Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade S. Natawiria
Abstrak :
This thesis deals with anti-slavery propaganda by means of slave narratives, a distinct American literary genre. The present writer has selected to discuss the Narrative of The LW of Frederick Douglass, An American Slave and Twelve Years A Slavef' Narrative of Solomon Northup in relation with the use of propaganda devices. From secondary sources, the present writer learns these devices as hereunder. Name-calling is applied to appeal to our hatred and fear by giving ?bad names? to individuals, groups, or policies, in this case to slaveholders and slavery. Glittering generalities is expressed by way of ?virtue words? to appeal to our emotion of love or liking. Tr-anwr is used by the propagandist to can-y over the authority and prestige ot` something we pay respect so as to have us accept the said thing. Testimonial makes us accept anything from a product to a policy by means of statements conceming the quality or character of a product, a person, or a policy; counter-testimonial is the other way round for the retiisal of the thing or person referred to. Plain folks is a device used to win our sympathy by appearing to be just like plain folks among the neighbors. Card-stacking is one employed through the arts of deception to win our support, whereas band-wagon is expressed to have us follow the crowd because ?every body?s doing it? The two narratives by _ Frederick Douglass and Solomon Northup abovementioned, in the present writer's observation, apply a good number of propaganda devices except card-stacking. The devices name-calling and counter-testimonial are the most intensively used and this is in accordance with the aim of the narratives at standing against slavery and slaveholders.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T5288
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharpe, Christina
Durham : Duke University Press, 2016
305.896 SHA i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aisa Nisarizulma
Abstrak :
Novel Rasina karya Iksaka Banu menggambarkan fenomena kehidupan pribumi di bawah kekuasaan penjajahan Belanda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk-bentuk praktik perbudakan kolonial Belanda terhadap pribumi di Batavia saat menjelang kebangkrutan VOC tahun 1755. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan kajian pascakolonialisme. Penelitian ini menggunakan teori orientalisme dari Edward Said. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi pustaka. Hasil analisis mengungkapkan terdapat tiga bentuk praktik perbudakan kolonial Belanda terhadap pribumi. Pertama, perdagangan budak yang menunjukkan perampasan hak asasi seseorang melalui aksi jual-beli manusia. Kedua, penyiksaan budak yang menunjukkan perbuatan melampaui batas kemanusiaan yang memanfaatkan ketidakberdayaan masyarakat pribumi di mata kolonial Belanda. Ketiga, penyelundupan budak yang menunjukkan tindak korupsi orang-orang Belanda yang hanya memberi keuntungan bagi para pejabat Kompeni. Ketiga hal tersebut membuktikan bahwa praktik perbudakan kolonial Belanda terhadap pribumi merupakan perbuatan pencelaan, pelanggaran hak asasi manusia, perebutan kebebasan hidup, serta ketidakadilan dalam perlakuan hukum yang secara keseluruhan bertolak belakang dengan kemanusiaan dan kedaulatan individu. ......The Rasina novel by Iksaka Banu describes the phenomenon of indigenous life under Dutch colonial rule. This study aims to analyze forms of Dutch colonial slavery practices against natives in Batavia at the time of the VOC's bankruptcy in 1755. The method used is descriptive qualitative with post-colonialism studies. This study uses the orientalism theory of Edward Said. Data collection was carried out using literature study techniques. The results of the analysis revealed that there were three forms of Dutch colonial slavery practices against natives. First, the slave trade which denotes the deprivation of a person's human rights through human trafficking. Second, the torture of slaves which showed an act of exceeding the limits of humanity that took advantage of the powerlessness of the indigenous people in the eyes of the Dutch colonialists. Third, the smuggling of slaves which showed the corruption of the Dutch people which only gave benefits to Company officials. These three things prove that the practice of Dutch colonial slavery against natives was an act of disgrace, violation of human rights, struggle for freedom of life, and injustice in legal treatment which as a whole was contrary to humanity and individual sovereignty.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Deandra Asyifa
Abstrak :
Cerpen Hati Seorang Budak (奴隶的心 Nuli de Xin) adalah karya yang ditulis oleh Ba Jin pada tahun 1931. Hati Seorang Budak mengambil perbudakan sebagai latar sosial cerpen. Cerpen ini menceritakan pertemanan antara Peng dan Zheng yang berbeda latar belakang keluarga. Peng adalah anak dari keluarga budak, sedangkan Zheng adalah anak dari keluarga pemilik budak. Latar belakang keluarga dan kondisi hidup yang bertolak belakang mempengaruhi karakter, sikap, cara hidup dan pandangan mereka terhadap perbudakan. Hal-hal tersebut hadir melalui dialog-dialog kedua tokoh, hampir di seluruh teks, yang dideskripsikan oleh Zheng sebagai narator cerita. Bagaimana pandangan kedua tokoh terhadap perbudakan, dan bagaimana sikap mereka dalam menghadapi perbudakan tersebut akan menjadi materi yang akan diulas dalam artikel ini. Melalui analisis tokoh dan penokohan Peng dan Zheng, dan mengupas pandangan masing-masing tokoh tentang lawan bicaranya, akan terlihat bahwa Peng sangat membenci kaum pemilik budak dan berambisi menjadi revolusioner untuk menghilangkan perbudakan, sedangkan Zheng menganggap menjadi pemilik budak adalah hal membanggakan. ...... The Heart of A Slave short story is the work of Ba Jin in 1931. The Heart of a Slave takes slavery as a storys social background. This story tells about a friendship between Peng and Zheng with different family backgrounds. Peng is a child of a slave family, while Zheng is a child of a family of slave owners.The difference of backgrounds and social conditions of Peng and Zheng affect their characters, attitude, the way of living, and views towards slavery. These things are present through the dialogues of the two characters, almost throughout the text,described by Zheng as the narrator of the story. How the two characters see slavery, and how they attitude facing slavery will be the focus of this article. Analyze the characterization of Peng and Zheng, and explore the views of each character about his interlocutor, will explain that Peng hates slave owners and has ambition to be a revolutionary to eliminate slavery, while Zheng assume being a slave owner is a proud thing.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Sejarah panjang sebuah peradaban dapat ditelusuri dalam pelbagai dokumen, termasuk manuskripsi. Salah satu manuskrip yang menarik adalah surat-surat Raja Tanette, Sulawesi Selatan...
META 7:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Cacho, Lydia
Tangerang: Marjin Kiri, 2021
323.409 5 CAC b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sellin, J. Thorsten
New York : Elsevier, 1976
364.601 SEL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Paramesti Ardiningrum Anggoro
Abstrak :
Manusia menggunakan gaya bahasa untuk mendukung proses penyampaian informasi yang mereka coba lakukan. Pemilihan gaya bahasa dapat dipengaruhi oleh kondisi emosi yang sedang dirasakan oleh seseorang. Sebagai contoh, penggunaan disfemisme untuk mengekspresikan kejengkelan, ketidaksukaan, atau kemarahan seseorang. Hoe Duur Was De Suiker merupakan film Belanda yang memperlihatkan konflik antara kulit putih dan kulit hitam dan situasi perbudakan pada abad ke-18 yang terjadi pada sebuah perkebunan tebu di Suriname. Beberapa ujaran yang disampaikan oleh tokoh dalam film mengandung disfemisme. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis dan fungsi disfemisme yang muncul dalam film Hoe Duur Was De Suiker dengan menggunakan teori Allan dan Burridge (1991 & 2006). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat enam jenis disfemisme dengan posisi tertinggi pada jenis hinaan dan terdapat sepuluh fungsi disfemisme. ......Humans use language styles to support the process of conveying the information they are trying to deliver. The choice of language style can be influenced by the emotional state that is being felt by someone. For example, the use of dysphemism to express annoyance, dislike, or anger in someone. Hoe Duur Was De Suiker is a Dutch film that shows the conflict between whites and blacks and the situation of slavery in the 18th century on a sugarcane plantation in Suriname. Some of the utterances conveyed by the characters in the film contain dysphemism. This study is conducted to determine the types of dysphemism and its functions in the film Hoe Duur Was De Suiker by using Allan and Burridge’s theory (1991 & 2006). This study uses a qualitative method with a descriptive analysis approach. The results of this study indicate that there are six types of dysphemism with the highest position on the type of insult and there are ten functions of dysphemism.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Rivo
Abstrak :
ABSTRAK
Penulisan skripsi ini berlatar belakang sejarah bangsa Rusia pada paruh kedua abad XVIII. Konteks pemerintahan Katerina II yang otokratis dan perbudakan, yang tentunya bertolak belakang dengan pemikiran Pencerahan yang diterima dan dikembangkannya dari Barat.

Aleksander Nikolaevich Radishchev merupakan sastrawan Rusia pertama yang menentang pemerintahan Katerina II melalui karya-karyanya. Walaupun Radishchev dilahirkan dari keluarga bangsawan, ia menolak adanya perbudakan yang tengah dikuasai oleh kalangan bangsawan maupun gerejawan.

Karya Radishchev yang terkenal dan yang membuatnya ditahan adalah kumpulan syair yang berjudul Ode Volnost' (Liberal) pada tahun 1790. Isinya, menyerang dan mencela Katerina II dengan segala kebijaksanaanya yang otokratis, serta menuntut pembebasan petani Rusia dari perbudakan.
1995
S14861
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Kemalahayati
Abstrak :
Media massa di zaman modern ini banyak menyajikan artikel berita mancanegara sehingga dapat diakses dengan mudah kapan dan di mana saja. Penerjemahan pun menjadi salah satu cara yang diperlukan agar informasi pada artikel berita tersampaikan dengan baik. Penelitian ini membahas jenis subsistem appraisal dalam artikel opini berbahasa Belanda "Over deze Nederlandse slavernijgeschiedenis hebben we het nooit” dan terjemahannya “Belanda Sembunyikan Sejarah Perbudakan di Indonesia”. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan teori Linguistik Sistemik Fungsional (LSF). Tujuan dari penelitian adalah untuk menjabarkan appraisal Attitude kedua artikel. Hasil penelitian menunjukkan appraisal Attitude teks sumber dan teks sasaran berjumlah sama sebanyak 78 pasang data dengan subsistem Attitude paling dominan, yaitu Judgement sebanyak 64 data (82,05%). Sementara itu terdapat 12 data yang dikategorikan sebagai Appreciation (15,38%) dan 2 data yang dikategorikan sebagai Affect (2,57%). Penulis dan penerjemah cenderung memberikan penilaian perilaku dalam bentuk Moral Judgement negatif secara tersirat (33,33%) mengenai sejarah perbudakan Hindia Belanda yang disembunyikan oleh Belanda. Hasil juga menunjukkan bahwa terjadi pergeseran makna berupa peningkatan dan penurunan Graduation Force dari teks sumber (TSu) ke teks sasaran (TSa). ......In this modern era, the mass media presents many foreign news articles that are easily accessible anytime and anywhere. Translation is one way that is needed so that information in news articles is conveyed properly. This study discusses the appraisal subsystem in the Dutch opinion article “Over deze Nederlandse slavernijgeschiedenis hebben we het nooit” and the Indonesian translation “Belanda Sembunyikan Sejarah Perbudakan di Indonesia”. This qualitative descriptive study uses the theory of Systemic Functional Linguistics (SFL). This study aims to describe the appraisal of Attitude from the two articles. The results showed that the appraisal of Attitude of the source language and target language was the same as many as 78 pairs of data with the most dominant Attitude subsystem, namely Judgement as much as 64 data (82.05%). Meanwhile, there are 12 data categorized as Appreciation (15.38%) and 2 data categorized as Affect (2.57%). The author and translator tend to give behavior assessments in the form of implicitly negative Moral Judgment (33.33%) regarding the history of Dutch East Indies slavery hidden by the Dutch. The results also show that there was a shift in meaning in the form of increasing and decreasing Graduation Force from the source text (SL) to the target text (TL).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>