Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Askania Fadima
"Banyak tindakan tidak aman yang dilakukan penumpang merupakan wujud nyata dari persepsi penumpang. Oleh karena dengan diketahuinya persepsi tentang risiko keselamatan penerbangan oleh penumpang maka diharapkan dapat mengurangi risiko buruk terhadap penumpang selama melakukan penerbangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi penumpang tentang risiko keselamatan penerbangan berdasarkan maskapai penerbangan, Jenis pekerjaan, dan tingkat pendidikan serta mengetahui profit konsep locus of control dan self efficacy dihubungkan dengan persepsi penumpang tentang risiko keselamatan penerbangan. Desain penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 174 orang yang diambii dari Terminal I A, 1B, 1 C dan 2F di Bandara Soekarno Hatta.
Dari basil penelitian dapat disimpulkan bahwa self efficacy dan maskapai penerbangan mempengaruhi persepsi penumpang tentang risiko keselamatan penerbangan. Dimana, rata-rata responden memiliki persepsi yang baik tentang risiko keselamatan penerbangan dan self efficacy mcmberikan pengaruh positif terhadap persepsi penumpang tentang risiko keselamatan penerbangan. Selain itu juga terdapat perbedaan persepsi tentang risiko berdasarkan maskapai penerbangan. Dimana rata-rata responden Garuda Indonesia memiliki persepsi yang baik tentang risiko keselamatan penerbangan dibandingkan rata-rata responden dari maskapai penerbangan lain.
Disarankan bagi PT (Persero) Angkasa Pura II selaku badan pengelola bandara dan Airline untuk tetap mempertahankan sistem kontrol keselamatan yang tegas sesuai dengan regulasi yang berlaku, meningkatkan safety induction di bandara dan sosialisasi tentang keselamatan penerbangan untuk meningkatkan awareness penumpang terhadap keselamatan penerbangan. Untuk penelitian selanjutnya, lebih difokuskan pada konteks sosial, budaya, dan proses organisasi.

Recently, there are so many unsafe acts of passenger which is a reflection of individual perception. So that, passengers are expected having good risk perception to decrease risk during flight.
The main objective of this research is to describe passenger's risk perception by commercial fiight/Airline_ The risk perception -is associated with Airline, occupation, education, based on the locus of control and the self efficacy. Research design is descriptive and analytic with cross sectional approach_ Sample for this research are 174 passengers from Terminal IA, 1 B, 1 C and 2F at Soekamo Nana Airport.
As a conclusion, passenger's risk perceptions are contributed by self efficacy and Airline. Generally, passengers having good risk perception and self efficacy positively contributes to passenger's risk perception. Average of Garuda Indonesia's Respondents has the biggest percentage of good risk perception than the other respondent from different Airline.
It is recommended that PT (Persero) Angkasa Pura II and the Airline should be keep tightly of safety control regulation, increasing safety induction and socialize about safety aviation to passengers, and increasing the passenger's awareness about safety in aviation. Future research into risk perception of passenger in aviation will need to be focused on contexts of social, culture, and organizational processes.
"
2006
T19333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fery Syahrudin
"Internet Banking adalah salah satu hasil pengembangan teknologi di bidang perbankan. Dalam proses pengembangannya, internet banking sebagai produk yang berbasiskan teknologi tinggi mengalami dua tahap yaitu : proses difusi dimana internet banking di sebarkan dari penyedia produk ke konsumen akhir melalui media komunikasi tertentu dan proses adopsi yaitu proses dimana konsumen akan mengambil keputusan untuk menggunakan dalam memenuhi kebutuhannya atau menundanya pada masa akan datang atau tidak sama sekali. Berbagai faktor dapat mempengaruhi kedua proses tersebut di atas.
Sejauh pengamatan penulis, pengembangan internet banking di Indonesia masih difokuskan dalam pengembangan fitur produk/pelayanan yang ditawarkan. Namun pada kenyataannya, berdasarkan survei terdahulu diindikasikan bahwa fitur produk/pelayanan yang ditawarkan belum dapat meningkatkan preferensi konsumen untuk mengadopsi intemet banking. Oleh karena itu menjadi penting untuk dapat mengetahui faktor-faktor apa yang sebenarnya mempengaruhi preferensi konsumen dalam mengadopsi internet banking. Sehingga apa yang akan dilakukan perbankan dalam strategi pengembangan internet banking dapat dilakukan lebih efektif dan efisien.
Dalam proses pengembangan internet banking di Indonesia, faktor keamanan diduga menjadi faktor yang dapat mempengaruhi proses adopsi internet banking mengingat selain karakteristik sosial masyarakat itu sendiri dengan tingkat kepercayaan yang rendah juga telah terjadi distorsi informasi tentang keamanan internet banking melalui informasi yang cenderung memberikan nilai negatif terhadap keamanan internet banking di persepsi konsumen. Oleh karena itu penting kiranya untuk dapat mengetahui apa sebenamya persepsi konsumen terhadap keamanan internet banking dan siapakah sebenarnya yang dapat mempengaruhi persepsi keamanan internet banking tersebut. Sehingga baik dalam hal perbankan sistem dan teknologi yang digunakan dalam mendukung keamanan internet banking juga komunikasi yang disampaikan dapat lebih mengarah kepada kebutuhan keamanan yang diinginkan konsumen.
Penelitian ini didasari pada teori-teori yang dapat mendasari tujuan penelitian yaitu : teori-teori mengenai proses difusi dan adopsi sebuah inovasi, kualitas pelayanan internet, ekuitas sebuah web site (web equity) dan teori tentang persepsi konsumen terhadap keamanan internet. Dari teori-teori tersebut didapatkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses adopsi inetemet banking yaitu : pengetahuan (awareness) produk/pelayanan yang ditawarkan, persepsi keamanan, kecepatan akses/transaksi, kemudahan penggunaan, dan fitur produk/pelayanan yang ditawarkan. Juga didapatkan bahwa terdapat 14 dimensi yang membentuk persepsi konsumen terhadap keamanan internet banking. Adapun pihak-pihak yang diduga dapat mempengaruhi persepsi kansumen terhadap keamanan internet banking adalah : teman terdekat, keluarga terdekat, bank/staf bank, pemerintah, dan pakar teknologi infomasi.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi proses adopsi intemet banking yaitu : pengetahuan (awareness) produk/pelayanan yang ditawarkan, kemudahan penggunaan, dan persepsi keamanan internet banking. Adapun penelitian tentang persepsi konsumen terhadap keamanan intemet banking menyimpulkan terdapat dua persepsi keamanan yaitu Pertama, kehandalan sistem dan teknologi yang digunakan yang meliputi adanya mekanisme/prosedur yang baik dan teknologi yang handal untuk mendukung dan menjamin bahwa internet banking itu aman. Kedua, keamanan transaksi yang meliputi tidak adanya pihak ketiga yang tidak berhak dapat melakukan transaksi, keamanan data pribadi dan password saat melakukan transaksi, informasi status transaksi yang jelas, dan adanya bukti transaksi hitam diatas putih. Adapun pihak yang paling berpengaruh terhadap persepsi keamanan internet banking adalah pakar teknologi informasi. Disimpulkan pula bahwa pengetahuan konsumen terhadap sistem dan teknologi yang dipakai perbankan untuk mengamankan transaksi intemet banking masih cukup rendah.
Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan perbankan Indonesia dapat melakukan langkah-langkah yang efektif dan efisien dalam mengembangkan internet banking. Adapun langkah-langkah pengembangan internet banking yang disarankan adalah memperbaiki sistem dan teknologi yang dapat mendukung keamanan internet banking, merancang desain intemet banking sehingga memudahkan konsumen dalam menggunakannya, serta mengkomunikasikan produk/pelayanan yang ditawarkan, kemudahan penggunaan, dan keamanan internet banking sesuai apa yang dipersepsikan konsumen."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T20022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defta Ina Mustika
"Perempuan cenderung memiliki persepsi aman yang rendah ketika mengakses ruang publik. Hal ini terjadi karena tingginya tindakan kriminal terhadap perempuan, termasuk pelecehan seksual di mana perempuan merupakan korban terbesar. Rasa aman taman sebagai ruang publik dapat diwujudkan melalui desain ruangnya. Faktor personal (seperti pengalaman, frekuensi kunjungan, keberadaan teman, dan presensi orang asing) dan faktor lingkungan (visibilitas, penjagaan, dan pengawasan) membentuk persepsi aman seseorang serta mempengaruhi keputusannya dalam menggunakan ruang. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesiskan persepsi aman pengunjung berdasarkan kondisi lingkungannya, serta mengelaborasi perbedaan persepsi yang ditemukan berdasarkan faktor personal informan. Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh melalui observasi lapangan, pemetaan partisipatif, dan wawancara semi terstruktur kepada 16 informan.  Hasil pengumpulan data kemudian diolah berdasarkan tema yang dikembangkan dari konsep rasa aman. Hasil pengolahan data selanjutnya disintesiskan sehingga menghasilkan persamaan dan perbedaan ruang berdasarkan rasa aman sesuai dengan karakteristik faktor personal informan, berupa informasi profil demografi, maupun aktivitas baik pasif maupun aktif yang dilakukan oleh informan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi aman dapat mempengaruhi keputusan pengunjung dalam menggunakan ruang untuk beraktivitas. Tingkat keramaian pengunjung serta perbedaan pencahayaan pada pagi/siang dan malam hari memiliki pengaruh signifikan terhadap persepsi aman pengunjung. Pengunjung mengasosiasikan ruang yang memiliki pemicu aktivitas, terbuka, dan terang dengan persepsi aman. Perbedaan faktor personal, khususnya pengalaman dan frekuensi kunjungan  berhubungan dengan keputusan pengunjung untuk menggunakan ruang maupun menghindarinya. Persepsi aman dalam suatu ruang akan berpengaruh terhadap aktivitas yang dilakukan oleh pengunjung, pengalaman yang menyenangkan akan memicu ragam aktivitas pengunjung, sedangkan pengalaman buruk akan membatasi pergerakan dan aktivitas pengunjung dalam ruang tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa desain ruang berpengaruh terhadap rasa aman yang diwujudkan dalam pemilihan ruang untuk beraktivitas.

Women tend to have a low perception of safety when accessing public spaces. This is due to high levels of criminal activity, including sexual harassment where women are the biggest victims. The sense of safety of a park as a public space can be realized through its spatial design. Personal factors (such as experience, frequency of visits, presence of friends, and presence of strangers) and environmental factors (visibility, vigilance, and surveillance) shape person's perception of safety and influence their decisions in using space. This research aims to synthesize visitors' safety perceptions based on environmental conditions and elaborate on differences in perceptions found based on informants' personal factors. This research uses data obtained through field observations, participatory mapping, and semi-structured interviews with 16 informants. The results of data collection are then processed based on themes developed from the concept of feeling safe. The results of data processing are then synthesized to produce similarities and differences in space based on a sense of security in accordance with the informant's personal characteristic factors, in the form of demographic profile information, as well as passive and active activities carried out by the informant. The results of this research indicate that perceptions of safety could influence visitors' decisions in using space for activities. The level of visitor density and differences in lighting in the morning/afternoon and evening have a significant influence on visitors' perceptions of safety. Visitors associate spaces that trigger activity, and are open, and bright with the enhanced perception of safety. Differences in personal factors, especially experience and frequency of visits, are related to visitors' decisions to use or avoid a space. The perception of safety in a space will influence the activities carried out by visitors, a pleasant experience will trigger various visitor activities, while a bad experience will limit visitors' movements and activities in that space. The conclusion of this research shows that space design influences the perception of safety which is manifested in the choice of space for activities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bama Herdiana Gusmara
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran persepsi risiko keselamatan masyarakat di desa Muara Binuangeun, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten terkait kegiatan eksplorasi oleh PT X pada tahun 2013 menggunakan paradigma psikometri. Penelitian dilakukan terhadap 165 responden pada bulan November—Desember 2013 menggunakan desain cross-sectional, data primer berupa kuesioner, FGD, dan wawancara informan kunci, data sekunder berupa gambaran penduduk secara umum. Parameter yang digunakan adalah skala likert angka 1(sangat tidak setuju)—4 (sangat setuju). Nilai rata-rata masing-masing dimensi dihitung dimana angka 1(rendah), 2—3(sedang), 4(baik).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata dimensi paradigma psikometri tergolong sedang (2,1—2,7 skala 4), artinya persepsi masyarakat cukup baik dan perlu ditingkatkan lagi. Dimensi ketakutan dipersepsikan rendah, artinya masyarakat belum sepenuhnya tahu akan risiko kegiatan. Penelitian menunjukkan persepsi risiko masyarakat terkait kegiatan eksplorasi tidak berhubungan dengan usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, serta tingkat pendidikan (p-value>α(0,05). Untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan terutama terkait isu keselamatan terkait kegiatan eksplorasi, perlu dilakukan sosialisasi menyeluruh kepada masyarakat di desa Muara Binuangeun, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten.

This study aims to provide an overview of public safety risk perception in the desa Muara Binuangeun , Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak , Banten related exploration activities by PT X in 2013 using the psychometric paradigm. The study was conducted on 165 respondents in November-December 2013. Design of study is cross - sectional , primary data obtained from questionnaires , FGD and key informant interviews, secondary data provide an overview of the general public. This study used likert scale as follows 1 (very disagree)—4 (very agree). The mean value of each dimension is calculated, which is defined as follows: 1(low), 2—3(moderate), 4(good).
The results showed that the average value of the psychometric paradigm in risk perception were moderate ( 2.1 to 2.7 on a scale of 4 ), meaning that the public perception is quite good and need to be increased again. Study shows that the dread dimension quite low, meaning people do not fully know the risks of the activities. Research shows the public perception of risks associated exploration activities not related to age , gender , occupation , and education level (p-value>α(0,05). To avoid undesirable events primarily related safety issues in exploration activities, dissemination efforts to the entire community needs to be done.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T38903
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina
"Universitas Indonesia merupakan ruang publik dan juga sebagai penyedia layanan jasa di bidang pendidikan, yang setidaknya memiliki puluhan ribu mahasiswa yang berkumpul untuk menimba ilmu serta dikunjungi oleh berbagai akademisi baik di siang ataupun malam hari. Dengan banyaknya mahasiswa yang berkumpul, Universitas Indonesia harus lebih memperhatikan keselamatan dari pengunjungnya. Salah satu cara untuk melihat masalah keselamatan yang ada di kampus adalah dengan melihat persepsi risiko keselamatan dari sudut pandang mahasiswa dari sini akan telihat apakah Universitas Indonesia telah memberikan jaminan keselamatan untuk mahasiswanya dengan baik atau belum berdasarkan sudut pandang mahasiswa.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 25 Mei-10 Juni 2015 dengan melakukan penyebaran kuesioner terhadap 296 responden menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan didapatkan hasil secara umum mahasiswa memiliki persepsi risiko yang buruk yakni sebesar 52,7%, dimana mahasiswa mengaku keselamatan di Universitas Indonesia masih buruk sedangkan sisanya sudah menyatakan baik. Variabel pengetahuan dan efek risiko memberikan hasil yang buruk sedangkan variabel lain seperti kesukarelaan, kekhawatiran, kebaruan, fasilitas dan kebijakan sudah memberikan hasil yang baik.

Universitas Indonesia is the public space as well as a provider of services in the field of education, which has at least tens of thousands of students who gather to gain knowledge as well as visited by various scholars both at day or night. With many students who gathered, Universitas Indonesia should pay more attention to the visitors safety. Safety campus issues can be known by looking at the perception of safety risks from the student's perceptions which will give descriptions whether the Universitas Indonesia has provided a guarantee of safety for its students well or not, based on the student's perceptions.
From the research that has been conducted on May 25th to June 10th 2015 by distributing questionnaires to 296 respondents using quantitative descriptive method showed that generally students have a poor risk perception by 52.7%. The students admitted that safety at the Universitas Indonesia still bad, while the rest declared contrarily. Variable knowledge and risk effects give poor results whereas other variables which ars volunteerism, concern, newness, facilities and policy already provide good results."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Desnawati
"ABSTRAK
Pencahayaan pada malam hari yang tidak optimal mengakibatkan banyaknya kejahatan di area kampus yang terjadi pada malam hari. Kualitas pencahayaan dan pemberitaan mengenai isu kriminalitas yang terjadi di kampus mempengaruhi persepsi rasa aman di kampus. Selain kualitas pencahayaan, persepsi rasa aman juga dipengaruhi oleh karakter individu dan kondisi lingkungan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan pencahayaan malam hari dan pembentukan persepsi rasa aman, khususnya di lingkungan kampus Universitas Indonesia. Skripsi ini membahas dua sistem pencahayaan ruang luar yang berbeda, khususnya pencahayaan di jalan yang sering dilewati oleh pejalan kaki dan rawan kriminalitas pada malam hari. Dari dua sistem pencahayaan yang berbeda, maka akan didapat sistem dan kualitas pencahayaan seperti apa yang menimbulkan rasa tidak aman pada malam hari di lingkungan kampus.

ABSTRACT
The non optimal night lighting might result in many crimes around campus area that occur at night. The quality of lighting and publicity of crime issues occurred on campus affects the perception of safety on it. Aside from the lighting quality, perception of safety is also affected by the individual character and environment condition. This thesis aims to explain how night lighting affects the shaping of security perception, especially in University of Indonesia. This thesis discusses two different exterior lighting systems, especially on the streets that are often passed by pedestrians and are prone to crime at night. By analizing the two different lighting systems, the system and quality of lighting that may cause insecurity at night on campus will be obtained."
2016
S63512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library