Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Nadia Karima Izzaty
"Salah satu permasalahan yang meliputi badan air adalah pencemaran sumber air, yang kemudian menjadi induk dari berbagai permasalahan sosial, ekonomi, dan kesehatan. Kondisi ini dapat diatasi salah satunya adalah dengan memanfaatkan fitoremediasi melalui constructed wetland atau lahan basah buatan. Untuk mengetahui efektivitas suatu tanaman untuk dijadikan lahan basah buatan, menggunakan model fisik akan memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Alternatif yang dapat dipergunakan adalah permodelan numerik. HYDRUS adalah salah satu perangkat lunak yang menawarkan kemudahan permodelan mekanisme peluruhan pencemar di dalam badan air dan lahan basah buatan menggunakan permodelan numerik metode elemen hingga. HYDRUS memberikan akurasi yang cukup baik dalam permodelan lahan basah buatan yang telah dilakukan di negara subtropis, namun pengujian belum pernah dilakukan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas lahan basah buatan dengan menggunakan program HYDRUS dengan kondisi dan model fisik di Indonesia. Parameter yang diamati adalah waktu pencemar untuk mencapai outlet, dan kurva respon dari pembebanan pencemar pada model. Model fisik diambil dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Parameter-parameter lainnya seperti laju peluruhan pencemar di dalam media tanam, laju pengambilan nutrien oleh akar tanaman, dan sebagainya diambil dari penelitian yang telah dilakukan di tempat-tempat lainnya dan juga dari nilai yang disarankan oleh HYDRUS. Berdasarkan hasil permodelan, didapati bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mencapai outlet adalah 4,85 hari untuk nitrat dan 2,075 hari untuk fosfat. Efektivitas lahan basah yang dimodelkan apabila memperhitungkan waktu tinggal tersebut adalah sebesar 98,83% untuk nitrat dan 98,082% untuk fosfat. Meskipun parameter media tanam tidak sensitif terhadap perubahan, diperlukan data-data yang sesuai dengan kondisi lapangan untuk memodelkan secara akurat. Pada dasarnya, permodelan yang dihasilkan oleh HYDRUS telah memberikan hasil yang sesuai dengan teoritis, akan tetapi belum dapat dibandingkan dengan permodelan fisik dengan reaktornya, sebab penelitian fisiknya belum memperhitungkan waktu tinggal pencemar untuk mencapai outlet.
One of the problems involving water bodies is the pollution of water sources, which later becomes the parent of various social, economic, and health problems. One of these conditions can be overcome by utilizing phytoremediation through constructed wetlands. To determine the effectiveness of a plant to be used as an constructed wetland, using a physical model will require a lot of time and money. An alternative that can be used is to use numerical modeling. HYDRUS is a software that offers such a solution, which is modeling the decay mechanism of pollutants in water bodies and constructed wetlands using numerical modeling with the finite element method. HYDRUS provides a fairly good accuracy in the modeling of constructed wetlands that have been carried out in subtropical countries, but the test has never been carried out in Indonesia. This study aims to analyze the effectiveness of constructed wetlands using the HYDRUS program with physical conditions and models in Indonesia. The parameters observed are the time for the pollutant to reach the outlet, and the response curve of the pollutant loading on the model. The physical model is taken from research that has been done previously. Other parameters such as the rate of decay of pollutants in the media, the rate of nutrient uptake by plant roots, and so on were taken from studies that have been carried out elsewhere and also from the values suggested by HYDRUS. Based on the modeling results, it was found that the time needed to reach the outlet was 4.85 days for nitrate and 2.075 days for phosphate. The effectiveness of the modeled wetlands taking into account the residence time is 98.83% for nitrate and 98.082% for phosphate. Although the parameters of the growing media are not sensitive to changes, data that is in accordance with field conditions is needed to model accurately. Basically, the model produced by HYDRUS has given results that are in accordance with the theory, but cannot be compared with the physical model with the reactor, because the physical research has not taken into account the residence time of the pollutant to reach the outlet."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Nadia Karima Izzaty
"Dewasa ini, seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk di Depok dan sekitarnya, adalah sangat wajar apabila terjadi peningkatan aktivitas domestik yang terjadi di sekitar daerah pemukiman. Salah satu aktivitas domestik yang terjadi di lingkungan pemukiman penduduk adalah aktivitas mencuci. Aktivitas yang melibatkan deterjen yang mengandung fosfor sebagai surfaktan aktif ini apabila dibuang limbahnya secara sembarangan maka akan menyebabkan dampak yang berbahaya, yaitu eutrofikasi. Berangkat dari permasalahan tersebut, maka dibuatlah sebuah simulator permodelan transport pencemar yang menggunakan prototype danau di Universitas Indonesia, yaitu Danau Agathis dan Danau Ulin. Permodelan dinamika di danau ini menggunakan program RMA. Dikarenakan keterbatasan dari data lapangan yang tersedia, maka ada beberapa variabel untuk input RMA-10 dan RMA-11 yang diambil dari data-data literatur penelitian terdahulu.
Hasil dari running program RMA dianalisis dalam tiga tahapan, yaitu proses validasi, analisis sensitivitas, dan simulasi skenario. Hasil dari proses validasi adalah bahwa permodelan numerik yang dihasilkan oleh RMA adalah valid berdasarkan hasil regresi, dengan besar simpangan antara 5.22 hingga 14.932 . Hasil uji sensitivitas menghasilkan kesimpulan parameter yang sensitif pada RMA-10 adalah koefisien turbulent exchange, sedangkan di RMA-11 untuk Danau Agathis yang sensitif adalah difusi ke arah X, dan untuk Danau Ulin yang sensitif adalah difusi arah X dan Y. Hasil simulasi skenario menunjukkan bahwa model memberikan respon yang sama besarnya dengan besar intervensi yang diberikan, serta dapat menghasilkan grafik respon yang sesuai dengan teoritis.
Along with the rapid growth of human population throughout Depok city, it is to be expected that there will also be a raise in domestic activity which happens in the residential area in Depok city, especially in areas with dense population. One of the domestic activities is clothes washing, which involves the usage of detergent. Usually, detergent contains a certain amount of phosphorus in which, if the value is surpassing the limit, will cause eutrophication. Such response is surely undesirable. Based on that problem, this research will attempt to initiate a phosphorus dynamic simulation as constituent transport using Lake Agathis and Lake Ulin in Universitas Indonesia as prototypes. This modelling is done with RMA programs. Due to limited field data available, several inputs for RMA 10 and RMA 11 were obtained from literature of previous researches. There are three types of analysis, which are data validation, sensitivity analysis, and scenarios.RMA shows promising result as it is proved valid through linear regression process, with deviations ranging from 5.22 to 14.932 from analytical results. Sensitivity analysis provides sensitive parameters, for RMA 10 case the sensitive parameter is turbulent exchange coefficient, while for RMA 11 the sensitive parameters are diffusion for X direction for Lake Agathis, and diffusion for X and Y direction for Lake Ulin. Various scenarios run in this research proves that the model is able to give almost the same result as given intervention, and also able to produce graphical response that is the same as theoretical result."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68836
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Farhan Ramadhan
"Nitrifikasi adalah proses alami di badan air di mana terjadi pemecahan nitrogen tereduksi, umumnya dalam bentuk amonia (NH4+) menjadi Nitrit (NO2-) dan kemudian menjadi Nitrat (NO3-) oleh bantuan bakteri. Laju nitrifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis laju nitrifikasi pada Sungai Kali Baru dengan metode batch, menganalisis pengaruh konsentrasi TSS terhadap laju nitrifikasi, dan menganalisis pengaruh nilai laju reaksi hasil percobaan terhadap akurasi model QUAL2Kw. Evaluasi laju nitrifikasi dilakukan dengan mengamati fluktuasi konsentrasi parameter nitrifikasi dari sampel air selama rentang waktu hingga 12 hari, kemudian dilakukan perhitungan menggunakan persamaan kinetika reaksi untuk mendapatkan tetapan laju oksidasi amonia (kai) dan tetapan laju oksidasi nitrit (kin). Nilai kai yang diperoleh merupakan nilai tetapan laju nitrifikasi yang dapat dimodelkan dalam QUAL2Kw untuk kemudian dibandingkan hasil simulasi amonia dan nitratnya dengan laju default (0,1858 /hari). Penelitian ini menguji sampel air Sungai Kali Baru, dan sampel air kondisi artificial. Parameter yang diuji dalam penelitian ini adalah konsentrasi Amonia, Nitrit, Nitrat, dan TSS. Sampel air Sungai Kali Baru memiliki konsentrasi TSS sebesar 113 mg/L, kai sebesar 0,30587 /hari serta kin sebesar 0,14088 /hari. Sampel artificial tidak mengandung TSS sehingga diperoleh kai sebesar 0,00355 /hari, dan kin sebesar 0,04944 /hari. Laju nitrifikasi yang diperoleh dalam penelitian ini 64,6% lebih tinggi dibandingkan dengan laju nitrifikasi default permodelan. Namun, perbedaan laju nitrifikasi ini hanya menurunkan konsentrasi amonia hasil permodelan sebesar 0,17% dan meningkatkan konsentrasi nitrat hasil permodelan sebesar 0,39%.
Nitrification is a natural process in a water body breaking down reduced nitrogen in the form of ammonia (NH4+) to Nitrite (NO2+) which further oxidises into Nitrate (NO3-) by the help of bacteria. The rate of nitrification is affected by several factors. This study aims to analyze the nitrification rate of Kali Baru River using a batch method, analyzing the effect of TSS concentration in water to the nitrification rate, and analyzing how nitrification rate achieved from this study affected the accuracy of a previous QUAL2Kw model. The evaluation of nitrification rate is done by observing the fluctuation of nitrification parameter concentration in a water sample ranging to 12 days, then a kinetical rate analysis is done to gather the ammonia oxidation rate (kai) and the nitrite oxidation rate (kin). The kai value is determined to be the nitrification rate that can be modelled in QUAL2Kw. The ammonia and nitrate concentration modelled by using the kai from this study will be compared to the default value of nitrification rate from the previous modelling (0,1858 /day). This study tested the water quality of Kali Baru River water sample and an artificial condition water sample. The parameters tested in this study are ammonia, nitrite, nitrate, and TSS concentration. Samples from Kali Baru River resulted a 113 mg/L TSS concentration and a kai, and kin value of 0,30587 /day and 0,14088 /day respectively. Artificial condition water sample did not result in any TSS concentration and resulted a kai, and kin value of 0,00355 /day and 0,04944 /day respectively. The nitrification rate acquired from this study is 64,6% higher than the default nitrification rate but only decreased the modelled ammonia concentration by 0,17% and increased the modelled nitrate concentration by 0,39%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lucia Laras Utari
"
ABSTRAKTerganggunya suatu ekosistem perairan dapat diketahui dari kesuburan perairan yang ditunjukkan oleh indikator fosfor dan nitrogen. Penelitian dilakukan di Teluk Jakarta. Input dari penelitian adalah 13 sungai yang mengalir di DKI Jakarta dan bermuara pada 9 muara sungai di Teluk Jakarta serta air hujan dan air tanah yang mengalir ke Teluk Jakarta. Penelitian menggunakan asumsi bahwa Teluk Jakarta merupakan 1 sistem kompleks dimana terjadi pencampuran dari air tawar dan air laut. Digunakan asumsi bahwa pada Teluk Jakarta tidak terjadi stratifikasi. Tujuan penelitian ini adalah mengaplikasikan metode perhitungan budget biogeokimia dan memperoleh informasi tentang nilai budget nutrien berdasarkan pendekatan LOICZ pada perairan Teluk Jakarta. Penelitian menggunakan data tahun 2014. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari neraca massa air di Teluk Jakarta didapatkan bahwa debit air dari Teluk Jakarta menuju laut adalah sebesar -297 x 109 m3 tahun-1 , flux salinitas masuk ke sistem sama dengan flux salinitas keluar sistem dengan waktu pertukaran selama 7 jam. ΔDIP dari perairan Teluk Jakarta adalah masuk menuju sistem sebesar 47.41 kg/tahun artinya Teluk Jakarta berperan sebagi source fosfor. ΔDIN sebesar 34.26 kg/tahun keluar dari sistem artinya Teluk Jakarta berperan sebagai sink nitrogen. Selisih fiksasi dan denitrifikasi di ekosistem Teluk Jakarta dengan C:N:P 106:16:1 adalah -42.31 kg/tahun, artinya perairan Teluk Jakarta tergolong memiliki kadar oksigen rendah.
ABSTRACTThe deterioration of a freshwater ecosystem could be indicated by the quality parameter of the freshwater, such as phosphorous and nitrogen indicators. This study was conducted in Jakarta Bay. The input of this study is 13 rivers which flows to 9 estuaries in Jakarta Bay, along with rthe rainwater and groundwater flowing to the same location. The assumption used in this study is that Jakarta Bay is a complex system where there is a mixture of freshwater and seawater occurring. Another assumption is that there is no stratification in Jakarta Bay. The aim of this study is to apply the biogeochemical budget calculation methodology and obtain information on the nutrient budget value based on the LOICZ approach in Jakarta Bay waters. This study used data obtained from year 2014. Based on the results from the water mass balance in Jakarta Bay, the flow of the water from Jakarta Bay to the sea is -297 x 109 m3 year-1, with salinity flux which flows into the system equals to the salinity flux that flows out of the system with the 7 hours duration of exchange time. ΔDIP of the river in Jakarta bay that flows to the system is 47.41 kg/year, which means that the Jakarta Bay acts as the source of phosphorous. ΔDIN value is 34.26 kg/year that flows out of the system which means that Jakarta Bay is a nitrogen sink. The difference of the fixation and denitrification in Jakarta Bay ecosystem with C:N:P 106:16:1 is -42.31 kg/year, which means that the Jakarta Bay is classified as having low level of oxygen."
2017
T47769
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library