Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Seruni Arifah Putri
"ABSTRAK
Pengentasan pemukiman kumuh sedang marak dilakukan oleh pemerintah melalui perelokasian pemukiman yang berada pada kawasan kumuh dan illegal ke rumah susun sederhana sewa, salah satunya ialah Rusunawa Pulogebang. Perubahan jenis hunian dari hunian horizontal ke hunian vertikal menyebabkan adanya perubahan perilaku pada penghuni Rusunawa Pulogebang, salah satunya ialah perilaku belanja. Perilaku belanja dapat dipengaruhi oleh faktor pribadi, faktor sosial dan tingkat kedekatan penghuni dengan masyarakat sekitar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan geografi humanistik sebagai landasannya. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori perilaku keruangan yang dikaitkan dengan teori jarak sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kedua faktor yang mempengaruhi perilaku belanja, faktor pribadi lebih mempengaruhi perilaku belanja. Sementara tingkat kedekatan mempengaruhi jarak sosial yang dimiliki penghuni. Jarak sosial tersebut berpengaruh terhadap perjalanan yang dilakukan penghuni saat berbelanja. Terdapat tiga skala sosial yang terbentuk yang jika diurutkan dari terdekat hingga terjauh yaitu sebagai keluarga, sebagai tetangga dan sebagai kenalan. Semakin jauh jarak sosial yang terbentuk, maka semakin bervariasi tipe belanja dan semakin jauh perjalanan belanja yang terbentuk pada pola perilaku belanja penghuni Rusunawa Pulogebang.

ABSTRACT
Alleviation of slum dwellings is being carried out by the government through relocation of settlements located in slums and illegal locations to apartments, one of which is the Rusunawa Pulogebang. Changes in the type of horizontal dwelling to vertical dwelling causes behavioral changes on Rusunawa Pulogebangs residents, especially on shopping behavior. Shopping behavior can be influenced by personal factors, social factors and social nearness of residents towards the surrounding. This qualitative research is conducted by using humanity geography approaches. The analysis is conducted using spatial behavior theory that is related with social distance theory. The results show that from two factors that influence shopping behavior, personal factor gives more influence to shopping behavior. On the other hand, social nearness effects social distance owned by residents. Social distance affects the trips that residents make when shopping. There are three social distance scales formed which, if sorted from the nearest to the furtherst, is as family, as neighbors, and as acquaintances. The furthest social distance that is formed, the more varied types of shopping and the further shopping trip that is formed on shopping behavior patterns of Rusunawa Pulogebangs residents. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Khairunisa
"Penilitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara consumer innovativeness dan Intensi Pembelian kembali dalam perilaku belanja online pada mahasiswa. Consumer Innovativeness didefinisikan oleh Goldsmith dan Hofacker (1991 dalam Binge-Alcaniz dkkk, 2008) sebagai kecenderungan untuk menyambut dan mengadopsi produk-produk baru. Sedangkan intensi repurchase dijelaskan sebagai kemungkinan subjektif bahwa individu akan terus membeli suatu produk dari penjual atau toko online dikemudian hari (Chiu dkk, 2008). Alat ukur Consumer Innovativeness adalah Domain spesific innovativeness (Goldsmith & Hofacker dalam Binge-Alcaniz dkk, 2008), sedangkan Intensi Repurchase adalah Repurchase Intention dari Parasuraman dkk (dalam chiu dkk, 2008). Pengukuran consumer innovativeness menggunakan alat ukur Domain spesific. Responden 453 mahasiswa di daerah Jabodetabek. Metode pengambilan sampel diperoleh dengan teknik accidental sampling. Hasil menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara consumer innovativeness dan intensi repurchase pada perilaku belanja online (r = 0.326; p = 0.000). Artinya, semakin tinggi consumer innovativeness, maka semakin tinggi intensi untuk melakukan repurchase. Implikasinya toko online perlu melakukan identifikasi pada konsumen yang memiliki karakteristik inovatif agar dapat meningkatkan intensi repurchase.

This research was conducted to find the correlation between consumer innovativeness and repurchase intention toward online shopping behavior on college students. Consumer innovativeness defined by Goldsmith and Hofacker (In, Binge-Alcaniz et. al, 2008) as a tendency to welcome and to adopt new products, while repurchase intention refers to the subjective probability that an individual will continue to purchase products from the online vendor or store in the future (Chiu et.al, 2008). Consumer innovativeness was measured using an instrument named Domain Spesific Innovativeness (Goldsmith & Hofacker, in Binge-Alcaniz, 2008) and Repurchase Intention was measured using an instrument by Parasuraman et. al., (2008). This research involved 453 undergraduate students around Jabodetabek. Sampling method using accidental sampling in which questionnaire was seperated through social media. The result of this research show that consumer innovativeness positively correlated with repurchase intention( r = 0.326; p = 0.000). Which means, the highest consumer innovativeness someone?s own, showing the higher repurchase interion. The implication of this research for online shop is to identify consumer with innovativeness characteristic, in order to increase their intention to repurchase.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S54490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ravidania Auni
"Adanya kebijakan Work From Home pada masa pandemi COVID-19 sejak tahun 2020 menjadi salah satu alasan adanya perubahan perilaku belanja konsumen. Kebijakan Work From Home tersebut membuat para konsumen perlu mencari alternatif untuk berbelanja dengan aman di masa pandemi ini. Konsumen kopi dalam hal itu mencari alternatif untuk berbelanja minuman kopi di masa pandemi COVID-19 dengan cara memesan secara online. Generasi Z merupakan salah satu konsumen kopi yang memanfaatkan layanan online untuk berbelanja minuman kopi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perilaku keruangan konsumen generasi Z pada saat berbelanja minuman kopi dengan layanan Gofood/Grabfood dari kedai kopi di Jakarta Selatan pada masa pandemi COVID-19 dan perubahan perilaku belanja yang terjadi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan uji triangulasi data. Pengaruh terpapar informasi, teknologi Location-based Services, intensitas belanja, orientasi belanja kopi, nilai belanja kopi, dan pilihan kedai kopi masing-masing konsumen digunakan untuk menganalisis perilaku belanja konsumen kopi generasi Z. Generasi Z juga cenderung mengatur budget untuk membeli kopi karena adanya perubahan terkait dengan kebutuhan kopi dan juga masih ada pengaruh eksternal seperti tinggal bersama orang tuanya. Sintesis yang terbentuk dari perilaku keruangan konsumen ini didapatkan untuk pemilihan kedai kopi yang berjarak dekat, konsumen saat itu lebih mementingkan waktu dan biaya kirim saat memesan kopi. Kedai kopi yang jaraknya jauh tetap dipilih oleh konsumen kopi generasi Z karena adanya promo dan pilihan produk yang sesuai dengan selera mereka.

The existence of the Work From Home policy during the COVID-19 pandemic since 2020 is one of the reasons for changes in consumer shopping behavior. The Work From Home policy makes the consumers need to find alternatives to shop safely during this pandemic. Coffee consumers look for other options to shop for coffee drinks during the COVID-19 pandemic by ordering online. Generation Z is one of the coffee consumers who use online services to shop for coffee drinks. The purpose of this study was to analyze the spatial behavior of Generation Z consumers when shopping for coffee in South Jakarta with Gofood/Grabfood at coffee shops during the COVID-19 pandemic, and the changes in shopping behavior occurred. This study uses a qualitative method with a triangulation test. Influence from the information they receive, the technology they use, shopping intensity, shopping orientation, shopping value, and the coffee shop of each consumer chose are used to analyze the shopping behavior of generation Z coffee consumers. Generation Z also manages the budget to buy coffee because of changes related to coffee needs, and there are still external influences such as living with their parents. The formed synthesis for generation Z consumers' spatial behavior is acquired by selecting a coffee shop close to their house because they are concerned with time and shipping costs when ordering coffee. Then, choosing coffee shops that are further away is caused by the influence of the shopping behavior of Z generation coffee consumers because they tend to choose promos or brands or products that suit their tastes. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library