Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sandra Dinuto Pancasasi
Abstrak :
ABSTRAK
Kandungan CO2 pada gas alam merupakan komponen yang harus diminimalisir keberadaanya agar gas alam lebih bernilai teknis dan ekonomis. Studi kasus pada penelitian ini adalah keterbatasan kemampuan unit absorbsi MDEA yang ada, hanya mampu mengolah gas alam dengan kadar CO2 dibawah 24 . Sehingga gas alam hasil produksi sumur baru berkadar CO2 > 33 tidak dapat diolah oleh unit tersebut untuk memenuhi spesifikasi produk gas yang ditentukan konsumen, yaitu berkadar CO2 maksimum 5 . Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian dengan metode kuantitatif dan kualitatif sebagai studi kelayakan teknis dan ekonomis untuk memastikan penerapan teknologi membran, sebagai salah satu pilihan teknologi, untuk menurunkan kadar CO2 tinggi pada gas alam untuk meningkatkan laju produksi gas alam dan produk gas yang akan dikirim ke konsumen.Penelitian dimulai dengan perancangan peralatan membran pretreatment yang sesuai dengan kondisi gas umpan untuk mendukung operasi membran. Kemudian dibuat pemodelan menggunakan sistem membran satu langkah, elemen membran spiral-wound berbahan selulosa asetat serta menghitung luas permukaan membran yang dibutuhkan. Menurut hasil perhitungan teknis, penerapan teknologi ini terbukti dapat menurunkan 33 kadar CO2 pada gas umpan menjadi 13 sampai 20 serta berdampak pada kenaikan produksi gas alam dengan jumlah dan spesifikasi produk gas yang sesuai kebutuhan konsumen. Secara ekonomis, investasi pengadaan fasilitas membran juga dinilai menguntungkan, dengan nilai IRR sebesar 134,29 , nilai NPV sebesar USD 51.951.000, dan masa pengembalian investasi 3,33 tahun.
ABSTRACT
CO2 contents in natural gas is a component that should be minimized to increase the natural gas technical and economical values. The case study of this research is the limitation capability of existing MDEA absorption unit which could only processed natural gas with maximum 24 CO2 contents. Therefore, the natural gas produced from new wells with CO2 contents 33 could not be processed to meet customer rsquo s gas sales specification in maximum 5 CO2. A research should be carried out by using quantitative and qualitative methods as technical and economic feasibility to ensure the application of membrane technology, one of CO2 separation from natural gas technology choices, to reduce high CO2 contents from it natural gas to increase natural gas production and sales gas that will deliver to customer.The research started with designing the membrane pretreatment equipment which suitable with feed gas condition to support the membrane operation. Then it followed by modelling the single step membrane system with spiral wound of cellulose acetate membrane then calculated the required surface area. The technical calculation result shown this technology application could reduce the 33 of CO2 contents to 13 until 20 and gave natural gas production increase which could fulfill the customer demands, both quantity and it specification. From the economical review, the membrane facility investment would be had profitable values after shown 134,29 of IRR value, USD 51,951,000 of NPV value, within payback period 3.33 years.
2017
T48547
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekky Ilham Hamidi
Abstrak :
Pencemaran senyawa farmasi khususnya paracetamol akibat produksi yang menghasilkan air limbah industri telah menjadi ancaman bagi lingkungan dan makhluk hidup terutama di negara berkembang seperti Indonesia, yang mana efektivitas biaya dari proses penyisihan merupakan faktor utama. Pada penelitian ini akan dimanfaatkan jenis alga wild algal biomass (WAB) dari situ agathis UI mixed-culture sebagai agen penyisihan paracetamol dengan menggunakan proses biosorpsi. Efek parametrik dilakukan dengan melakukan variasi perlakuan aktivasi, waktu, pH, temperatur, konsentrasi paracetamol, jumlah biomassa alga, sebagai parameter uji dengan bentuk eksperimen sistem batch dalam skala laboratorium. Efisiensi penghilangan paracetamol meningkat secara signifikan tanpa perlakuan aktivasi jika dibandingkan metode aktivasi NaOH dan H3PO4. Dalam pengujian pemilihan perlakukan aktivasi dilakukan pula analisis dengan menggunakan pendekatan evaluasi siklus hidup atau life cycle assessment (LCA). Didapatkan bahwa perlakuan tanpa aktivasi memiliki dampak lingkungan terendah dibandingkan dua metode aktivasi lainnya. Kondisi optimum dari penyisihan polutan ditinjau dengan metode batch, hasilnya menunjukkan penyerapan maksimum paracetamol didapat pada jenis adsorben non modifikasi, waktu kontak 120 menit, konsentrasi adsorben 2 g/L konsentrasi polutan 50 mg/L, pH 5, dan suhu 60oC. Kuantifikasi paracetamol dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada λmax 281 nm dan kurva kalibrasi standard. ......Pollution of pharmaceutical compounds, especially paracetamol due to the production of industrial wastewater, has become a threat to the environment and living things, especially in developing countries such as Indonesia, where the cost-effectiveness of the removal process is a major factor. In this study, a mixed-culture wild algal biomass (WAB) from the Agathis UI will be utilized as a paracetamol removal agent using the biosorption process. The parametric effect was carried out by varying the activation treatment, time, pH, temperature, concentration of paracetamol, amount of algal biomass, as test parameters in the form of a batch system experiment in a laboratory scale. Paracetamol removal efficiency was significantly increased without activation treatment when compared to the NaOH and H3PO4 activation methods. In testing the selection of activation treatment, an analysis is also carried out using a life cycle assessment (LCA) approach. It was found that the treatment without activation had the lowest environmental impact compared to the other two activation methods. The optimum condition of pollutant removal was reviewed by batch method, the results showed that the maximum absorption of paracetamol was obtained at the non-modified adsorbent type, contact time was 120 minutes, adsorbent concentration was 2 g/L, pollutant concentration was 50 mg/L, pH 5, and temperature was 60oC. Paracetamol quantification was carried out using a UV-Vis spectrophotometer at max 281 nm and a standard calibration curve.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariyastuti
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam proses bioremediasi air yang terkontaminasi minyak bumi, Azolla microphylla berinteraksi dengan bakteri. Pada proses tersebut perlu dilakukan adanya pengontrolan terhadap faktor-faktor pertumbuhan Azolla microphylla dan bakteri serta hubungannya dalam degradasi minyak bumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar oksigen terlarut dan amonia terhadap pertumbuhan Azolla microphylla dan bakteri, penyisihan minyak, serta untuk mengetahui hubungan pertumbuhan azolla dan bakteri dalam bioremediasi. Penelitian eksperimen ini dilakukan dengan menggunakan 3 kepadatan azolla yaitu 250, 300, dan 350 g/m2. Air yang terkontaminasi disimulasikan dari 400 ml air tanah dan minyak bumi dengan 2 konsentrasi yaitu 0,05 dan 0,1 v/v. Selama 15 hari penelitian diperoleh bahwa oksigen terlarut memiliki pengaruh yang terhadap pertumbuhan azolla, pertumbuhan bakteri, dan penyisihan minyak dengan rentang persentase secara berturut-turut: 7,1-13,2 ; 6,3-46,2 ; dan 3,1-13,8 . Amonia memberikan pengaruh yang bernilai positif terhadap azolla, bakteri dan penyisihan minyak dengan persentase pengaruh: 2,1-12,5 ; 7,2-33,6 ; dan 50,0-69,7 . Efisiensi penyisihan minyak bumi optimum pada hari ke-3 dengan persentase penyisihan untuk konsentrasi minyak 0,05 pada densitas Azolla 250, 300 dan 350 g/m2 secara berturut-turut adalah 40,7 , 47,4 ; dan 42,4 . Sementara untuk konsentrasi minyak 0,1 memiliki persentase penyisihan minyak sebesar 50,1 ; 59,6 ; dan 61,9 . Pertumbuhan azolla berbanding lurus dengan pertumbuhan bakteri dengan persentase pengaruh sebesar 16,1-30,7 .
ABSTRACT
I n the process of bioremediation of water contaminated with crude oil, Azolla microphylla interacts with bacteria. It is necessary to control the growth factors of Azolla microphylla and bacteria and their relationship in oil degradation. This study aims to determine the effect of dissolved oxygen and ammonia levels on the growth of Azolla microphylla and bacteria, oil removal, and to determine the relationship of azolla and bacteria growth in bioremediation. This experimental study was conducted using 3 azolla densities of 250, 300, and 350 g m2. Contaminated water is simulated from 400 ml of ground water and petroleum with 2 concentrations of 0.05 and 0.1 v v. During the 15 days of the study it was found that dissolved oxygen had an effect on the growth of azolla, bacterial growth, and removal of oil by a successive percentage range 7.1 13.2 6.3 46.2 and 3.1 13.8 . Ammonia has a positive effect on azolla, bacteria and oil removal with percentage range 2.1 12.5 7.2 33.6 and 50.0 69,7 . Optimum oil removal efficiency on day 3 with percentage of removal for 0.05 oil concentration at Azolla 250, 300 and 350 g m2 densities were 40.7 , 47.4 , respectively and 42.4 . Meanwhile, for oil concentration 0.1 has a percentage of oil removal of 50.1 59.6 and 61.9 . The growth of azolla is directly proportional to bacterial growth with the effect percentage of 16,1 30,7 .
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ailsa Ulfa Indrianing Hapsari
Abstrak :
IPAL Rumah Sakit Universitas Indonesia sudah lama mengalami tantangan dalam menyisihkan kandungan fenol yang sering melebihi baku mutu. Anomali nilai COD pada penelitian sebelumnya dan kecenderungan efluen yang lebih tinggi dibandingkan influen mengharuskan COD sebagai parameter yang juga membutuhkan perhatian. Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis teknologi pengolahan air limbah potensial berdasarkan kajian literatur dan kondisi eksisting IPAL; (2) Menganalisis konsentrasi fenol dan COD di sump pit, netralisasi, sterilisasi, grease trap, inlet, dan outlet IPAL; dan (3) mengevaluasi efektivitas penyisihan fenol dan COD teknologi terpilih dengan simulasi laboratorium. Penelitian ini menggunakan decision matrix untuk memilih lima teknologi potensial (adsorpsi, fotokatalisis, fitoremediasi, ion exchange, dan chemical precipitation). Hasil menunjukkan teknologi yang terpilih adalah adsorpsi dan chemical precipitation. Kemudian, hasil sampling menyatakan bahwa sumber konsentrasi fenol tertinggi adalah toilet (sump pit) sebesar 0.258 mg/L. Eksperimen jar test dilakukan dengan dosis yang berbeda, baik untuk FeCl3 (40, 80, 120, 160, dan 200 mg/L), maupun PAC (0.09, 0.18, 0.45, 0.90, dan 1.80 g/L). Pengadukan cepat (40 rpm) dan lambat (120 rpm) masing - masing dilakukan selama 1 menit dan 20 menit untuk chemical precipitation, sedangkan pengadukan sebesar 150 rpm selama 3 jam untuk adsorpsi. Sampel dianalisis, ketika waktu pengendapan mencapai 15 menit (chemical precipitation) dan 30 menit (adsorpsi). Simulasi menunjukkan dosis optimum (160 mg/L) FeCl3 mampu menyisihkan 68% fenol dan 43.6% COD. Sedangkan adsorpsi mengungkapkan bahwa PAC pada dosis optimum 1.8 g/L mengeradikasi fenol (92%) dan COD (70%). Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa adsorpsi merupakan teknologi potensial terbaik untuk IPAL Rumah Sakit Universitas Indonesia. ......Universitas Indonesia Hospital WWTP has long experienced challenges in removing phenol content which often exceeds quality standards. The anomaly in the COD value in previous studies, as well as the tendency for the effluent to be higher than the influent which requires COD to be a parameter that also needed attention. For this reason, research was carried out on optimizing phenol and COD levels in WWTP RSUI. This study aims to (1) analyze the potential wastewater treatment technology based on a review of the literature and the existing WWTP conditions; (2) Analyze the concentration of phenol and COD in the sump pit, neutralization, sterilization, grease trap, inlet and outlet of WWTP; and (3) evaluating the phenol and COD removal effectiveness of the selected technology with laboratory simulations. This study uses a decision matrix to select five potential technologies (adsorption, photocatalysis, phytoremediation, ion exchange, and chemical precipitation). The results show that the technology that has been selected through a decision matrix are adsorption and chemical precipitation. Jar test experiments were carried out with different doses, both for FeCl3 (40, 80, 120, 160, and 200 mg/L), and PAC (0.09, 0.18, 0.45, 0.90, and 1.80 g/L). Rapid (40 rpm) and slow (120 rpm) mixing were carried out for 1 minute and 20 minutes respectively for chemical precipitation, while mixing at 150 rpm for 3 hours for adsorption. Samples were analyzed, when the settling time reached 15 minutes (chemical precipitation) and 30 minutes (adsorption). Simulation of the optimum dose (160 mg/L) of FeCl3 was able to remove 68% phenol and 43.6% COD. While adsorption revealed that PAC at the optimum dose of 1.8 g/L eradicated phenol (92%) and COD (70%). Overall, it can be said that adsorption is the best potential technology for Universitas Indonesia Hospital WWTP.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halim Zaini
Abstrak :
ABSTRAK
Reduksi limbah logam berat dalam air telah banyak dilakukan dengan berbagai metoda. Namun metode yang relatif efektif dan efisien menggunakan metode adsorpsi sistem kolom. Rancangan percobaan pada penelitian ini variabel tetap adsorben dari kulit kacang tanah 50 gr, ukuran partikelnya 40 mesh dan volume adsorbat air limbah laboratorium kimia 10 liter, laju alir 7 liter/menit. Variabel bebas waktu adsorpsi 0;5;10;15; 20;30;60;90;120;150;180;210;240 menit dan jenis adsorben: tanpa aktivasi, aktivasi fisik dan aktifasi kimia (H2SO4 1N dan NaOH 1N). Hasil penelitian menunjukan proses adsorpsi logam Pb(II) dipengaruhi oleh waktu dan jenis aktivasi. Kapasitas adsorpsi tertinggi untuk tanpa aktivasi 1,947 mg/g, aktivasi fisika 1,774 mg/g, aktivasi dengan H2SO4 2,577 mg/g dan aktivasi dengan NaOH 1N 2,893 mg/g pada waktu 210 menit. Persen penyisihan tertinggi untuk tanpa aktivasi 64,98%, aktivasi fisik 59,21 , aktivasi dengan H2SO4 86,02 dan aktivasi dengan NaOH 1N 96,57% pada waktu 210 menit.
Bandung: Unisba Pusat Penerbitan Universitas (P2U-LPPM), 2017
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Purnawan
Abstrak :
Pencemaran air dan udara menjadi tantangan utama dalam pengelolaan lingkungan saat ini, karena membahayakan kehidupan manusia dan kehidupan lainnya. Limbah cair industri tahu, sebagai studi kasus penelitian ini, adalah salah satu limbah berbahaya karena banyak mengandung bahan yang membahayakan lingkungan dan kehidupan air serta menghasilkan bau yang menyengat. Sedangkan NOx (NO dan NO2) adalah salah satu pencemar udara yang membahayakan kehidupan dan dapat mengakibatkan terjadinya infeksi pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat membran datar berbasis Polivinilidena Fluorida (PVDF) menggunakan aditif Polivinilpirolidona (PVP) dengan variasi komposisi 14,9/0,1; 14,85/0,15 dan 14,8/0,2 gram PVDF/gram PVP. Membran datar dimanfaatkan untuk mengolah limbah cair industri tahu dengan proses ultrafiltrasi (UF) yang sebelumnya diolah dengan proses koagulasi-flokulasi melalui jar tester menggunakan poli aluminium klorida (PAC) sebagai koagulan. Penelitian ini juga bertujuan untuk membuat membran serat berongga berbasis PVDF tanpa aditif untuk penyisihan gas NOx menggunakan berbagai senyawa absorben, yaitu larutan hidrogen peroksida dan asam nitrat (H2O2-HNO3), natrium klorit dan natrium hidroksida (NaClO2-NaOH), serta natrium klorat dan natrium hidroksida (NaClO3-NaOH). Untuk memahami dan membandingkan perubahan sifat fisik dan kimia yang terjadi, dilakukan karakterisasi membran diantaranya pemindaian mikroskop elektron (SEM), sudut kontak air, dan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). Berdasarkan karakterisasi membran datar berbasis PVDF untuk pengolahan limbah cair industri tahu, penambahan aditif PVP memperbesar ukuran dan distribusi pori serta membuat membran bersifat lebih hidrofilik sehingga meningkatkan permeabilitas serta nilai fluks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh PVP terhadap fluks yang paling besar yaitu pada membran PVDF/PVP 0,15 baik air maupun limbah cair industri tahu. Persentase rejeksi tertinggi untuk TSS, TDS dan kekeruhan diamati pada membran PVDF/PVP 0,1 secara berturut-turut besar 99,11%, 23,49% dan 96,67%. Pada penyisihan gas NOx didapatkan bahwa kekuatan oksidan mempengaruhi efisiensi penyisihan NOx. Larutan penyerap yang mengandung hidrogen peroksida memiliki efisiensi penyisihan tertinggi karena merupakan oksidan yang paling kuat, diikuti oleh natrium klorit dan natrium klorat dengan nilai secara berturut-turut sebesar 99,7%, 99,2% dan 99,3%. Ketiga senyawa absorben memberikan efisiensi penyisihan NOx yang tinggi (di atas 90%), yang berarti bahwa semua absorben yang digunakan dalam penelitian ini sangat potensial digunakan untuk mereduksi NOx melalui proses basah. Efisiensi penyisihan NOx pada laju aliran gas umpan yang sama meningkat seiring dengan peningkatan jumlah serat dan konsentrasi penyerap. Namun, efisiensi penghilangan NOx berkurang karena laju aliran gas umpan meningkat pada modul membran dan konsentrasi penyerap yang sama. ......Water and air pollution have become significant challenges in current environmental management, posing threats to human life and other organisms. Wastewater from the tofu industry, as the case study in this research, is one hazardous waste due to its high content of environmentally harmful substances, affecting aquatic life and emitting a pungent odor. Meanwhile, nitrogen oxides (NOx), including NO and NO2, are air pollutants that endanger life and can lead to respiratory infections. This research aims to develop a flat sheet membrane based on Polyvinylidene Fluoride (PVDF) using Polyvinylpyrrolidone (PVP) as an additive with various composition of 14.9/0.1; 14.85/0.15; and 14.8/0.2 grams of PVDF/gram of PVP. The flat sheet membrane is utilized for tofu wastewater from the tofu industry using the ultrafiltration (UF) process, preceded by coagulation-flocculation through jar testing using poly aluminum chloride (PAC) as a coagulant. Additionally, the study aims to create a hollow fiber membrane based on PVDF without additives for NOx gas removal using various absorbent compounds, namely hydrogen peroxide and nitric acid (H2O2-HNO3), sodium chlorite and sodium hydroxide (NaClO2-NaOH), and sodium chlorate and sodium hydroxide (NaClO3-NaOH). To understand and compare the physical and chemical property changes, membrane characterization was conducted, including scanning electron microscopy (SEM), water contact angle, and Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). Based on the characterization of the PVDF-based flat sheet membrane for treating wastewater from the tofu industry, the addition of PVP enlarges pore size and distribution, making the membrane more hydrophilic, thereby increasing permeability and flux. The research results indicate that the most significant impact of PVP on flux is observed in the PVDF/PVP 0.15 membrane, both for water and wastewater from the tofu industry. The highest rejection percentages for TSS, TDS, and turbidity are observed in the PVDF/PVP 0.1 membrane, with values of 99.11%, 23.49%, and 96.67%, respectively. In NOx gas removal, it is found that the oxidizing strength influences the efficiency of NOx removal. The absorbent solution containing hydrogen peroxide shows the highest removal efficiency as it is the strongest oxidizer, followed by sodium chlorite and sodium chlorate with values of 99.7%, 99.2%, and 99.3%, respectively. All three absorbent compounds exhibit high NOx removal efficiency (above 90%), suggesting their great potential for NOx reduction through the wet process. The efficiency of NOx removal at the same feed gas flow rate increases with the rising number of fibers and absorbent concentration. However, the removal efficiency decreases as the feed gas flow rate increases for the same membrane module and absorbent concentration.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Kusumaranny
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah bank syariah di Indonesia melakukan aktivitas manajemen laba dengan perataan laba melalui praktik manipulasi jumlah cadangan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) diskresioner beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya pada bank syariah di Indonesia. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas (earning before taxes and provisions), perataan laba (dummy variable), jumlah pembiayaan syariah yang diberikan (total financing), risiko kredit (non performing financing), Capital Adequacy Rasio (CAR), and ukuran bank (Logaritma dari total aset/SIZE). Sampel penelitian adalah bank-bank syariah baik yang merupakan Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di Bank Indonesia dari from Juni 2010 sampai September 2012. Sampel dipilih menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh sepuluh unit bank yang menjadi sampel. Koefisien eckel digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi praktik perataan laba. Selanjutnya dilakukan statistik diskriptif, dan analisis regresi untuk menguji masing-masing hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bank syariah melakukan manajemen laba dengan praktik perataan laba. Selanjutnya kelima variabel independen secara signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen. Hal ini dapat disimpulkan bahwa perbankan syariah menggunakan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) diskresioner dalam praktik perataan laba.
The objectives of this study are to examine whether islamic banks in Indonesia do earning management with income smoothing through manipulating the amount of loan loss provisions along with influenced factors. Dependent variable used in this study is the loan loss provisions (LLP). Independent variables used in this study are profitability (the amount of earning before taxes and provisions/EBTP), income smoothing (dummy) (total of islamic credit/financing (TF), and credit risk (non performing financing/NPF) ratio, Capital Adequacy Rasio (CAR), and size of bank (Logarithm of total asset/SIZE). Object studied in this research is islamic banks which is the Sharia Commercial Banks registered in the Central bank of Republic Indonesia from June 2010 until September 2012. The Sample was selected using purposive sampling method and obtained ten banks being sampled. Eckel's koefficient was used as a tool to identify income smoothing practice. Subsequently performed descriptive statistics and regression analysis to test each hypothesis. The result showed that islamic banks do earning management with income smoothing practice. Furthermore, five independent variables significantly affected the dependent variables. These can be concluded that Islamic bank use discretionary loan loss provisions (LLP) to smooth their income.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45154
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Sigit Ramadhan
Abstrak :
Air hujan dapat digunakan sebagai alternatif penyediaan air bersih daerah perkotaan. Namun, didalam air hujan terdapat polutan yang akan mempengaruhi air hujan yang akan digunakan. Filter multimedia merupakan salah satu alat yang dapat mengolah air hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas efluen yang berasal dari filter multimedia, mengetahui reaktor dengan penyisihan terbaik, serta mengetahui pengaruh kombinasi ketebalan media filter terhadap parameter yang di uji. Penelitian ini menggunakan tiga kombinasi filter multimedia yang secara urut terdiri dari media ijuk, karbon aktif, zeolit dan pasir silika. Pengambilan sampel dilakukan dua kali pada menit ke-10, menit ke-20 dan menit ke-30 dengan aliran kontinu. Parameter uji penelitian yaitu pH, nitrat, kekeruhan, dan total coliform. Terdapat tiga kombinasi ketebalan filter multimedia dengan perbandingan ketebalan ijuk;zeolit;karbon aktif;pasir silika masing-masing pada reaktor I yakni 25:25:25:25; pada reaktor II yakni 35:30:20:15; dan pada reaktor III 15:20:30:35. Penelitian ini dilakukan melalui dua eksperimen dengan perbedaan waktu satu minggu. Kombinasi ketebalan media membantu meningkatkan kualitas terhadap semua parameter terkecuali parameter kekeruhan. Reaktor terbaik terdapat pada reaktor III dengan rerata nilai efisiensi sebesar 39,2% yang terdiri dari 1% pH, 70,4% nitrat, dan 85,5% total coliform. Sedangkan pada eksperimen kedua reaktor III dengan rerata nilai efisiensi sebesar 35,6% yang terdiri dari 53% nitrat dan 88,1% total coliform. Secara umum, pada eksperimen pertama dan eksperimen kedua kombinasi ketebalan media memberikan pengaruh signifikan pada penyisihan polutan di beberapa parameter. ......Rainwater can be used as an alternative to providing clean water in urban areas. However, in rainwater there are pollutants that will affect the rainwater to be used. Multimedia filters are one of the tools that can treat rainwater. This study aims to determine the quality of effluent derived from multimedia filters, find out the reactor with the best allowance, and find out the effect of the combination of filter media thickness on the parameters tested. This study used three combinations of multimedia filters consisting of coax media, activated carbon, zeolite and silica sand. Sampling is carried out twice in the 10th minute, the 20th minute and the 30th minute with a continuous flow. The test parameters of the study are pH, nitrate, turbidity, and total coliform. There are three combinations of multimedia filter thicknesses with a ratio of the thickness of ijuk;zeolite;activated carbon;silica sand each in reactor I which is 25:25:25:25; in reactor II i.e. 35:30:20:15; and on reactor III 15:20:30:35. The study was conducted through two experiments with a time difference of one week. The combination of media thickness helps to improve the quality of all parameters except turbidity parameters. The best reactor is found in reactor III with an average efficiency value of 39.2% consisting of 1% pH, 70.4% nitrate, and 85.5% total coliform. Meanwhile, in the second experiment reactor III with an average efficiency value of 35.6% consisting of 53% nitrate and 88.1% total coliform. In general, in the first experiment and the second experiment the combination of media thickness exerted a significant influence on the removal of pollutants in some parameters.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Nugraha Koswara
Abstrak :
Mikroplastik merupakan partikel plastik yang berukuran lebih kecil dari 5 mm. Mikroplastik ditemukan telah mencemari lingkungan dan paling banyak terakumulasi di lingkungan perairan, salah satunya adalah Sungai Ciliwung. Padahal, Sungai Ciliwung merupakan sumber air baku utama bagi Instalasi Pengolahan Air Cibinong. Keberadaan mikroplastik di sungai dapat dipengaruhi oleh curah hujan. Namun, penelitian terkait keberadaan mikroplastik di instalasi pengolahan air berdasarkan curah hujan masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis kelimpahan dan karakteristik mikroplastik, menghitung efisiensi penyisihan mikroplastik, serta menentukan korelasi antara pH dan kekeruhan dengan kelimpahan mikroplastik pada IPA Cibinong dengan mempertimbangkan curah hujan. Ekstraksi mikroplastik dilakukan berdasarkan metode NOAA. Pengujian dan pengamatan mikroplastik dilakukan dengan bantuan mikroskop binokuler dan FTIR. Pengambilan sampel air dilakukan di 5 titik, yakni air baku, koagulasi-flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan air produksi, sedangkan pengambilan sampel lumpur dilakukan pada unit sedimentasi. Kekeruhan dan pH air diukur secara insitu. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan kelimpahan mikroplastik di air baku dan produksi secara berturut-turut sebesar 344 partikel/L & 205 partikel/L pada hari kering dan 310 partikel/L & 256 partikel/L pada hari basah. Mikroplastik didominasi oleh bentuk fragmen (88.84 – 89.41%), warna hitam-abu (69.55 – 71.89%), dan ukuran dengan rentang 7 – 1985 μm. Jenis polimer mikroplastik yang ditemukan pada keseluruhan sampel air baku dan produksi adalah PFVM, PVB, poliamida, Poly (Trimethyl Hexamethylene Terephthalamide), aramid, nilon amorf, PEI, nilon MXD6, dan PVC. Efisiensi penyisihan mikroplastik tertinggi dihasilkan oleh unit sedimentasi, yaitu 21.74 – 36.73%. Sementara itu, efisiensi secara kumulatif pada hari kering dan basah secara berturut-turut adalah sebesar 40.41% dan 17.42%. Kelimpahan mikroplastik memiliki korelasi yang kuat dan positif dengan pH (ρ = 0.872) (sig. = 0.054) dan kekeruhan (r = 0.846) (sig. = 0.071). ......Microplastics are plastic particles smaller than 5 mm. They have been found contaminating the environment, particularly accumulating in aquatic environments such as the Ciliwung River, which is the primary raw water source for the Cibinong Water Treatment Plant (WTP). Additionally, rainfall can influence the abundance of microplastics in the river. However, studies on the abundance of microplastics in water treatment plants based on rainfall are limited. Thus, this study aims to analyze the abundance and characteristics of microplastics, calculate their removal efficiency, and determine the correlation between pH and turbidity with microplastic abundance at the Cibinong WTP, considering rainfall. In this study, microplastic extraction was performed based on NOAA method. Microplastic observations were conducted using a binocular microscope and FTIR. Water samples were collected from five points: raw water, coagulation-flocculation, sedimentation, filtration, and produced water, while sludge samples were taken from the sedimentation unit. Turbidity and pH of the water were measured in situ. The results showed that the abundance of microplastics in raw and produced water of 344 particles/L & 205 particles/L on dry days and 310 particles/L & 256 particles/L on wet days. Microplastics were predominantly fragments (88.84 – 89.41%), black-gray in color (69.55 – 71.89%), and ranged in size from 7 – 1985 μm. The types of microplastic polymers found in all raw and produced water samples were PFVM, PVB, polyamide, Poly (Trimethyl Hexamethylene Terephthalamide), aramid, amorphous nylon, PEI, nylon MXD6, and PVC. The highest microplastic removal efficiency was achieved by sedimentation, at 21.74 – 36.73%. Cumulative removal efficiency on dry and wet days was 40.41% and 17.42%, respectively. Microplastic abundance showed a strong positive correlation with pH (ρ = 0.872, sig. = 0.054) and turbidity (r = 0.846, sig. = 0.071).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanyzia Fajrianas Kautsar
Abstrak :
ABSTRAK
Peningkatan produksi lindi dari TPA banyak yang tidak diikuti dengan banyaknya instalasi pengolahan lindi yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar penyisihan COD, TN, dan TSS serta waktu detensi optimumnya menggunakan Anoxic-Aerobic Moving Bed Biofilm Reactor MBBR . MBBR merupakan suatu unit pengolahan biologis dengan mengkombinasikan sistem attached growth dengan suspended growth. Operasioanal MBBR dilakukan menggunakan sistem batch, yang terdiri atas tiga proses, yaitu seeding, aklimatisasi, dan feeding. HRT atau waktu detensi yang digunakan pada penelitian ini adalah 12 dan 24 jam. Konsentrasi COD, TN, dan TSS pada influen lindi yang digunakan pada penelitian ini berturut-turut berada pada rentang 3345 mg/L ndash; 6000 mg/L, 2285 mg/L ndash; 2585 mg/L, dan 650 mg/L ndash; 2155 mg/L. Dari penelitian ini diketahui efisiensi penyisihan COD, TN, dan TSS pada saat HRT 12 jam berturut-turut berada pada rentang 59.47 - 66.58 , 58.87 - 70.50 , dan 51.72 - 54.79 . Sedangkan efisiensi penyisihan COD, TN, dan TSS pada saat HRT 24 jam berturut-turut berada pada rentang 62.48 - 69.99 , 70.23 - 83.56 , dan 53.33 ndash; 61.17 . Dari efisiensi penyisihan tersebut dapat diketahui bahwa waktu detensi optimum pada penelitian ini adalah 24 jam. Namun efisiensi penyisihan yang kurang maksimal menyebabkan efluen dari penelitian ini masih berada di atas baku mutu.
ABSTRACT
There are so many leachate produced by solid waste landfill which is not required by effective leachate treatment unit. The purpose of this study is to know the removal efficiency of COD, TN, and TSS, and also the optimum HRT using Anoxic Aerobic Moving Bed Biofilm Reactor MBBR . MBBR is a biological processing unit that combine attached growth system with suspended growth system. The MBBR 39 s operational system that used in this study is batch system. HRT that used in this study is 12 and 24 hours. COD, TN, and TSS concentrations of Cipayung landfill leachate is in range 3345 mg L ndash 6000 mg L, 2285 mg L ndash 2585 mg L, dan 650 mg L ndash 2155 mg L resepectively. The removal efficiency of COD, TN, and TSS with 12 hours HRT as result of this study is in range 59.47 66.58 , 58.87 70.50 , dan 51.72 54.79 respectively. And The removal efficiency rof COD, TN, and TSS with 24 hours HRT as result of this study is in range 62.48 69.99 , 70.23 83.56 , dan 53.33 ndash 61.17 respectively. The optimum time detention HRT of this study is 24 hours. The small value of removal efficiency causes the leachate concentrations still exceeds the quality standard.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>