Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anang Saifuddin
Abstrak :
Perusahaan, dalam hasilkan produk mempunyai target tertentu. Target itu adalah kualitas dan kuantitas produk. Untuk menambah kuantitas produk yang dihasilkan dapat dilakukan dengan peningkatan kapasitas produksi. Akan tetapi untuk meningkatkan kualitas produk, diperlukan sistem perbaikan kualitas yang menyeluruh. Salah satu ilmu yang mempelajari perbaikan lcualitas adalah Manajemm Kualitas Menyeluruh. Pada saat ini banyak proses produksi telah mernanfatkan Manajemen Kualitas Menyeluruh (Total Quality Controlt/TQM). Tujuan utama pemanfaatan sistem manajemen ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk. Tujuan akhir dari Manajemen Kualitas Menyeluruh adalah perbaikan berkesinambungan untuk kepuasan konsumen. Manajemen Kualitas Total memiliki tiga konsep perbaikan kualitas yaitu: Fokus Konsumen, Perbaikan Proses dan Keterlibatan menyeluruh Fokus konsumen mengatakan bahwa setiap konsumen memilih keinginan dan harapan terhadap produk. Untuk itulah, agar dapat berhasil, produk yang dihasilkan perusahaan harus bertemu dengan keinginan konsumen. Untuk mencapai hal ini diperlukan pengumpulan dan analisa terhadap keinginan konsumen dan disesuaikan dengan desain yang ada.

Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk memastikan bahwa produk yang dibuat sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen adalah Sebaran Fungsi Kualiras (Quality Function Deployment IQFD). Biasanya QFD ini dibuat untuk pengembangan produk bam, tetapi juga tidak tertutup kemungkinan untuk pengembangan produk yang sudah ada. Gunanya adalah untuk perbaikan produk. Quality Function Deployment membutuhkan data dan analisa keinginan konsumen yang diselaraskan dengan desain teknik dan rekayasa. Data keinginan konsumen ini didapat dari survei atau dari layanan purna jual. Layanan purna jual dapat menjadi data sumber keinginan konsumen karena departemen ini yang dapat menghimpun data kualitas produk. Baik kegagalan dalam proses desain, produksi atapun proses perakitan produk. Untuk menganalisa kasus kasus yang terjadi dan desain yang diharapkan konsumen diperlukan suatu sistem pengolah informasi produk. Sistem pengolah informasi produk ini dapat berbasis database. Data yang didapatkan dari konsumen diolah, untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam desain dan produksi produk. Informasi data-data produk itulah yang akan diteruskan ke bagian pabrikasi dan digunakan untuk memperbaiki kualitas produk. Informasi tersebut dapat saja diteruskan ke bagian desain, produk ataupun ke supplier yang mendukung jalannya produk.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudo Wibisono
Abstrak :
ABSTRAK
Persaingan pasar yang makin keras, membuat pelanggan memiliki banyak altematif dalam membeli produk-produk yang di tawarkan produsen. Agar dapat memenangkan pangsa pasar atau setidaknya mempertahankan diri terhadap situasi tadi, maka produk yang di buat harus disesuaikan dengan keinginan pelanggarn Dengan kata lain mutu dari suatu produk, harus dilihat dari sudut pandang pelanggan sehingga orientasi berproduksi saat ini di arahkan kepada upaya, bagaimana cara agar dapat memenuhi atau memuaskan keinginan pelanggan. Sebagai pengguna akhir produk, pelanggan memiliki kebutuhan yang amat beragarn. Memahami secara baik keinginan pelanggan terhadap suatu pmduk, alcan memudahkan produsen untuk merancang produk yang sesuai dengan persyaratan mereka Dilain pihak produsen memilild keterbatasan-keterbatasan guna memenuhi seluruh keinginan pelanggarmya. Karena keterbatasan tersebut, maka seluruh departemen terkait yang ada harus dilibatkan, agar dapat memenuhi keinglnan pelanggan. Hal ini sesuai dengan konsep Total Quality Management, yang menitik beratkan pada upaya pemenuhan kebutuhan pelanggan, melalui perbaikan proses yang bersinambung serta menyeluruh (melibatkan seluruh sumber daya yang ada di perusahaan).

Salah satu alat bantu dalam Total Quality Management, untuk mendapatkan keselarasan rerbaik, antara keinginan pelanggan dengan kemampuan proses produksi yang ada pada produsen, di kenal dengan nama Quality Function Deployment (QFD). Penerapan konsep ini, terutama sekali di peruntukkan pada proses perancangan produk baru. Dimana di harapkan produk akhir yang nantinya terbentuk, lebih terjamin kesesuaiannya dengan kehendak pelanggan. Penerapan lain dari konsep ini dapat pula di terapkan pada produk yang telah di produksi. Yakni untuk upaya perbaikan mutu produk, melalui penjabaran kembali keinginamkeinginan pelanggan atas produk tersebut. Dengan demikian bagian dari produk yang belum sesuai dengan kehendak pelanggan, dapat di sempumakan oleh produsen, sesuai bentuk perbaikan yang mereka inginkan.
1996
S36672
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Feriadi
Abstrak :
Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi implementasi dari proses dan alat dari proyek perbaikan mutu. Menyediakan fase-fase beserta kegiatannya untuk menjalankan sebuah proyek perbaikan mutu. Studi ini juga menyajikan jenis-jenisalat dan teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam setiap tahapan proyek. Studi ini mencatat bahwa berbagai jenis pendekatan manajemen mutu memiliki kesamaan dalam langkah proses dan alat yang digunakan dalam setiap proses. Terdapat empat langkah umum dalam sebuah proyek perbaikan, yaitu: 1. Identifikasi dan penetapan sebuah proyek perbaikan, 2. Mendiagnosa penyebab masalah, 3. Menghilangkan penyebab masalah, 4. Mempertahankan pencapaian dari hasil perbaikan. Disamping itu didapatkan juga bahwa sebuah alat sangat mungkin untuk dipakai di dalam lebih dari satu tahap atau proses.
This paper attempts to identify the implementation of process steps and tools in a quality improvement project. It provides phases and its activities to perform a project of quality improvement process. It also present kinds of tools and techniques are used to achieved goals in every steps of project. This study note that various quality management approaches has a similarity in process steps and tools. There are four general steps in an improvement project. Those are identify and establish an improvement project; diagnose the cause of problems; remedy the cause of problem; and Hold the gains. It also provides most commonly tools applied in quality and a process improvement project.The application of a tool in more than one phase into a project is very possible.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T28966
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Oktavianus Riza G.
Abstrak :
Dewasa ini globalisasi telah menjangkau berbagai aspek kehidupan dan akibatnya persainganpun semakin tajam. Perusahaan yang dahulu bersaing hanya pada tingkat lokal, regional, atau nasional harus bersaing dengan perusahaan dari seluruh penjuru dunia. Persaingan yang semakin keras membuat pelanggan memiliki banyak alternatif dalam membeli produk yang ditawarkan oleh produsen. Sebagai pengguna akhir pelanggan memiliki kebutuhan yang beragam. Di lain pihak produsen memiliki keterbatasan dalam memenuhi seluruh keinginan pelanggannya. Karena keterbatasan ini maka seluruh departemen terkait yang ada harus dilibatkan agar dapat memenuhi keinginan pelanggannya Hal ini sesuai dengan konsep Total Quality Management (TQM) yang menitikberatkan pada upaya pemenuhan kebutuhan pelanggan melalui perbaikan terus-menerus serta menyeluruh di mana melibatkan seluruh sumber daya yang ada di perusahaan. Salah satu alat bantu TQM untuk melibatkan keselarasan terbaik antara keinginan pelanggan dengan kemampuan yang ada pada produsen dikenal dengan nama Quality Function Deployment (QFD). Penerapan konsep ini terutama sekali ditujukan pada proses perancangan produk barn di mana diharapkan produk akhir yang nantinya terbentuk lebih terjamin kescsuaiannya dengan kehendak pelanggan. Pada konsep ini dapat pula diterapkan pada produk yang telah diproduksi yaitu untuk upaya perbaikan mutu produk melalui penjabaran kembali keinginan pelanggan atas produk tersebut. Dengan demikian bagian dari produk yang belurn sesuai dengan keinginan pelanggan atau belum memenuhi harapan pelanggan dapat disempurnakan oleh produsen sesuai bentuk perbaikan yang mereka inginkan. Dalam skripsi ini penulis mencoba menerapkan manfaat QFD pada produk yang telah dibuat. Produk tersebut adalah komponen Hub Rear yang dibuat oleh PT. ISI di mana seringkali terjadi atau ditemukan adanya kerusakan pada produk tersebut. Diharapkan dengan penggunaan konsep QFD ini, maka upaya perbaikan yang dilakukan oleh produsen terhadap mutu dari produk tersebut akan akan menghasilkan bentuk perbaikan yang lebih efisien, jelas, terarah, serta tetap terfokus pada kepentingan pelanggan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nursyam Ibrahim
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mendalam tentang pengawasan dan pengendalian pimpinan terhadap pelaksanaan kalakarya perbaikan umum di Seksi Pemulihan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Penelilian ini dilakukan dengan menggunakau metode kualitatif pada unit analisis meliputi Seksi Pemulihan Kesehatan, infonnan dari pimpinan struktural di Dinas Kesehatan serta kelompok Kepala Puskesmas yang keselumhannya berjumlah 11 orang. Pengampuian data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendaiam, kegiatan observasi dan melalui kajian dokumen. Dari hasil penelitian terlihat bahwa pengawasan dan pengendalian pembuatan reucana kerja yang disepakati pada pelatihan kalakaxya dan pelaksanaannya yang meliputi pengendalian awal dengan melakukan pengukuran standar kelja yang hanxsnya dilakukan bersarna staf, menilai atau mengendalikan proses pembuatan dan tindak Ianjut POA serta mengevaluasi hasil dengan tindakan korektif belum dilaksanakan. Selain itu yang penting lagi adalah belum dilakukarmya pengawasan melekat dari atasan ke bawahan yang mesiinya dikoordinir oleh Kepala Dinas. Dengan kondisi seperti ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil pelaksanaan manajemen di Seksi Pemulihan Kesehatan setelah kalakarya dilakukan belum maksimal dalam kaitan kegiatan fungsi peugawasan dan pengendalian. Hal ini dapat disebabkan oleh : 1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman terhadap tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab masing-masing pemimpin dalam melakukan pengawasan secara hierarki. 2. Hasil dari pelatihan yang diikuti Lidak diapllkasikan pada pelaksanaan rencana kelja yang disusun karena adanya sikap penolakan serta kurangnya motivasi Kasi Pemulihan Kesehatan terhadap kegiatan kalakarya 3. Adanya masalah pada sistem dan rata cara berkomunikasi serta koordinasi yang dijalankan dimana kegiatan rapat dan pertemuan tidak terdokumentasi berupa laporan atau notulen dari hasil kegiatan. Sehingga, untuk memberi hasil yang maksimal terhadap perbaikan manajemen yang berorientasi ke manajemen mutu terpadu disarankan pada kalakarya berikutnya perlu mengendalikan perllaku manajerial/individu pada kesiapannya terlebih dahulu.
The aim this study was obtain an in-depth information on the implementation of supervision and control to the chief handling concerning to the accomplishment on job the training of quality revision in Health Recovery Section of Pontianak Health Service. The study was qualitative design with analysis unit consisted of health recovery section, informant fiom structural chief at health service and community healthcare chief group that totality ll persons. ln depth interview technique, observation activity and the document analysis have been used to collect data. The result of the study shows the process of management in the area of supervision and control of work plan production that have been agred to on the job training and the realization that covering beginning handling by standard determination, work output measurement and evaluation as well as corrective action, had not been supposed to be done with the start; the handling process of production and ?Plan Of Action? continuation and evaluating the result by corrective action not realized. Besides that the other important thing is haven?t doing to get the attached supervision from the superior to the inferior that suppose to coordinated by the chief of department. Furthermore, this condition shows that the result of the management accomplishment becomes higher at the health recovery secnon after conference done haven?t maximally interlaced to function of controlling and handling activity. These happened were caused by : 1. Lack knowledge and understanding to the duty and own principal to the leadership responsibility doing the supervision way 2. The trainee eifect is not apply to the realization of work plan that been sets because of refusal attitude and less motivation from the chief of health recovery section to the conference action. 3. Problem with the system and manners of communication and coordinati on that been doing where the meeting activity doesn?t preserved by report from the activity. In order to maximize result to the management revision in which toward Total Quality Management orientation suggested to the next on job the training activity needs to controlling the individual behavior prepared to accept modernization by doing dissemination information first.
2001
T3240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library