Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Pashya Mauluddy Syalsabila
Abstrak :
Timbal yang bersifat neurotoksik dapat dikeluarkan dari daur ulang baterai bekas. Ada kegiatan daur ulang aki bekas di Desa Cinangka yang sudah beroperasi sejak 1978. Studi ini menyangkut faktor risiko untuk eksposur terkait timbal dan mempengaruhi kejadian gangguan perkembangan mental di area daur ulang aki bekas, Desa Cinangka. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol dengan analisis bivariat. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur kadar timbal dalam tanah dan air, kuesioner, dan observasi. Hasilnya menunjukkan tingkat rata-rata timbal dalam tanah adalah 4.448,21 ppm dan rata-rata kadar timbal dalam air adalah 0,02 ppm. Variabel yang berhubungan dan mempengaruhi gangguan perkembangan mentalitas di area daur ulang aki bekas adalah riwayat aktivitas daur ulang aki bekas di rumah (p = 0,036; OR = 7.000). Kesimpulan dari penelitian ini adalah di Desa Cinangka, Area daur ulang aki bekas, ada area yang memiliki kadar timbal dalam tanah melebihi standar kualitas 400 ppm dari US EPA dan variabel pengaruh yang signifikan gangguan perkembangan mental di bidang daur ulang baterai bekas adalah sejarah kegiatan mendaur ulang baterai bekas di rumah. ......Lead which is neurotoxic can be removed from recycling used batteries. There is a used battery recycling activity in Cinangka Village that has been operating since 1978. This study concerns the risk factors for lead-related exposure and affects the incidence of mental development disorders in the used battery recycling area, Cinangka Village. This study used a case control study design with bivariate analysis. Data collection was carried out by measuring lead levels in soil and water, questionnaires, and observations. The results showed that the average level of lead in the soil was 4,448.21 ppm and the average level of lead in water was 0.02 ppm. The variable related to and affecting mental development disorders in the used battery recycling area was the history of recycling used batteries at home (p = 0.036; OR = 7,000). The conclusion of this study is that in Cinangka Village, a used battery recycling area, there are areas that have lead levels in the soil exceeding the 400 ppm quality standard of the US EPA and the significant influence variable mental development disorders in the field of used battery recycling is the history of recycling activities. used batteries at home.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius H. Pudjiadi
Abstrak :
Penelitian ini mencakup tumbuh kembang anak yang bekerja di sektor industri kecil memperlihatkan bahwa anak-anak ini mengalami hambatan dalam perkembangan mentalnya. Namun demikian pengaruh lingkungan pada tumbuh kembang anak yang bekerja di sektor informal belum diketahui. Gangguan tumbuh kembang pada anak yang bekerja dapat diakibatkan oleh lingkup biopsikososial tempat mereka bekerja maupun tempat mereka berasal. Secara tidak langsung kedua lingkungan ini dapat saling mempengaruhi, misalnya dengan adanya penghasilan atau hilangnya kesempatan belajar anak. Tujuan penelitian adalah menilai tumbuh kembang dan beberapa faktor yang dapat berdampak negatif bagi tumbuh kembang anak yang bekerja di sektor informal, khususnya penjaja koran, kiranya pengetahuan akan tumbuh kembang ini dapat menjadi bahan asupan bagi penelitian lebih lanjut serta pertimbangan kebijaksanaan bagi hari depan mereka.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktavia Risna Damayanti
Abstrak :
Dalam dunia ini, manusia diciptakan sebagai mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, seperti yang dikatakan oleh Turner dan Helms (1995) bahwa mencari dan menjalin hubungan dengan orang lain adalah naluri seorang manusia. Jalaludin Rakhmat (1988) dalam bukunya Psikologi Komunikasi menyebutkan pula bahwa manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri sehingga selalu ingin berhubungan dengan orang lain secara positif. Ternyata, tidak semua orang dapat memiliki kehidupan sosial yang mulus. Cutrona (dalam Peplau dan Perlman, 1982) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa keadaan loneliness, merupakan keadaan yang dapat dihasilkan akibat ketidakterpenuhinya kebutuhan interaksi seorang individu. Loneliness, dapat menyebabkan akibat yang buruk seperti alkoholisme, bunuh diri dan berbagai gejala penyakit (Perlman dan Peplau, 1982). Kebutuhan interaksi yang intim seorang individu dapat dipenuhi lewat lembaga perkawinan, dimana disebutkan oleh Cox (dalam Brehm, 1992) bahwa interaksi sosial dalam perkawinan merupakan bentuk interaksi yang mempunyai sifat paling intim bila dibandingkan dengan bentuk interaksi lain. Menurut penelitian Freedman (dalam Brehm, 1992), dalam suatu perkawinan para istri mengalami loneliness lebih besar daripada para suami. Menurut Fischer dn Philip (dalam Brehm, 1992), wanitalah yang rentan terhadap loneliness apabila ikatan intim atau pernikahan tersebut mengurangi akses mereka pada jaringan sosial yang lebih luas. lnilah yang disebut sebagai isolasi sosial, dimana salah satu kelompok istri yang mengalaminya adalah mereka yang tidak bekerja atau yang lazim disebut ibu rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran loneliness pada ibu rumah tangga tengah baya yang tidak bekerja. Subyek yang dipilih adalah mereka dengan usia 40-60 tahun atau pada masa middle adulthood dan tidak bekerja atau tidak memiliki penghasilan sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan menggunakan alat Revised UCLA Loneliness Scale yang terdiri dari 20 item. Alat ini mengandalkan penilaian subyek terhadap dirinya sendiri yang berarti memiliki kelemahan dapat terjadi kemungkinan faking good atau subyek berusaha terlihat baik di mata orang lain. Hasil penelitian yang didapatkan ternyata, rata-rata dari 80 orang ibu rumah tangga tengah baya yang tidak bekerja tersebut mengalami loneliness, hanya saja pada tingkat yang rendah atau kadar loneliness-nya rendah. Ada beberapa kemungkinan yang dapat menjelaskan hasil penelitian ini, tetapi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang relevan. Penjelasan pertama, wanita memfokuskan perkembangan dirinya pada perkembangan keluarganya (Kelly & Noen dalam Turner & Helms, 1995), sehingga kesuksesan anggota keluarganya merupakan kesuksesan bagi dirinya, hal tersebut dapat menjadi penyebab rendahnya tingkat loneliness pada rata-rata subyek. Penjelasan kedua, seperti diungkapkan Frieze (1978), wanita masih menilai sumber kepuasannya adalah perkawinan dan anak-anaknya sehingga tanpa bekerjapun mereka telah memperoleh kepuasan hidup. Memiliki anak, dapat menjadi penjelasan selanjutnya, dengan demikian salah satu tugas perkembangannya, yaitu membantu anak-anaknya yang sedang bertumbuh menjadi orang dewasa yang matang secara sosial (Duvall dalarn Pikunas, 1976) dapat terlaksana dengan baik. Peningkatan kualitas dalam pernikahan yang umumnya terjadi pada masa ini seperti yang diungkapkan oleh Pikunas (1976), merupakan penjelasan selanjutnya, sebab dengan demikian perasaan lonely seseorang cenderung dapat terobati. 80 % subyek mengikuti aktivitas di luar rumah juga dapat menjadi penjelasan terhadap hasil penelitian, sebab, aktivitas tersebut dapat membantu subyek menjaga jaringan sosialnya dengan masyarakat di sekitarnya. Hal selanjutnya yang dapat pula menjadi penjelasan adalah tingkat pendidikan subyek yang mayoritas atau 61.25 % adalah lulusan SLTA, karena menurut Peplau dan Perlman (1982) seseorang yang berpendidikan rendah akan cenderung terisolir.
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2000
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sunarto
Abstrak :
Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik (TKT) anak sekolah pada anak, orang tua dan guru terhadap peningkatan pengetahuan, psikomotor dan perkembangan industri. Desain penelitian ?quasi experimental pre-post test with control group? melibatkan 117 anak sekolah. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pengetahuan, psikomotor dan perkembangan industri meningkat secara bermakna setelah terapi kelompok terapeutik pada kelompok anak, orang tua dan guru dan lebih tinggi secara bermakna dibandingkan pada kelompok anak (pvalue ≤ 0.05). TKT anak sekolah pada anak, orang tua dan guru direkomendasikan pada anak usia sekolah untuk meningkatkan perkembangan industry anak lebih optimal.
This research aimed to determine the effect of therapeutic group therapy (TGT) in elementary school children, parents and teachers on increase their cognitif, psychomotor and industrial development. Using "quasi experimental pre-post test with control group" involving 117 school children. Results show an increase in cognitif, psychomotor and industrial development increased significantly after therapeutic group therapy of children, parents and teachers, significantly higher than in TGT groups of children (pvalue ≤ 0.05). School children TGT in children, parents and teachers are recommended to improve children's industrial development.
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library