Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta : EGC, 2005
610.734 NUR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Sanityoso
Abstrak :
[Association between SNP IL-28B and Sustained Virological Response and Its Relation with Expression of Interferon Lambda-3 and Interferon Lambda-3 Receptor in Liver Tissues of Chronic Hepatitis C Patients Treated with Pegylated Interferon α2 and Ribavirin;Association between SNP IL-28B and Sustained Virological Response and Its Relation with Expression of Interferon Lambda-3 and Interferon Lambda-3 Receptor in Liver Tissues of Chronic Hepatitis C Patients Treated with Pegylated Interferon α2 and Ribavirin, Association between SNP IL-28B and Sustained Virological Response and Its Relation with Expression of Interferon Lambda-3 and Interferon Lambda-3 Receptor in Liver Tissues of Chronic Hepatitis C Patients Treated with Pegylated Interferon α2 and Ribavirin]
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan
Abstrak :
Latar belakang. Terdapat hubungan yang kuat antara hipertensi dengan stroke hemoragik, karena 72%-81% penderita stroke hemoragik terdapat LVH (left venticular hypertrophy). Menurut kepustakaan pada awal serangan ditemukan tekanan darah yang lebih tinggi pada stroke hemoragik dibandingkan dengan stroke iskemik. Pada era pre sken otak banyak yang percaya bahwa perdarahan pada stroke hemoragik adalah peristiwa monofasik dan kenaikan tekanan darah berikutnya tidak menyebabkan perdarahan selanjutnya. Herbstein & Schumberg menemukan perdarahan jarang berlanjut 2-3 jam setelah onset. Sedangkan pada era sken otak Kelley menemukan perdarahan aktif dapat teijadi lebih dari 6 jam setelah onset. Ditemukan hubungan pertambahan volume hematoma serta terjadinya perdarahan ulang pada penderita dengan kontrol hipertensi yang tidak adekuat pada fase akut. Oleh karena itu diduga hipertensi akut setelah stroke hemoragik dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas sebagai akibat meningkatnya progresifitas pembentukan hematoma, resiko perdarahan ulang dan bertambah beratnya edema. Dari hasil penelitian sebelumnya terlihat perbedaan keluaran pada nilai MABP tertentu, sehingga masih diperlukan penelitian untuk memperoleh cutoff dari MABP supaya dapat dijadikan sebagai prediktor keluaran. Tujuan.(l). Mengetahui nilai prognostik (hidup-mati) penderita stroke hemoragik yang mempunyai MABP >145 mmHg atau <145 mmHg pada 24 jam pertama serangan. (2). Mengetahui nilai prognostik (hidup-mati) penderita stroke hemoragik yang mempunyai MABP >125 mmHg atau <125 mmHg setelah 24 jam perawatan. Metode. Telah dilakukan penelitian pada 55 pasien stroke hemoragik yang dirawat di Bagian Saraf RSUPN- Cipto Mangunkusumo Jakarta dan Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta dari bulan Januari 1999 sampai dengan Juli 1999. Penderita stroke hemoragik yang dirawat dengan onset < 24 jam dilakukan pemeriksaan tekanan darah saat masuk, kemudian setiap jam 06.OO WIB dan jam 23.00 WIB selama tiga hari perawatan. Penilaian dilakukan setelah hari ke-3 perawatan. Dilakuakan analisis univariate dan bivariate terhadap sampel dengan menggunakan SPSS 7, 5. Hasil. Dari Januari sampai Juli 1999 telah diteliti 55 pasien stroke hemoragik. Mortalitas setelah tiga hari perawatan pada 55 orang penderita stroke hemoragik adalah 20 orang penderita (36,37%), dengan kematian terbanyak teijadi pada hari kedua perawatan 15 orang penderita (27,46%). Nilai rerata MABP saat masuk adalah 126,33 ± 12,34 mmHg. Pada kelompok yang hidup rerata MABP 124,83 ± 17,09 mmHg dan yang mati 127,30 ± 21,47 mmHg. Pada cut-off MABP saat masuk 145 mmHg, dan setelah 24 jam perawatan dengan cut-off MABP < 125 mmHg tidak didapatkan perbedaan keluaran yang bermakna antara masing-masing kelompok. Pasien dengan MABP awal < 145 mmHg sebanyak 47 orang (85,46%) , 17 mati (36,17%). Sedangkan 3 dari 8 pasien (37,5%) mati dengan MABP awal >145 mmHg. ( p = 0,942). Pasien dengan MABP awal <145 mmHg dan SKG awal < 8 sebanyak 14 orang (29,78) dengan keluaran mati 8 orang (57,14%). Dibandingkan kombinasi MABP awal <145 mmHg dan SKG awal > 8, kematian hanya teijadi 8 orang dari 32 pasien (25%). Setelah 24 jam perawatan teijadi kematian 6 dari 11 pasien ( 54,54%) dengan MABP <125 mmHg dan SKG awal < 8. Sedangkan pasien dengan MABP < 125 mmHg dan SK.G awal 8 kematian hanya terjadi 3 dari 12 pasien(14,28%). Keluaran yang lebih baik terdapat pada penderita stroke hemoragik dengan penurunan MABP < 20% dari MABP awal dari pada penurunan MABP > 20%, atau terjadi peningkatan MABP. Kesimpulan. MABP saat masuk dengan cut-ojf 145 mmHg dan MABP 24 jam setelah perawatan cut-off 125 mmHg kurang dapat dijadikan sebagai prediktor tunggal dalam menilai prognostik (hidup-mati). Tetapi jika dikombinasikan SKG awal akan memiliki nilai prediktor yang bermakna. Penurunan MABP > 20% dari MABP awal prognosis yang jelek, dibandingkan dengan penurunan MABP < 20% dari MABP awal.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Terry, Cynthia Lee
Abstrak :
Baik seorang perawat profesional yang ingin beralih ke keperawatan kritis atau seorang mahasiswa yang sedang mempelajari lebih dalam mengenai keperawatan kritis, buku Keperawatan Kritis ini merupakan buku yang dibutuhkan untuk memahami konsep-konsep kunci dan tren tingkat lanjut dari keahlian khusus ini dengan cepat dan mudah. Supaya membuat proses pembelajaran secepat dan seefektif mungkin, masing-masing bab berisi tujuan pembelajaran, kata kunci, tanya-jawab gaya NCLEX, dan gambaran singkat tantangan-tantangan keperawatan yang di hadapi di lingkungan kerja. Pembaca akan mendapati ujian akhir yang komprehensif dan ulasan yang mencakup ikhtisar anatomi dan fisiologi dasar sistem organ, pemeriksaan kesehatan rinci menggunakan pendekatan sistem tubuh, studi-studi diagnostik yang digunakan untuk menegaskan penyakit, prosedur-prosedur kritis yang dilakukan secara umum, dan obat yang digunakan untuk merawat pasien yang memerlukan perawatan kritis.
Yogyakarta: Rapha Publishing, 2013
610.73 TER k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ice Yulia Wardani
Abstrak :
Dalam rangka meningkatkan mutu asuhan keperawatan dibuka ruang Model Praktek Keperawatan Profesional di RS Dr H. Marzoeki Mahdi Bogor pada tanggal 28 Februari 2001. Di ruang inilah segala aspek keprofesionalan dalam keperawatan diterapkan, Penelitian ini mendeskripsikan klien-klien yang dirawat di ruang MPKP selama periode rawat Februari - Atli 2001 terhadap 79 orang klien. Dan basil penelitian teridentifikasi data demografi klien meliputi golongan usia terbesar adalah dewasa ( 25-55 tahun) sebanyak 45 orang (57%), jenis kelamin laki-laki 63%, pendidikan terakhir SMU 55,7%, status belum menikah 54,6%, pekerjaan penganguran 44,4%. Karakteristik keluarga klien terlihat klien-klien berasal dari tipe keluarga sedang (mempunyai 3-5 anak) sebesar 58,23%, menggunakan pola komunikasi mal adaptif65%, tidak pernah atau tidak rutin melakukan pertemuan dalam keluarga 67,76%. Dari status kesehatan klien teridentifikasi, tingkat ketergantungan klien saat datang 72,15% total care, saat puling 54,63 % minimal care. Alasan masuk RS klien terbesar adalah marah-marah 15,32%. Terapi keperawatan yang diberikan terhadap masalah keperawatan terbesar halusinasi (26,37%) meliputi TAK sosialisasi sebesar 37,02% sementara pendidikan kesehatan terhadap masalah harga diri rendah 76,42%. Dari aspek medis teridentifikasi diagnosa medis terbesar adalah Scizoprenia paranoid sebesar 43,7%.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tisan Meily Runtu
Abstrak :
ABSTRAK
Budaya organisasi merupakan elemen kunci pelaksanaan koordinasi perawatan. Tesis inimembahas tentang penerapan koordinasi perawatan berpusat pada pasien dan gambaranbudaya yang dimiliki perawat di unit perawatan intensif RS di Jakarta. Fokus utama dalampenelitian ini yaitu untuk melihat kesesuaian budaya yang dimiliki dengan penerapankoordinasi perawatan yang dilakukan untuk pasien kritis saat ini. Tujuan penelitian iniyaitu melihat hubungan jenis budaya organisasi dengan koordinasi perawatan di 4 RSpemerintah dan swasta di Jakarta dilihat dari perspektif perawat ICU. Penelitian ini adalahpenelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dengan melibatkan 221 perawatsebagai responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner OCAI danKoordinasi perawatan di ICU. Hasil penelitian menunjukkan jenis budaya clan 0,005 danbudaya market 0,000 berhubungan dengan koordinasi perawatan p < 0,005 . Budayaclan memiliki hubungan yang positif yang lemah dengan koordinasi perawatan r=0,172 .Sedangkan, budaya market memiliki hubungan yang negatif dan lemah dengan koordinasiperawatan r=-0,262 . Jenis budaya organisasi mana yang paling berhubungan dengankoordinasi perawatan adalah budaya market. OR budaya market 0,984 artinyakemungkinan perawat yang bekerja di budaya market dominan melakukan koordinasi yangkurang baik 0,984 kali kemungkinan perawat yang bekerja di budaya market tidakdominan. Setiap peningkatan budaya market sebesar 1 poin akan memberikan perubahan0,984 dalam koordinasi perawatan. Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi RS untukmempertahankan budaya clan sebagai budaya dominan di unit perawatan intensif yangmembutuhkan koordinasi perawatan lebih baik dibandingkan ruangan lainnya. Selain itu,temuan ini juga memberi informasi bahwa implementasi budaya market yang berkembangdi tengah persaingan RS saat ini kurang sesuai dengan pelaksanaan koordinasi perawatanyang baik di unit perawatan intensif.
ABSTRACT
Organizational culture is a key element in the implementation of care coordination. Thisthesis discusses the application of care coordination in patient centered care and the nurse 39 scultural features in the intensive care unit of the hospital in Jakarta. The main focus in thisstudy is to see the suitability of the culture that is possessed by the implementation of carecoordination done for the critical patient at this time. The purpose of this study is to lookat the relationship of the type of organizational culture with the care coordination in 4public and private hospitals in Jakarta from the perspective of ICU nurses. This research isa quantitative research with cross sectional design involving 221 nurses as respondents.Data were collected using the OCAI questionnaire and Coordination of care in the ICU.The results showed that clan culture type 0.005 and market culture 0.000 wereassociated with care coordination p
2018
T49793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikke Yuniherlina
Abstrak :
Manifestasi klinis demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi permasalahan dalam kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan derajat keparahan DBD menurut kritera WHO 2011 terbagi atas DBD derajat I, DBD derajat II, DBD derajat III, dan DBD derajat IV. Di Indonesia insiden DBD meningkat walaupun angka kematiannya menurun, untuk itu penelitian ini bertujuan meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan keparahan DBD, dimana DBD derajat II, III, dan IV dikategorikan sebagai DBD parah. Penelitian cross-sectional yang menggunakan data sekunder dari studi etiologi demam akut dari delapan rumah sakit di Indonesia, didapatkan proporsi keparahan DBD sebesar 43,3%. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keparahan DBD didapatkan faktor jenis serotipe virus DENV-2 (OR = 3,06 95%CI 1,43-6,55), DENV-3 (OR = 2,62 95% CI 1,33-5,15), faktor lama demam (OR = 1,91 95%CI 1,09-3,35), dan faktor jumlah leukosit (OR = 1,79 95%CI 1,02-3,16). Skoring didapatkan sebesar 67% kemampuan untuk memprediksi keparahan.
Dengue hemorrhagic fever (DHF) as a clinical manifestasion of dengue infection remains a public health problem in Indonesia. According to WHO, DHF severity grade was divided into DHF I, DHF II, DHF III and DHF IV. In Indonesia, the incidence of DHF increased eventhough the mortality rate decreased. Therefore, the study aims to examine prognostic factors related to the severity of DHF, with the category of severe DHF is including DHF II, DHF III and DHF IV. This cross-sectional study using secondary data from the Acute Febrile Illness Etiology Study of eight Hospitals in Indonesia. The result as follow, the proportion of severe DHF category is 43.3%, the prognostic factors associated with DHF severity are DENV serotype (DENV-2, OR = 3.06 95% CI 1.43 - 6.55; DENV-3, OR = 2.62 95% CI 1.33 - 5.15), day of illness (OR = 1.91 95% CI 1.09 - 3.35), and leucocyte count (OR = 1.79 95% CI 1.02 - 3.16). The scoring with contributing of DENV serotype, day of illness, and leucocyte count as prognostic factors, has only 67% ability to predict DHF severity.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan , 1992
616.979 202 31 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan , 1994
616. 979 202 31 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gresty Natalia Maria Masi
Abstrak :
Karya ilmiah akhir KIA merupakan bentuk pelaporan atas praktik residensi yang dijalani oleh mahasiswa program spesialis keperawatan medikal bedah, salah satunya pada peminatan onkologi yang menekankan pelayanannya pada pasien kanker. Penerapan asuhan keperawatan pasien kanker mengacu pada epidemiologi kanker yang mengalami peningkatan dari tahun ketahun, mengindikasikan kanker merupakan penyakit yang memerlukan perhatian khusus dalam bidang kesehatan. Selama menjalani praktik residensi ini untuk menjalani peran perawat sebagai pemberi asuhan dilakukan dengan pengelolaan pasien kanker yang terdiri dari pengelolaan kasus utama dan kasus resume. Pemberian asuhan keperawatan pasien kanker dalam praktik residensi ini menggunakan pendekatan teori self care dengan mempertimbangkan kondisi pasien kanker stadium awal maupun lanjut yang datang ke RSK. Dharmais memiliki ketidakmampuan untuk melakukan perawatan diri. Selain itu juga metode perawatan paliatif dapat diterapkan pada pasien kanker stadium lanjut untuk meringkan gejala yang dirasakan pasien dan meningkatkan kualitas hidup. Selanjutnya dalam rangka menjalankan peran perawat spesialis onkologi yang mampu melakukan penelitian terhadap masalah keperawatan pasien, dilakukan penerapan evidence based nursing dengan walking exercise yang terbukti dapat diterapkan pada pasien kanker yang mengalami gangguan tidur. Pelaksanaan manajemen edukasi pasien yang mendapatkan terapi iodin 131 dilakukan dalam rangka menjalankan peran perawat sebagai inovator terbukti dapat meningkatkan pemahaman pasien tentang terapi iodin 131 dan meningkatkan kepuasan pasien dalam metode edukasi yang diberikan oleh perawat.
The final paper is report from residency practices which undertaken by students of surgical nursing specialist. Oncology specialization is a part of it that services cancer patients. The application of nursing care in cancer patients refer to the epidemiology of cancer that increased from year to year, that indicated cancer is the disease that need special concern in health care. During this residency rsquo s practice the student should be gave nursing care by managing the patients. The nursing care of cancer patient in this residency rsquo s practice use self care theory. Palliative care can be applied to patients with advanced cancer, it can decreased the symptoms and finally increased the quality the quality of life. The application of evidence based with walking exercise can be applied to cancer patient with sleep disorder, it is to perform the role nurse as a researcher. Education management in patient who undertaken iodine 131 therapy is perform the role of nurse as an innovator. This education management improve the patient rsquo s knowledge about iodine 131 therapy.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library