Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Felais Hediyanto Pradana
"Pendahuluan: Penanganan nonunion dan delayed union bukanlah penanganan yang murah dan mudah. Berbagai metode telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Beras angkak terbukti memiliki peranan dalam penyembuhan fraktur. Beras angkak, mengandung monakolin, suatu senyawa dengan aktivitas sebanding lovastatin. Pemberian statin secara lokal dan oral terbukti meningkatkan penyembuhan tulang dengan menginduksi diferensiasi osteoblas melalui peningkatan ekspresi BMP-2. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan efektivitas monakolin pada beras angkak dalam meningkatkan ekspresi BMP-2 dan penyembuhan fraktur pada model delayed union tikus sprague- dawley. Material dan Metode: Studi eksperimental pada 24 hewan coba tikus putih Sprague-Dawley (SD) yang telah mengalami patah tulang femur disertasi dengan gangguan vaskularisasi (model delayed-union). Hewan coba dibagi menjadi empat kelompok (n=6) terdiri dari; kelompok pemberian ekstrak monakolin selama empat minggu (PM4), kelompok pemberian ekstrak monakolin selama dua minggu (PM2), kelompok kontrol empat minggu (KM4) dan kelompok kontrol dua minggu (KM2). Setelah dilakukan sacrifice pada minggu kedua dan keempat, dilakukan penilaian ekspresi BMP-2 secara semikuantitatif dengan pewarnaan imunohistokimia melalui skor imunoreaktif (IRS). Analisis histomorfometri untuk menilai penyembuhan fraktur dengan mengukur persentase area fibrosa, tulang rawan dan tulang imatur. Hasil: Pada evaluasi parameter IRS dan histomorfometri didapatkan ekspresi BMP-2 lebih tinggi (p=0.03), persentase area fibrosa lebih sedikit (p=0.005) dan area tulang rawan lebih besar (p=0.04) pada kelompok PM2 dibandingkan dengan kelompok KM2. Selain itu didapatkan pula secara ekspresi BMP-2 lebih tinggi (p=0.011), presentase area tulang imatur lebih besar (p=0.01), dan presentase area fibrosa lebih kecil (p=0.03) pada kelompok PM4 dibandingkan dengan kelompok KM4. Di sisi lain, didapatkan presentase area fibrosa lebih kecil (p=0.02), area tulang rawan lebih sedikit (p=0.05), dan peningkatan area tulang imatur lebih besar (p=0.04) pada kelompok PM4 dibandingkan dengan kelompok PM2. Ekspresi BMP-2 sama-sama meningkat pada kelompok PM2 dan PM4. Kesimpulan: Pemberian monakolin pada beras angkak pada model delayed-union tikus Sprague Dawley terbukti meningkatkan ekspresi BMP-2 dan meningkatkan penyembuhan fraktur.

Introduction: Management of nonunion and delayed union could be difficult and expensive. Various methods have been studied to overcome this problem. Red-yeast-rice has a role in fracture healing. Red-yeast-rice contains monacolin, which has similar activity to lovastatin. Local application and oral administration of statins have been shown to improve bone healing by inducing osteoblast differentiation and matrix production via increasing BMP-2 expression. This study was conducted to prove the effectiveness of monacolins inside red-yeast-rice in increasing the expression of BMP-2 and fracture healing. Methods: This experimental animal study was conducted using 24 delayed union models Sprague-Dawley (SD) Rats. There were 4 groups (n=6), consist of; 4-weeks-given-monacolin group (PM4), 2-weeks-given-monacolin group (PM2), 4-weeks-control group (PM2) and 2-weeks control group (KM2). After they were sacrificed in the second and fourth weeks, immunohistochemical staining was conducted to evaluate BMP-2 expression by Immunoreactive Score (IRS). The histomorphometric evaluation was also conducted to evaluate fracture healing by measuring fibrous area, cartilage area, and woven bone area percentage. Results: There was significantly higher BMP-2 expression (p=0.03), less fibrous area (p=0.05), and larger cartilage area (p= 0.04) in the PM2 group compared to the KM2 group. There was significantly higher expression of BMP-2 (p=0.011), larger woven bone area (p=0.01), and less fibrous area (p = 0.03) in the PM4 group compared to the KM4 group. It was also presented, there was a significantly less fibrous area (p=0,02), larger cartilage area (p=0.05), and larger woven bone area (p=0.04) in the PM4 group compared to the PM2 group. The expression of BMP-2 in the PM2 group was as high as the PM4 group. Conclusion: Monacolin in red-yeast-rice effectively increased BMP-2 expression and fracture healing in the delayed union model of SD rats."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yogi Ismail Gani
"Pendahuluan: Delayed union merupakan permasalahan yang dapat terjadi pasca penyembuhan fraktur yang secara signifikan mengganggu kualitas hidup pasien. Telah banyak penelitian yang dilakukan berdasarkan pendekatan konsep diamond untuk memecahkan masalah delayed union. Granulocyte-colony stimulating factor (G-CSF) merupakan salah satu dari berbagai zat yang diketahui mempunyai peranan positif dalam penyembuhan jaringan skeletal atau regenerasi ajuvan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat efek pemberian G-CSF dalam mempengaruhi penyembuhan fraktur delayed union.
Material dan Metode: Penelitian eksperimental dilakukan dengan randomized post test only control group design pada 24 hewan coba tikus putih Sprague-Dawley yang telah mengalami model delayed union. Penelitian membandingkan antara kelompok perlakuan yg diinjeksi subkutan G-CSF dengan kelompok kontrol dan dibagi menjadi empat kelompok (n=6). Harvest dan follow up histomorfometri dan imunohistokimia dilakukan pada dua kelompok di minggu kedua (KM2 dan PM2) dan dua kelompok lagi pada minggu keempat (KM4 dan PM4). Analisis histomorfometri terdiri dari presentase area tulang imatur, tulang rawan dan area fibrosa dengan pulasan Hematoxylin-Eosin (HE). Sedangkan evaluasi semikuantitatif imunohistokimia dengan ekspresi BMP-2 melalui skor imunoreaktif (IRS).
Hasil: Pada evaluasi parameter histomorfometri dan imunohistokimia didapatkan area fibrosis secara signifikan lebih sedikit (p<0,001) dan ekspresi BMP 2 lebih tinggi (p=0,008) pada kelompok perlakuan minggu kedua dibandingkan kontrol. Serta presentase area woven bone secara bermakna lebih besar (p=0,015), area fibrosis lebih sedikit (p=0,002) dan ekspresi BMP 2 lebih tinggi (p=0,004) pada perlakuan minggu keempat dibandingkan dengan kontrol.
Kesimpulan: G-CSF terbukti meningkatkan kecepatan penyembuhan pada tikus putih Sprague-Dawley pada model delayed union dievaluasi dari aspek histomorfometri dan imunohistokimia.

Introduction: Delayed union is a problem that can occur after fracture healing, which significantly impairs the patient's quality of life. Many studies were conducted based on the diamond concept approach to solve the problem of delayed union. Granulocyte-colony stimulating factor (G-CSF) is one of the various substances known to have a positive role in healing skeletal tissue or adjuvant regeneration. This study was conducted to see the effect of G-CSF in affecting delayed union fracture healing.
Methods: The experimental study was conducted by randomized posttest only control group design on 24 experimental animals Sprague-Dawley white rats that had experienced delayed union models. The study compared the treatment group injected with subcutaneous G-CSF with a control group and was divided into four groups (n=6). Harvest and follow-up histomorphometry and immunohistochemistry were performed in two groups in the second week (KM2 and PM2) and two more groups in the fourth week (KM4 and PM4). The histomorphometric analysis consisted of the percentage of immature bone area, cartilage, and fibrous area with Hematoxylin-Eosin (HE) streaks. Meanwhile, the semiquantitative evaluation of immunohistochemistry with the expression of BMP-2 through the immunoreactive score (IRS).
Results: In the evaluation of histomorphometric and immunohistochemical parameters, there were significantly differences less fibrosis area (p = 0,001) and higher BMP 2 expression (p = 0,008) in treatment week two compared to control. In addition, there were also significantly more woven bone area (p = 0,015), less fibrosis area (p = 0,002) and higher BMP 2 expression (p = 0,004) in treatment group week four compared to control.
Conclussion: G-CSF was shown to increase the speed of healing in Sprague- Dawley rats on delayed union models evaluated from histomorphometric and immunohistochemical aspects.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library