Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Dzakiah Kalsum
Abstrak :
Pada masa kini kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat sementara di Indonesia sebesar 85% pembangkit tenaga listrik masih menggunakan bahan bakar fosil. Demi keberlanjutan suplai daya listrik juga ekosistem maka perlu dilakukan peralihan ke pembangkit tenaga listrik sumber daya terbarukan seperti surya, air, gelombang laut, dan sebagainya. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan pembangkit yang memiliki potensi pembangkitan tinggi di Indonesia karena merupakan negara tropis dan dekat dengan garis khatulistiwa yang memiliki tingkat radiasi matahari cukup tinggi. Pada penelitian ini dibahas mengenai perancangan PLTS atap On-Grid di gedung pabrik PT. Pelat Timah Nusantara, Cilegon, Banten. Rancangan PLTS ini dapat memproduksi energi sebesar 2228 MWh/tahun yang berkontribusi 7,34% terhadap kebutuhan beban. Total modal awal yang dibutuhkan adalah sebesar Rp. 22.919.167.400 dalam masa 20 tahun dengan pengembalian modal investasi pada tahun ke-11. Nilai LCOE dari rancangan PLTS ini adalah Rp. 761,18/kWh yang mana nilai ini lebih rendah dibanding LCOE Banten senilai 907,75 Rp/kWh. ......Currently, the demand for electricity is increasing while in Indonesia, 85% of electricity generation still relies on fossil fuels. For the sustainability of power supply and the ecosystem, a transition to renewable energy sources such as solar, water, ocean waves, and others is necessary. Solar Power Plants have high generation potential in Indonesia due to its tropical location and proximity to the equator, resulting in high levels of solar radiation. This study discusses the design of an On-Grid rooftop PLTS at the factory building of PT. Pelat Timah Nusantara, Cilegon, Banten. This Solar Power Plants design can produce 2228 MWh/year, contributing 7.34% to the load demand. The initial capital required  Rp. 22.919.167.400  over a 20-year period with a return on investment in the 11th year. The LCOE value of this PLTS design is Rp. 761,18/kWh which is lower than Banten’s LCOE that is 907,75 Rp/kWh.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdul Fathah
Abstrak :
Energi surya merupakan sebuah energi terbarukan yang dapat menjadi energi listrik. Berdasarkan Instruksi Gubernur Nomor 66 Tahun 2019 ayat 7 mengenai peralihan ke energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dengan menginstalasi PLTS pada seluruh gedung pemerintah daerah. Indonesia mempunyai potensi energi bekisar 4,8 kWh/m2/hari yang dapat mengurangi polusi dari penggunaan energi fosil. Pemakaian energi pada hampir disemua sekolah cukup besar di siang hari dan saat malam hari hampir tidak adanya profil beban. Pembangkit Listrik Tenaga Surya mampu memberikan energi berkelanjutan dan penghematan biaya pemakaian listrik. Perancangan PLTS mempunyai standar kelayakan teknis dan ekonomis. Standar kelayakan teknis seperti, parameter irradiasi di lokasi, daya yang dihasilkan harus lebih besar 50% dari daya puncak beban, serta pemakaian luas area yang tersedia harus lebih besar dari yang terpakai untuk perancangan plts. Standar kelayakan ekonomis berdasarkan nilai NPV harus positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan baik secara teknis maupun secara ekonomis dari perancangan ini. Energi listrik yang dihasilkan PLTS berasal dari sel surya berjenis monokristalin yang mempuyai tingkat efisien 24% lebih tinggi dibandingkan jenis sel surya yang lain. Sistem perancangan PLTS yang digunakan terhubung langsung dengan PLN dengan menggunakan grid tie converter serta pencatat kWh expor-impor. Daya PLTS yang dihasilkan harus lebih besar dari 50% daya puncak beban yang ada. Dari hasil analisis penelitian dapat disimpulkan bahwa perancangan PLTS di SDN 01 Pejaten Timur mempunyai nilai kelayakan secara teknis maupun secara ekonomis. Penelitian ini layak secara teknis karena, tingkat irradiasi matahari yang ada di lokasi sebesar 4 kWh/m2/hari, daya PLTS yang dihasilkan sudah lebih besar dari 50% daya puncak beban, dan luas area yang terpakai untuk perancangan plts di area sekolah masih lebih kecil dengan luas area sekolah yang tersedia. Penelitian ini layak secara ekonomis karena, nilai NPV yang didapatkan positif selama 25 tahun umur PLTS. Perancangan PLTS ini mempunyai lama titik impas berada pada tahun ke 18 penggunaan dan sudah mendapatkan keuntungan. ......Solar energy is a renewable energy that can be electricity. Based on Governor Instruction Solar energy is a renewable energy that can be electricity. Based on Governor Instruction Number 66 Year 2019 paragraph 7 regarding the transition to renewable energy and reducing dependence on fossil fuels by installing PLTS in all local government buildings. Indonesia has an energy potential of around 4.8 kWh/m2/day which can reduce pollution from the use of fossil energy. Energy use in almost all schools is quite large during the day and at night there is virtually no load profile. Solar Power Plants are able to provide sustainable energy and reduce electricity consumption costs. The design of PLTS has technical and economic feasibility standards. Technical feasibility standards such as irradiation parameters at the site, the power produced must be greater than 50% of the peak power, and the use of the available area must be greater than that used for the design of PLTS. Standard of economic feasibility based on NPV value must be positive. This study aims to determine the level of feasibility both technically and economically from this design. The electrical energy produced by PLTS comes from monocrystalline solar cells which have an efficient level of 24% higher than other types of solar cells. The PLTS design system used is connected directly to PLN using a grid tie converter and export import kWh recorder. The PLTS power generated must be greater than 50% of the existing peak load power. From the results of the research analysis it can be concluded that the design of PLTS in SDN 01 Pejaten Timur has technical or economic feasibility. This research is technically feasible because, the level of solar irradiation at the site is 4 kWh/m2/day, the solar power generation generated is greater than 50% of the peak load power, and the area used for designing solar power in the school area is still smaller with the size of the school area available. This study is economically feasible because, the NPV value obtained is positive for 25 years of PLTS. The design of this PLTS has a break even point in the 18th year of use and has already benefited.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jovanka Pingky Agriani
Abstrak :

Kebutuhan akan energi listrik sudah dan akan terus menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat Indonesia. Seiring berjalannya waktu, energi konvensional seperti bahan bakar fosil akan semakin langka. Oleh karena itu, perlu mengganti penggunaan energi konvensional dan memanfaatkan energi alternatif seperti energi matahari. Indonesia sebagai negara tropis memiliki keuntungan dimana sinar matahari yang terus bersinar sepanjang tahun sehingga potensi pemanfaatan energi surya sangat besar. Salah satu bentuk pemanfaatannya adalah dengan cara pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pada penelitian ini akan dibahas perancangan sistem PLTS atap on-grid tanpa baterai pada sebuah bangunan pabrik PT. KBI berkapasitas langganan 630 kVA yang berlokasi di Cilegon, Banten. Rancangan sistem tersebut mampu berkontribusi sebesar 53,1% dari total rata-rata kebutuhan energi harian pabrik. Kemudian secara ekonomi, rancangan ini memiliki nilai LCOE sebesar Rp. 636,3/kWh yang merupakan nilai yang lebih rendah dari nilai LCOE wilayah Banten dengan modal investasi sebesar Rp. 8.492.988.548 dan waktu pengembalian modal adalah 13 tahun dari jangka waktu investasi 20 tahun. Perancangan ini mampu menghemat rata-rata biaya energi listrik satu tahun sebesar Rp. 883.615.241.


The need for electrical energy has been and will continue to be a primary need for the people of Indonesia. Over time, conventional energy such as fossil fuels will become scarcer. Therefore, it is necessary to replace the use of conventional energy and utilize alternative energy such as solar energy. Indonesia as a tropical country has the advantage that sunlight continues to shine throughout the year so that the potential for the use of solar energy is very large. One form of utilization is by means of the construction of Solar Power Plants (PLTS). In this study, the design of an on-grid roof PLTS system without batteries will be discussed in PT. KBI’s factory building that has a subscription capacity of 630 kVA and located in Cilegon, Banten. The design of the system is able to contribute 53.1% of the total average daily energy needs of the plant. Then economically, this design has an LCOE value of Rp. 636.3 / kWh which is a value lower than the value of LCOE Province Banten with an investment capital of Rp. 8.492.988.548 and a return on capital is 13 years from the investment period of 20 years. This design was able to save the average cost of electrical energy one year of Rp. 883.615.241.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Rizqullah
Abstrak :
Seiring dengan berjalannya waktu perkembangan teknologi saat ini sudah semakin pesat. Hampir seluruh peralatan dan teknologi yang digunakan memanfaatkan energi listrik sebagai sumber daya utamanya. Untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut diperlukan pembangkit listrik yang andal. Pembangkit listrik masa kini masih didominasi dengan pembangkit listrik yang menggunakan batu bara dan fosil. Walaupun pembangkit tersebut bisa menghasilkan listrik yang cukup terdapat efek samping seperti kerusakan lingkungan dan juga sumber daya yang semakin menipis. Oleh karena itu, pemerintah telah memberlakukan peraturan baru untuk menggunakan energi baru terbarukan (EBT) salah satunya dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pada penelitian ini akan dibahas mengenai perancangan PLTS atap on-grid gedung LP3I Pasar Minggu berdaya 41,5 kVA. Perancangan PLTS ini dapat memproduksi energi selama setahun sebesar 19.394,2 kWh dan bisa berkontribusi ke kebutuhan listrik bangunan sebesar 46,5% dengan kebutuhan energi bangunan sebesar 41.701,2 kWh. Modal awal investasi yang diperlukan adalah sebesar Rp231.730.250. Perancangan PLTS ini mempunyai LCOE sebesar Rp629,06 per kWh di bawah nilai LCOE PT PLN (Persero) sebesar Rp.1.119 per kWh. Rata-rata penghematan tagihan listrik yang didapatkan per bulan sebesar Rp2.031.005 dengan pengembalian modal investasi didapatkan pada tahun ke-13. ......As time goes by, the development of technology is increasing rapidly. Almost all equipment and technology used utilizes electrical energy as its main power source. To meet the needs of electricity, a reliable power plant is needed. Today's power plants are still dominated by power plants that use coal and fossils. Although the plant can produce enough electricity there are side effects such as environmental damage and also depleting resources. Therefore, the government has enacted new regulations to use new and renewable energy (EBT), one of which is by building a Solar Power Plant (PLTS). In this study, we will discuss the design of the on-grid PLTS roof LP3I Pasar Minggu building with 41.5 kVA power. This PLTS design can produce energy for a year of 19,394.2 kWh and can contribute to the electricity needs of buildings by 46.5% with building energy needs of 41,701.2 kWh. The initial investment capital required is Rp231.730.250. This PLTS design has an LCOE of Rp629,06 per kWh, below the LCOE of PT PLN (Persero) of Rp.1.119 per kWh. The average electricity bill savings obtained per month is Rp2.031.005 with a return on investment capital obtained in the 13th year.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Aryo Utomo Sudranto
Abstrak :
Secara letak geografis, Indonesia terletak tepat pada garis ekuatorial sehingga paparan sinar mataharinya memiliki intensitas yang optimal selama 12 jam sepanjang tahunnya. Dengan memiliki letak geografis yang cukup strategis untuk menangkap paparan sinar matahari, Indonesia memiliki potensi energi surya sebesar 207.898 MW. Besarnya potensi tersebut, energi surya dapat dimanfaatkan dalam pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk menghasilkan energi listrik Pada skripsi ini akan dibahas perancangan PLTS atap on-grid pada bangunan apartemen Ariama Service Residence yang memiliki kapasitas listrik sebesar 81,6 kVA. Salah satu metode untuk mengurangi biaya energi listrik pada apartemen tersebut adalah dengan melakukan pemasangan PLTS atap yang dapat berkontribusi untuk menyuplai energi listrik sehingga biaya listrik apartemen dapat berkurang. Perancangan PLTS atap dilakukan dengan dua perancangan, yaitu perancangan PLTS atap on-grid tanpa baterai dan PLTS atap on-grid dengan battery back-up. Hasil dari kedua rancangan tersebut akan dianalisis secara teknis dan ekonomi untuk dilihat kelayakan dari perancangan yang telah dilakukan. Dari hasil perancangan yang dilakukan, PLTS atap on-grid tanpa baterai dikatakan layak untuk dilakukan pemasangan. PLTS atap on-grid tanpa baterai dapat melakukan pembangkitan energi sebesar 54 kWh per hari dan berkontribusi sebesar 27,8% dari total rata-rata kebutuhan energi apartemen 81,6 kVA sebesar 194,16 kWh. Dari aspek ekonomi, PLTS atap on-grid tanpa baterai memiliki nilai LCOE sebesar Rp.880,266/ kWh di mana nilai tersebut di bawah nilai LCOE dari PT. PLN (Persero) sebesar Rp.1.119/kWh dan modal investasi yang diperlukan adalah sebesar Rp.309.099.000 yang dapat dikembalikan dalam waktu 11 tahun. Penghematan biaya energi listrik dari hasil pembangkitan dalam jangka waktu 20 tahun adalah sebesar Rp.926.119.656 dengan rata-rata penghematan biaya energi listrik per tahun sebesar Rp.46.309.982,8. ......Geographically, Indonesia is located right on the equatorial line so that the sun's exposure has an optimal intensity for 12 hours throughout the year. By having a strategic geographical location to capture sun exposure, Indonesia has a solar energy potential of 207,898 MW. Given the large potential, solar energy can be utilized in the installation of Solar Power Plants to generate electrical energy. This study will discuss on the design of on-grid rooftop solar power plants in the Ariama Service Residence apartment building which has an electrical capacity of 81.6 kVA. One method to reduce the cost of electrical energy in the apartment is to install rooftop solar power plants that can contribute to supplying electrical energy so that the apartment's electricity costs can be reduced. The design of the rooftop solar power is carried out with two designs, the on-grid rooftop solar power plants without a battery and the on-grid rooftop solar power plants with a battery back-up. The results of the two designs will be analyzed technically and economically to see the feasibility of the designs that have been carried out. From the results of the design, the on-grid rooftop solar power plants without batteries are said to be feasible for installation. The on-grid rooftop solar power plants without batteries can generate energy of 54 kWh per day and contribute 27.8% of the total average energy requirement of an 81.6 kVA apartment of 194.16 kWh. From the economic aspect, the on-grid rooftop solar power plants without batteries have a LCOE value of Rp.880,266/ kWh where the value is below the LCOE value from PT. PLN (Persero) of Rp.1,119/kWh and the required investment capital is Rp.309.099.000 which can be returned within 11 years. The savings in electrical energy costs from the generation of a 20-year period is Rp.926,119,656 with an average electricity cost savings of Rp.46,309,982.8 per year.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library