Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bewley, J. Derek
New York: New York Plenum Press , 1985
582.046 7 BEW s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad
"Telah dilakukan penelitian tentang efeklifitas penggunaan sumber radiasi neutron Ra-ik pada perkecambahan biji jagung. Tujuan penelitian ini untuk mengelahui pengaruh radiasi neutron Radium- Berillium (Ra-Be) terhadap perkecambahan biji jagung (Zea maize) dengan variasi waktu radiasi dan media tanam yang berbeda. Benih-benih dari lanaman jagung yang digunakan dalam penciltian ini diperoleh dari benih-benih yang dijual di pasaran. Adapun media uji yang digunakan adalah media uji kertas merang, kapas, dan pasir. Biji-biji tersebut dimasukkan ke dalam tabung reactor Ra-lie untuk men dapatkan radiasi dengan perlakuan wakiu yang berbeda-beda. Penelitian ini menggunakan metode uji langsung. diniana pengamatan terhadap gejala pertumbuhan benih dilakukan unluk tiap-tiap benih pada seliap unit percobaan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penyinaran radiasi neulron terhadap biji jagung pada ketiga jenis media tanam dengan variasi waktu dapat mempengaruhi perkecambahan. Waktu penyinaran sclama 9 jam menunjukkan pertumbuhan batangnya rala-rala lebih tinggi. Pertumbuhan akar lebih panjang dengan serabut akarnya Iebih banyak, sedangkan penyinaran yang Iebih lama yailu 15 jam dan 24 jam. Pertumbuhan batangnya lebih rendah akar lebih pendek dengan serabut yang lebih sedikit."
2003
SAIN-8-1-2003-23
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Izzun Ni`Am,author
"Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh logam berat timbal (Pb) terhadap perkecambahan biji kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.) telah dilakukan. Konsentrasi timbal (Pb) yang digunakan yaitu 0, 50, 100, 150, dan 200 μM. Beberapa parameter telah diamati pada uji perkecambahan. Uji perkecambahan dilakukan dengan mengecambahkan masing-masing lima belas biji kangkung dengan enam ulangan dengan media perkecambahan berupa rockwool. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan one-way ANOVA. Hasil uji perkecambahan menunjukkan terjadinya penurunan nilai seiring bertambahnya konsentrasi timbal (Pb) terhadap parameter berat basah tajuk dan akar, panjang tajuk dan akar, indeks vigor bibit/seedling vigor index (SVI), dan indeks toleransi (TI).

The research study aimed to determine the effect of heavy metal lead (Pb) on the germination of water spinach (Ipomoea aquatica Forsk.). Lead (Pb) concentrations of 0, 50, 100, 150, and 200 μM were used. Several parameters were observed during the germination test, which involved germinating fifteen water spinach seeds per rockwool support with six replicates. The obtained data were analyzed using one-way ANOVA. The results of the germination test showed a decrease in shoot and root fresh weight, shoot and root length, seed vigor index (SVI), and tolerance index (TI ) as the lead (Pb) concentration increased."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tanaman "Lo" (Ficus racemosa L) termasuk suku Moraceae yang berpotensi sebagai tanaman buah dan obat. Beberapa bagian tanaman lo telah dimanfaatkan penduduk seperti buahnya dapat dimakan , daunnya berguna untuk pengobatan diare (Anonim 1995) ekstrak kulit kayu dilaporkan dapat untuk aglutinasi sel-sel darah putih pada penderita leukimia (Rojo et al, 1999)..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Hanum Puspita
"Penelitian ini menguji fitotoksisitas nanopartikel perak (NP Ag) hasil biosintesis pada perkecambahan padi dan jagung. Terdapat 5 kelompok perlakuan yaitu kontrol; NP Ag konsentrasi 5, 10, 15 mg/L; dan AgNO3 0,01 M. Paparan NP Ag dilakukan dengan merendam biji dalam larutan NP Ag selama 24 jam, lalu dikecambahkan selama 14 hari dalam kondisi gelap. Toksisitas NP Ag dianalisis dengan tiga parameter. Pertama, parameter perkecambahan terdiri dari daya kecambah (DK%), laju perkecambahan (LP), dan indeks kecepatan perkecambahan (IKP). Kedua, parameter biometrik dianalisis dengan mengukur panjang tunas dan akar; serta berat segar dan kering kecambah. Terakhir, parameter fisiologis yaitu kadar H2O2 daun. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan NP Ag cenderung memiliki pengaruh yang tidak berbeda signifikan dengan kontrol dalam parameter perkecambahan, biometrik, dan fisiologis padi dan jagung. Namun, biji padi dan jagung dengan NP Ag 15 mg/L cenderung mengalami penurunan pada DK%, IKP, dan panjang tunas. Padi dengan perlakuan NP Ag 15 mg/L mengalami penurunan IKP yang berbeda signifikan dengan kontrol. Selain itu, terjadi penurunan berat segar seiring peningkatan konsentrasi NP Ag di padi dan jagung. Di sisi lain, diketahui kandungan H2O2 dalam padi yang terpapar NP Ag secara bertahap cenderung meningkat seiring peningkatan konsentrasi NP Ag, serta pada jagung dengan perlakuan NP Ag 15 mg/L memiliki kadar H2O2 yang cenderung lebih tinggi dari kontrol.

This study tested the phytotoxicity of biosynthetic silver nanoparticles (AgNPs) on rice and corn germination. There are 5 treatment groups, control; AgNPs concentration 5, 10, 15 mg/L; and 0,01 M AgNO3. Exposure to AgNPs was carried out by soaking the seeds in a solution of AgNPs for 24 hours, then germinated for 14 days in the dark. The toxicity of AgNPs was analyzed by three parameters. First, the germination parameters consisted of germination rate (DK%), germination rate (LP), and germination rate index (IKP). Second, biometric parameters were analyzed by measuring shoot and root length; and fresh and dry weight of sprouts. Last, the physiological parameter is the leaf H2O2 level. The results showed that the AgNPs treatment tended to have no significant effect with the control in germination, biometric, and physiological parameters of rice and corn. However, rice and corn seeds with AgNPs 15 mg/L tended to decrease in DK%, IKP, and shoot length. Rice treated with AgNPs 15 mg/L experienced a decrease in IKP which was significantly different from the control. In addition, there was a decrease in fresh weight as the concentration of AgNPs in rice and maize increased. On the other hand, it is known that the H2O2 content in rice exposed to AgNPs gradually tends to increase as the concentration of AgNPs increases, and corn with 15 mg/L AgNPs treatment has H2O2 levels which tend to be higher than the control."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Fathoni
"Beberapa bidang terkait seperti bahan agrokimia telah teraplikasi oleh nanopartikel. Sebagai salah dari satu contoh cara yang dapat digunakan adalah dengan memanfaatkan tumbuhan. Dalam penelitian ini, digunakan ekstrak daun Diospyros discolor Willd. untuk menyintesis nanopartikel CuO, Ag, dan CuO-Ag dengan masing-masing prekursornya, yaitu AgNO3 dan Cu(NO3)2.3H2O dengan konsentrasi yang sama, yaitu 50 mM. Nanopartikel CuO-Ag disintesis dengan perbandingan antarprekursornya yaitu 1:1 (v/v). Karakterisasi nanopartikel CuO, Ag, dan CuO-Ag dilakukan dengan spektrofotometer UV VIS, X-ray Difraction (XRD) dan juga Transmission electron microscope (TEM). Pada penelitian ini juga dilakukan uji toksisitas terhadap tanaman kacang panjang. Perbandingan dari setiap variasi konsentrasi yaitu, 0,01 mg/mL, 0,02 mg/mL, dan 0,03 mg/mL untuk tiap jenis nanopartikel terhadap tanaman kacang panjang dilakukan sebelum perendaman biji. Biji kacang panjang lalu di rendam selama 24 jam, lalu setelah itu diamati perkecambahan dan pertumbuhannya selama 14 hari. Hasil yang di peroleh menunjukkan nanopartikel CuO, Ag, dan CuO-Ag berhasil di sintesis melalui sintesis dengan menggunakan ekstrak daun Bisbul. Hasil sintesis menunjukkan bentuk nanopartikel CuO berupa lembaran dan Ag berupa bola. Sementara pengaruh nanopartikel terhadap kacang panjang menunjukkan efek stimulant pada nanopartikel CuO, Ag, dan CuO-Ag pada konsentrasi 0,03 mg/mL dan persentase perkecambahan paling baik pada nanopartikel CuO, kacang panjang pada parameter pertumbuhan meenunjukkan efek stimulant nanopartikel CuO, Ag, dan CuO-Ag pada konsentrasi 0,03 mg/mL dan pertumbuhan paling baik pada nanopartikel CuO-Ag, kenaikan konsentrasi NP CuO, Ag, dan CuO-Ag tidak mempengaruhi tingkat perkecambahan dan pertumbuhan.

Several related fields such as agrochemical materials have been applied by nanoparticles. One example of a method that can be used is by utilizing plants. In this research, Diospyros discolor Willd leaf extract was used. to synthesize CuO, Ag, and CuO-Ag nanoparticles with their respective precursors, namely AgNO3 and Cu(NO3)2.3H2O with the same concentration, namely 50 mM. CuO-Ag nanoparticles were synthesized with a ratio between precursors of 1:1 (v/v). Characterization of CuO, Ag and CuO-Ag nanoparticles was carried out using a UV VIS spectrophotometer, X-ray Difraction (XRD) and also a Transmission electron microscope (TEM). In this research, toxicity tests were also carried out on long bean plants. Comparison of each concentration variation, namely, 0.01 mg/mL, 0.02 mg/mL, and 0.03 mg/mL for each type of nanoparticle for long bean plants, was carried out before soaking the seeds. The long bean seeds were then soaked for 24 hours, then observed for germination and growth for 14 days. The results obtained showed that CuO, Ag and CuO-Ag nanoparticles were successfully synthesized through synthesis using Bisbul leaf extract. The synthesis results show that CuO nanoparticles are in the form of sheets and Ag in the form of balls. While the effect of nanoparticles on long beans showed a stimulant effect on CuO, Ag, and CuO- Ag nanoparticles at a concentration of 0.03 mg/mL and the best germination percentage on CuO nanoparticles, long beans on growth parameters showed a stimulant effect on CuO, Ag, and nanoparticles. CuO-Ag at a concentration of 0.03 mg/mL and the best growth on CuO-Ag nanoparticles, increasing the concentration of CuO, Ag, and CuO-Ag NPs did not affect the germination and growth rates."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elah Nurlaelah
"Nanopartikel perak (NPAg) merupakan salah satu nanomaterial yang intensif dikaji dalam bidang nanoteknologi. Nanopartikel perak telah banyak digunakan dalam bidang pertanian karena memiliki efek stimulasi dalam meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Selain itu, NPAg juga memiliki sifat toksik karena dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Sintesis NPAg secara biologis disebut biosintesis. Metode biosintesis NPAg menjadi alternatif yang memiliki keunggulan, seperti metode lebih sederhana, hemat biaya, ramah lingkungan dan mudah ditingkatkan untuk hasil atau produksi yang tinggi. Metode biosintesis menggunakan agen biologi seperti ekstrak tanaman sebagai pereduksi. Contoh biosintesis NPAg yang telah dikembangkan yaitu menggunakan ekstrak daun bisbul (Diospyros discolor Willd.). NPAg tersebut perlu dikaji secara luas efeknya pada tanaman, baik efek positif maupun negatif. Kedelai (Glycine max L. Merr) menjadi salah satu tanaman yang menarik untuk diteliti terkait interaksinya dengan NPAg. Kedelai merupakan salah satu tanaman dengan permintaan pasar yang cukup tinggi, tetapi produksinya rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi kedelai yaitu dengan mendorong kemampuan perkecambahan dan pertumbuhan tanaman. Penelitian pertama bertujuan untuk menganalisis potensi toksisitas NPAg hasil biosintesis ekstrak bisbul serta dampak paparannya terhadap karakteristik biometrik dan fisiologis pada perkecambahan kedelai varietas Anjasmoro. Penelitian ini dirancang dalam lima kelompok perlakuan: kontrol (air), NPAg 20, 40, dan 60 mg/L, serta AgNO₃ 0,01 M. Hasil menunjukkan bahwa paparan NPAg tidak memengaruhi perkecambahan, dengan tingkat perkecambahan lebih dari 95% pada semua perlakuan. Sementara itu, tidak ada benih yang berkecambah pada perlakuan AgNO₃. Secara signifikan, NPAg 20 mg/L meningkatkan indeks vigor benih I dan panjang tunas, sedangkan NPAg 60 mg/L menurunkan panjang akar. Kandungan klorofil a, klorofil b, dan total klorofil secara signifikan meningkat dibandingkan kontrol, dengan peningkatan tertinggi pada konsentrasi 40 mg/L untuk klorofil a dan pada 60 mg/L untuk klorofil b. Penelitian kedua bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh paparan NPAg melalui berbagai metode aplikasi terhadap karakteristik biometrik dan fisiologis pada pertumbuhan tanaman kedelai varietas Anjasmoro. Tujuan lainnya yaitu untuk menganalisis pengaruhnya terhadap fenofase perkembangan dan produktivitas tanaman. Penelitian ini dirancang menjadi empat kelompok: kontrol, paparan NPAg 20 mg/L melalui nanopriming, foliar spray, dan kombinasi (nanopriming dan foliar spray). Hasil menunjukkan bahwa metode kombinasi menyebabkan penurunan signifikan pada beberapa parameter pertumbuhan seperti panjang akar, jumlah bintil akar, bobot segar dan kering, serta jumlah daun, yang sejalan dengan peningkatan akumulasi H₂O₂ dan fenolik akibat stres oksidatif. Di sisi lain, metode foliar spray dan kombinasi memberikan hasil lebih optimal pada fenofase (pembungaan dan pembuahan) dan produktivitas kedelai. Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan wawasan penting tentang potensi aplikasi NPAg dalam pertanian. Meskipun NPAg dapat meningkatkan perkecambahan dan pertumbuhan tanaman, penggunaannya memerlukan strategi pengelolaan yang cermat untuk memaksimalkan manfaat sekaligus meminimalkan risiko. Pengamatan jangka panjang diperlukan untuk memahami dampak penggunaan NPAg terhadap seluruh siklus hidup tanaman kedelai, termasuk potensi akumulasi residu dalam jaringan tanaman dan pengaruhnya terhadap kualitas hasil panen. Selain itu, disarankan melakukan analisis molekuler dan metabolomik pada tanaman kedelai yang diberi perlakuan NPAg untuk memperoleh data yang lebih komprehensif.

Silver nanoparticles (AgNPs) are one of the most extensively studied nanomaterials in nanotechnology. They are widely used in agriculture due to their stimulatory effects on plant growth and productivity. However, AgNPs also possess toxic properties that can inhibit plant growth. The biological synthesis (biosynthesis), offers advantages such as simplicity, cost-effectiveness, environmental friendly, and scalability for high production. Biosynthesis uses biological agents, such as plant extracts, as reducing agents. For example, biosynthesis using bisbul (Diospyros discolor Willd.) leaf extract, which has shown potential but requires extensive evaluation of its effects on plants, both positive and negative. Soybean (Glycine max L. Merr.), a crop with high market demand but low productivity, is of particular interest for studying AgNPs interactions. Enhancing seed germination and plant growth is one strategy to improve soybean productivity, and this can be achieved by using biosynthesized AgNPs. The first study aimed to analyze the toxicity potential of AgNPs synthesized using bisbul extract and their effects on the biometric and physiological characteristics of soybean germination. The experiment consisted of five treatment groups: control (water), AgNPs at 20, 40, and 60 mg/L, and 0.01 M AgNO₃. The results indicated that AgNPs exposure did not affect germination, as all treatments achieved germination rates above 95%, except for the AgNO₃ group where no seeds germinated. AgNPs at 20 mg/L significantly increased seed vigor index I and shoot length, while AgNPs at 60 mg/L reduced root length. Chlorophyll a, chlorophyll b and total chlorophyll contents increased significantly compared to the control, with the highest increases observed at 40 mg/L for chlorophyll a and 60 mg/L for chlorophyll b. The second study aimed to evaluate the effects of AgNPs exposure through different application methods on the biometric and physiological characteristics of soybean growth, reproductive phenophase, and productivity. Four treatment groups were designed: control, 20 mg/L AgNPs exposure via nanopriming, foliar spray, and a combination of nanopriming and foliar spray. The results showed that the combination method significantly reduced several growth parameters, including root length, nodule number, fresh and dry weights, and leaf number, corresponding to increased H₂O₂ and phenolic accumulation due to oxidative stress. Meanwhile, the foliar spray and a combination method gave more optimal results on phenophases (flowering and fruiting) and soybean productivity. This study provides important insights into the potential application of AgNPs in agriculture. Although AgNPs can enhance plant germination and growth, their use requires careful management strategies to maximize benefits and minimize risks. Long-term studies are needed to understand the effects of AgNPs application throughout the soybean life cycle, including potential residue accumulation in plant tissues and effects on crop quality. In addition, molecular and metabolomic analyses of AgNPs-treated soybeans are recommended to provide more comprehensive data."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Satyanti
"Perubahan iklim, termasuk suhu yang semakin panas dan kekeringan merupakan kendala utama bagi regenerasi tumbuhan. Percobaan tentang pengaruh suhu terhadap regenerasi tumbuhan dilakukan pada dua jenis endemik"
Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya, LIPI, 2015
580 BKR 18:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library