Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Azwar Manaf
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan sintesis dan analisis sifat kemagnetan magnet permanen Nd-Fe-B berperekat polimer. Magnet berperekat dipersiapkan dengan teknik kompresi dengan aplikasi beban tekanan yang divariasi mencapai 6 ton. Pengukuran densitas magnet menunjukkan bahwa densifikasi efektip terjadi pada tekanan ~ 1,4 GPa menghasilkan magnet berperekat dengan fraksi pori 10 %. Proses curing terhadap magnet pada temperatur dekat titik lelehnya efektip mengurangi pori sehingga magnet berperekat dengan densitas mendekati nilai teoritiknya dapat diperoleh dengan mudah. Pada penelitian ini, efek komposisi magnet berperekat terhadap sifat kemagnetannya dievaluasi dengan VSM menggunakan medan magnet luar 5 T. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa semua sifat dasar kemagnetan mengalami penurunan. Namun magnet permanen berperekat dengan sifat yang optimal terjadi pada komposisi magnet dengan fraksi volume perekat - 30 %.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia,
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Indrawati Pudiyanto
Abstrak :
ABSTRAK


Untuk memperluas penggunaan kayu lapis meranti putih maka dilaksanakanlah penelitian terhadap perekat urea formaldehida yang dimodifikasi dengan melamin dengan formulasi tertentu. Mengingat sifat formaldehida yang dengan mudah dapat berpolimerisasi maka peranan dari metanol sebagai penghambat di dalam larutan formaldehida sangat penting.

Kadar metanol yang bervariasi (2% - 10%) ditambahkan pada proses sintesa urea melamin formaldehida. Kualitas hasil sintesa kemudian dibandingkan terhadap standar mutu JIS. Pengujian yang berkaitan dengan aplikasi yang dilakukan adalah kuat rekat pada keadaan normal dan keadaan setelah perendaman air panas mengingat keunggulan yang dimiliki perekat UMF adalah sifat ketahanan terhadap air.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penambahan metanol di dalam formalin menghasilkan UMF yang dapat memberikan kuat rekat kayu lapis meranti putih rata-rata 45 kg/cm2 pada keadaan normal. Kenaikan kadar methanol sampai 10% tidak berpengaruh secara linear terhadap kuat rekat pada keadaan normal. Namun dapat diperoleh suotu kenaikan kuat rekat bila dibandingkan terhadap standar. Sedangkan untuk keadaan setelah perendaman dalam air, terjadi pula kenaikan dalam kuat rekat bila dibandingkan terhadap standar tetapi hasil yang diperoleh berfluktuasi.

Diduga proses perendaman yang disertai pemanasan dapat lebih menyempurnakan reasi cure dari resin UMF. Sifat kayu yang anisotropi besar kemungkinan menjadi penyebab terjadinya fluktuasi nilai kuat rekat yang diper oleh.

Ikatan antar 2 (dua) permukaan venir meranti putih dengan perekat urea melamin formaldehida merupakan kejadian yang sangat kompleks. Kuat rekat yang dihasilkan bergantung pada beberapa kondisi yang mempengaruhinya termasuk : sifat perekat, sifat kayu, formulasi kompon perekat, preparasi venir, karakteristik kandisi aperasinya atau sifat pengerjaan dan ketepatan perlakuan pengujian yang sesual dengan aplikasinya.

1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Erwin
Abstrak :
ABSTRAK
Pada masa sekarang ini, perawatan ortodonti dengan alat cekat telah menggunakan sistim rekat langsung. Sistim rekat langsung ini mempunyai banyak keuntungan. Tetapi dalam sistim ini, kadang-kadang braket dapat lepas dari permukaan enamel karena tekanan-tekanan yang diterima oleh braket atau karena kekuatan rekat dari bahan perekat yang kurang baik. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran kekuatan tahan tarikan dan kekuatan tahan geseran dari dua macam bahan yang banyak digunakan oleh para Ortodontis yaitu bahan perekat Unite dan System 1+. Uji tarik dilakukan dengan menggunakan gigi Premolar pertama dari gigi manusia secara in-vitro dengan menggunakan alat uji tarik Comtent. Dari hasil uji tarik, dengan analisa statistik t-test diperoleh bahwa ada perbedaan bermakna antara kekuatan tahan tarikan antara bahan perekat Unite dengan bahan perekat System 1+. Sedangkan dalam hal kekuatan tahan geseran antara kedua bahan tersebut ada perbedaan tidak bermakna. Jadi bahan perekat Unite lebih kuat dibandingkan dengan bahan perekat System 1+.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa
Abstrak :
Latar Belakang: Perencanaan perawatan, proses fabrikasi, dan dukungan gigi tiruan yang adekuat akan menghasilkan retensi dan stabilitas yang baik. Penggunaan material tambahan berupa denture adhesive untuk meningkatkan retensi pada gigi tiruan lepasan harus sesuai dengan indikasi. Maraknya iklan komersial dapat berkontribusi terhadap persepsi sendiri pada pengguna gigi tiruan akan indikasi denture adhesive. Dokter gigi perlu mengetahui penggunaan denture adhesive secara tepat sehingga dapat memberi edukasi kepada masyarakat untuk menghindari dampak yang berkelanjutan. Guna mengidentifikasi pengetahuan, sikap, dan implementasi denture adhesive di kalangan dokter gigi dibutuhkan alat ukur yang valid dan reliabel yang belum ada dan belum pernah dilakukan di Indonesia. Tujuan: Memperoleh alat ukur yang valid dan reliabel untuk menilai pengetahuan, sikap, dan implementasi denture adhesive di kalangan mahasiswa profesi dan dokter gigi, serta melihat tingkat pengetahuan, sikap, dan implementasi denture adhesive pada mahasiswa profesi dan dokter gigi. Metode Penelitian: Pengembangan alat ukur dilakukan melalui dua tahap, yaitu formulasi kuesioner yang dilanjutkan dengan uji psikometri. Formulasi dilalui dari tahap studi literatur dan diskusi pakar untuk menggali item kuesioner yang selanjutnya diujicobakan melalui wawancara untuk mendapatkan kuesioner yang mudah dipahami responden. Uji psikometri untuk mengetahui uji validitas dan reliabilitas dengan total subjek penelitian 148 orang yang terdiri dari 73 mahasiswa profesi dan 73 dokter gigi. Analisis univariat dan bivariat dilakukan terhadap pengetahuan, sikap, dan implementasi pada setiap kelompok responden. Hasil Penelitian: Kuesioner yang dihasilkan memiliki tiga domain, berupa pengetahuan, sikap, dan implementasi dengan validitas alat ukur yang baik serta reliabilitas domain sikap dengan nilai koefisien Cronbach’s alpha 0,440 dan nilai ICC 0,743. Rerata pengetahuan dihasilkan nilai yang mendekati nilai maksimal menunjukkan pengetahuan yang baik mengenai material denture adhesive seperti sediaan, indikasi, kontraindikasi, keuntungan, serta kerugian. Mayoritas mahasiswa profesi dan dokter gigi telah menunjukkan rerata sikap yang positif dalam penggunaan denture adhesive yang sesuai. Terdapat perbedaan rerata implementasi denture adhesive antara mahasiswa profesi dan dokter gigi dengan mayoritas responden belum pernah mengaplikasikan denture adhesive pada praktik klinis kedokteran gigi. Tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik pengetahuan dan sikap mengenai denture adhesive antara mahasiswa profesi dan dokter gigi, serta adanya perbedaan bermakna secara statistik implementasi denture adhesive pada kedua kelompok tersebut. Kesimpulan: Validitas alat ukur pengetahuan, sikap, dan implementasi denture adhesive di kalangan dokter gigi sudah cukup baik, namun untuk reliabilitas perlu dilakukan pengembangan terutama pada domain sikap. Mayoritas responden telah mengetahui dan bersikap positif tehadap penggunaan denture adhesive. Mayoritas responden juga belum pernah mengaplikasikan denture adhesive. Pengalaman bekerja dalam merawat kasus gigi tiruan lepasan dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan implementasi dari penggunaan denture adhesive. ......Background: Treatment planning, fabrication process, and adequate denture support will result in good retention and stability. The use of additional material in the form of denture adhesive to increase retention in removable dentures must be according to indications. The rise of commercial advertisements can contribute to denture users' self-perception of denture adhesive indications. Dentists need to know the proper use of denture adhesive so that they can educate the public to avoid lasting impacts. In order to identify knowledge, attitudes, and implementation of denture adhesive among dentists, a valid and reliable measurement tool is needed which does not yet exist and has never been done in Indonesia. Objectives: Obtain a valid and reliable measurement tool to assess knowledge, attitudes, and implementation of denture adhesive among dental students and dentists, and to see the level of knowledge, attitudes, and implementation of denture adhesive among dental students and dentists. Research Methods: The development of a measuring instrument was carried out in two stages, namely the formulation of a questionnaire followed by a psychometric test. The formulation was passed from the stage of literature study and expert discussion to explore the questionnaire items which were then tested through interviews to obtain a questionnaire that was easy for respondents to understand. Psychometric test to determine the validity and reliability test with a total of 148 research subjects consisting of 73 professional students and 73 dentists. Univariate and bivariate analyzes were carried out on knowledge, attitudes and implementation of each group of respondents. Research Results: The final questionnaire has three domains, consists of knowledge, attitudes, and implementation with a good validity, the reliability of the attitude domain with a Cronbach's alpha coefficient value of 0.440 and an ICC value of 0.743. The average knowledge resulted in a value close to the maximum value indicating good knowledge of denture adhesive materials such as preparations, indications, contraindications, advantages and disadvantages. The majority of dental students and dentists have shown an average positive attitude in using the appropriate denture adhesive. There is a difference in the average implementation of denture adhesive between dental students and dentists with the majority of respondents having never applied denture adhesive in dental clinical practice. There were no statistically significant differences in knowledge and attitudes regarding denture adhesives between professional students and dentists, and there were statistically significant differences in the implementation of denture adhesives in the two groups. Conclusion: The validity of the measuring instrument for knowledge, attitude, and implementation of denture adhesive among dentists is quite good, but for reliability it is necessary to develop especially in the attitude domain. The majority of respondents already know and have a positive attitude towards the use of denture adhesive. The majority of respondents also had never applied denture adhesive. Experience working in treating removable denture cases can be one of the factors that influence knowledge, attitudes, and implementation of the use of denture adhesive
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jhauharina Rizki Fadhilla
Abstrak :
Pelepasan perekat medis pada lanjut usia (lansia) berisiko tinggi menyebabkan medical adhesive-related skin injury (MARSI). Pemberian bahan topikal, NaCl 0,9%, vaselin album, dan alkohol 70%, dalam proses pelepasan diduga dapat mengurangi adhesi kulit dengan plester. Untuk mengetahui apakah penambahan bahan-bahan tersebut dalam prosedur pelepasan perekat medis berbahan dasar akrilat efektif mengurangi kejadian MARSI pada lansia, suatu uji klinis acak tersamar tunggal dilakukan pada penghuni sebuah panti werdha di Jakarta. Subjek yang dipilih berdasarkan kriteria penerimaan (usia 3 60 tahun) dan penolakan (tidak memiliki kelainan kulit, tidak menggunakan obat antiinflamasi, imunosupresan, antihistamin, atau tidak ada riwayat alergi terhadap plester dan bahan uji) serta bersedia berpartisipasi menjalani penempelan perekat medis akrilat pada empat lokasi di kedua tungkai atas sisi ekstensor. Sejumlah 75 orang subjek penelitian (SP) dengan 300 lokasi uji terpilih berdasarkan teknik convenience sampling dan mengikuti seluruh rangkaian prosedur hingga penelitian selesai. Pada hari ketiga, perekat dilepas dengan atau tanpa penambahan bahan topikal sesuai dengan kode randomisasi yang tidak diketahui oleh peneliti (blinding). Perubahan skor skin irritation scoring systems (SISS), nilai transepidermal water loss (TEWL), dan indeks eritema pada mexameter yang merupakan parameter MARSI diukur pada tiap-tiap lokasi uji. MARSI teramati pada 52% SP atau 20,7% lokasi perlakuan (26,7% NaCl 0,9%, 20% vaselin album, 17,3% alkohol 70%, dan 18,7% kontrol; p=0,501). Perubahan skor SISS dan indeks eritema antar kelompok tidak bermakna secara statistik. Perubahan nilai TEWL lebih kecil pada kelompok perlakuan NaCl 0,9% (1 g/m2/jam; p<0,001) dan vaselin album (1 g/m2/jam; p<0,001) dibandingkan kontrol. Disimpulkan bahwa penambahan bahan topikal dalam proses pelepasan perekat medis akrilat di hari ketiga pada kulit lansia tidak terbukti mengurangi kejadian MARSI. Tetapi, penambahan NaCl 0,9% dan vaselin album secara bermakna mengurangi kerusakan sawar kulit yang ditimbulkannya. Waktu pengamatan penelitian ini sangat pendek karena dilakukan dalam masa pandemi Covid-19 untuk membatasi interaksi dengan lansia sebagai populasi rentan. Penelitian lebih lanjut diperlukan karena MARSI umumnya terjadi setelah pemakaian jangka panjang dan berulang. ......The removal of medical adhesives in the elderly risks causing medical adhesive-related skin injury (MARSI). Application of topical agents, 0.9% NaCl, vaseline album, or 70% alcohol, could possibly reduce adhesion between the skin and the tape. To determine if application of 0.9% NaCl, vaselin album, or 70% alcohol while removing medical adhesives was effective in reducing MARSI in geriatrics, a randomized, single- blind trial was conducted in a nursing home in Jakarta. Subjects were recruited based on inclusion (age 360 years old) and exclusion criteria (having no skin disorder, not taking anti-inflammatory drugs, immunosuppressants, or antihistamines, and not known allergy to adhesives and the topical agents). Seventy-five subjects gave consent to this study. Acrylic medical adhesives were applied on four areas on extensor thighs. On day three, they were removed with or without using the topical agents based on randomized allocation code unknown to the investigators. Changes in MARSI parameters, i.e. skin irritation scoring systems (SISS), transepidermal water loss (TEWL), and erythema index by mexameter were measured in each of trial area. MARSI was observed in 52% subjects or 20.7% areas (26.7% 0.9% NaCl, 20% vaselin album, 17.3% 70% alcohol, and 18.7% control; p=0,501). Change in SISS score and erythema index among experimental groups were not statistically significant. The change of TEWL value was significantly smaller in 0.9% NaCl group (1 g/m2/hour; p<0,001) and vaselin album (1 g/m2/hour; p<0,001) than control. We concluded that application of topical agents in aiding acrylic medical adhesive removal on day three in the elderly was not proven to reduce MARSI. However, the addition of 0.9% NaCl or vaselin album was shown to confer significantly less damage to the skin barrier. The observation time was very short due to Covid-19 pandemic to limit interaction with the elderly as vulnerable population. Further research is needed to confirm these preliminary findings before they can be generalized because MARSI prevention generally occurs after long-term use and repeated removal.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Indarto
Abstrak :

Transformator tenaga merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik yang berfungsi untuk mengubah tegangan dalam sistem transmisi dan distribusi. PD (partial discharge) merupakan parameter penting untuk menentukan kondisi kesehatan isolasi transformator. Proses penelitian dimulai dengan analisis kegagalan, investigasi pengaruh perekat silinder belitan, proses manufaktur dan disain isolasi antar belitan terhadap nilai PD. Sumber PD material isolasi padat berasal dari rongga, ruang kosong, ketidaksempurnan dan kelembaban. Sedangan pada isolasi cair berasal dari kelembaban, kandungan partikel dan gelembung. Hasil investigasi sumber PD adalah isolasi padat (63%), terutama silinder belitan (23%). Proses manufaktur yang mempengaruhi nilai PD adalah durasi pengeringan, durasi vakum dan peresapan minyak, serta tipe perekat pada silinder belitan. Durasi pengeringan yang optimum untuk mendapatkan nilai PD dibawah 70 pC, dipengaruhi oleh berat isolasinya. Durasi vakum dan impregnasi minyak yang optimum adalah 57 jam dan 75-120 jam. Sedangkan jenis perekat yang sesuai untuk mendapatkan nilai PD dibawah 70pC adalah tipe casein, karena struktur berporinya membuat peresapan minyak lebih baik. Hasil tersebut didukung oleh morfologi menggunakan Scanning Electron Microscopy. Hasil simulasi disain isolasi antar belitan menunjukan bahwa untuk mendapatkan nilai PD yang rendah, tidak hanya dengan menurunkan nilai aktual maximum stress voltage saja, namun harus dipertimbangkan juga voltage inception level.


Power transformer is important parts in an electric power system that change voltage in the transmission and distribution system. Partial discharge (PD) is crucial parameter to define the health condition of transformer insulation. The research process begins with the failure analysis, investigation adhesive type, manufacturing process and insulation design between winding to PD value. The sources of PD in solid insulation material come from void, cavity, impurity, and moisture. While in liquid insulation, it come from moisture, particle, and bubble. The investigation results showed that solid insulation is the highest value of PD source (63%), especially cylinder winding (23%). The manufacturing process that affect PD value are drying, vacuum, oil impregnation and adhesive usage on winding cylinder. To achieve PD below 70 pC, drying time is influenced by the insulation weight. Optimum vacuum and impregnation time are 57 and 75-120 hours. The type of adhesive to obtain PD value below 70 pC is the casein, due to its porous structure can make the oil absorb better. This result is supported by morphological analysis using Scanning Electron Microscopy. The result of insulation design between winding showed that to achieve low PD value, must be considered both reducing actual value of maximum stress voltage.

 Keywords— partial discharge; power transformer; manufacturing process; insulation design, adhesive

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waluyo Trijono
Abstrak :
Komposit magnet merupakan bahan magnet yang dicampur diikat dengan pengikat bahan bukan-magnetik. Salah Satu dari bahan ini adalah plastoferit, yaitu bahan magnet berupa serbuk heksaferit (Mo.6Fe2O3) yang diikat oleh karet. Keunggulan bahan ini adalah sifat mekaniknya yang lebih baik dibandingkan yang dimiliki oleh magnet biasa, khususnya magnet yang terbuat dari bahan heksoferit hasil casting atau sintering. Penelitian ini dititik beratkan pada pembuatan dan penyifatan plastoferit berbasis ferit SrFe12o19 (SrM) dengan perekat karet alam, serta membandingkannya dengan komposit berbasis ferit BaFe12O19 (Bam). Sifat-sifat komposit magnet yang diuji adalah sifat mekanik, termal, dan magnetik serta hubungannya dengan perubahan fraksi volume serbuk dalam kompositnya. Pembuatan komposit magnet dilakukan dengan cara mencampur karet dan serbuk magnet dalam Labo Plasiomill pada suhu operasi 100° C selama 7 menit, dan dengan kecepatan putar pengaduk 30 rpm. Komposit hasil pencampuran ditekan untuk mendapatkan benda uji berbentuk lembaran. Penekanan dilakukan dengan metode hot press pada suhu 100° C dan beban 150 kg/cm2, kemudian didinginkan dengan menggunakan metode cold press dalam media pendingin air. Berdasarkan hasil analisis struktur mikro, sebaran partikel dalam matriksnya berbeda-beda untuk tiap komposisi, dan umumnya sebaran partikel serbuk BaM lebih merata dibandingkan dengan komposit serbuk SrM. Hasil analisis Sifat mekanik menunjukkan bahwa kekuatan tarik komposit SrM (fraksi volume serbuk 30-70%) berkisar antara 1,57-2,22MPa, perpanjangan 0-520%, dan kekerasan 42-95SHA, sedangkan kekuatan tarik komposit BaM (fraksi volume serbuk 30-50%) adalah 2,27-3,84MPa, perpanjangan 370-560% dan kekerasan 27-52SHA. Sifat termal komposit pada pemanasan hingga suhu 600ºC menunjukkan bahwa suhu dekomposisi komposit untuk masing-masing komposisi berfluktuasi, namun umunmya berkisar pada suhu dekornposisi karet alam yakni sekitar 400ºC. Sifat-sifat magnetik komposit SrM (fraksi volume 30-70%) adalah Jhc berkisar 136-150 kA/m, gHc 45-66 kA/m, B, 73-130 mt dan (BH) maks. sekitar 0,80-2,26 kJ m3, sedangkan komposit BaM (fraksi volume 30-50%) antara lain berkisar 121-123 kA/m, bHc 46-55 ka/m, Br 71-95 mT dan (BH)maks, 0,83-1,35 kl/m3.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41620
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Febyana
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh dari penambahan agen ikatan silang terhadap ketahanan air perekat Polivinil Asetat (PVAc). Proses pencampuran agen ikatan silang dengan perekat Polivinil Asetat dilakukan dalam jangka waktu 30 menit hingga 1 jam pada suhu ruang (25-30°C). Agen ikatan silang yang ditambahkan dalam proses ini antara lain aluminium klorida, glioksal, dan boraks dengan konsentrasi sebanyak 1, 3, dan 5 wt%. Melalui uji ketahanan terhadap air, diperoleh jenis agen ikatan silang glioksal dengan komposisi 5 wt% yang paling tahan terhadap air dengan kuat tarik perekat sebesar 98.000 N/m2 setelah direndam selama 8 jam. Selain itu, didukung dengan penambahan densitas dan viskositas yaitu 1,45 gr/cc dan 17,78 mPa.s. Nilai pH yang diperoleh dari pencampuran glioksal dengan perekat polivinil asetat tidak mengalami perubahan signifikan karena kedua bahan sama-sama memiliki pH asam. Selain itu, tidak terjadi perubahan yang signifikan pada hasil FTIR karena ikatan silang terbentuk secara fisik, namun keberadaan glioksal dapat dilihat dengan adanya penurunan gugus fungsi C-O pada PVAc yang sudah ditambahkan glioksal. Selain itu, PVAc murni yang digunakan pada pencampuran dengan agen ikatan silang sudah melewati reaksi polimerisasi yang sempurna dengan nilai kandungan padatan 50,66%. ......A study has been achieved to see the effect of the addition of a cross-linking agent on the water resistance of polyvinyl acetate (PVAc) adhesives. The mixing process of crosslinking agent with Polyvinyl Acetate adhesive is carried out within a period of 30 minutes to 1 hour at room temperature (25-30°C). Crosslinking agents added in this process include aluminium chloride, glyoxal, and borax with concentrations of 1, 3, and 5 wt%. Through the water resistance test, it was found that the type of glyoxal crosslinking agent with a composition of 5 wt% was the most resistant to water with a strong adhesive pull of 98,000 N/𝑚2 after being soaked for 8 hours. It is supported by the addition of density and viscosity, namely 1,45 gr/cc and 17.78 mPa.s. The pH value does not change significantly because both materials have an acidic pH. There was no significant change in FTIR results because crosslinking was formed physically, but the presence of glyoxal can be seen by a decrease in the C-O functional group in PVAc that has been added glyoxal. The pure PVAc used with cross-linked agents has gone through a complete polymerization reaction with a solids content value of 50.66%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arna Mardiana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kualitas pelet kompos berbasis kotoran kambing hasil biofiltrasi gas N2O selama 12 jam terhadap pupuk yang beredar luas di pasaran. Penentuan kualitas ini dilakukan dengan uji karakteristik fisik (pH, kandungan air, kapasitas retensi kelembaban, densitas, porositas, dan durabilitas), kimia (kandungan nutrisi dan logam), kematangan (stabilitas dan perkecambahan), dan mikroba. Sampel yang digunakan antara lain pelet kompos berbasis kotoran kambing hasil biofiltrasi dengan zat perekat berupa tepung sagu (15:85 & 10:90), terigu (15:85), dan beras (15:85). Hasil dari penelitian ini menunjukan pelet kompos berbasis kotoran kambing dengan zat perekat tepung sagu (10:90) memiliki karakteristik fisik yang lebih baik dibandingkan dengan Super Tani. Adapun mengenai karakteristik kimia dan kematangan yang diuji menghasilkan kualitas yang relatif sama dengan Super Tani.
The purpose of this research is to considerating the quality of the manure-based goat compost pellet after N2O gas biofiltration for 12 hours toward the common organic fertilizer. Determination of these qualities will be done by characterizations of microbiological identification, chemical (nutrition and metal composition), maturity (stability and germination test), and physical (pH, water content, moisture retention capacity, density, porosity, and durability) properties. There are four types of goat?s manure compost pellets in this research; sago starch (10:90 & 15:85), rice starch (15:85), and wheat starch (15:85). The data shows the manure-based goat compost pellet with the sago starch is the better organic fertilizer than Super Tani organic fertilizer in physical characteristics, but relative the same in chemical and maturity characteristics.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1084
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>