Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reni Yanita
Abstrak :
Inovasi pada lembaga riset semakin memegang peranan penting dalam menghadapi era globalisasi dan pasar yang semakin kompetitif saat ini. Kegiatan penelitian dan pengembangan sebagai proses inovasi dari suatu lembaga riset telah banyak menghasilkan teknologi, namun relatif masih sedikit yang diterapkan IKM. Hal ini ditunjukkan dengan sedikitnya produk litbang yang dapat dimanfaatkan IKM dan masih minimnya penerimaan Pelayanan Jasa Teknis Balai yang berasal dari kerjasama litbang. Dikaitkan dengan visi jangka panjang lembaga litbang di Iingkungan Depperindag sebagai agent inovasi teknologi bagi industri utamanya bagi IKM, menuntut perlunya menumbuhkan pembelajaran dalam organisasi agar inovasi yang dihasilkan tidak hanya berhenti pada tahap penemuan, tetapi dapat diterapkan dalam kegiatan bisnis. Peningkatan nilai tambah melalui penerapan hasil litbang teknologi, rekayasa, dan desain merupakan salah satu bentuk peluang yang dapat dimanfaatkan oleh IKM Agro, untuk itu peran Balai Besar lndustri Agro sangat diperlukan dalam membantu pengembangan industri melalui penerapan produk litbangnya. Hal ini melihat potensi IKM Agro sangat berpeluang untuk dikembangkan daiam rangka memacu pertumbuhan ekspor non-migas mengingat bahan baku dan potensi pasar yang besar. Tujuan kajian ini, adalah : (1) untuk mengetahui kinerja produk hasil litbang BBIA dalam memenuhi kebutuhan/mendukung IKM Agro (dilihat berdasarkan persepsi dan harapan IKM/pengguna jasa); (2) untuk menjelaskan proses pembelajaran dalam merespon perubahan dan kebutuhan IKM, dan (3) untuk mengetahui strategi pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan dalam upaya meningkatkan kinerja produk BBIA guna mencapai kesesuaian persyaratan yang dibutuhkan oleh pelanggannya/IKM. Kinerja produk hasil litbang BBIA diukur dengan menggunakan perspektif pengguna produk (khususnya IKM) untuk mengetahui persepsi dan harapan IKM dengan melihat tingkat kepuasan yang menyangkut 5 aspek kepuasan pelanggan, yaitu : tangibility, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Data diolah menggunakan metoda statistik-analisis deskriptif dengan menerapkan metoda skala Liked. Sementara untuk mengetahui sistem pembelajaran di BBIA dengan melihat style (model) dan faktor pendorong terjadinya pembelajaran dianalisis dengan menggunakan analisis multivariat, yaitu SPSS-analisis faktor. Berdasarkan analisis dan pembahasan proses pembelajaran di BBIA dalam meningkatkan produk litbangnya agar dapat mendukung IKM, dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Kinerja produk litbang BBIA yang diukur dengan menggunakan tingkat persepsi dan harapan IKM, ternyata kinerja produk hasil litbang BBIA masih berada di bawah harapan IKM (Persepsi IKM secara keseluruhan sudah cukup puas atas produk litbang yang dihasilkan BBIA). Hal tersebut ditunjukkan oleh hampir semua variabel mempunyai skor persepsi lebih rendah dibandingkan dengan skor harapan. Sementara bila dilihat dari 5 dimensi aspek kepuasan pelanggan, skor persepsi tertinggi untuk dimensi tangibility (lokasi dan kernudahan mencapal, peralatan yang dimiliki, SDM yang cukup profesional, adanya layanan purna jual dan studi tekno-ekonomis dari tiaptiap produk litbang yang dihasilkan), sementara yang terendah pada dimensi responsiveness (kesanggupan untuk membantu dan menyediakan pelayanan secara cepat dan tepat, serta tanggap terhadap keinginan konsumen); (2) Ada 2 faktor yang berpengaruh dalam terbentuknya style pembelajaran yang terjadi di BBIA, yaitu : (a) Faktor Knowledge Acquisition yang memberikan pengaruh tertinggi yaitu sebesar 38.72% di dalamnya termasuk variabel penggalian sumber knowledge untuk perbaikan kepada produk dan proses; dan (b) Faktor Knowledge Sharing memberikan pengaruh sebesar 23.96% terhadap style pembelajaran di BBIA, yang terdiri dari variabel dissemination mode dan learning focus. Analisis Learning Orientation juga menunjukkan model pembelajaran di BBIA ditentukan oleh sumber knowledge dan product process-focus; (3) Terdapat 6 faktor pendorong yang memudahkan terjadinya pembelajaran di BBIA, yaitu : kreatifitas, pendidikan berkelanjutan, keragaman operasional, eksperimentasi, concern terhadap pengukuran kinerja, dan tanggap terhadap lingkungan. Faktor pendorong ini masih lebih rendah bila dibandingkan dengan kasus pembelajaran di Balai Litbang lndustri Kulit, Karat, dan Plastik (BBKKP) yang terdapat 7 faktor pendorong, dengan kesamaan faktor yang paling berpengaruh adalah kreatifitas. Strategi pembelajaran yang sesuai di BBIA untuk dapat mengatasi skor kesenjangan yang tinggi dalam hal kemampuan BBiA menghasilkan produk litbang dan dapat diterapkan di IKM, adalah BBIA perlu mengembangkan model pembelajaran yang ada dengan memperhatikan variabel value-chain (keseimbangan antara proses mendesain dan kebutuhan/analisa pasar) dan pengembangan ketrampilan/keahlian SDMnya agar inovasi yang didapatkan dari hasil kreatifitas dan interaksi yang sudah melibatkan IKM dapat diterapkan IKM. Diharapkan produk litbang yang dihasilkan dapat lebih membantu IKM, utamanya dalam pemecahan penguasaan teknologi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Balawa, Stevanus
Abstrak :
Terdepresiasinya nilai tukar terhadap valuta asing pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan krisis keuangan yang berkepanjangan dalam duna bisnis di Indonesia sampai saat ini. Depresiasi luar biasa nilai tukar rupiah terhadap valuta asing ini mengakibatkan keterpurukan dan bangkrutnya beberapa perusahaan terutama yang mempunyai utang dalam valuta asing dalam jumlah yang signifikan dalam belum diadakan perikatan lindung nilai (hedging). Krisis ekonomi yang berdampak pada krisis keuangan perusahaan disebabkan antara lain adalah: 1) jumlah utang dalam valuta asing yang sangat berlebihan, 2) utang dalam valuta asing tersebut tanpa nilai lindung (hedging), 3) pengelolahan modal kerja yang tidak professional, 4) perusahaan tidak mengantisipasi kebijakan moneter dari pemerintah maupun dunia international, 5) belum sepenuhnya diterapkan Good Corporate Governance. Untuk memulihkan kembali kinerja keuangan akibat krisis ini, perusahaan memerlukan berbagai koreksi antara lain merestrukturisasi utang perusahaan, restrukturisasi operasi bisnis, memperbaiki performance manajemen, menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan relasi bisnis, termasuk karyawannya sendiri. Umumnya pemulihan kembali kinerja perusahaan yang mengalami pendanaan adalah melakukan restrukturisasi utang perusahaan. Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan adalah konsolidasi (peleburan usaha), likuidasi (pembubaran usaha), kepailitan (pembangkrutan), split off (pemecahan usaha), spin off (pemisahaan usaha), penilaian kembali aktiva tetap (revaluasi), rekapitulasi (penataan kembali permodalan) dan reorganisasi usaha. Untuk melakukan restrukturisasi utang ada beberapa jenia antara lain : penjadwalan utang kembali (rescheduling), peralihan utang dengan assets (debt to assets swap), peralihan utang dengan saham (debt to equity swap) dan pemotongan pinjaman (hair cut atau debt forgiveness). Pada dasarnya keputusan untuk melakukan restrukturisasi utang perusahaan didasarkan atas komitment manajemen perusahaan dengan para lenders untuk membuat J mengikat suatu kesepakatan bersama yang baru. Hasil penelitian terhadap PT PPKP adalah pertama, perusahaan telah melakukan restrukturisasi utang dengan menggunakan beberapa gabungan metode restrukturisasi, yaitu pembebasan sebagian pokok pinjaman, penjadwalan kembali, dan metode perubahan utang menjadi modal. Kedua, perusahaan membuat skala prioritas dalam pengambilan keputusan manajemen. Ketiga, ada dampak positif restrukturisasi utang terhadap kebijakan eksternal. Dan keempat, perusahaan mengalami perbaikan kinerja keuangan setelah mengalami restrukturisasi utang namun untuk mempertahankan kondisi keuangan tersebut sangatlah diperlukan terobosan - terobasan pemikiran baru dalam pengelolahannya yaitu product swap transaction ataupun dengan cara tooling. Daftar pustaka : 27 buku teks, 10 jurnal, 7 artikel (2002 - 2003)
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mellynia Tri Sugiarti
Abstrak :
Overall Equipment Effectiveness (OEE) merupakan salah satu hal yang dapat dijadikan sebagai indikator dalam mengukur efektivitas dan efisiensi serta dapat membantu melihat dan mengukur masalah sehingga dapat menyiapkan metode standar untuk mengukur kemajuan dan memperbaiki masalah yang terjadi selama produksi obat-obatan berlangsung. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui metode yang tepat dalam meningkatkan availabilitas melalui penurunan durasi buka reject dan penyortiran sehingga dapat meningkatkan OEE di proses pengemasan primer. Pengamatan dilakukan setiap hari di tiap shift, baik pagi, siang, maupun malam agar dapat mengetahui tingkat produktivitas di tiap shift berlangsung. Untuk meningkatkan availabilitas sebagai faktor peningkat efektivitas kerja, metode dilakukan dengan mengurangi durasi buka reject kemasan dan membandingkan besar OEE baik pada metode buka reject yang dilakukan di akhir shift maupun dilakukan saat proses pengemasan berlangsung dengan penambahan jumlah SDM. Besar OEE untuk metode buka reject saat pengemasan berlangsung sebesar 72,78%, sedangkan besar OEE pada metode buka reject di akhir shift sebesar 61,86%. Bila dibandingkan dengan produk obat yang sama dengan melihat performa mesin serta kualitas produk yang dihasilkan, dapat dilihat bahwa metode buka reject yang dilakukan saat pengemasan berlangsung memiliki besar OEE dan availabilitas yang lebih tinggi dibanding dilakukan di akhir shift. ......Overall Equipment Effectiveness (OEE) is one of the things that can be used as an indicator in measuring effectiveness and efficiency so could be a standard method for measuring progress and fixing problems that occur during drug production. Observations were made to find out the right method to increase availability by reducing the duration of open reject and sorting so as to increase OEE in the primary packaging process. Observations are made every day in each shift in order to determine the level of machine’s productivity in packaging. To increase availability as a factor for increasing work effectiveness, the method is carried out by reducing the duration of opening reject packages and comparing the size of OEE both in the open reject method which is carried out at the end of the shift and when the packaging process takes place with the addition of the number of human resources. The OEE for the open reject method when packaging was in progress was 72.78%, while the OEE for the open reject method at the end of the shift was 61.86%. When compared with the same drug product by looking at the performance of the machine and the quality of the product produced, it can be seen that the open reject method which is used during packaging has higher OEE and higher availability rather than the method which done at the end of the shift.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Ikhdar
Abstrak :
Banyak faktor yang diketahui mempunyai pengaruh terhadap kepuasan maupun penyesalan pada diri konsumen, dalam penelitian ini faktor-faktor tersebut adalah performance produk, informasi dan merek. Performance dalam penelitian ini diartikan sebagai tampilan atau apa yang didapatkan oleh konsumen dan pembelian hp, sedangkan informasi diartikan sebagai informasi mengenai keberadaan atau keunggulan merek hp lain yang tidak dipilih oleh konsumen dan merek adalah sebuah nama atau logo perusahaan penghasil hp (Nokia dan Sony Ericsson). Kepuasan dialami oleh konsumen apabila ekspektasi dan kebutuhan akan produk maupun jasa terpennhi. Penyesalan yang dialami konsumen disebabkan tidak terpenuhinya ekspektasi atau kebutuhan konsumen akan produk atau jasa. PeneIitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh antara performance produk, informasi dan merek terhadap kepuasan dan penyesalan konsumen serta hubungan antara kepuasan dan penyesalan itu sendiri terhadap intensi pembelian clang konsumen. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan metode analisis univariate dan multiple regression. Terdapat delapan hipotesis yang diukur kepada 200 orang responden. Partisipan dalam penelitian ini adalah pengguna hp merek selain Nokia dan Sony Ericsson yang berdomisili di wilayah Jakarta dan Depok. Data mendukung kebenaran tujuh dan i delapan hipotesis. Dan basil penelitian ditemukan bahwa performance produk secara signifikan mempengaruhi tingkat kepuasan dan penyesalan konsumen, begitupula informasi secara signifikan mempengaruhi tingkat penyesalan konsumen dan merek mempunyai pengaruh terhadap tingkat penyesalan konsumen namun tidak mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen. Terdapat hubungan positif antara kepuasan dan intensi pembelian clang dan terdapat hubungan negatif antara kepuasan dan penyesalan konsumen serta terdapat hubungan yang negatif antara penyesalan dan intensi pembelian ulang.
Many factors affect consumer satisfaction and regret. In this study, these factors are product performance, information, and brand Product performance defined as utility of product as well as its usage, while information described as the consumer knowledge (and its advantage) of the product/brand that was not chosen by the consumer. Brand is a name or logo of the mobile phone (Nokia and Sony Ericsson). Consumer will be satisfied when their expectation and needs both products and services fulfilled If their expectation and needs not fulled, they will be regretful. The research purposed to describe affect of product performance, information, and brand toward satisfaction and regret and describe relationship between satisfaction and regret toward consumer repeat purchase intention. This research is an experimental research by using univariate and multiple regression methods. Eight relations hypotheses built and tested to 200 respondents. Respondents are non Nokia and Sony Ericsson mobile phone user who lives on Depok and Jakarta Data, which collected support seven of eight hypotheses. This research found that product performance significantly affects consumer satisfaction and regret while information and brand affects only on consumer regret. Moreover, this research also found that there are positive relationships between consumer satisfactions toward repeat purchase intention. On the contrary, negative relations occur on the relationship of consumer and regret as well as consumer regrets to repeat purchase intention.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17005
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library