Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2234 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Udin Sumantri
Abstrak :
ABSTRAK
Era globalisasl memberi dampak positlp atas pertumbuhan peranan transportasi udara dewasa ini rnaupun dimasa mendatang, dimana tingk.at pertumbuhan mencapai 6,6% per tahun. Pertumbuhan transportasl udara ini akan berdampak langsung pada pertumbuhan perawatan pesawat udara itu sendiri.

PT. Garuda Indonesia merupakan perusahaan penerbangan nasional Indonesia dengan fokus jalur penerbangan luar negri. Dalam mendukung kelancaraan operasional penerbangan pesawat udara Garuda Indonesia, Garuda Maintenance Facility (GMF) merupakan pusat perawatan pesawat udara Garuda Indonesia.

Dalam mengantlsipasi persaingan penerbangan yang semakin ketat, Garuda Miantenance Facility selalu berusaha untuk mengembangkan kapabilitas dan kapasitasnya. Hal ini telah dilaksanakan melalui perluasan hanggar dan fasilitasnya, serta peningkatan kemampuan dari para personelnya.

Jumlah personel Garuda Maintenance Facility telah mencapai 2981 pegawai dengan aneka ragam profesi. Jurnlah personel yang demikian besar rnerupakan asset perusahaan yang sangat vital yangakan menentukan masadepan perusahaan. Sumber Daya Manusia di Garuda maintenance Facility merupakan critical succes factor, yang harus dikelola, dibina dan dik.embangkan demi mas a de pan perusahaan. Garuda Maintenance Facility harus mampu untuk membina para personelnya untuk menjadi pegawai-pegawai yang profesional, yang memiliki kemampuan tinggi dalam perawatan pesawat udara dan komponennya. Tantangan untuk Gruuda Maintenance Facility tidak h~ya untuk perawatan pesawat udara yang dimiliki Garuda Indonesia, tapi juga pesawat-pesawat luar dalam rangka sebagai profit centre

Dalam upaya pembinaan para personelnya tersebut, Garuda Maintenance Facility harus mengadakan pembenahan yang serius khususnya pada hal-hal yang sangat rawan dibidang SDM. Hal-hal yang saat ini merupakan permasalahan utama dibidang SDM Garuda Maintenance Facility adalah tentang tidakadanyajenjang pegawai fungsional, Pola pendidikan dan latihan, sistim Production Planning & Control/PPC dan budaya kerja.

Fokus penekanan pada tulisan ini adalah tentang penyusunan jenjang karir fungsional, dimana melalui pengaturan pola ini maka akan termasuk pengaturan Pola pendidikan dan latihan, peningkatan produktifitas kerja yang (selanjutnya harus dikaitkan pada sistim PPC) dan budaya perusahaan serta sebagai sarana dalrun pembinaan dan motivasi pegawai yang efektif.

Jenjang karir jabatan fungsional di Garuda Maintenance Facility mencakup jabatan Teknisi, Inspector, Planner dan Engineer, yang secara organisatoris dibawahkan oleh pejabat struktural tapi sistim k.epangkatan berdasarkan profesinya dan tidak dibatasi oleh pejabat struktural yang membawahkannya. Sistim jenjang karir ini bersifat terbuka, dalam arti memungkinkan teljadinya perubahan profesi antara jabatan fungsional itu sendiri atau antara jabatan fungsional dan struktural.

Pembinaan jenjang karir fungsional ini merupakan upayastrateglsdibidangbisnis penerbangan. Tampaknya tidak akan pen1ah te:tjadi suatu perusahaan penerbangan akan memiliki keunggulan dari para pesaingnya dengan mengabaikan pembinaan sumber daya manusia.
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lee, Nancy R.
Thousand Oaks: Sage, 2016
658.8 LEE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Rusmi Widayatun
Jakarta: Sagung Seto, 2009
616.89 TRI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Amril
Abstrak :
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak diamati secara langsung, oleh pihak luar. Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan praktik keperawatan yang diberikan secara Iangsung kepada klien/pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan, bersifat humanistik pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan proses perawatan, dengan tahapan yang terdiri atas pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan tindakan keperawatan, evaluasi dan pendokumenfasian keperawatan. Perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan bila tidak dilaksanakan sesuai standar prosedur akan menimbulkan keluhan bagi pasien, yang berakibat tidak puasnya klien yang dilayani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap RSUD Pariaman tahun 2004. Desain yang digunakan adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah semua perawat pelaksana yang bertugas di instalasi rawat inap yaitu ruangan kebidanan, bedah, IKA, penyakit dalam, Neurologi, paviliun Gandofnah, pavilitm Nan Tongga RSUD Pariaman. Sampel penelitian, semua populasi dijadikan sampel (total sampling) yang berjumlah 70 orang responden. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, dan checklist. Pengolahan data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat dengan bantuan komputer. Hasil penelitian ditemukan perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan yang baik sebesar 62,9%. Hasil analisis bivariat, yang menunjukkan ada hubungan yang signifikan dengan perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan adalah pengetahuan, beban kerja, SOP keperawatan. Hasil analisis multivariate regresi logistik, variabel pengetahuan merupakan variabel yang secara statistik paling sigifikan berhubungan dengan perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap RSUD Pariaman tahun 2004, dengan Odds Ratio 4,96 (95% CI: 1,55-15,86), artinya perawat yang pengetahuannya baik mempunyai peluang untuk berperilaku baik dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan kepemwatan sebesar 4,96 kali dibanding perawat yang mempunyai pengetahuan kurang setelah dikontrol variabel beban kerja. Unluk merubah perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap RSUD Pariaman ke arah yang Iebih baik sesuai standar, disarankan agar pihak rnanajemen rumah sakit melakukan peningkatan pengetahuan melalui pendidikan tenaga keperawatan dari SPK, PPB ke jenjang yang lebih tinggi minimal D Ill Keperawatan, dan melaksanakun pelatihan on the job training, maupun pelatihan formal di bidang pelayanan keperawatan yang dihaksanakan oleh institusi terkait, dan disediakan dana untuk pendidjkan dan pelatihan tersebut. Agar beban kerja tenaga keperawatan dibuatkan standar operasional prosedurnya (SOP), diatur sedemikian rupa sehingga semua perawat mendapatkan pembagian tugas yang merata dan seimbang, peraturan tentang standar operasional prosedur keperawatan dilakukan kaji ulang untuk perbaikan dan revisi sesuai kondisi rumah sakit. Agar perawat meningkatkan perilakunya dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian keperawatan, penegakkan diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan terutama evaluasi keperawatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan, supaya pelanggan merasa lebih puas dan nyaman setelah mendapat pelayanan keperawatan di rumah sakit umum daerah Pariaman.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emilia Jakob
Abstrak :
Konflik adalah sesuatu yang umum dijumpai dalam interaksi sehari-hari antar individu yang satu dengan individu lainnya. Konflik yang ditangani dengan baik dapat membawa perubahan yang positif dalam kelompok. Bagaimana konflik dapat tertangani dengan baik membutuhkan ketrampilan perilaku asertif. Perilaku asertif menuntut penghargaan terhadap hak-hak individu dan hak-hak orang lain. Dalam perkawinan masyarakat patriakal, kedudukan antara pria dan wanita seringkali sulit untuk diletakkan dalam tingkat yang sama karena lelaki umumnya memegang kepemimpinan, kekuatan dan kekuasaan yang legirimare sementara perempuan akan berada dalam posisi subordinate yang biasanya memiliki ketergantungan terhadap mereka yang lebih dominan. Sehingga perempuan mungkin akan lcbih sulit untuk berperilaku asertif. Untuk jangka panjang perilaku tidak asertif akan membuat individu semakin kehilangan rasa harga dirinya, meningkatkan perasaan terluka dan marah serta mungkin sekali menghasilkan perilaku agresif yang merupakan bentuk Iain dari peri;aku tidak asertif. Straus (1979) menyusun alat ukur Conflict Tacrics Scale (CTS) untuk melihat pola penanganan konflik dalam keluarga CTS ini terdiri dari 3 skala yaitu skala reasoning, verbal aggression dan violence. Metode reasoning membutukan perilaku asertif dan aktif tertuju pada pemecahan masalah, sementara metode verbal aggression dan violence memiliki dimensi agresi di dalamnya. Untuk itu dilakukan peneiitian ini guna melihat apakah alat ukur CTS ini juga dapat digunakan untuk melihat pola penanganan konflik pada pasangan-pasangan di Jakarta. Teori yang digunakan sebagai landasan meliputi perkawinan, konfiik dan resolusinya, asertivitas umum dan dasar-dasar konstruksi tes. Data yang diperoleh berasal dari 71 subyek, dengan karakteristik jangkauan usia 20 - 40 tahun, sudah menikah minimal selama satu tahun Iamanya, sebagian besar memiliki pendidikan akhir diploma dan saljana serta tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Reliabilitas CTS dihitung dengan menggunakan rumus koetisien Alfa Cronbach mendapatkan hasil; skala reasoning memiliki indeks reliabilitas 0.61, skala verbal aggression 0.55 sementara skala violence memiliki indeks reliabilitas 0.75. Uji validitas CTS dilakukan dengan rnengkorelasikan alat ukur ini dengan alat ukur lain yaitu Rarhus Assertfveness Scale yang mengukur perilaku asertif secara umum. Hasil dari uji validitas ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku aserlif dengan metode penanganan konflik, baik dengan menggunakan reasoning, verbal aggression maupun violence. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara umum alat ukur CTS ini belurn merupakan alat ukur psikologis yang cukup baik untuk melihat pola penanganan konflik sebagaimana yang diharapkan. Masih ada beberapa perbaikan yang perlu dilakukan untuk menghasilkan sebuah alat ukur yang dapat melihat pola penanganan konflik pada pasangan-pasangan di Indonesia. Namun demikian ada beberapa hal yang menarik berkaitan dengan hasil yang didapat melalui penelitian ini. Antara Iain adalah tidak adanya perbedaan metode penanganan konflik yang dilakukan oleh perempuan maupun laki-laki dalam perkawinan sebagairnana yang dipersepsikan oleh pihak perempuan. Akan tetapi terdapat hubungan yang signifikan antara metode penanganan konflik yang dilakukan oleh suami dan istri. Perilaku asertif juga dijumpai lebih tinggi pada perempuan dengan pendidikan sarjana dibandingkan dengan mereka yang berpendidikan SMA. Untuk penelitian lanjutan disarankan untuk melakukan beberapa perbaikan item seperti menambah jumlah item sehingg mencakup berbagai macam taktik yang mungkin digunakan oleh pasangan yang sedang berkonflik, khususnya untuk skala reasoning. Perbaikan lainnya adalah memperjelas item-item dalam skala reasoning sehingga benar-benar memiliki konstruk perilaku asertif.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Alya Pramesthi
Abstrak :
Penggunaan media sosial yang banyak digunakan dalam konteks sosial, salah satunya untuk donasi oleh Kitabisacom. Menyebarkan pesan promosi donasi melalui media sosial memiliki kaitan dengan daya tarik pesan, yang terdiri atas rational appeal dan emotional appeal. Penggunaan message appeal dapat didekati oleh dual process theory sebagai kerangka konseptual dan hipotesis guna menjelaskan bagaimana rational appeal dan emotional appeal menghasilkan engagement behaviour. Penelitian berikut dilakukan pada 136 konten TikTok Kitabisacom menggunakan analisis isi kuantitatif yang diuji melalui regresi berganda. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa baik rational appeal dan emotional appeal secara simultan dan parsial memiliki pengaruh terhadap engagement behaviour, dengan rational appeal sebagai determinan terbesar. ......The use of social media is widely used in social contexts, one of which is for donations by Kitabisacom. Spreading donation promotional messages through social media is related to the appeal of the message, which consists of rational appeal and emotional appeal. The use of message appeal can be approached by dual process theory as a conceptual framework and hypothesis to explain how rational appeal and emotional appeal produce engagement behavior. The following research was conducted on 136 Kitabisacom TikTok content using quantitative content analysis tested through multiple regression. Based on the results of the study, it was found that both rational appeal and emotional appeal simultaneously and partially have an influence on engagement behavior, with rational appeal as the biggest determinant.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tan Tai Hiong
Abstrak :
Skripsi ini adalah sebuah studi komparatif dari reformasi keuangan yang terjadi belakangan ini dengan perilaku pergeseran portofolio yang diakibatkannya di negara-negara Cekung Pasifik. Analisis di fokuskan pada elemen dan trend yang sama, tetapi pengalaman khas dari tiap negara juga dikaji sebagai ilustrasi tambahan. Studi atas proses reformasi keuangan di negara-negara Cekung Pasifik mencakup suatu pandangan umum atas ciri-ciri struktur keuangan tradisional yang sama, suatu analisa atas tekanan-tekanan perubahan pasar finansial, suatu kajian atas perubahan-perubahan struktural dan reformasi regulasi, serta suatu eksplorasi terhadap perkembangan di masa depan, tantangan dan prospek pasar finansial. Ini khususnya adalah suatu analisa kualitatif. Studi atas perilaku pergeseran portofolio yang ditimbulkan dilaksanakan dengan memakai model ekonometri yang dikembangkan dalam satu bab dari skripsi ini. Ide dasarnya adalah untuk menyelidiki bagaimana perubahan-perubahan dalam variab,el makroekonomi dapat mendorong perubahan-perubahan dalam permintaan relatif atas berbagai aset. Aset finansial yang dipelajari digolongkan atas aset alat tukar domestik, aset nilai simpan domestik, dan aset nilai simpan asing. Variabel kausal makroekonomi di sini digolongkan atas : variabel pendapatan dan variabel hasil deposit. Studi ini menegaskan banyak hubungan perilaku yang penting antara variabel-variabel tersebut sehubungan dengan kondisi ekonomi negara yang bersangkutan. Khususnya, beberapa perbedaan perilaku antara negara maju dan berkembang ditemukan sangatlah signifikan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18729
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
T.M. Zakir Machmud
Abstrak :
Sebagai suatu negara dengan sisitem perekonomian yang terbuka, kegiatan ekspor dan impor memegang peranan yang cukup penting di dalam menunjang proses pembangunan. Namun perubahan kondisi eksternal yang terjadi seringkali menimbulkan gangguan terhadap keseimbangan proses tersebut. Peningkatan defisit neraca transaksi berjalan yang dihadapi Indonesia tahun-tahun belakangan ini merupakan salah satu akibat dari gangguan tersebut. Gejala ini hams diwaspadai, sebab apabila dibiarkan berlanjut dapat merusak kredibilitas perekonomian. Selain disebabkan karena defisit disektor jasa, melonjaknya defisit neraca transaksi berjalan juga disebabkan oleh membengkaknya impor barang. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melihat bagaimana perilaku impor di Indonesia. Faktor apa saja yang mempengaruhinya dan bagaimana polanya selama kurun waktu penelitian. Sebagai basis metodologi dipergunakan model Impor Umum Moran (1989). Sementara untuk melihat serta mengetahui besaran dan arah hubungannya, dipergunakan teknik estimasi Ordinary Least Square (OLS) dan Two Stage Least Square (TSLS). Metode yang kedua mengasumsikan bahwa penentuan harga impor bersifat endogen. Penelitian ini menggunakan data time series triwulanan dari kwartal pertama 1985 sampai dengan kwartal keempat 1995. Dan hasil perhitungan regresi menunjukkan bahwa estimasi menggunakan TSLS lebih relevan dengan kasus Indonesia. Di samping itu juga diperoleh hasil bahwa, faktor yang paling mempengaruhi permintaan impor Indonesia adalah Pendapatan Nasional (PDB). Sementara variabel Harga relatif (PM/P) justru tidak memiliki pengaruh terhadap permintaan impor. Atau dengan kata lain permintaan impor Indonesia inelastis terhadap harganya. Sementara variabel-variabel lainnya seperti Penerimaan Devisa (FR), Cadangan Devisa Periode Sebelumnya (RR.4), serta Permintaan Impor Periode Sebelumnya (MM-1) memiliki hubungan serta arah yang jelas dan kuat dengan impor Indonesia. Disamping itu penulis juga melakukan periodisasi untuk melihat pola perilaku dari masing-masing variabel. Hasil perhitungannya menunjukkan bahwa sebagian besar variabel-variabel determinan impor memberikan pengaruh yang semakin besar dan signifikan, kecuali variabel harga relatif. Secara keseluruhan diperoleh gambaran bahwa Indonesia masih sangat tergantung pada impor, terutama impor barang modal dan bahan baku untuk mengembangkan industri dalam negeri. Oleh karena itu upaya untuk mengurangi impor dengan maksud untuk menekan defisit neraca transaksi berjalan bukan upaya yang tepat sebab nantinya akan berdampak balik terhadap perekonomian.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Wiyasti
2004
S3479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S6290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>