Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ardhanari
Abstrak :
ABSTRAK
Perilaku hidup sehat yang merupakan bagian dari gaya hidup sehat berkembang pada usia anak-anak dan mulai stabil ketika seseorang memasuki periode remaja. Perilaku hidup sehat adalah perilaku seseorang, yang merasa yakin bahwa dirinya sehat, yang berhubungan dengan kesehatan, dan dapat diindikasikan dengan perilaku sehari-hari yang tidak berhubungan dengan Jial-hal medis.

Penelitian ini menggunakan teori Jung sebagai acuan. Preferensi kepribadian dan temperamen adalah karakteristik kepribadian yang dapat dilihat dari tipologi Jung. Preferensi kepribadian adalah sualu cara berpikir, mengolah informasi dan berinteraksi yang paling disukai oleh seseorang (Myers, 1998). Preferensi kepribadian terdiri dari 8 preferensi, yaitu ekstrover dan introver (E-I), pengindera dan intuitif (S-N), berpikir dan perasa (T-F), serta penilai dan pengamat (J-P). Temperamen adalah gambaran umum dari fungsi-fungsi dasar tipe kepribadian. Empat temperamen yang dikemukakan oleh Keirsey & Bates (1978) adalah intuilive-feeling (NF), inluilive-lhinking (NT), sensing-judging (SJ), sensingperceiving (SP).

Penelitian ini menggunakan disain penelitian kuantitatif dengan metode Spearman rank-Spearman's rcink-difference coefficient dan teknik anova one-wcty. Subjek penelitian ini adalah remaja yang memasuki tahap perkembangan akhir (18-20 tahun) dan belum menikah. Jumlah subjek sebanyak 80 orang. Alat ukur yang digunakan adalah MBTI form M hasil adaptasi Yulistia (2002) dan alat ukur perilaku hidup sehat bersifat unidimensional yang disusun untuk penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara preferensi kepribadian dengan perilaku hidup sehat pada remaja. Hubungan yang signifikan ini hanya terlihat pada preferensi penilai dan pengamat saja. Namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara temperamen dengan perilaku hidup sehat pada remaja.
2004
S3366
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Ferdinan Leonardo
Abstrak :
ABSTRAK
Masalah gangguan kesehatan mental merupakan kontributor terbesar terhadap DALYs di dunia. Di Indonesia, data menunjukkan bahwa 1-2 orang dari 1000 penduduk mengalami gangguan kesehatan mental dan dalam beberapa tahun terakhir, kehidupan masyarakat di perkotaan juga menunjukkan risiko ancaman kesehatan mental yang cukup tinggi. Pekerjaan yang menumpuk, persoalan keluarga, tekanan ekonomi, dan penyebab lainnya diketahui menjadi pemicu stres. Pemicu-pemicu yang mengancam tersebut mampu menyebabkan psychological distress. Salah satu hal yang bisa dan cukup mudah dilakukan untuk menanggulangi potensi ancaman masalah kesehatan mental adalah menjalankan perilaku hidup sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat psychological distress pada masyarakat di Jabodetabek yang menjalani dan tidak menjalani perilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat yang diukur adalah aktivitas fisik, konsumsi sarapan, durasi tidur, merokok, dan konsumsi alkohol. Partisipan penelitian ini adalah 1108 masyarakat di Jabodetabek. Peneliti menggunakan instrumen GHQ-12 untuk mengukur psychological distress dan kuesioner pertanyaan yang bersifat demografis untuk mengukur perilaku hidup sehat. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat psychological distress pada masyarakat yang beraktivitas fisik, mengonsumsi sarapan, dan tidur 7-8 jam, sedangkan pada perilaku merokok dan konsumsi alkohol, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan pada psychological distress.
ABSTRACT
Mental health disorders are one of the largest contributors to DALYs worldwide. In Indonesia, data show that 1-2 out of 1000 people experiencing mental health problems and in the last few years, life in urban society shows high risk on mental health. Job overload, family problem, economic pressure, and other factors have been known as triggers of stress. These threatening triggers are capable to cause psychological distress. One of many things that can be easily done to overcome potential risk to mental health problem is to perform health behavior. Purpose of this study is to understand the difference on psychological distress level of society in Jabodetabek who perform of healthy behaviors and who don?t. Health behaviors that are assessed are physical activity, breakfast consumption, sleep duration, smoking, and alcohol consumption. Participants of this study are 1108 people in Jabodetabek. Researcher used GHQ-12 instrument to assess psychological distress and demographic questions questionnaire to assess health behavior. The calculation results show that there are psychological distress level differences on people who do physical activity, consume breakfast, and sleep for 7-8 hours. On the other hand, there are no significance psychological distress level difference between people who smoke and consume alcohol.
2016
S63110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meudia Syahidah
Abstrak :
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS di rumah tangga merupakan upaya pemberdayaan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh RISKESDAS 2013 disebutkan bahwa angka PHBS yang masih kurang maksimal berbanding terbalik dengan jumlah posyandu yang ada di DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara praktik kehadiran ibu ke posyandu dengan pencapaian PHBS di rumah tangga. Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan responden sebanyak 106 orang yang dipilih dengan teknik consecutive random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 74,5 responden memiliki capaian PHBS yang sangat baik. Sebanyak 81,1 responden memiliki tingkat kehadiran ke posyandu secara rutin. Namun, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara praktik kehadiran ibu ke posyandu dengan pencapaian PHBS di rumah tangga p=0,423 . Diperlukan adanya edukasi berkelanjutan mengenai PHBS kepada warga melalui metode lain, seperti media publikasi cetak atau iklan layanan masyarakat. Pada penelitian selanjutnya perlu diteliti mengenai faktor-faktor yang menyebabkan masih adanya warga yang tidak melakukan PHBS dengan baik. ...... Clean and Healthy Behaviors in Household is a cluster of activities that aims to empower members of household to increase their knowledge, willingness, and capability in doing clean and healthy behaviors. A recent study done by RISKESDAS 2013 showed poor Clean and Healthy Behaviors score which is inversely proportional to the number of Posyandu in DKI Jakarta. This study aimed to identify the relationship between mother rsquo s attendance in Posyandu with Clean and Healthy Behaviors score in household. This study used cross sectional method with 106 subjects that were chosen by consecutive random sampling. The result showed that 74.5 subjects got a very good Clean and Healthy Behaviors score. Furthermore, 81.1 of the subjects showed routine attendance to Posyandu. However, there is no statistically significant relationship between Clean and Healthy Behaviors score with mother rsquo s attendance to Posyandu p 0.423 . Sustainable education about Clean and Healthy Behaviors in household is needed to be delivered by other methods, such as printed publication media or public service advertisement. Further studies need to consider other factors that can cause people not to perform Clean and Healthy Behaviors well.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratnawati
Abstrak :
ABSTRAK Pengendalian risiko preeklampsia dapat dilakukan dengan modifikasi terhadap perilaku hidup sehat sesuai status sosial ekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara status sosial ekonomi dengan perilaku hidup sehat pada ibu preeklampsia. Penelitian deskriptif korelasi ini meneliti 107 ibu preeklampsia di ruang postpartum. Pengambilan data dengan kuesioner terbimbing dengan analisis Chi square. Ibu preeklampsia mayoritas memiliki status sosial ekonomi menengah ke bawah (77,6%) dengan perilaku hidup tidak sehat 60,7%. Terdapat hubungan antara status sosial ekonomi dengan perilaku hidup sehat (p value = 0,00). Hubungan antara status sosial ekonomi dan perilaku hidup sehat dipengaruhi oleh usia, kegemukan dan paritas (OR = 5,53, IK 95% = 1,87-16,38). Pelayanan kesehatan perlu memperhatikan status sosial ekonomi dan perilaku hidup sehat secara umum dalam melakukan perawatan ibu hamil dan melakukan deteksi dini preeklampsia pada ibu hamil primipara, berusia lebih dari 35 tahun dan mengalami kegemukan.
ABSTRACT The risk of preeclampsia can be controlled by modifying the healthy lifestyle behaviors appropriate to the socio-economic status. This study aimed to determine the correlation between socio-economic status and healthy lifestyle behaviors of preeclampsia mothers. This descriptive correlational research examined 107 preeclampsia mothers in the postpartum ward. Data were collected using a guided questionnaire and analyzed by Chi-square analysis. The majority of preeclampsia mothers have middle to lower socioeconomic status (77.6%) with unhealthy lifestyle 60.7%. There was a correlation between socio-economic status and healthy lifestyle behaviors (p value = 0.00). The correlation between socioeconomic status and healthy lifestyle behaviors was influenced by age, obesity, and parity (OR = 5.53, 95% CI = 1.87-16.38). Health services need to consider the general socio-economic status and healthy lifestyle behaviors in caring pregnant women and performing the early detection of preeclampsia in primiparous pregnant women, over 35 years old and overweight.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45329
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anharudin
Abstrak :
Cardiovasculer Diseases (CVD) adalah penyakit jantung yang meliputi empat hal yaitu (1) coronary arterial diseases (CAD) atau penyakit jantung koroner (PJK); (2) cerebrovaskular diseases termasuk stroke dan ischemic transient attack (TIA); (3) penyakit arteri yaitu perifer arterial diseases (PAD) dan (4) aterosklerosis aorta. CVD menjadi salah satu pembunuh nomor satu di dunia, karena banyak faktor risiko yang mempengaruhi baik yang dapat dimodifikasi dan yang tidak bisa dimodifikasi sehingga sulit ditangani. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis berbagai faktor yang berhubungan dengan kejadian CVD di PT. X. Untuk saat ini di PT. X faktor risiko yang bepotensi menyumbang kejadian CVD 10 tahun mendatang sudah mulai muncul berdasarkan data kesehatan pemeriksaan kesehatan rutin tahunan pekerja tahun 2021. Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan tahunan 2021 terdapat peningkatan faktor risiko CVD meliputi angka obesitas 65,5%; kolesterol total tinggi 50,13%; diabetes mellitus 4,3 % dan hipertensi 5,79%. Studi ini merupakan studi cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dengan menganalisis data primer dan sekunder untuk menggambarkan faktor risiko CVD termasuk prediksi 10 tahun mendatang bagi para responden menggunakan metode Framingham Risk Score (FRS), Skor Kardiovasar Jakarta (SKJ) dan WHO Chart serta menganalisis risiko CVD di PT X tahun 2022. Penelitian ini menemukan bahwa dengan metode Framingham Risk Score (FRS); Skor Kardiovaskuler Jakarta (SKJ) dan WHO Chart diperoleh persentase responden dengan risiko tinggi terjadinya CVD masing-masing adalah (10,2%); (18,7%) dan (1,7 %) dengan (n=235). Hasil penelitian juga menunjukan dari beberapa faktor risiko didapatkan bahwa (46,0%) responden berusia dibawah 40 tahun dan (77,0%) responden berjenis kelamin laki-laki., sedang untuk faktor risiko CVD merokok didapatkan (26,8%); BMI dengan obesitas (26%); HDL poor (34,5%); kolesterol total tinggi (37,9%); diabetes militus (10,6 %); tekanan darah tinggi (11,9%) dan mempunyai aktivitas rendah (93,2%). Faktor risiko dominan berupa merokok dari hasil analisis diperoleh pula nilai (OR=13,7), artinya seseorang yang merokok mempunyai peluang 13,7 kali berisiko lebih tinggi mengalami CVD dibandingkan dengan seseorang yang tidak merokok. Selain merokok adalah diabetes mellitus, dengan nilai (OR=7,6) artinya seseorang yang mengalami diabetes mempunyai peluang 7,6 kali berisiko lebih tinggi mengalami CVD dibandingkan dengan seseorang yang tidak diabetes mellitus. Juga HDL, dari hasil analisis diperoleh nilai (OR=7,7), artinya seseorang yang memiliki HDL rendah mempunyai peluang 7,7 kali berisiko lebih tinggi mengalami CVD dibandingkan dengan seseorang yang HDL tinggi. Secara garis besar masukan terhadap perusahaan adalah program pencegahan CVD agar dibuat continues dan serentak di berbagai Region atau Unit, serta meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pekerja akan pentingnya menjaga kesehatan dan menerapkan reward dan konsekuensi secara lebih konsisten. ......Cardiovascular Diseases (CVD) is heart disease which includes four major diseases, namely (1) coronary arterial diseases (CAD) or coronary heart disease (CHD); (2) cerebrovascular diseases including stroke and ischemic transient attack (TIA); (3) arterial disease, namely peripheral arterial diseases (PAD) and (4) aortic atherosclerosis. CVD is one of the number one killer diseases in the world, because there are many modifiable and non-modifiable risk factors that affect it and making it difficult to treat. The purpose of this study was to analyse various factors related to be CVD at PT. X. Currently at PT. X risk factors that have the potential to contribute to be CVD in the next 10 years have started to appear based on the health data for the 2021 annual routine medical examination of workers. Based on the results of the 2021 annual health examination, there is an increase in CVD risk factors including an obesity rate of 65.5%; high total cholesterol 50.13%; diabetes mellitus 4.3% and hypertension 5.79%. This study is a cross-sectional study with a quantitative approach by analysing primary and secondary data to describe CVD risk factors including predictions for the next 10 years for respondents using the Framingham Risk Score (FRS) method, Jakarta Cardiovascular Score (SKJ) and WHO Chart as well as analysing CVD risk at PT X in 2022. This study found that using the Framingham Risk Score (FRS) method; The Jakarta Cardiovascular Score (SKJ) and the WHO Chart obtained the percentage of respondents with a high risk of developing CVD, respectively (10.2%); (18.7%) and (1.7%) with (n=235). The results of the study also showed that from several risk factors it was found that (46.0%) of respondents were under 40 years old and (77.0%) of respondents were male, while for CVD risk factors smoking was obtained (26.8%); BMI with obesity (26%); poor HDL (34.5%); high total cholesterol (37.9%); diabetes mellitus (10.6%); high blood pressure (11.9%) and have low activity (93.2%). The dominant risk factor in this study is smoking. From the results of the smoking analysis also obtained a value (OR = 13.7, meaning that someone who smokes has a 13.7 times higher risk of getting CVD compared to someone who does not smoke. Other dominant risk factor is diabetes mellitus, with a value (OR = 7.6) meaning that someone who has diabetes has a 7.6 times higher risk of getting CVD compared to someone who does not have diabetes mellitus. Also, HDL with the results of the analysis obtained a value (OR = 7.7), meaning that someone who has low HDL has a 7.7 times higher risk of getting CVD compared to someone with high HDL. Main input to the company is a CVD prevention program to be made continuously and simultaneously in various Regions or Units, as well as increasing employee knowledge and awareness of the importance of maintaining health and implementing rewards and consequences more consistently.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Puspitasari
Abstrak :
ABSTRAK
Penyakit Jantung Koroner adalah pembunuh nomor satu di dunia, sulit ditangani karena banyak faktor risiko yang berkontribusi. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku hidup pekerja PT. BXX yang dibentuk oleh faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor pendorong, menggunakan sequential exploratory design, dimulai dengan pengambilan data kuantitatif untuk melihat gambaran faktor risiko perilaku hidup, diikuti kualitatif melalui Focus Group Discussion untuk memperdalam analisis faktor risiko yang teridentifikasi. Hasil telitian mend apatkan perilaku hidup sebagian besar pekerja PT. BXX tidak sehat, yaitu 57,89% responden kurang konsumsi sayur dan buah, 46,05% responden tidak berolahraga, 40,79% kurang olahraga, dan 93,42% responden mengalami kelebihan berat badan dan kegemukan.
ABSTRACT
Coronary Heart Disease is the number one killer in this world, it is difficult to be cured because there are many factors that contributing on it. This research aims to identify life behavior of PT. BXX workers which formed by pre-disposing factors, enabling factors, and reinforcing factors. Sequential exploratory design is used by collecting quantitative data at the beginning to describe the risk factors of life behavior, followed by the qualitative data which is collected by holding a Focus Group Discussion to analyze the identified risk factors further. This research result shows that the life behavior of majority of PT. BXX workers are unhealthy, which are explained more that 57.89% of the respondents are consuming less vegetable and fruit, 46,05% of the respondents are not working out, and 93,42% of the respondents are overweight and obese
2017
T48318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prathama Gilang Wagiono Putera
Abstrak :
Saat ini Indonesia mengalami perubahan pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM) salah satunya penyakit kanker yang berdampak membengkaknya biaya pelayanan kesehatan yang ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah, serta menurunnya produktivitas masyarakat dan daya saing negara, sehingga akan berdampak kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Sehingga diperlukan perubahan perilaku dan perbaikan lingkungan yang sistematis dan terencana agar tujuan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dapat tercapai sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang pedoman pelaksanannnya diatur dalam Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017, dan Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 161 Tahun 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas dan implementasi peraturan perundang-undangan tersebut. Analisis efektivitas perundang-undangan tentang GERMAS dilaksanakan dengan metode yuridis normative, sedangan desain cross sectional digunakan untuk menilai implementasi pelaksanaan GERMAS. Sebanyak 102 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dianalisis melalui kuesioner yang sudah dilakukan uji validitas dan uji reabilitas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peraturan perundang-undangan GERMAS adalah valid namun tidak efektif menurut Teori Hans Kalsen. Sedangkan hasil analisis implementasi perundang-undangan GERMAS di DKI Jakarta masih belum berjalan dengan baik. ......Currently, Indonesia is experiencing a change in disease patterns from communicable diseases to non-communicable diseases (NCDs), one of which is cancer, which has an impact on increasing health service costs borne by the community and the government, as well as decreasing community productivity and the country's competitiveness, which will have an impact on socio-economic conditions. public. So systematic and planned behavioral changes and environmental improvements are needed so that the goals of the Healthy Living Community Movement (GERMAS) can be achieved in accordance with the Instruction of the President of the Republic of Indonesia Number 1 of 2017 concerning the Healthy Living Community Movement, the implementation guidelines of which are regulated in the Regulation of the Minister of National Development Planning/Head of Division National Development Planning of the Republic of Indonesia Number 11 of 2017, and Regulation of the Governor of the Special Capital Region of Jakarta Number 161 of 2019. The aim of this research is to analyze the effectiveness and implementation of these laws and regulations. Analysis of the effectiveness of legislation regarding GERMAS was carried out using normative juridical methods, while a cross sectional design was used to assess the implementation of GERMAS. A total of 102 respondents who met the inclusion and exclusion criteria were analyzed through a questionnaire that had been tested for validity and reliability. The results of this research show that GERMAS legislation is valid but not effective according to Hans Kalsen's theory. Meanwhile, the results of the analysis of the implementation of GERMAS legislation in DKI Jakarta are still not going well.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Sherliany
Abstrak :
Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan modal sosial yang dimiliki anggota pokja PHBS SMP Negeri 107 Jakarta dalam upaya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Pendekatan penelitian kualitatif dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif melalui teknik pengumpulan data wawancara mendalam, observasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal sosial yang dimiliki anggota pokja PHBS SMP Negeri 107 Jakarta dapat mendukung keberhasilan dalam upaya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.
The purpose of this research to describe the social capital that is owned by the working group members of PHBS of SMP Negeri 107 Jakarta in an effort to implement a clean and healthy living behavior. This research uses a qualitative approach and is a descriptive research through data collection techniques in depth interviews, observation, and literature study. The results of this research shows that social capital is owned by members of the working group of PHBS of SMP Negeri 107 Jakarta can support its success in an effort to implement clean and healthy living behavior.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roma Radiah
Abstrak :
ABSTRAK
Mahasiswa keperawatan telah memperoleh pengetahuan perilaku hidup sehat yang diharapkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pola perilaku hidup sehat mahasiswa FIK UI. Penelitian berdesain cross-sectional dengan 93 responden yang diambil dengan metode disproporsionate stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan perilaku hidup sehat cukup tinggi 59,1 dengan pola perilaku hidup sehat baik M= 2,58; SD= 0,30 . Uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan pengetahuan dengan perilaku hidup sehat p= 0,289 . Perilaku hidup sehat tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan. Rekomendasi penelitian selanjutnya ialah menguji faktor lain yang memengaruhi perilaku hidup sehat.
ABSTRACT
Nursing students have health promoting lifestyles knowledge which supposed to be applied in daily life. The study rsquo s aim was to identify the correlation between knowledge level and health promoting lifestyles of nursing student Universitas Indonesia. The study rsquo s design was cross sectional with 93 samples, using disproportionate stratified random sampling method. The results showed high knowledge level 59,1 , good health promoting lifestyles m 2.58 SD 0.30 , and no correlation between knowledge level and health promoting lifestyles p 0.289 . Health promoting lifestyles is not only influenced by knowledge. Furthermore, further research should confirm other factors influencing health promoting lifestyles.
2017
S68954
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library