselamatan dan keamanan (safety). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana persepsi penumpang terhadap risiko keselamatan penerbangan pada maskapai penerbangan Lion Air (LA) selaku operator yang menerapkan penerbangan murah. Metodologi penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sumber data primer yang di dapat dari pengisian kuesioner. Jumlah sampel minimal dalam penelitian ini sebanyak 97 sampel, namun untuk mengurangi kesalahan dalam prediktabilitas maka digunakan 147 sampel untuk mewakili populasi studi. Sampel penelitian dianalisis secara univariat (distribusi frekuensi) dan bivariat (analisis korelasi-regresi dan uji t). Analisis hubungan dilakukan dengan melihat nilai p terhadap α untuk melihat tingkat kemaknaan hubungan. Dari 147 penumpang LA yang menjadi responden dalam penelitian ini, sebagain besar responden memiliki persepsi yang baik (meliputi kondisi fisik pesawat, SDM, dan latar belakang perusahaan) sehingga mendorong mereka untuk menggunakan jasa layanan maskapai penerbangan Lion Air, dan hanya variabel rekomendasi lingkungan sekitar yang diketahui memiliki persepsi yang tidak baik pada penumpangnya (70,7%). Sedangkan faktor-faktor yang secara signifikan berhubungan dengan keyakinan untuk terbang aman dan selamat bersama maskapai penerbangan Lion Air meliputi karakteristik kondisi pesawat (keberadaan pesawat baru, gerakan dan suara/bunyi pesawat), ketersediaan SDM (pilot maupun pramugari), dan latar belakang perusahaan (catatan dan manajemen perusahaan). Sedangkan variabel yang tidak memiliki hubungan yang signifikan meliputi variabel usia, jenis kelamin, dan jenjang pendidikan. Berdasarkan hasil tersebut diatas maka sebaiknya instansi terkait terutama pada penyedia jasa penerbangan Lion Air untuk lebih memperhatikan dan mengedepankan segi safety, sehingga persepsi penumpang terhadap risiko keselamatan penerbangan pada maskapai penerbangan Lion Air ini dapat terbentuk dengan baik dan penumpang pun dapat dengan aman dan selamat sampai ditempat tujuan. ......In progress, Reguler airlines usage has showing a significant development, including a low fare airlines that can attract more passangers. According to ministry of communication data, Lion Air (LA) has flown the largest passengers for domestic route at 2009 than 2008, that is 13,3 million passangers (about 30,7% from all passangers that carriaged on 2009). In aviation industry, the focus of service is in passanger's image in safety. The objective is, knowing passanger's perception in aviation safety risk of Lion Air as a low fare operator. The cross sectional methodology is chosen, that use primary data source from passangers questionaire. Minimum total samples for this study are 97 sample, but to reduce mistakes in predictability, sample is used 147 to represent population of study. Sampel analysis is processed in univariate (frequency distribution) and bivariate (correlation-regression, and T test). We can see p values compares with α (0,005) to see degress of relationship. From 147 passangers of Lion Air in this study, mostly respondent has good perception (including airplane condition, human resources, and company background), that can influenced them to used Lion Air, and only recommendation from environment which is showing bad perception (70,7%). While that, factors that significantly related to believedness for flying safety with Lion Air including plane conditions (new plane, motion of plane and voice of plane), human resources (pilot and stewardes), and background of the company (notes and good management of the company). Variable that do not have significant relationship (p-value ≥ 0,005) including age, sex, and educational background. Based on that result, especially for Lion Air, safety has to be places on the first place, so that the passengers perception in aviation safety risk at Lion Air can be good and then the passangers can arrived safely at their destination.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31106
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yudhie Harianto
Abstrak :
Penelitian ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi penerbang terhadap risiko penerbangan malam di PT. Sriwijaya Air. Desain penelitian dengan studi potong lintang dengan menggunakan angket dan skala. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini n= 76 orang. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Total Jam Terbang, Total Jam Terbang Malam, Sertifikat Terbang, Kualifikasi Penerbang dengan Penerbangan Malam. Hasil studi ini manganjurkan pelatihan penyegaran berkala untuk materi penerbangan malam bagi para penerbang selain pelatihan wajib yang dianjurkan pemerintah.
This study focus on some factors related to pilot perception on night flying risk at PT. Sriwijaya Air. Using cross sectional model with questioner and night flying risk perception scale as it main instrument. 76 respondents involved in this study. Significant relation found on Total Pilot?s Flight Hours, Total Pilot?s Night Hour, Pilot Licenses and Pilot Qualification with Night Flying Risk Perception. This study recommends night flying recurrent training other than mandatory training required by the agency.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T31410
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Ayu Eurohastanti
Abstrak :
Penelitian ini membahas persepsi risiko para pekerja bagian satwa terhadap pajanan bahaya biologi di Kebun Binatang Bandung tahun 2014. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi risiko para pekerja bagian satwa di Kebun Binatang Bandung terhadap pajanan bahaya biologi masih kurang baik. Pengendalian yang telah dilakukan dalam menghadapi pajanan bahaya biologi di Kebun Binatang menjadi faktor dominan karena memiliki nilai bobot rataan yang paling rendah. Oleh karena itu, peneliti menyarankan beberapa program pengendalian berdasarkan hierarchy of control untuk menghadapi pajanan bahaya biologi yang berasal dari satwa di Kebun Binatang Bandung. ...... This study discusses the risk perception of wildlife workers against biological hazards exposure at Bandung Zoological Park in 2014 This research uses cross sectional study with quantitative and qualitative approaches The results showed that the risk perception of wildlife workers are poor Control over the risk from biological hazard is the dominant factor from independent variable influences risk perception of wildlife workers because it is the lowest weight scale average between the other independent variable Researcher suggest several control programs based on hierarchy of control to against biological hazard exposure from animals at Bandung Zoological Park.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Rizqi Aisya
Abstrak :
Pandemi COVID-19 yang menyerang hampir seluruh belahan dunia membuat setiap manusia harus mematuhi protokol kesehatan yang mencangkup mengurangi kegiatan keluar rumah. Disebabkan karena satu dan lain hal, kelompok usia dewasa awal masih banyak yang bepergian keluar rumah. Peneliti mengajukan bahwa permasalahan ini dapat dijelaskan dengan memahami persepsi risiko individu. Penelitian ini menguji mengenai pengaruh persepsi risiko terhadap intensi bepergian di masa pandemi COVID-19. Dalam penelitian ini, persepsi risiko memiliki lima faktor, yaitu risiko kesehatan, risiko psikologis, risiko keuangan, risiko destinasi, dan risiko perjalanan. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional (N = 142) dan menggunakan analisis multiple regression untuk melihat kelima faktor persepsi risiko terhadap intensi bepergian selama pandemi COVID-19 pada kelompok usia dewasa awal (18 – 25 tahun) di daerah Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko kesehatan ( β = 0.769, p = 0.015), risiko destinasi ( β = -0.291, p = 0.023), dan risiko perjalanan ( β = -0.598, p = 0.009) memiliki pengaruh terhadap intensi bepergian di masa pandemi COVID-19. Jika dilihat secara keseluruhan, risiko kesehatan, risiko psikologis, risiko keuangan, risiko destinasi, dan risiko perjalanan memiliki pengaruh terhadap intensi bepergian sebesar 13.7% (F = 4.304, p = 0.001, β = 0.137). ......The COVID-19 pandemic has spread almost all parts of the world has forced everyone to implement health protocols which include reducing activities outside the house. For some reasons, there are still many groups of young adults who travel outside. The researcher proposed that this problem can be explained by understanding their risk perceptions. This study examines the effect of risk perception on travel intention during the COVID-19 pandemic. In this study, risk perception has five factors, including health risk, psychological risk, financial risk, destination risk, and travel risk. This study is a correlational study (N = 142) and uses multiple regression analysis to examine the five risk factors of risk perception on travel intention during the COVID-19 pandemic in the young adult age group (18-25 years) in the Greater Jakarta area. The results showed that health risk factors (β = 0.769, p = 0.015), destination risk (β = -0.291, p = 0.023), and travel risk (β = -0.598, p = 0.009) had an influence on travel intentions in the future. COVID-19 pandemic. When viewed as a whole, health risk, psychological risk, financial risk, destination risk, and travel risk have an influence on travel intention by 13.7% (F = 4.304, p = 0.001, R^2 = 0.137)
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Ferry Agrayanto Parda Kusuma
Abstrak :
Komersialisasi Bandar Udara (Bandara) Halim Perdanakusuma (HLP) sejak tahun 2014 menyebabkan eksternalitas negatif yang tidak terhindarkan yaitu peningkatan kebisingan pesawat terbang. Pengurangan kebisingan pesawat terbang adalah elemen kunci keberlanjutan bandara. Persepsi risiko mulai dari kebisingan lingkungan sampai sosial ekonomi, dan pola karakteristik masyarakat di permukiman sekitar Bandara HLP menjadi faktor penting yang harus dikaji dalam rangka pengelolaan bandara berkelanjutan. Tujuan dari riset ini adalah menganalisis kondisi kebisingan, persepsi risiko mulai dari kebisingan lingkungan sampai sosial ekonomi, dan korelasi antara karakteristik responden yang meliputi waktu domisili dan tingkat pendidikan dengan persepsi risiko kebisingan lingkungan di permukiman masyarakat sekitar Bandara HLP. Desain riset ini adalah cross-sectional dengan metode campuran (kuantitatif dan kualitatif). Tingkat kebisingan lingkungan di permukiman masyarakat sekitar Bandara HLP berdasarkan 16 jam pengukuran kebisingan (67.01─70.19 dBA) tidak memenuhi baku tingkat kebisingan untuk kawasan permukiman (55 dBA) sesuai regulasi. Output riset ini adalah pemetaan kebisingan Bandara HLP berbasis perhitungan WECPNL (73.80─79.72), kawasan permukiman ideal di sekitar Bandara HLP menariknya terletak di jalur take-off pesawat terbang (berjarak 600 m dari runway 06 HLP dengan WECPNL = 73,80). Persepsi risiko mayoritas responden mulai dari kebisingan lingkungan sampai dengan sosial ekonomi termasuk kategori sedang, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pertukaran yang dapat diterima dengan bertempat tinggal di sekitar Bandara HLP. Berdasarkan uji korelasi statistik Kendalls Tau-b diketahui waktu domisili dan tingkat pendidikan responden tidak berpengaruh terhadap persepsi risiko kebisingan lingkungan. ...... The commercialization of Halim Perdanakusuma (HLP) Airport since 2014 has caused an inevitable negative externality which is noise aircraft increasing. Aircraft noise abatement is a key element of airport sustainability. The risk perception from environmental noise to social-economic and the characteristics pattern of society settlement in the HLP Airports vicinity are critical factors that must be studied in the framework of sustainable airport management. The purpose of this research is to analyze noise ambience, risk perception from environmental noise to social-economic, and correlation between respondents characteristics which are domicile time and education level with the environmental noise risk perception in society settlement of HLP Airports vicinity. This research using a cross-sectional design and mixed-method (quantitative and qualitative). The environmental noise level in society settlements in the HLP Airports vicinity based on 16-hour noise measurement (67.01─70.19 dBA) does not comply with noise level standard for settlement area (55 dBA) based on regulation. The research output is the HLP Airports noise mapping based on WECPNL calculations (73.80─79.72), the ideal settlement area in the HLP Airports vicinity interestingly located in the flight path for take-off (distance 600 m from runway 06 HLP with WECPNL = 73,80). In the term of risk perception from environmental noise to social-economic, most respondents are in the moderate category which means there is an acceptable trade-off by living in the HLP Airports vicinity. Based on the statistical correlation test using Kendalls Tau-b, the domicile time and education level of respondents did not affect the environmental noise risk perception.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T54806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.G. Prawinar Dwiindra P.
Abstrak :
Saat ini terdapat banyak lembaga bahasa yang menyediakan jasa kursus bahasa, salah satunya adalah Institut Français D'Indonésie (IFI) yang menyediakan kursus bahasa Perancis. Dalam melakukan suatu keputusan pembelian (purchase decision) yang dilakukan konsumen, salah satunya dipengaruhi oleh motivasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh motivasi dan perceived risk sebagai variabel moderasi terhadap penggunaan jasa kursus bahasa Perancis di IFI Jakarta. Terdapat dua dimensi motivasi dalam penelitian ini, yaitu internal dan eksternal stimuli. Selain itu, perceived risk memiliki 6 komponen, yaitu social risk, financial risk, physical risk, performance risk, time risk, dan psychosocial risk. Pada penelitian ini dengan alat bantu statistik SPSS 19.0, metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana, regresi linier berganda, hierarchical regression, Moderated Regression Analysis (MRA), serta selisih nilai mutlak. Kemudian diketahui bahwa motivasi berpengaruh terhadap purchase decision, namun jika dilihat menjadi dimensi motivasi internal stimuli serta eksternal stimuli, maka hanya internal stimuli yang berpengaruh terhadap purchase decision. Ditemukan juga bahwa perceived risk tidak memoderasi motivasi dengan penggunaan jasa kursus bahasa Perancis di IFI. ......Nowadays, there are many institutions that provide language courses; one of them is the Institute Français d'Indonesie (IFI) which provides French language courses. The purpose of this study is to find out the effect of motivation and perceived risk as a moderating variable of consumer decision on French course at IFI Jakarta. There are two dimensions of motivation in this study; there are internal and external stimuli. Perceived risk has 6 components: social risk, financial risk, physical risk, performance risk, time risk and psychosocial risk. In this study using SPSS 19.0 as a statistical tool, the method of analysis used is simple linear regression analysis, multiple linear regression, hierarchical regression, Moderated Regression Analysis (MRA), and the difference in absolute value. It indicates that motivation has positive effect on purchase decision, but if we observed the motivation into two dimensions, internal and external stimuli, only internal stimuli affect the purchase decision. It was also found that perceived risk did not moderate the motivation to use services at the IFI French course.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44381
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Putu Sipta Dewi Anindita
Abstrak :

Preferensi investor individu dalam membuat keputusan investasi tidak hanya didasarkan pada perilaku rasional seperti ilmu keuangan konvensional. Kami menyelidiki variabel yang mempengaruhi keputusan investasi pada investor individu. Kami menguji regresi linier berganda dengan 475 responden survei. Kami menemukan bahwa variabel sifat individu yang diukur dengan kecerdasan emosional dan locus of control mempengaruhi pilihan instrumen investasi untuk investor individu. Variabel sifat individu yang diukur berdasarkan karakteristik tidak mempengaruhi keputusan investasi. Persepsi risiko mempengaruhi keputusan investasi. Ciri-ciri individu dan variabel persepsi risiko diukur dengan beberapa pertanyaan survei. Kami juga menemukan bahwa literasi keuangan yang diukur dengan metode skoring mempengaruhi keputusan investasi tetapi tidak oleh literasi keuangan yang diukur dengan penilaian sendiri. Hanya 37,47% (178 dari 475 orang) responden menjawab dengan benar lebih dari 80% pertanyaan literasi keuangan. Hasil kami menunjukkan bahwa pembuat kebijakan harus berhati-hati untuk mengedepankan saran keuangan sebagai mekanisme untuk mengurangi dampak buruk dari literasi keuangan yang rendah.


The preferences of individual investors in making investment decisions are not only based on rational behavior like conventional financial science. We investigate the variables that influence investment decisions in individual investors. We tested multiple linear regression with 475 survey respondents. We find that individual traits variables measured by emotional intelligence and locus of control affect the choice of investment instruments for individual investors. Individual traits variable measured by characteristic didnt affect investment decision. Risk perception affects investment decisions. Individual traits and risk perception variables were measured by several survey questions. We also find that financial literacy as measured by the scoring method influences investment decisions but not by financial literacy as measured by self-assessment. Only 37.47% (178 out of 475 people) respondents answered correctly over 80% of the financial literacy questions. Our result imply that policy makers should be careful to put financial advice forward as a mechanism to curb the ill effect of low financial literacy.

Depok: Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Rachmawidyadini
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai hubungan persepsi risiko kerja pergudangan dengan perilaku tidak selamat pada pekerja PT Schenker Petrolog Utama (SPU) di MT Warehouse, Marunda. Persepsi risiko dideskripsikan dengan menggunakan 9 dimensi Paradigma Psikometri oleh Fischoff, sementara 12 Daftar Tindakan Tidak selamat oleh Swartz diadaptasi dalam studi ini untuk melihat perilaku tidak selamat para pekerja. Waktu penelitian dimulai dari Januari hingga Mei 2014. Melalui alat ukur kuesioner serta observasi langsung terhadap 40 pekerja di MT Warehouse, disimpulkan bahwa persepsi risiko 60% pekerja SPU tergolong kategori kurang baik, sementara mayoritas pekerja (85%) memiliki perilaku tidak selamat. Berdasarkan hasil statistik, tidak ditemukan adanya hubungan antara persepsi risiko dengan kecenderungan pekerja berperilaku tidak selamat. Walaupun demikian, meningkatkan kemampuan pekerja dalam menilai risiko sangat dianjurkan. Penelitian lanjutan yang memasukkan aspek-aspek lain yang diduga berkontribusi terhadap perilaku tidak selamat juga dapat dilakukan untuk mencari tahu faktor terkait yang signifikan. ......This research is aimed to analyze the relation between risk perceptions of working in warehouse with unsafe behavior among workers of PT Schenker Petrolog Utama at MT Warehouse, Marunda. Risk perceptions per se are described with 9 dimensions of Psychometric Paradigm introduced by Fischoff, while 12 Unsafe Acts by Swartz is adapted to view unsafe behavior in this study. The research was conducted from January to May 2014. Using questionnaire and direct observation on 40 workers at MT Warehouse, it can be perceived that the risk perception of 60% of workers was poor and 85% of workers? behaviors were categorized as unsafe. Based on statistic data, no correlation found between risk perceptions and unsafe behavior of these workers. Nevertheless, increasing the ability of workers to measure risks is highly advised. Further research is also suggested to include other aspects allegedly contribute to unsafe behavior in order to identify related significant factors.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>