Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kresna Adhi Wijaya
"ABSTRAK
Tembakau Probolinggo merupakan tembakau musim kemarau (Voor Oogst) pada masa panennya tidak membutuhkan hujan. Penyimpangan hujan ketika musim kemarau membuat tembakau rusak dan gagal panen, sehingga produktivitas tembakau menurun drastis. Adanya lahan kritis di areal petanian tembakau juga menjadi ancaman produktivitas pertanian tembakau. Penyimpangan hujan tahun 2010 diolah dari data curah hujan dasarian lalu dibandingkan dengan rata-rata dasarian curah hujan tahun 1990-2015. Untuk mengetahui analisis keruangan pola sebaran penyimpangan hujan dengan produktivitas tembakau, maka dilakukan dengan menggunakan metode komparasi keruangan dan teknik overlay peta. Hasil analisis menunjukkan saat terjadi penyimpangan hujan, penurunan produktivitas tembakau di lahan tidak kritis rata-rata di atas 50% dan penurunan produktivitas tembakau di lahan kritis rata-rata di bawah 50%. Saat tidak terjadi penyimpangan hujan, produktivitas tembakau di lahan tidak kritis rata-rata naik hingga di atas 20% dan produktivitas tembakau di lahan kritis rata-rata naik hanya di bawah 20%

ABSTRAK
Probolinggo tobacco is tobacco dry season (Voor Oogst) which doesn?t require rainfall when the crop. Deviation of rainfall dueing the dry season can thwart harvesting, affecting the income of farmer. The existence of critical land in tobacco agricultural area is also a threat to productivity of tobacco. Deviations from the rain in 2010 processed dasarian rainfall data were then compared with an average rainfall year dasarian 1990-2015. To determine the spatial analysis of the distribution pattern of irregularities rain with tobacco productivity, it is done by using comparative methods and techniques of spatial overlay map. The analysis showed a deviation occurs when rain, the tobacco in the land is not critical decreased productivity on average above 50% and the tobacco productivity of degraded lands on average below 50%. When no irregularities, the tobacco productivity of the land is not critical in the average rises above 20% and the tobacco productivity of degraded lands at an average increase of just under 20%.
"
2016
S64238
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aliyah
"Tembakau temanggung merupakan tembakau musim kemarau (Voor Oogst) yang tidak membutuhkan curah hujan ketika panen. Penyimpangan curah hujan ketika musim kemarau dapat menggagalkan panen, yang berpengaruh terhadap pendapatan petani. Penggunaan metode deskriptif dan analisis pola keruangan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan daerah yang mengalami penyimpangan curah hujan dengan pendapatan petani tembakau. Penyimpangan curah hujan tahun 2010 diolah dari data curah hujan dasarian yang di bandingkan dengan curah hujan rata-rata dasarian tahun 1981 - 2008, yang dijadikan dasar untuk menentukan lokasi survei.
Survei lapang dilakukan di 16 titik di lima kecamatan yaitu Tretep, Ngadirejo, Bulu, Tlogomulyo dan Tembarak dengan teknik purposive sampling. Hasil analisis menunjukkan penyimpangan curah hujan paling tinggi sebesar 207% terjadi di lahan berketinggian > 1.000 mdpl. Penyimpangan curah hujan menyebabkan produksi tembakau berkurang sebanyak 20,7% dengan penurunan kualitas sebesar 52,17%. Pendapatan petani rata-rata berkurang sebanyak 51,89%. Berkurangnya pendapatan petani terlihat dengan berkurangnya barang investasi yang dibeli seperti kendaraan bermotor, ternak dan emas.

Temanggung tobbaco is tobbaco dry season (Voor Oogst) which doesn‟t require rainfall when the crop. Deviation of rainfall during the dry season can thwart harvesting, affecting the income of farmers. The use of descriptive and spatial pattern analysis in this study aims to determine the relationship areas experiencing rainfall irregularities with tobacco farmers' income. In 2010 the rainfall deviation calculated from rainfall data dasarian that in comparison with an average rainfall dasarian 1981 - 2008, which is used as the basis for determining the location of the survey.
Field survey conducted in 16 points in five Kecamatan namely Tretep, Ngadirejo, Fur, Tlogomulyo and Tembarak by purposive sampling technique. The analysis showed the highest rainfall deviation of 207% occurred in Tretep. Deviation of rainfall led to the production of tobacco decreased by 20.7% with a decrease of 52.17% quality. The average farmer's income decreased by 51.89%. Reduced farmers' income looks to reduced investments purchased goods such as motor vehicles, livestock and gold.
"
Depok: Unversitas Indonesia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2013
S46863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amrih Halil
"ABSTRAK
Penyimpangan curah hujan merupakan bagian dari gejala atmosfer yang memberikan pengaruh terhadap berbagai sektor kehidupan, salah satunya sektor perkebunan. Kabupaten Malang merupakan kabupaten terbesar ketiga yang memiliki perkebunan rakyat cengkeh di Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penyimpangan curah hujan terhadap produktivitas cengkeh di Kabupaten Malang, studi kasus di 4 Kecamatan (Sumbermanjing Wetan, Dampit, Tirtoyudo, Ampelgading). Variabel yang digunakan yaitu curah hujan dan produktivitas cengkeh. Data yang dibutuhkan adalah curah hujan dan produktivitas cengkeh selama 26 tahun (1990-2015). Analisis yang digunakan berupa analisis temporal dan statistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyimpangan curah hujan dengan wilayah terdampak paling luas terjadi pada tahun 1997 dan 2010, sebaran wilayahnya berada di utara, timur, tenggara, pusat dan barat laut daerah penelitian. Selain itu penyimpangan curah hujan mempunyai pengaruh terhadap produktivitas cengkeh di daerah penelitian. Periode penyimpangan curah hujan setelah bunga muncul mempunyai pengaruh lebih besar dibandingkan dengan periode sebelum bunga muncul dan bunga sampai dengan panen.

ABSTRACT
Precipitation deviation is part of atmospheric indication that gives effect to various sectors, one of them is plantation sector. Malang Regency is third largest regency has folk plantation of clove in East Java. This study was conducted to determine the effect of precipitation deviation to clove productivity in Malang Regency study case in 4 sub-districts (Sumbermanjing Wetan, Dampit, Tirtoyudo, and Ampelgading). The variables used are rainfall and clove productivity. The data used are rainfall and clove productivity over 26 years (1990-2015). The analysis used temporal and statistic analysis. The results showed that precipitation deviation with the most extensive area occurred in 1997 and 2010, the distribution of the region is in the north, east, southeast, central and northwest study area. In addition, precipitation deviation have affect to clove productivity in study area. Deviation precipitation after the flower come period, have more affect then deviation precipitation before flower come and until cropping period to clove productivity in study area."
2016
S65619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library