Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rima Gita Putri
Abstrak :
Formaldehida atau lebih dikenal dengan nama formalin adalah bahan kimia yang senng disalahgunakan oleh para produsen maupun pedagang bahan makanan. Salah satu pereaksi yang akurat untuk mendeteksi adanya formalin adalah pereaksi Schryver. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi dan memodifikasi pereaksi Schryver untuk dijadikan kit tester yang selanjutnya diaplikasikan terhadap sampel bakso yang beredar di Sekolah Dasar di Kota Depok. Berdasarkan keenam formula yang diuji, didapatkan bahwa formula 5 yang terdiri dan campuran fenilhidrazin HCL 2 % dalam asam kIorida 4,5 N dan kalium ferisianida 1 % adalah formula terpilih. Formula ini lebih stabil dan tidak mengalami kekeruhan selama penyimpanan. Hasil deteksi formalin terbaik diperoleh dengan batas sensitivitas 0,2 mgIL. Uji stabilitas yang dilakukan pada suhu kamar ( 28 - 30°C) dan suhu dingin (2-S°C) menunjukkan kestabilan yang cukup baik ( lebih dan 2 minggu ) sehingga cukup efisien untuk dikembangkan menjadi kit tester. Identifikasi pada sampel bakso menunjukkan bahwa sampel E, sampel G, sampel H, dan sampel I mengandung formalin dengan rentang konsentrasi 0,2-0,5 mglL.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nike Christine
Abstrak :
Formalin sering disalahgunakan sebagai pengawet produk makanan, oleh karena itu kebutuhan akan suatu pereaksi kimia untuk pengujian formalin dalam makanan sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi pereaksi Schryver untuk dijadikan pereaksi kit. Dalam penelitian ini, dibuat 5 macam formula pereaksi Schryver yang masingmasing diamati intensitas warna dan sensitivitasnya. Formula terpilih terdiri dari fenilhidrazin hidroklorida 5% dalam asam klorida 4,5 N (1 : 4) dan kalium ferisianida 5% diuji stabilitasnya, setelah disimpan pada suhu 2°-8°C; 28°-30°C; dan diatas 40°C, lalu direaksikan dengan formaldehida diukur serapannya pada λ 515,5 nm dengan menggunakan spektrofotometer UVVis. Hasil optimasi menunjukkan bahwa formula ini merupakan pereaksi terbaik untuk dijadikan pereaksi kit karena bersifat praktis dan memiliki stabilitas yang baik dengan sensitivitas yang tinggi dengan batas deteksi 0,2 mg/L. Uji identifikasi dari sampel, menghasilkan 2 sampel positif yaitu sampel A dan B. Formalin is often misused as food product preserver, therefore the need of chemistry reagent for identification formalin in food is hardly required. The aim of this research is to optimize Schryver reagent for used as a reagent kit. The study research of 5 kinds of Schryver reagent formula has been made and observed for their sensitivity and color intensity. The Formula consist of phenylhydrazine hydrocloride 5% in hydrocloride acid 4,5 N (1 : 4) and potassium ferricyanida 5% was tested for its stability, after keeping at 2°-8°C; 28°-30°C; and over 40°C, and reacting with sample formaldehyde and measured by the absorption λ 515,5 nm using spectrophotometer UV-Vis. Formula with optimation is the best reagent to be made as reagent kit because it is practice, having good stability with high sensitivity with detection limit of 0,2 mg/L. The samples identification test produce for 2 positive samples A and B.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S33005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herci Marliana
Abstrak :
Formalin seringkali disalahgunakan sebagai pengawet makanan di Indonesia. Secara umum, sulit membedakan makanan yang mengandung formalin dengan yang tidak. Oleh sebab itu, saat ini dibutuhkan suatu cara deteksi formalin dalam makanan yang cepat, akurat serta mudah dilakukan, terutama oleh masyarakat umum. Penelitian ini bertujuan mengoptimasi pereaksi Schryver untuk dijadikan kertas indikator formalin. Dalam penelitian ini, dilakukan optimasi kertas menggunakan 5 jenis kertas saring dan didapatkan kertas saring Whatman nomor 42 sebagai kertas terbaik. Setelah itu, dibuat 5 macam formula pereaksi Schryver untuk dijadikan kertas indikator kemudian diamati sensitivitasnya. Formula terpilih terdiri dari campuran fenilhidrazin hidroklorida 7,5%, asam klorida 4,5 N dan kalium ferrisianida 7,5% dengan batas deteksi dalam bentuk kertas indikator adalah 1 mg/L. Uji stabilitas yang dilakukan pada suhu kamar (28-30°C) menunjukkan kertas indikator ini hanya dapat stabil hingga 6 jam dalam penyimpanan disertai penurunan sensitivitas. Identifikasi pada 9 sampel makanan menunjukkan 3 sampel positif yaitu sampel air rendaman tahu A1, A2, dan A3 dengan perkiraan kadar antara 10 - 30 mg/L dan melebihi 50 mg/L. ......Formalin is often misused as food preservative in Indonesia. Generally, it is hard to distinguish formalin-contained food and non-formalin food. Therefore, nowadays we need a fast, accurate, and easy to be done-formalin detection method, especially to be done by common people. The aim of this research is to optimize Schryver reagent for used as an indicator paper. In this research, 5 kinds of filter papers had been observed and it is founded that Whatman filter paper number 42 is the best filter paper to be made as indicator paper. With the selected filter paper, 5 kinds of Schryver reagent formula had been made as indicator paper and observed for their sensitivity and color intensity. The selected formula consist of phenylhydrazine hydrochloride 7,5%, hydrochloric acid 4,5 N and potassium ferricyanida 7,5% with detection limit of 5 mg/L as indicator paper. Stability test in the room temperature (28-30°C) give a result that this indicator paper could be stable only for 6 hours along with degradation of sensitivity. Identification test in 9 food samples give 3 positive results: A1, A2, and A3 soybean curd samples immersion-water with approximate estimation between 10 - 30 mg/L and over 50 mg/L.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32755
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Polanda Angelia
Abstrak :
Formaldehyde, also known as formalin, is a chemical substance which is frequently misused by food producers and traders. One of accurate reagents to identify formalin is Schryver reagent. The aim of this research is to optimize Schryver reagent for usage in indicator papers and wet tissue. Based on five formulas that have been tested, it is determined that formula 3, which contains 7% phenyl hydrazine hydrochloride; HCl 4,5N; and 5% potassium ferricyanide, is the chosen formula. The formula was then applied into indicator paper and wet tissue. The best result is obtained using wet tissue to identify formalin with detection limit of 1 mg/L. Stability test on indicator paper at room temperature (28-30 °C) and wet tissue at room temperature and cold temperature (2-8 °C) gave unsatisfactory result (stability remains for only less than a day). Therefore, they were not feasible for further development into indicator papers and wet tissue. Identification on tofu, meatballs, and wet noodles showed that most of them contain formalin at approximately ≥ 5 mg/L.
Formaldehida atau lebih dikenal dengan nama formalin adalah bahan kimia yang sering disalahgunakan oleh para produsen maupun pedagang bahan makanan. Salah satu pereaksi yang akurat untuk mendeteksi adanya formalin adalah pereaksi Schryver. Penelitian ini bertujuan mengoptimasi pereaksi Schryver untuk dijadikan kertas dan tisu basah indikator. Berdasarkan kelima formula yang diuji, didapatkan bahwa formula 3 yang terdiri dari fenil hidrazin hidroklorida 7%; HCl 4,5 N; dan kalium ferrisianida 5% adalah formula terpilih. Formula tersebut kemudian diaplikasikan ke dalam media kertas dan tisu basah. Hasil deteksi formalin terbaik diperoleh dengan menggunakan media tisu basah dengan batas deteksi 1 mg/L. Uji stabilitas kertas indikator yang dilakukan pada suhu kamar (28-30ºC) dan tisu basah yang dilakukan pada suhu kamar dan suhu dingin (2-8ºC) menunjukkan kestabilan yang kurang baik (kurang dari 1 hari) sehingga tidak efisien untuk dikembangkan menjadi kertas dan tisu basah indikator. Identifikasi pada sampel tahu, bakso, dan mi basah menunjukkan bahwa sebagian besar positif mengandung formalin dengan perkiraan konsentrasi ≥ 5 mg/L.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
S32902
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisrakhma Swastiniar Kuswan
Abstrak :
Pereaksi Schryver merupakan salah satu pereaksi yang biasa digunakan untuk analisis kualitatif formaldehid. Pereaksi ini banyak digunakan karena memiliki sensitivitas dan selektivitas yang baik terhadap formaldehid. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi pereaksi Schryver agar penggunaannya optimal pada analisis kualitatif dan kuantitatif formaldehid. Optimasi dilakukan dengan cara membuat variasi konsentrasi dari masing-masing komponen secara bertahap. Komposisi yang optimum dipilih berdasarkan intensitas dan stabilitas serapan yang diperoleh. Kemudian komposisi ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan kadar formaldehid secara spektrofotometri pada sampel usus dan hati ayam yang dijual di Pasar Minggu dan Pasar Kramat Jati, Jakarta, Indonesia. Hasil validasi metode menunjukkan batas deteksi 0,0464 mg/L dan batas kuantitasi 0,1546 mg/L. Uji presisi dan akurasi metode menunjukkan hasil yang baik dengan koefisien variasi 0,538%, persentase perolehan kembali formaldehid dalam sampel usus ayam berkisar antara 98,64 - 100,08% dan dalam sampel hati ayam 99,86 - 104,34%. Identifikasi formaldehid terhadap 6 sampel usus ayam didapatkan hanya 1 sampel yang menunjukkan hasil yang positif dengan kadar 99,8481 μg/g. Sedangkan identifikasi formaldehid dalam 6 sampel hati ayam menunjukkan hasil yang negatif. ......Schryver's Reagent is one of many reagent that often used for formaldehyde qualitative analysis. For most purposes Schryver's method using phenylhydrazine hydrochloride and potassium ferricyanide is the method of choice because this reagent have a good sensitivity and selectivity against formaldehyde. In this research, the Schryver's reagent will be optimized and so it can be used optimally in qualitative and quantitative analysis of formaldehyde. Optimization was done by varying the concentration of each component step by step. The optimum composition was selected based on the absorption intensity and stability obtained. Then the optimized composition will be used to identify and determine the value of formaldehyde using spectrophotometry in chicken intestine and liver samples that sold in Pasar Minggu and Pasar Kramat Jati, Jakarta, Indonesia. The validation method showed that the detection limit was 0.0464 mg/L and the quantification limit 0.1546 mg/L. Precision and accuracy test showed a good result that variation coeficient 0.538%, recovery test of formaldehyde in chicken intestine sample is about between 98.64% and 100.08%, and about between 99.86% and 104.34% in chicken liver. The formaldehyde identification in chicken intestine sample showed from six samples have been tested, only one sample that gave a positive result which contain 99.8481 μg/g. Whereas the formaldehyde identification in chicken liver sample showed a negative result.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S1078
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library