Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Wijayanti
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta Timur dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang peran pekerja sosial dalam menangani masalah remaja putus sekolah terlantar beserta factor pendukung dan factor penghambat dalam pelaksanaan peran tersebut. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja sosial telah melakukan peran sebagai enabler, broker,Group Facilitator, educator dan publick speaker. Di sini juga dijelaskan tentang Peran pekerja sosial dalam menangani masalah remaja putus sekolah terlantar yang juga dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung dan faktor penghambatnya. ......The research was conducted at the Social Institutions of the Youth Development (PSBR) Bambu Apus, East Jakarta with the aim to obtain a description of the role of social workers in handling problems with neglected adolescent drop out of school and motivating factors and inhibiting factors in the implementation of these roles. This research is descriptive with qualitative approach. Results showed that social workers had done the role as enablers, broker, group facilitatorn and publick speaker. Here also explained about the role of social workers in dealing with neglected adolescent drop out of school who are also affected by several factors supporting and inhibiting factors.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T29563
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andrian Argatta
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran fasilitator pendidikan dalam program pendidikan alternatif di Yayasan Kampus Diakoneia Modern (KDM). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pemilihan informan penelitian menggunakan purposive sampling pada fasilitator pendidikan alternatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan 5 orang informan. Untuk memperkuat data dilakukan triangulasi melalui penerima manfaat yakni 4 orang anak binaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam berbagai tahapan intervensi program pendidikan alternatif, terdapat berbagai peran pekerja sosial pada berbagai tahap. Pada assessment, terdapat peran enabler dan empowerer berupa assessment minat dan bakat untuk mengetahui kemampuan belajar anak. Pada perencanaan, peran yang dilakukan sebagai enabler, empowerer, dan koordinator berupa merancang dan mengembangkan pendidikan alternatif yang dapat menghasilkan strategi pembelajaran yang akan dilakukan. Pada implementasi, fasilitator pendidikan alternatif berperan sebagai educator dan group facilitator dalam memberikan pembelajaran dan memfasilitasi belajar anak. Pada evaluasi, fasilitator pendidikan dapat berperan sebagai enabler untuk menggunakan evaluasi belajar anak untuk merancang strategi di semester selanjutnya. Pada terminasi, fasilitator pendidikan alternatif dapat berperan sebagai enabler untuk mempersiapkan pembelajaran anak. ......This study aims to describe the role of educational facilitators in alternative education programs at the Modern Diakoneia Campus Foundation (KDM). The research approach used is qualitative with descriptive research type. Selection of research informants using purposive sampling on alternative education facilitators. Data collection was carried out through interviews with informants, namely 1 alternative education program manager, and 4 alternative education facilitators. To strengthen data triangulation, it is carried out through beneficiaries, namely fostered children. the making of the thinking used is in the form of concepts and definitions of street children, interventions that can be carried out, as well as the role of alternative education facilitators which will be analyzed through the role of social workers. The results of the study show that in various stages of alternative education program intervention, there are various roles of social workers at various stages. In the assessment, there is an activating and empowering role in the form of an assessment of interests and talents to determine children's learning abilities. In planning, the role played as enabler, empowerment, and coordinator is in the form of designing and developing educational alternatives that can produce learning strategies that will be carried out. In its implementation, alternative education facilitators act as educators and group facilitators in providing learning and facilitating children's learning. In evaluation, educational facilitators can act as enablers to use children's learning evaluations to develop strategies for the next semester. In the end, alternative education facilitators can act as enablers to prepare children's learning.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Macika Aradinsya Patty
Abstrak :
Anak yang Berhadapan dengan Hukum ditempatkan pada Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (LPKS) untuk menjalani rehabilitasi sosial dan menyandang status sebagai ABH. Kasus yang melibatkan ABH mengakibatkan munculnya stigma negatif dari lingkungan sekitar anak, ABH seringkali dianggap sebagai anak nakal terutama pada ABH yang berstatus sebagai pelaku. Stigma negatif berpengaruh pada kurangnya rasa percaya diri anak. Kurangnya rasa percaya diri pada ABH memungkinkan terlibatnya kembali anak dalam tindakan hukum setelah masa rehabilitasi, khususnya jika anak merasa kurang percaya diri dan tidak yakin dengan kemampuan atau potensi yang dimiliki. Sedangkan semestinya, anak memiliki rasa percaya diri sehingga dapat mengembangkan kemampuan maupun keterampilan yang dimiliki untuk hal positif seperti melanjutkan pendidikan dan menghindari kembali terjadinya keterlibatan dengan hukum. Untuk dapat meningkatkan maupun menumbuhkan rasa percaya diri pada ABH, Pekerja Sosial dalam LPKS memiliki peran penting. Salah satu peran Pekerja Sosial dalam rehabilitasi sosial adalah untuk mengembalikan kepercayaan diri anak untuk menumbuhkan rasa optimis pada anak terhadap masa depannya setelah rehabilitasi. ABH saat awal masuk lembaga tergolong kurang percaya diri berdasarkan perilaku ABH yang cenderung menarik diri, kurang mampu mengungkapkan perasaan dan keluhan yang dirasakan, serta kurang aktif dalam berpendapat di kegiatan berkelompok. Maka dari itu, terdapat urgensi untuk dapat meneliti bagaimana pekerja sosial berperan dan berupaya untuk meningkatkan rasa percaya diri pada ABH. Penelitian ini membahas tentang upaya Pekerja Sosial dalam meningkatkan kepercayaan diri anak berhadapan dengan hukum selama masa rehabilitasi sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan selama 16 bulan sejak September 2022 s/d Desember 2023, dimulai dari proses perizinan, pengambilan data hingga penulisan laporan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui kondisi kepercayaan diri ABH di Sentra Handayani dan mengetahui bagaimana pekerja sosial berupaya untuk meningkatkan kepercayaan diri ABH selama rehabilitasi. Untuk dapat memenuhi tujuan penelitian, penelitian ini menggunakan tiga cara yaitu, wawancara, observasi dan studi literatur. Penelitian ini melibatkan setidaknya empat belas informan yang diwawancarai yang terdiri dari lima orang Pekerja Sosial, enam orang Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH), Psikolog Lembaga, Koordinator Residensial, dan Penanggungjawab Residen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja sosial dalam meningkatkan kepercayaan diri ABH melalui pemberian konseling individu, bimbingan sosial dan kegiatan vokasional. Dalam meningkatkan kepercayaan diri ABH, Pekerja Sosial berperan sebagai konselor, edukator, fasilitator dan broker. Dalam ketiga kegiatan tersebut, Pekerja Sosial memberikan motivasi, apresiasi dan membuat ABH mampu mengemukakan pendapat, perasaan serta kesulitan yang dialami selama masa rehabilitasi serta mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan selama rehabilitasi untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Setelah mendapatkan dukungan dari Pekerja Sosial, kepercayaan diri ABH diperlihatkan melalui ABH yang lebih mudah terbuka dalam konseling individu, mampu mengungkapkan perasaan dan kesulitannya serta aktif berpartisipasi dalam diskusi kelompok saat bimbingan sosial. ......Children in Conflict with the Law (CICL) are placed in the Social Welfare Institution to undergo social rehabilitation and have the status of CICL. Cases involving CICL result in the emergence of negative stigma from the environment around children, CICL are often considered as delinquents, especially for ABH who are offenders. Negative stigma affects children's lack of self-confidence. Lack of self-confidence in CICL allows them to be re-involved in legal action after the rehabilitation period, especially if the child lacks self-confidence and is not sure of their abilities or potential. Children should have self-confidence so that they can develop their abilities and skills for positive things such as continuing their education and avoiding re-involvement with the law. To be able to increase or foster CICL’s self-confidence, Social Workers in Social Welfare Institution have an important role. One of the roles of Social Workers in social rehabilitation is to restore children's confidence to create a sense of optimism in children about their future after rehabilitation. CICL when they first entered the institution were classified as lacking confidence based on their behavior, which tended to be withdrawn, less able to express their feelings and complaints, and less active in expressing their opinions in group activities. Therefore, there is an urgency to be able to examine how social workers play a role and try to increase CICL’s self-confidence during rehabilitation. This research discusses the efforts of Social Workers in increasing self-confidence of Children in Conflict with the Law during rehabilitation period. This research uses a qualitative approach with descriptive type of research. This research was conducted for 16 months from September 2022 to December 2023, starting from the licensing process, data collection to writing research reports. This research objective is to identify self-confidence of CICL in Sentra Handayani and to identify Social Worker’s role in increasing CICL’s self-confidence during rehabilitation. To be able to fulfill the research objectives, this research uses three ways, which are interviews, observations and literature studies. This research uses a qualitative approach with descriptive research type. At least fourteen informants were involved in this research to be interviewed, including five Social Workers, six Children in Conflict with the Law, Institution Psychologist, Residential Coordinators, and Resident in Charge. Results showed that Social Workers efforts in increasing CICL self-confidence provided through individual counselling, social guidance and vocational activities. In increasing self-confidence of CICL, Social Workers acts as counsellors, educators, facilitators and brokers. In these three activities, Social Workers provide motivation, appreciation, and make CICL able to express their opinions, feelings and difficulties experienced during the rehabilitation period also encourage children to actively participate in activities during rehabilitation to grow children’s self-confidence. After receiving support from Social Workers, CICL's confidence is shown through ABH who are more open in individual counseling, able to express their feelings and difficulties and actively participate in group discussions during social guidance.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didim Abdul Adzim
Abstrak :
Tesis ini membahas hubungan antara peran pekerja sosial dengan minat klien dalam mengikuti program pelayanan dan rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskriptif. Teknik analisis data penelitian menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat adalah analisis terhadap satu variabel yang dibuat dalam jenis distribusi frekuensi/tabel. Sedangkan analisis bivariat menggunakan analisis korelasi Kendal Tau (τ). Dari hasil penelitian diperoleh tidak ada hubungan positif dan signifikan antara peran pekerja sosial dengan minat klien dalam mengikuti program pelayanan dan rehabilitasi sosial dari penilaian masing-masing ke-59 responden dengan tingkat kekeliruan 1%. ......This thesis explores the relationship between the role of the social worker with client interest in participating in social services and rehabilitation programs at Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya, Pasar Rebo, East Jakarta. This study is a quantitative descriptive design. Mechanical analysis of research data using univariate and bivariate analysis. Univariate analysis is an analysis of the variables that are made in the frequency distribution types/tables. While the bivariate analysis using correlation analysis Kendal Tau (τ). The results were obtained no positive and significant relationship between the role of a social worker with an interest in participating in client service programs and social rehabilitation of the assessment of each 59th respondent with 1% error rate.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T38636
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library