Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Asrori
Abstrak :
ABSTRAK
Pajak mempunyai arti penting dan strategis. Pembiayaan pembangunan dan pinjaman luar negeri akan membawa konsekuensi berupa kewajiban untuk mengembalikan sedangkan penerimaan dari sektor pajak lebih bisa dijamin kontinuitasnya, disamping banyak keuntungan yang lainnya antara lain meningkatnya penerimaan dari sektor pajak menunjukkan kemandirian negara, kemandirian _yang ditopang dari sektor pajak ini akan menguatkan struktur ekonomi dan sosial yang kuat, dan mempengaruhi terhadap stabilitas dan kenetralan kebijakan luar negeri. Usaha untuk meningkatkan penerimaan pajak membutuhkan waktu yang panjang, karena berkaitan dengan mentalitas suatu bangsa (Tianakusubroto,1994). Pelanggaran-pelanggran yang terjadi dibidang perpajakan cukup serius dengan nilai nominal yang besar. Dalam sistem self crsessnaent wajib pajak diberi kewenangan menghitung sendiri dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayarnya. Menurut Tunggal (1995), jenis pajak penghasilan perorangan sering ditemukan adanya penyelewengan berupa antara perilaku menghindari pajak. Dalam kaitan dengan perilaku menghindari pajak, peneliti memilih intensi sebagai konstruk yang dapat menjelaskan perilaku tersebut berdasarkan Theory reacsoned action dari Fishbein dan Ajzen (1975) dan Theory Planned Behavior dari Ajzen (1988). Dari model tersebut dirumuskan permasalahan: seberapa jauh sikap, norma subjektif dan PBC hubungannya dengan intensi menghindari pajak. Dari hasil uji statistik berupa analisis regresi berganda diperoleh hasil sebagai berikut :

Sikap terhadap perilaku menghindari pajak, up pph perorangan secara signifikan berhubungan positif dengan intensi menghindari pajak, (sig T= 0.0036) sumbangan relatif sikap terhadap intensi menghindari pajak adalah sebesar .377396 (nilai Beta). Norma subjektif tidak memberikan sumbangan yang signifikan dengan intensi menghindari pajak (sig T = .1364). Sedangkan PBC secara signifikan mempunyai hubungan positif dengan intensi menghindari pajak (T= 0074). Sumbangan relatif yang diberikan oleh PBC terhadap intensi menghindari pajak adalah sebesar _240490 (nilai Beta). Secara keseluruhan varian menghindan pajak hanya dapat diterangkan oleh variabel independent yaitu sikap, norma subjektif dan PBC hanya sebesar 41 %, sehingga dengan demikian ada 59 8fo diterangkan oleh variabel lain.

Saran-saran yang dapat diberikan kepada pihak yang berkepentingan dalam hal ini pengambil kebijakan adalah berkaitan dengan perubahan sikap sehingga sikap yang positif terhadap perilaku menghindari' pajak dapat dirubah menjadi sikap yang negatif terhadap perilaku menghindari pajak.

Dalam penelitian ini norma subjektif tidak berpengaruh secara signifikan. Kontrol perilaku yang dipersepsikan oleh wajib pajak perlu pula mendapat perhatian. Hal hal yang mendorong dapat lebih dieleminir sehingga dorongan tersebut tidak menjadi kenyataan berupa intensi ataupun perilaku yakni menghindari pajak. Bagi para peneliti berikutnya dianjurkan dapat menerapkan model Lewis dengan lebih lengkap bila situasi dan kondisi memungkinkan sehingga hasil penelitian yang didapatkan Iebih komprehensip.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halimah Rachma
Abstrak :
Studi ini bertujuan untuk menginvestigasi intensi konsumen dalam pembelian kosmetik alami produk yang tidak tersertifikasi halal. Studi ini diperluas dengan kaitan faktor halal literasi yang dimiliki dengan kaitannya pada kosmetik alami. Teori yang digunakan dalam tesis ini adalah Teori planned behavior dengan mengikut sertakan dimensi perceived value (health,safety, dan enviromental) dan religious knowledge dengan attitude terhadap intensi pembelian. Studi empiris ini bertujuan untuk mengembangkan dan memeriksa model struktural guna mengetahui faktor intensi pembelian dengan menggunakan kombinasi teori planned behavior dan perceived value (health dan safety) dan halal literasi. Konteks peneltiaian ini akan menjadi sesuatu yang unik karna membantu dalam memprediksi perilaku masyarakat Muslim pada negara mayoritas Muslim, terhadap produk kosmetik yang memiliki asosiasi alami namun tidak tersertifikasi. Studi ini mengintegrasikan antara pengetahuan halal yang dimiliki dan perilaku pembelian pada konteks produk kosmetik diantara milennial. Studi ini menunjukan bahwa pada segmen Milenial Muslim terdapat intensi pembelian pada produk dengan asosiasi alami yang sesuai dengan syariah. ......Investigate consumer intentions in purchasing natural cosmetic products for non-halal certified manufacturers. This study is broadened with the connection of religious knowledge factor which is related to alami cosmetics. The theory used in this article is theory planned behavior theory by including the dimensions of perceived value (health, safety, and environmental) and religious knowledge, attitude towards purchase intentions, subjective norms, and perceived behavioral control. This empirical study aims to develop and examine structural models to investigate purchase intentions using a combination of planned behavior theory and perceived value (health, safety, and environmental) and halal knowledge. The context of this research will be unique because it helps in predicting the behavior of Muslim communities in Muslim-majority countries, towards cosmetic products that have alami associations but are not certified halal, in the context of cosmetic products between millennials. It shows an intention to purchase products with alami associations that comply with sharia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T55348
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gumgum Gumelar Fajar Rakhman
Abstrak :
Masa remaja ditandai dengan munculnya tingkah laku untu mencoba hal-hal baru untuk memenuhi rasa ingin tahu atau ingin bertingkah laku seperti orang dewasa, antara lain seperti penyalahgunaan obat dan merokok. Kebiasaan merokok dapat kita temui di berbagai tempat di mana saja dan dllakukan saipapun balk Itu lakl-laki ataupun perempuan di dunia in! termasuk juga di kalangan remaja. Pada masa remaja inilah kebiasaan merokok sering kali dimulai seiring dengan perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa (Hurlock : 1980) Sebuah studi menegaskan bahwa kebanyakan perokok mulai antara umur 11 dan 13 tahun dengan sigaret pertama, dan 85% sampai 90% sebelum berumur 18 tahun (Laventhal et all, 1988). Ada petunjuk bahwa di Indonesia perilaku merokok mulai dalam usia lebih muda. Diketahui pula bahwa semakin muda seseorang mulai merokok, makin banyak ia merokok jika menginjak dewasa (Sih Setija Utama et all, 1993 dalam Bret, 1995). Faktor penentu dari tingkah laku yang tampak (overt) dari individu adalah seberapa besar intensi individu untuk menampilkan atau tidak menampilkan tingkah laku tersebut (Fishbein & Ajzen,1975). Intensi menurut Ajzen (1988) dapat digunakan untuk meramalkan seberapa kuat keinginan individu untuk menampilkan dan seberapa banyak usaha yang direncanakan atau dllakukan individu untuk menampilkan suatu tingkah laku. Intensi adalah lokasi individu dalam suatu dimensi probabilitas subyektif yang meliputi hubungan antara dirinya dengan suatu tindakan. Dalam reasoned action theory oleh Martin Fishbein & leek Ajzen (1975) digambarkan bahwa intensi merupakan fungsi dari dua determinan, yaitu faktor yang bersifat pribadi yang teriihat dari sikap terhadap tingkah laku dan faktor yang mencerminkan pengaruh sosial yaitu norma subyektif. Dalam perkembangan selanjutnya menurut Ajzen (1988) teori di atas belum cukup untuk menjelaskan sepenuhnya untuk terjadinya tingkah laku. Sehingga selain sikap terhadap tingkah laku dan norma subyektif, dia menambahkan faktor ketiga yaitu faktor perceived behavioral control, yang menjelaskan persepsi individu mengenai kontrol yang ia miliki sehubungan dengan suatu tingkah laku. intensi seseorang dapat diramalkan melalui tiga hal utama, yaitu sikapnya tertiadap tingkah laku tersebut, norma subyektif yang dimiliki dan perceived behavioral control (PBC). Dan dalam pengembangan teorinya teori ini disebut theory of planned behavior. Berdasarkan teori ini akan diteliti mengenai intensi remaja untuk merokok. Dengan metode Accidental (non pmbability) sampling, diperoleh 144 subyek sebagai sampel penelitian. Daii data tersebut diolah dengan menggunakan program komputer untuk mendapatkan deskripsi sampel, mean dan hasll anallsis regresi berganda. Hasil penelitian diperoleh bahwa intensi responden untuk merokok baik secara keseluruhan ataupun berdasarkan jenis kelamin berada di bawah mean teoiitis. Berarti secara keseluruhan intensi remaja untuk merokok agak rendah yang artinya agak tidak ingin merokok. Dan dan ketiga variabel intensi, maka sikaplah yang paling berperan dalam intensi remaja untuk merokok. Dengan demikian hipotesis penelitian bahwa sikap terhadap tingkah laku memiliki sumbangan yang signifikan terhadap tingkah laku diterima. Hupotesis yang menyatakan bahwa ada sumbangan yang signifikan daii norma subyektif terhadap intensi untuk merokok diterima. Demikian juga diterimanya hipotesis yang meriyatakan ada sumbangan yang signifikan dari perceived behavior control terhadap intensi remaja untuk merokok.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gesti Prastiwi
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor sikap, norma subjektif, dan persepsi kendali perilaku yang mempengaruhi intensi pembelian mi Samyang halal. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa norma subjektif dan persepsi kendali perilaku memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap intensi pembelian mi Samyang halal. Sikap memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap intensi pembelian mi Samyang halal. ......This study discusses the factors attitudes, subjective norms, perceived behavior control that affect the intention of purchasing mi Samyang halal. This study is a quantitative descriptive research. The result of this research shows that subjective norms and perceived behavior control have positive and significant influence on Samyang noodle purchase intention. Attitudes have positive but not significant influence on Samyang noodle purchase intention.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Pude Lepuen
Abstrak :
Tuberculosis (TB) is a difficult health problem to overcome. Active case finding is an important step in managing this infectious disease. However, the prevalence of TB case finding among cadres at the community level is low because of the stigma attached to TB, difficulty in geographical coverage, low public awareness, and social economic barriers. In addition, the empowerment and intention of cadres to perform community-based TB case finding are not optimal yet. This cross-sectional study aimed to determine the intention of TB case finding among 162 public health cadres at one district. Convenient sampling technique was employed in this study. Relationship analyses were performed using Chi-Square test. Results suggested that three factors, namely, attitude, subjective norm, and perceived behavior control influenced the intention to practice TB case finding among cadres. Public health care providers must encourage cadres to practice active TB case finding and understand the benefits and burdens encountered by cadres during TB case finding.
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
610 UI-JKI 23:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nursamawatie
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di PT. AIR yang memiliki izin konsesi pengelolaan dengan salah satu BUMD di Indonesia. Dengan dua aset utama PT. AIR yaitu karyawan dan pengetahuan, maka pengelolaan knowledge menjadi penting. PT AIR telah menyadari pentingnya pengelolaan knowledge perusahaan. Oleh karena itu, PT. AIR telah memiliki program AInn yaitu suatu program perbaikan terus menerus sebagai salah satu wadah untuk knowledge sharing karyawan. Permasalahan muncul ketika partisipasi karyawan pelaksana pada program ini termasuk rendah (11%) apabila dibandingan dengan golongan karyawan lainnya (rata-rata 47%). Hal ini dapat berati knowledge sharing karyawan pelaksana rendah. Padahal karyawan pelaksanalah yang memiliki pengetahuan mengenai permasalahan di lapangan yang harus segera diselesaikan. Dengan analisis regresi didapatkan bahwa Perceived Behavior Control Perceived Reputation Enhancement, dan Instrumental Social Network Ties secara bersama-sama menjadi faktor yang signifikan dalam mempengaruhi knowledge sharing. Oleh karena itu, peneliti menyarankan intervensi dengan memberikan social reward, menyediakan fasilitas mini lounge, dan pelatihan QCC untuk meningkatkan knowledge sharing karyawan pelaksana di PT. AIR.
ABSTRACT
This research is conducted in PT AIR, which holds a management concession with one of state-owned companies in Indonesia. With employees and knowledge as the two main assets of the company, knowledge management becomes crucial for the organization. Being aware of this, PT AIR has implemented AInn Program, a continuous improvement program as a medium for employee knowledge sharing. When participation of operational employees in this program is relatively low (11%) compared to employees of other categories (average 47%). It’s mean knowledge sharing in operational employee is low. This becomes and issue as the operational employees are the ones with knowledge on problems to be addressed in the field. In addition, operational employees also have knowledge on company opportunities that need to be followed up. Using regression, it is found that Perceived Behavior Control, Perceived Reputation Enhancement, and Instrumental Social Network Ties jointly are the significant factors affecting knowledge sharing. The researcher recommends interventions in the form of provision of social reward, establishment of a mini lounge facility, and implementation of a QCC training to improve knowledge sharing behavior among operational employees of di PT. AIR.
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eleonora Bergita
Abstrak :
[ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran tentang posisi penerimaan pesan remaja terhadap pesan sanitasi yang diterima dalam Sosialisasi Sanitasi Publik yang dilaksanakan di Cimahi dan Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan konsep teori penerimaan pesan Encoding- Decoding oleh Stuart Hall, dengan teori pendukung Theory of Planned Behavior oleh Icek Ajzen dan Human-Processing Information. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Latar belakang penelitian adalah pentingnya peran remaja yang dengan kemampuan kognitifnya mampu menerima pesan sanitasi sehingga dalam kondisi masyarakat yang minim kesadaran sanitasi dapat berperan dalam menyebarkan pentingnya pesan dalam masyarakat yang sebagian besar hidup dalam lingkungan yang kotor dan mengalami banyak penyakit terkait dengan kebersihan lingkungan, seperti diare dan lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi narasumber remaja pada umumnya dominant-hegemonic, dan ada pula yang negotiated. Posisi penerimaan pesan sanitasi remaja tersebut ditentukan oleh pengalaman hidupnya. Posisi penerimaan pesan didukung dengan penelitian melalui Theory of Planned Behavior melalui analisis human information processing untuk melihat faktor-faktor yang membentuk intensi remaja terhadap pesan sanitasi, yaitu attitude toward behavior yang positif, adanya subjective norms, dan juga kontrol perilaku atau faktor-faktor yang mendorong atau penghambat penerimaan pesan remaja. Penelitian ini dilakukan melalui humaninformation processing.
ABSTRACT
The research has been conducted to get a description on the adolescents? audience reception positions on sanitation public diplomacy campaign in Cimahi and Yogyakarta. The research used the audience reception theory ? particularly the encoding-decoding theory developed by Stuart Hall, supported by other theory from Icek Ajzen called Theory of Planned Behavior and human processing information. The research is conducted using a qualitative approach. The background of the research is that with their cognitive development adolescence can receive complex message and can play an important role to spread sanitation message among the society, even though most of them are living under poor sanitation condition which causes several diseases, such as diarrhea. The research shown that most of the adolescence informants have chosen a dominanthegemonic position, and one of them has a negotiated position. The positions is supported by a research using the Theory of Planned Behavior through human information processing to look for factors which create adolescence?s intention to sanitation message, which include positive attitude toward behavior, subjective norms, and perceived behavior control or factors which encourage or impede adolescence?s reception on the message. The reseach has been conducted using human information processing.;The research has been conducted to get a description on the adolescents? audience reception positions on sanitation public diplomacy campaign in Cimahi and Yogyakarta. The research used the audience reception theory ? particularly the encoding-decoding theory developed by Stuart Hall, supported by other theory from Icek Ajzen called Theory of Planned Behavior and human processing information. The research is conducted using a qualitative approach. The background of the research is that with their cognitive development adolescence can receive complex message and can play an important role to spread sanitation message among the society, even though most of them are living under poor sanitation condition which causes several diseases, such as diarrhea. The research shown that most of the adolescence informants have chosen a dominanthegemonic position, and one of them has a negotiated position. The positions is supported by a research using the Theory of Planned Behavior through human information processing to look for factors which create adolescence?s intention to sanitation message, which include positive attitude toward behavior, subjective norms, and perceived behavior control or factors which encourage or impede adolescence?s reception on the message. The reseach has been conducted using human information processing., The research has been conducted to get a description on the adolescents‘ audience reception positions on sanitation public diplomacy campaign in Cimahi and Yogyakarta. The research used the audience reception theory – particularly the encoding-decoding theory developed by Stuart Hall, supported by other theory from Icek Ajzen called Theory of Planned Behavior and human processing information. The research is conducted using a qualitative approach. The background of the research is that with their cognitive development adolescence can receive complex message and can play an important role to spread sanitation message among the society, even though most of them are living under poor sanitation condition which causes several diseases, such as diarrhea. The research shown that most of the adolescence informants have chosen a dominanthegemonic position, and one of them has a negotiated position. The positions is supported by a research using the Theory of Planned Behavior through human information processing to look for factors which create adolescence‘s intention to sanitation message, which include positive attitude toward behavior, subjective norms, and perceived behavior control or factors which encourage or impede adolescence‘s reception on the message. The reseach has been conducted using human information processing.]
2015
T43744
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Dyahagitha Kusumawardhani
Abstrak :
Media sosial membuka peluang perusahan dan konsumen untuk saling terhubung melalui pertukaran informasi dan komunikasi di media sosial. Salah satu industri digital yang berkembang cepat saat ini adalah e-commerce dan di dalamnya termasuk fitur pembayaran. Pay later adalah fitur pembayaran yang berkembang paling pesat, sehingga niat penggunaan fitur ini menjadi menarik untuk diteliti. Penelitian ini menggabungkan sikap, norma subjektif, perceived behavior control, dan penggunaan media sosial untuk melihat pengaruhnya terhadap niat penggunaan fitur pembayaran e-commerce pay later. Penelitian kuantitatif ini mendapatkan 129 responden dari hasil penyebaran kuesioner secara online. Dari keempat hipotesis yang diajukan, ditemukan bahwa sikap, norma subjektif, perceived behavior control, dan penggunaan media sosial memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap niat penggunaan fitur pembayaran e-commerce pay later. Penelitian ini menunjukkan bagaimana TPB dan penggunaan media sosial dapat digunakan untuk mengukur niat penggunaan teknologi non komunikasi seperti pay later. Faktor-faktor ini berperan penting dan perlu dipertimbangkan bagi perusahaan dalam strategi meningkatkan niat penggunakan sebuah teknologi. ......Social media opens up opportunities for companies and consumers to connect with each other through exchanging information and communication on social media. One of the digital industries that is developing rapidly at the moment is e-commerce, including its payment features. Pay later is the fastest growing payment feature, therefore the intention to use this feature is interesting to study. This research combines attitudes, subjective norms, perceived behavior control and social media use to see their influence on intentions to use the e-commerce pay later payment feature. This quantitative research obtained 129 respondents from distributing questionnaires online. Of the four hypotheses proposed, it was found that attitudes, subjective norms, perceived behavior control, and social media use have a significant and positive influence on the intention to use the e-commerce pay later payment feature. This research shows how TPB and social media use can be used to measure intentions to use non-communication technologies such as pay later. These communication factors play an important role and need to be considered by companies in their strategy to increase their intention to use technology.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Barnaba Hisyam
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang membuat para karyawan di Jakarta mau mengeluarkan shodaqoh, dengan berdasarkan theory of planned behavior. Pada penelitian ini ditambahkan faktor religius sebagai faktor yang kental dalam kehidupan masyarat di Indonesia. Kemudian niatan tersebut dihubungkan dengan kemauan para karyawan untuk menyalurkannya ke badan sosial resmi. Dengan menggunakan SEM (Structural Equation Modeling) dari AMOS untuk mengolah data yang menghasilkan hubungan antara faktor-faktor attitude, perceived behavior control dan subjective norm dengan niatan untuk berzakat infaq dan shodaqoh.
This research performs to measurement of factors that influence employee at Jakarta to pay charity Shodaqoh, according to the Theory of Planned Behavior. Religious factor is added in this research, as Islam is a part of Indonesian culture. Intention is also connected to give the charity to the Social Institution in Indonesia. With the SEM (structural Equation Modeling) of AMOS to running the data that resulted connection between attitude, perceived behavior control and subjective norm to the intention to pay shodaqoh.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ellen Tuwaidan
Abstrak :
Salah satu tugas perkembangan dewasa muda adalah memilih pasangan hidnp. Namun, perailihan pasangan hidup individu tidak sepenuhnya berada di tangan individu yang bersangkutan. Lingkungan sosial di luar individu juga ikut berperan. Keluarga dalam hal ini orangtua- merupakan faktor di luar individu yang paling berperan dalam pemilihan pasangan hidup. Saat ini, dalam pemilihan pasangan hidup orangtua cenderung tidak lagi menjodohkan individu dengan pasangan yang mereka anggap. Peran orangtua telah bergeser ke arah di mana individu memilih sendiri pasangannya namun perlu persetujuan orangtua. Kecenderungan orangtua untuk melakukan evaluasi tentang pasangan yang dipilih individu berbeda antara pria dan wanita, di mana orangtua lebih cenderung untuk mengevaiuasi pasangan anak wanitanya. Mengingat hal itu, penelitian ditujukan pada wanita. Dari pengalaman beberapa wanita tampak bahwa tampaknya ketidaksetujuan orangtua terhadap pasangan yang dipilih individu menimbulkan kebimbangan untuk melanjutkan hubungan ke pemikahan. Di satu sisi, ketidaksetujuan orangtua merupakan tekanan yang tidak dapat diabaikan begitu saja, sementara itu hubungan pacaran sendiri melibatkan banyak afek. Oleh karena itu dilakukan penelitian guna mendapatkan gambaran tentang seberapa besar kecenderungan wanita untuk menikah dengan pasangan yang tidak disetujui orangtua serta memahami faktor-faktor apa saja yang b^engaruh dalam pengambilan keputusan tersebut. Dengan kata lain, dilakukan penelitian tentang intensi menikah dengan pasangan yang tidak disetujui orangtua. Dalam penelitian ini, pengkajian dilakukan dengan menggunakan kerangka teori Planned Behavior dari Ajzen (1988). Teori ini merupakan perluasan dari teori Reasoned Action, di mana teori Planned Behavior ini digunakan untuk tingkah laku yang tic^ sepenuhnya berada di bahwa kontrol kehendak individu. Menumt kerangka teori ini, intensi ditentukan oleh tiga determinan, yaitu: (1) sikap terhadap tingkah laku, (2) norma subyektif, dan (3) perceived behavior control. Ketiga determinan mtensi ini sendiri dibentuk oleh seperangkat belief yang menonjol, yang disebut salient belief. Teon ini juga membuka kemungkinan bagi masuknya variabel lain dalam meramalkan intensi pada situasi tertentu.Tingkah laku yang menjadi fokus penelitian im adaiah tingkah laku yang secara teoritis sesuai dengan keinginan individu namun berlawanan dengan harapan lingkungan sosial, yaitu tingkah laku menikah dengan pasangan yang tidak disetujui orangtua. Dalam menentukan pilihan salah satu faktor yang diduga ikut berperan adaiah penghayatan otonomi, yang mengacu pada pengertian sejauh mana individu mempersepsikan diri sebagai seseorang yang bebas bertmu sesuai dengan keinginan sendiri. Oleh karena itu, variabel penghayatan otonomi juga dijadikan determinan pembentuk intensi. Subyek penelitian ini adaiah wanita dewasa muda yang bertahan untuk tetap berpacaran dengan pasangan yang tidak disetujui orangtua. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling insidental dan berhasil dilibatkan sebanyak 43 orang subyek. Alat pengumpulan data adaiah kuesioner yang terdiri dari skala-skala yang men^kur sikap terhadap tingkah laku, norma subyektif, perceived behavior control dan intensi berdasarkan format yang disarankan Ajzen (1980). AJat ukur penghayatan otonomi dibuat dengan mengacu pada alat ukur otonomi dari Ryff (1989) dan literatur tentMg otonomi lainnya. Pengolahan data dilakukan dengan melakukan analisa deskriptif, mean, korelasi serta penghitungan korelasi berganda. Keseluruhan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS for Windows Release 6. Dari hasil pengolahan data terlihat bahwa skor intensi untuk menikah dengan pasangan yang tidak disetujui orangtua cenderung berada di tengah, atau dengan kata lam cenderung ra^. Sikap subyek terhadap tingkah laku menikah dengan pasangan yang tidak disetujui orangtua cenderung. Secara umum terlihat bahwa signidicant others bagi subyek cenderung mengharapkan subyek agar tidak menikah dengan pasangan yang tidak disetujui orangta. Subyek penelitian menganggap tingkah laku menikah dengan pasangan yang tidak disetujui orangtua sebagai tingkah laku yang sulit diwujudkan, meskipun subyek mempersepsikan diri sebagai individu yang bebas bertmdak sesuai dengan apa yang diinginkaimya. Perhitungan korelasi menunjukkan bahwa keempat determinan intensi tersebut berkorelasi positif dan signifikan dengan intensi. Lewat analisis regresi berganda didapatkan mlai korelasi berganda yang signifikan. Dengan kata lain, keempat variabel tersebut secara bersama-sama raemberikan peramalan yang signifikan terhadap intensi. Namun, bila dilihat sumbangan unik masing-masing variabel, hanya variabel perceived ehavior control saja yang memberikan sumbangan unik yang signifikan dalam meramalkan intensi. Variabel sikap, norma subyektif, otonomi, dan perceived behavior control mengukur common factors yang tercakup pada perceived behavior control. Hal ini juga ditunjang oleh adanya korelasi yang signifikan antar prediktor. Sebagaimana telah luraikan di atas, penghayatan otonomi diduga ikut meramalkan intensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa tampaknya penghayatan otonomi sudah direfleksikan di dalain sikap dan norma subyektif sehingga masuknya variabel otonomi tidak membenkan tambahan peramalan yang signifikan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2431
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>