Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dedy Efrizal
"Karya akhir ini menganalisis tentang kinerja KPS "X" dari tahun 1999 sampai tahun 2002, dan membandingkannya dengan dua KPS onshore lain, dengan menganalisis Financial Quaterly Report tiap KPS. Menganalisis kondisi keuangan KPS "X" dilihat dari Financial Statement-nya. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang bagaimana KPS dan BP-Migas bekerja sama mengelola minyak yang ada di Indonesia, mengukur kinerja operasi KPS "X" berdasarkan Financial Status Report dan mengidentifikasi kekuatan dan kekurangan dari perusahaan.
Study karya akhir ini dilakukan dengan melihat analisis common size dengan gross revenue sebagai angka dasar dan growth dari Financial Status Report dari tahun 1999 sampai tahun 2000. Penulis juga membandingkan Financial Status Report KPS "X" dengan dua KPS sejenis untuk mengetahui sampai dimana kinerja KPS "X" terhadap dua KPS lain.
Dari hasil dari penelitian ini dapat diliihat bahwa KPS "X" adalah perusahaan yang paling effisien karena persentase cost recovery-nya dari tahun 1999 ke tahun 2001 adalah yang paling kecil dibandingkan dengan KPS yang lain. Karena cost recovery yang kecil dapat meningkatkan equity to be split yang akan menguntungkan BP-Migas dan Contractor. KPS "X" lebih effisien dari KPS lain. Ini dikarenakan sumur produksi masih baru, sehingga lifting oil-nya berlangsung secara natural flow (1999), dan gas lift (2000 dan 2001) yang rendah dalam biaya produksi. Kalau dilihat dari kontribusinya kepada negara, KPS "X" menempati peringkat kedua setelah KPS "A", ini dilihat dari share minyak yang diterima BP-Migas.
Setelah menganalisa Financial Status Report, penulis menyimpulkan bahwa, prinsip akuntansi yang diterapkan PSC berbeda dengan Prinsip Akuntansi seperti yang diterapkan pada perusahaan-perusahaan pada umumnya. Share yang diterima KPS sangat dipengaruhi oleh price, lifting oil (production) dan cost recoverables. Dari hasil analisa Laporan keuangan yang dilaporkan pada BP-Migas dengan membandingkan dengan perusahaan sejenis, KPS 'X' temyata beroperasi paling efisien. Terjadi penurunan persentase (Cost Recovery), sementara untuk perusahaan sejenis tetjadi kenaikkan. Kekuatan KPS "X" adalah mampu meningkatkan produksi minyak dengan tetap menjaga persentase cost recovery stabil, sehingga menguntungkan kedua belah pihak, BP-Migas dan KPS "X" itu sendiri. KPS "X" lebih effisien dari dua KPS lain karena equity to be split nya menunjukkan persentase yang tertinggi. Kekurangan KPS "X" produksi minyaknya jauh tertinggal jika dibandingkan dengan KPS "A" sehingga share minyak yang diterima tidak mampu mengimbangi KPS "A".
Ada beberapa saran dari penulis, bahwa KPS "X" harus dapat mempertahan persentase cost recovery-nya untuk tahun-tahun kedepan, karena ditahun-tahun kedepan KPS "X' juga akan menggunakan artificial lift karena tekanan pada tiap sumur akan mengalami penurunan, sehingga pengangkatan minyak akan lebih sulit. Harus lebih teliti dalam melakukan eksplorasi, karena eksplorasi yang gagal, biayanya tidak diganti oleh BPMigas. Kebijaksanaan Cost Recovery jangan dijadikan alat untuk meningkatkan total share dengan merekayasa cost recovery."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amirudin
"PENELITIAN ini berangkat dari pertanyaan mengenai proses produksi tayangan religi "Mamah dan Aa Beraksi" di Stasiun Televisi Indosiar dalam relasinya dengan pembentukan kebudayaan. Fokus penelitian adalah dinamika relasi antar aktor (tim kreatif, tim produksi, penceramah, pembawa acara, audiensi) dalam proses produksi tayangan religi di studio. Dengan menggunakan metode etnografi dan teori ranah dari Bourdieu (1993) dan Turner (1974), peneliti mengajukan argumen bahwa ruang produksi tayangan dapat dilihat sebagai ranah produksi budaya yang relatif otonom, yang memiliki logika dan pola permainannya sendiri dan bukan subordinasi dari lingkungan makro (kekuasaan ekonomi politik) sebagai sesuatu yang pasti menentukan arah tindakan dan hasilnya. Dengan berfokus pada ranah produksi, penelitian ini membuktikan bagaimana kekuatan ekonomi dominan tidak senantiasa mendominasi proses produksi tayangan. Praktik-praktik dalam ranah produksi tayangan memiliki logikanya sendiri dan praktik tersebut membentuk jalinan sosial dan material yang mengarah pada tujuan tertentu. Disertasi ini menunjukan bahwa teori ranah produksi budaya dapat dimanfaatkan secara produktif untuk meneropong gejala media yang semakin menjadi ciri era informasi global. Pendekatan prosesual (Bourdieu, 1993) dan logika permainan dalam suatu ranah (Turner, 1974) relevan dikembangkan dalam studi antropologi media untuk menelaah variasi gejala dan bentuk media yang lain, mengkaji proses produksi yang melibatkan banyak arena, dan menelaah hadirnya media baru (new media) yang memungkinkan simultannya proses produksi dan konsumsi dalam satu arena. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, peneliti menemukan bahwa di era serbamedia, dinamika produksi budaya telah diwarnai secara signifikan oleh panggung-panggung media, namun praktikpraktik sosial di dalam proses produksi tayangan Mamah Dedeh menunjukkan, panggung media tidak terpisah dari kehidupan sehari-hari. Praktik hidup sehari-hari sudah menjadi bagian dari tenunan media, pun sebaliknya, praktik media telah menjadi bagian dari hidup sehari-hari."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
D2186
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukrisno
"Ship Building Plant (SBP) 50.000 DWT adalah merupakan bagian dari Divisi Kapal Niaga, yaitu fasilitas dock tempat pembuatan Kapal, khususnya untuk jenis Kapal Niaga atau Kapal Cargo, yang dilengkapi dengan fasilitas kerja seperti : Fabrication Shop, Sub-Assembly & Assembly Shop, Erection Shop, Pipe Shop dan Machinery Shop.
Dalam menghadapi era globalisasi menuntut dunia industri untuk menciptakan keunggulan bersaing, dimana salah satu faktor agar dapat mampu bersaing yang cenderung dapat kita kendalikan adalah faktor internal dan perusahaan itu sendiri yaitu yang menyangkut masalah performansi dan input sumber daya yang digunakan, dan performansi dad output atau produk yang dihasilkan_ Untuk dapat melakukan pengendalian faktor-faktor tersebut diperlukan suatu parameter yang dapat digunakan untuk menilai dan mengevaluasi performansi produksi dimana dalam penelitian ini digunakan metode Multi Factor Productivity Measurement Model dan mengotimalkan metode pengendalian manajemen dalam produksi kapal yaitu Performance Chart dan Efek Diagram Pareto dari unsur sumber daya yang digunakan.
Hasil analisa performansi produksi yang diperoleh adalah sebagai berikut :
- Terdapat unsur-unsur biaya produksi yang penggunaan biayanya cenderung terus meningkat, khsusnya untuk input tenaga kerja tak langsung dan perawatan mesin
- Periode 1 dan 2 tahun 1997 produktivitas perusahaan rendah, sebesar 0.75 % dan 0.82%, sedang produktivitas periode 3 dan 4, 1998 meningkat menjadi 1.23 dan 1,45.
- Perusahaan kehilangan peluang untuk mendapatkan keuntungan sebesar + Rp 28,000,000,000,- karena adanya kenaikan harga material dan ongkos kerja.
- Performance Chart menunjukkan adanya deviasi penyelesaian proyek sebesar 20 s/d 38% antara rencana dan realisasi.
- Diagram Pareto untuk mendeteksi unsur sumber daya yang perlu mendapat perhatian dari manajemen , sebagai gambaran 13 % dari total material yang digunakan, biaya yang telah diserap sebesar 58.5% dari total biaya periode 1.

Ship Building Plant (SBP) 50.000 DWT is fasility of Merchant Ship Division of PT PAL which consist of Grafing Dock with Capacity up to 50.000 DWT and supporting work shop i.e Fabrication Shop, Sub Assembly-Assembly Shop,Erection Shop, Pipe Shop and Machinery Shop.
To face the globalisation era, the industry is challenge to improve their competitiveness. The competitive factor that can be controllable is the internal factor in the company, which is the performance from usage of resources input and performance of output or product result. To control those factor we need the parameter that can use to evaluate production performance, where in this study we use MFPMM method (Multi Factor Productivity Measurement Model) and optimalization of control management method in ship production that is Performance Chart and Pareto Diagram Effect from element of resource that used.
Result of production performance analysis outcome as follow :
- Found that element of production cost which in use, tend to grow, especially for input from indirect labour and maintenance of machine.
- In period 1 and 2 in 1997, the productivity in company is low as 0.75 and 0.82, where the productivity in periode 3 and 4 in 1998 is grow and become 1.23 and 1.45.
- The company lost the change to get profit as amount of Rp 28 millions, because of increase of material price and labour cost.
- The performance Chart show that the deviation of project complete as 20 to 38 % between planning and realization.
- Effect Pareto Diagram tb detect elemens of resourse that need attention from management For example, 13 % of the total material that has been used, the cost that absorbedis 58.5 % from total cost of period 1.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library