Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harbunangin, Bimandari
"Walaupun terdapat beberapa skala yang telah di kembangkan untuk mengukur perfeksionisme, tidak ada skala yang hanya murni mengukur sifat perfeksionisme.Sebagai contoh, salah satu sub-skala dalam Skala Revisi Hampir Sempurna APS-R , yaitu lsquo;Urutan rsquo;, memiliki tidak hanya aspek perfeksionisme namun juga aspek obsesif kompulsif. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengembangkan skala baru yang mengukur perfeksionism. Skala ini memiliki dua dimensi: 1 Standar Tinggi, dan 2 Ketidaksesuaian. Skala baru ini diadapsi dari skala APS-R. Dalam proses adaptasi skala APS-R, kami menghapuskan sub-skala lsquo;Urutan rsquo; dari skala APS-R. Jumlah dari 109 mahasiswa yang terdaftar dalam kelas PSYC3020 di Universitas Queensland telah direkrut sebagai perserta. Hipotesa kami adalah 1 sub-skala Standar Tinggi akan berkorelasi positif dengan Ketelitian, 2 sub-skala Ketidaksesuaiaan akan berkorelasi positif dengan Neurotisme. Untuk memvalidasi skala baru ini, korelasi Pearson rsquo;s analysis digunakan. Skala validasi termasuk; Skala Revisi Hampir Sempurna APS-R , Neurotisme, Kecemasan, dan Skala Kekhawatiran Penn State. Kemudian, untuk mengukur reabilitas, kami menggunakan item diskriminasi untuk mengukur kualitas item individu. Seluruh hasil menunjukkan konsistensi dengan hipotesa. Skala Perfeksionisme memiliki konsistensi internal yang baik Cronbach rsquo; ? = .80 dan analisa diskriminasi memuaskan menunujukan korelasi antara item-item dengan skala validasi. Maka, hasil dari skala baru ini menunjukan reabilitas dan validasi dalam mengukur sifat perfeksionisme.

Although several scales have been developed to measure perfectionism, none of the scale has measured perfectionism per se. For instance, Revised Almost Perfect Scale APS R has sub scale of lsquo Order 39 , which also measure obsessive compulsive traits. Therefore, this present study is aimed to develop a new scale of perfectionism. The Perfectionism Scale PS consists of two dimensions 1 High Standards, and 2 Discrepancy. The items in PS were adapted from APS R. In adapting APS R into PS, the lsquo Order rsquo sub scale was excluded. A total of 109 students who enrolled in PSCY3020 in University of Queensland were recruited as participants. To validate the scale, we conducted concurrent validity analysis by correlating PS with Neuroticism, and Conscientiousness. Furthermore, to also evaluate the PS rsquo s reliability, item discrimination indices were calculated. We hypothesised that PS would be 1 positively correlated with Conscientiousness, 2 positively correlated with Neuroticism. The reliability analysis indicated that Perfectionism Scale has excellent internal consistency Cronbach Alpha .80 and the discriminant analyses for the items were satisfactory. The correlation analysis also showed that there is a positive correlation between PS and the validating scales. Thus, this result suggests that PS is reliable and valid for measuring perfectionism trait.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Irianti Pahlevi
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan dan mengevaluasi alat ukur baru untuk Perfeksionisme. Alat ukur baru dikembangkan melalu studi percontohan yang berfokus pada dua aspek perfeksionisme yang adaptif i.e., high standard dan maladaptif i.e., discrepancy perfeksionisme. Hasil akhir dari penelitian ini menjadi 12-item skala perfeksionisme dengan dua sub-skala yaitu high standard dan discrepancy. Alat ukur ini diberikan kepada 167 mahasiswa University of Queensland yang terdaftar dalam kelas Measurement of Psychology PSYC3020 . Perhitungan Alpha Cronbach dan analisis korelasi pada tiga hipotesis validasi dilakukan untuk mengevaluasi reliabilitas dan validitas dari skala ini. Hasil analisa tersebut menunjukan konsistensi internal menyeluruh yang sangat baik dan dua dari tiga hipotesis validasi didukung. Alat ukur ini selanjutnya diadministrasikan pada 30 mahasiswa Indonesia yang menempuh studi University of Queensland sebagai sampel perdana alat ukur ini untuk mendapatkan data mengenai derajat perfeksionisme yang mereka miliki.

ABSTRACT
The present study is conducted to develop and evaluate a new scale on Perfectionism. The new scale was developed through pilot study which focus on two aspects of perfectionism which is adaptive i.e., high standards and maladaptive i.e., discrepancy perfectionism. A final 12-item Perfectionism Scale with two subscales; high standard and discrepancy, were tested. The scale was administered to a total of 167 University of Queensland students who enrolled in Measurement in Psychology PSYC3020 course. Cronbach rsquo; Alpha calculation and correlation analysis on three validation hypotheses was performed to evaluate the reliability and validation of the scale. An excellent overall internal consistency was reported, and two of the three validation hypotheses were supported. The scale was also administered to a total of 30 Indonesian international students at University of Queensland to further evaluate the current measure. High score of Perfectionism was found amongst them. The present scale can be applied in consultation session to measure one rsquo;s perfectionism scale which might appeared as a contributing information during the case formulation process. "
Lengkap +
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhila Amira
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menciptakan dan menguji validitas dan reliabilitas ukuran baru perfeksionisme yang lebih pendek dari skala sebelumnya dan mampu menjelaskan sifat maladaptif dan adaptif yang mendasari perfeksionisme dalam hubungannya dengan neurotisme dan sifat berhati-hati. Kuesioner diberikan kepada 129 mahasiswa psikologi di University of Queensland yang hanya terdaftar di mata kuliah Pengukuran PSYC3020 pada saat kelas tutorial berlangsung. Pengukuran baru perfeksionisme, yaitu Skala Perfeksionisme, dikembangkan dan diuji reliabilitasnya, Item Discrimination Indices, dan validitasnya, dalam hubungannya dengan Neurotisme, menggunakan alat ukur IPIP Neuroticism, dan sifat berhati-hati yang menggunakan alat ukur IPIP Conscientiousness. Tiga hipotesa telah dikembangkan dan menunjukkan bahwa perkembangan skala baru Perfeksionisme terbukti memiliki keandalan yang cukup baik dan Item Discrimination Index yang baik. Untuk studi kedepannya diperlukan variabel lain yang dinilai memerlukan perbaikan untuk lebih praktis.

ABSTRACT
The objective of current study is to create and test the validity and reliability new measure of perfectionism that is shorter than previous scales and adequately captures underlying maladaptive and adaptive traits of perfectionism in association with neuroticism and conscientiousness. Questionnaires were administered to 129 students in the University of Queensland who enrolled in Measurement in Psychology PSYC3020 course during tutorial class. The new scale of perfectionism, which is the Perfectionism Scale, was developed and tested its reliability, Item Discrimination Indices, and validity in correlation with Neuroticism using IPIP Neuroticism scale and Conscientiousness using IPIP Conscientiousness scale . Three hypotheses have developed and indicated that the new developed Perfectionism scale shown to have a good reliability and discrimination index. Future study suggests the other variable need to be assessed and some need improvement to be more practical. "
Lengkap +
2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriella Putri Anandaprasa
"ABSTRAK
Perfeksionisme adalah konsep yang diterima dengan baik dalam literatur psikologis. Namun karena mayoritas peneliti menggunakan pendekatan multidimensional, tidak ada definisi yang seragam untuk perfeksionisme. Juga, beberapa dimensi dari skala-skala perfeksionisme yang sudah ada kerap menunjukkan ketidakstabilan faktorial pada sampel yang berbeda. Untuk mengatasi masalah ini, kami mengembangkan skala Perfeksionisme Singkat BPS hanya terdiri dari dua dimensi: 1 Perfeksionisme Adaptif, dan 2 Perfeksionisme Maladaptif. Lebih jauh lagi, penelitian ini melaporkan reliabilitasnya, dan kekuatan prediktif relatif dari subskalanya untuk harga diri, kegelisahan, neurotisme dan kesadaran. BPS diuji pada 167 siswa di Universitas Queensland. Studi kami menemukan bahwa BPS mampu memprediksi kecemasan, neurotisme dan ketelitian. Namun, harga diri tidak dapat diprediksi oleh BPS. Secara keseluruhan, skala baru ini memiliki tingkat validitas yang layak, reabilitas yang baik. Selain itu, indeks item diskriminasi telah menunjukkan kecukupan skala ini untuk membedakan perfeksionis adaptif dan maladaptif. Dalam hal reabilitas, Brief Perfectionism Scale kami telah ditemukan memiliki konsistensi internal yang baik Cronbach Alpha = 0,81 dan analisis diskriminan untuk item tersebut memuaskan. Terakhir, perbaikan masa depan harus dilakukan mengenai item dengan indeks diskriminasi item rendah, dan validitas konten pada subskala adaptif perfeksionisme.

ABSTRACT
Perfectionism is a well received concept in psychological literature. Yet due to the multidimensional approach, there was no uniform definition for perfectionism. Also, some of perfectionism scales indicated factorial instability across different samples. To overcome these problems, we developed the Brief Perfectionism scale BPS would only consists of two dimensions 1 Adaptive, and 2 Maladaptive Perfectionism. Furthermore This study reported its reliability, and the relative predictive power of its subscales to self esteem, anxiety, neuroticism and conscientiousness. The BPS was tested on 167 students of University of Queensland. The study found out that the BPS was able to predict anxiety, neuroticism and conscientiousness. However, self esteem could not be predicted by BPS. Overall, this new scale has a decent degree of validity, a good reliability. In addition, the item discrimination indices have shown this scale rsquo s adequacy to differentiate adaptive and maladaptive perfectionists. In regards to the reliability, our Brief Perfectionism Scale has found to have excellent internal consistency Cronbach Alpha .81 and the discriminant analyses for the items were satisfactory. Lastly, future improvements should be made regarding the items with low item discrimination indices, and the content validity on the adaptive perfectionism subscale. "
Lengkap +
2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Belangi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari self-oriented perfectionism dengan mediasi identified regulation dan introjected regulation terhadap perilaku kerja workaholism. Responden dari penelitian ini adalah staf salah satu bank asing Jepang yang ada di Jakarta berjumlah 114 orang. Analisis mediasi menggunakan causal step yang dikembangkan oleh Baron dan Kenny (1986). Hasil penelitian ini adalah self-oriented perfectionism memberikan pengaruh terhadap workaholism melalui identified regulation dan introjected regulation. Identified Regulation memediasi secara penuh (complete mediation) pengaruh self-oriented perfectionism terhadap workaholism. Introjected Regulation memediasi secara penuh (complete mediation) pengaruh self-oriented perfectionism terhadap workaholism. Pengaruh Self-oriented Perfectionism berhubungan negatif terhadap Workaholism.

This study aims to determine the effect of self-oriented perfectionism mediated by identified regulation and introjected regulation towards workaholism. The respondents of this study was employee in XYZ japan bank at Jakarta branch office with total 114 employee. Mediation analysis use causal step by Baron and Kenny (1986). The result self-oriented perfectionism give impact toward workaholism mediated by identified regulation and introjected regulation. Identified Regulation completely mediated the impact of self-oriented perfectionism toward workaholism. Introjected Regulation completely mediated the impact of self-oriented perfectionism toward workaholism. The impact of Self-oriented Perfectionism have negative relationship toward Workaholism."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S58989
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Aulia Syafitri
"Fenomena perfeksionisme semakin berkembang di kalangan mahasiswa dan menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap kondisi psikologis salah satunya stress akademik. Mahasiswa kesehatan diketahui menghadapi stres akademik lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa program studi lainnya akibat beban akademik yang lebih besar dan ekspektasi akademik yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara perfeksionisme dengan stres akademik pada mahasiswa kesehatan. Pengukuran perfeksionisme menggunakan instrumen Multidimensional Perfectionism Scale (MPS). Sementara pengukuran stres akademik dilakukan dengan instrumen Perceived Academic Stress Scale (PASS). Penelitian ini dilakukan pada 191 mahasiswa kesehatan dengan teknik pengambilan sampel convenience sampling. Analisis hubungan antara perfeksionisme dan stress akademik dilakukan menggunakan uji korelasi pearson untuk mengetahui derajat dan arah hubungan. Hasil penelitian dengan CI 90% didapatkan hubungan yang signifikan antara perfeksionisme dengan stress akademik pada mahasiswa kesehatan (p=0.001). Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan hubungan negatif yang sangat lemah (r=-0.247). Maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai perfeksionisme akan semakin rendah nilai stress akademik pada individu mahasiswa. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dalam meningkatkan kesadaran mahasiswa kesehatan dalam mengelola perfeksionisme dan stres akademik secara adekuat. Lebih lanjut, hasil studi ini dapat menjadi data dasar untuk penelitian lebih lanjut yang berfokus pada perfeksionisme stres akademik.

The phenomenon of perfectionism is growing among students and has a negative impact on psychological conditions, including academic stress. This study aims to see the relationship between perfectionism and academic stress in health students. Measurement of perfectionism uses the Multidimensional Perfectionism Scale (MPS) instrument. While measuring academic stress was carried out using the Perceived Academic Stress Scale (PASS) instrument. This research was conducted on the subject of health students (n =191) with a convenience sampling technique. Pearson correlation test was used to analyze the relationship between perfectionism and academic stress. The results of the study with a 90% CI found a significant relationship between perfectionism and academic stress in health students (p=0.001). The results of the Pearson correlation test showed a very weak negative relationship (r=-0.247). This study concluded that the greater the value of perfectionism, the lower the value of academic stress in individual students. The results of this study can be used as a reference in increasing awareness of health students in managing perfectionism and academic stress adequately. Furthermore, the results of this study can become basic data for further research focusing on academic stress perfectionism."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitia Wardani Fauzyyah
"Tahapan perkembangan usia remaja umumnya berada pada usia siswa SLTA yang dibekali dengan tugas perkembangan untuk memiliki identitas diri yang baik. Penelitian sebelumnya menyebutkan adanya anggapan masyarakat bahwa salah satu bentuk pencapaian identitas diri siswa yang berhasil adalah mereka berhasil menjadi mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Demi memenuhi ekspektasi yang sempurna tersebut, sebagian siswa berusaha untuk istiqomah dalam belajar dengan mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. Dengan menggunakan penelitian kuantitatif dan pengambilan data menggunakan purposive random sampling, penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana hubungan antara istiqomah belajar dan perfekstionisme siswa SLTA peserta bimbingan belajar serta mencoba untuk melihat pengaruh self-compassion sebagai variable moderator. Data yang diperoleh dari 90 responden menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara istiqomah belajar dengan perfeksionisme siswa (r = 0.417, p = 0.00), terdapat hubungan negatif antara perfectionism dan self-compassion (r = -0.329, p = 0.002), sementara self-compassion sebagai moderator tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam hubungan kedua variable lainnya ((Int_1 t= -0.3052, p = 0.7609).

The stages of adolescent development are generally at the age of high school students who are equipped with developmental tasks to have a good self-identity. Previous research mentioned that there was a public opinion that one form of achieving successful students' self-identity is that they succeed in becoming students at the State Higher Education Universities (PTN). In order to meet these perfect expectations, some students try to be istiqomah in learning by following tutoring program outside of school. By using quantitative research and data collection using purposive random sampling, this research tries to see how the relationship between istiqomah learning and perfectionism of high school students participating in tutoring and trying to see the effect of self-compassion as a moderator variable. Data obtained from 90 respondents showed that there is a significant relationship between Istiqomah learning and student perfectionism (r = 0.417, p = 0.00), there is a negative relationship between perfectionism and self-compassion (r = -0.329, p = 0.002), while self-compassion as a moderator has no significant effect on the relationship between the other two variables (Int_1 t= -0.3052, p = 0.7609).

 

"
Lengkap +
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nurul Utami
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran perfeksionisme orientasi diri dalam memediasi pengaruh gaya pengasuhan ayah dan ibu terhadap CDSE siswa kelas XI SMA. Sebanyak 178 partisipan terkumpul melalui teknik convenience sampling dalam pengisian tiga macam skala, yaitu Career Decision Self-Efficacy Short Form, Parental Authority Questionnaire, dan Multidimensional Perfectionism Scale yang sudah dilakukan adaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Data dianalisis dengan menggunakan macro PROCESS dari Hayes. Secara umum, hasil uji menemukan bahwa gaya pengasuhan permisif dari ayah dan gaya pengasuhan otoriter dari ibu berpengaruh terhadap tingkat CDSE siswa melalui perfeksionisme orientasi diri. Sementara itu, pengaruh dari gaya pengasuhan otoritatif ayah terhadap tingkat CDSE siswa hanya terjadi secara langsung. Adapun pengaruh dari gaya pengasuhan otoritatif ibu terhadap tingkat CDSE siswa dapat terjadi baik secara langsung atau tidak langsung melalui mediasi perfeksionisme orientasi diri. Implikasi, limitasi, serta saran dari penelitian ini berikutnya telah didiskusikan.

ABSTRACT
This present study aimed to analyze the role of self-oriented perfectionism in mediating the effect of fathers and mothers parenting styles on CDSE among students in Grade XI Senior High School. Total participants of the study comprised 179 students under convenience sampling method. This study involved three instruments, namely, Career Decision Self-Efficacy Short Form, Parental Authority Questionnaire, and Multidimensional Perfectionism Scale. Data was analyzed by using Macro PROCESS from Hayes. Generally, the results show that permissive parenting from fathers and authoritarian parenting from mothers influence the degree of CDSE among students through self-oriented perfectionism. Moreover, the effect of authoritative parenting from fathers predicts CDSE directly without the mediation effect of self-oriented perfectionism, whilst authoritative parenting from mothers influences CDSE both directly and indirectly. Implications, limitations, and recommendations are discussed.

"
Lengkap +
2019
T54218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Zunuraina
"Mahasiswa (undergraduate students) mengalami tuntutan yang tinggi untuk sukses di bidang akademik dan menjadi orang yang sukses di masa depan. Hal ini membuat mahasiswa cenderung menetapkan standar yang tinggi bagi dirinya dan berisiko tinggi untuk mengembangkan perfeksionisme maladaptif. Perfeksionisme maladaptif berhubungan dengan berbagai gangguan psikologis, salah satunya adalah gejala gangguan makan. Self-compassion diduga memiliki peran sebagai mediator terhadap hubungan antara perfeksionisme maladaptif dan gejala gangguan makan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah perfeksionisme maladaptif mampu memprediksi gejala gangguan makan dan melihat peran self-compassion dalam memediasi hubungan antara perfeksionisme maladaptif dan gejala gangguan makan pada mahasiswa. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berusia 18-25 tahun. Data penelitian dianalisis secara kuantitatif menggunakan uji statistik deskriptif, korelasi, regresi sederhana, dan mediasi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eating Attitudes Test-26 (EAT-26) (Garner et al., 1982) untuk mengukur gejala gangguan makan, Almost Perfect Scale-Revised (APS-R) (Slaney et al., 2001) untuk mengukur perfeksionisme maladaptif, dan Self-Compasssion Scale (SCS) (Neff, 2003) untuk mengukur self-compassion. Penelitian ini dilakukan pada 203 partisipan mahasiswa yang tergolong perfeksionis maladaptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perfeksionisme maladaptif dapat memprediksi gejala gangguan makan. Selain itu, self-compassion memediasi secara penuh hubungan antara perfeksionisme maladaptif dan gejala gangguan makan pada mahasiswa.

Undergraduate students experience high demands to succeed in academics and become successful people in the future. This makes undergraduate students tend to set high standards for themselves and are at high risk for developing maladaptive perfectionism. Maladaptive perfectionism is associated with various psychological disorders, one of them is the symptoms of eating disorders. Self-compassion is thought to have a role as a mediator in the relationship between maladaptive perfectionism and eating disorder symptoms. The purpose of this study was to see if maladaptive perfectionism was able to predict eating disorder symptoms and to examine the role of self-compassion in mediating the relationship between maladaptive perfectionism and eating disorder symptoms in undergraduate students. Participants in this study were undergraduate students aged 18-25 years. Research data were analyzed quantitatively using descriptive, correlation, simple regression, and mediation statistical tests. The measuring instrument used in this study were the Eating Attitudes Test-26 (EAT-26) (Garner et al., 1982) to measure symptoms of eating disorders, Almost Perfect Scale-Revised (APS-R) (Slaney et al., 2001) to measure maladaptive perfectionism, and the Self-Compassion Scale (SCS) (Neff, 2003) to measure self-compassion. This study was conducted on 203 undergraduate student participants who were classified as maladaptive perfectionists. The results showed that maladaptive perfectionism could predict eating disorder symptoms. In addition, self-compassion was proven to fully mediate the relationship between maladaptive perfectionism and eating disorder symptoms in undergraduate students."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aneira Meidhania
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami pendorong sikap Gen Zs terhadap produk mewah dan palsu di Jakarta yang dimoderatori oleh pengaruh interpersonal. Penelitian menggunakan sampel sebanyak 272 responden yang berdomisili di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perfeksionis dan konsumsi status memiliki sikap positif terhadap produk mewah. Selanjutnya, ketika perfeksionisme dan konsumen dimotivasi oleh status yang dimoderatori oleh pengaruh interpersonal, hal itu hanya mempengaruhi konsumen status dan sikap mereka terhadap produk mewah. Hasil temuan ini berimplikasi untuk memberikan perspektif baru bagi para praktisi, regulator, dan akademisi terkait sikap konsumen terhadap produk mewah dan palsu.

The study aims to understand the drivers of the attitude towards luxury and counterfeit products of Gen Zs in Jakarta, which is moderated by interpersonal influence. The study uses a sample of 272 respondents that reside in Jakarta. The findings showed that perfectionist and status consumption have a positive attitude towards luxury products. Furthermore, when perfectionism and consumers are motivated by status moderated by interpersonal influence, it only influences status consumers and their attitude towards luxury products. The results of these findings have implications for providing new perspectives for practitioners, regulators, and academics regarding the consumer’s attitude toward luxury and counterfeit products."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library