Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ageng Antaseno
"Skripsi ini membahas tentang penyangkalan anak yang dilakukan oleh ayah yang meyakini bahwa anak tersebut merupakan hasil hubungan antara istrinya dengan lelaki lain. Penulis meneliti dalam keadaan apa saja seseorang dapat melakukan penyangkalan anak menurut Undang-Undang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam. Selain itu diteliti juga akibat hukum apa saja yang terjadi kepada anak tersebut. Skripsi ini menganalisis putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 163 K/AG/2011. Penulis menggunakan metode penelitian yuridis normatif. Hasil yang diperoleh adalah penyangkalan anak dapat terjadi apabila terdapat perzinahan yang dilakukan oleh istri dengan lelaki lain dan apabila penyangkalan anak terjadi maka anak tersebut hanya mempunyai hubungan hukum dengan keluarga ibunya saja.

This thesis discusses the denial of a child by his father who believed that the child is the result of a relationship between his wife with another man . The author would like to investigate in any circumstances one can do a denial of children according to the Marriage Act and Islamic Law Compilation . Besides it also studied the legal consequences of what happens to the child . Thesis will analyze the decision of the Supreme Court of the Republic of Indonesia Number : 163 K / AG / 2011 . In order to obtain good results , the authors use the normative juridical research method . The result is a denial of children can occur in case of adultery committed by the wife with another man and when denial of children occurs , the child only has a legal relationship with her family alone"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S63752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Eka Riskiyanti
2007
T23988
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahrida Wiryawan
"Dalam skripsi ini akan dikemukakan paham penyangkalan adanya Tuhan dalam pandangan F.W. Nietzsche. Dalam menguraikan pemikirannya tentang ateisme, Nietzsche bertolak dari realitas masyarakat pada waktu itu, ia melihat keadaan kebudayaan Jerman sudah merosot,.nilai manusia yang hakiki sudah tampak hilang. Nietzsche menyaksikan suatu desintergrasi kehidupan, suatu keruntuhan kebudayaan. Dalam bukunya The Birth Of' Tragedy from The Spirit of Music, nampak kekecewaannya yang mendalam. Melalui agama Kristen, bangsa Yahudi dianggapnya telah memutarbalikkan nilai-nilai manusia. Manusia yang baik adalah manusia yang hidup melarat, menderita dan tidak kuasa. Sedangkan bagi Nietzsche sendiri nilai manusia adalah suatu tindakan yang menonjolkan nilai-nilai biologia seperti kekuatan, keberanian dan keganasan. Situasi kebudayaan Jerman ketika itulah yang mempengaruhi jalan pikiran Nietzsche, dan ia ingin membebaskan manusia dari segala hal yang membuat manusia menjadi lemah dan tidak berdaya, dengan demikian Nietzsche menemukan arti kehidupan manusia. Dalam pandangannya tentang manusia, ia melihat manusia dalam kehidupan yang nyata, eksistensial. Manusia dalam bentuk konkrit adalah badan. Badan mempunyai arti yang penting bagi kehidupan manusia, dan berkat badannya manusia dapat menyempurnakan dirinya. Tetapi manusia bukanlah semata-mata terdiri dari badan saja, tetapi juga mempunyai jiwa, dan jiwa hanya sebuah nama saja dalam badan manusia. Dalam badan manusia terdapat unsur kekuatan, keberanian dan kehendak untuk berkuasa, yang merupakan daya pendorong hidup atau hawa nafsu yang universal yang juga merupakan ukuran tingkah laku manusia. Kehendak untuk berkuasa merupakan kenyataan yang besar tentang dunia ini, dengan dasar kehendak untuk berkuasa ini Nietzsche secara terang-terangan menyangkal adanya Tuhan. Konsep Tuhan yang disangkal adalah konsep Tuhan dalam agama Kristen, kemudian baru konsep Tuhan dalam agama-agama yang lain. Konsep Tuhan bagi Nietzsche berasal dari keterikatan suatu perasaan. Bila manusia tiba-tiba dihadapkan kepada suatu perasaan yang lebih besar dari dirinya maka keamanannya akan terancam, ia was-was akan dirinya dan mengarahkan pandangannya kepada orang yang lebih besar yang ia sebut Tuhan. Agama muncul karena manusia mengalami perpecahan dalam dirinya. Di satu pihak manusia itu lemah, di lain pihak merasa kuat, lalu kuasa dipersonifikasikan menjadi Tuhan. Dalam melancarkan kritik-kritiknya terhadap agama, ia meli-hat kenyataan ketika itu, terutama para pemimpin agama mengajarkan tentang ajarannya. Nietzsche merasa muak kepada para pendeta yang mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk yang berdosa. Dan Nietzsche memperingatkan kepada manusia agar waspada terhadap bangunan yang dinamakan dengan gereja. Bagi Nietzsche semua ini adalah palsu, karena agama sering mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang berdosa, manusia yang mau menjalami hidup dalam serba penuh dosa ini, adalah manusia yang tolol, yang tidak berharga. Nietzsche menolak Tuhan dimana dikatakan dalam karyanya The Gay Science, bahwa Tuhan telah mati, dan kitalah yang membunuhnya. Bertalian dengan Kebencian kepada Tuhan, ia juga membenci moral Kristen karena moral tersebut membuat manusia-manusia menjadi budak, dalam agama Kristen memuji mereka yang rendah hati, menyelamatkan yang sakit dan menderita, melindungi yang lemah. Moral budak ini nampak dalam gerakan demokrasi. Pada hakikatnya manusia itu tidak ada yang sama, manusia itu berbeda-beda. Penilaian yang baik dan buruk sudah tidak berlaku dan diganti dengan unggul dan hina. Dalam menerima kematian Tuhan Nietzsche mengharapkan akan datangnya manusia adi (Ubermenrsch), kerena manusia adi inilah yang dapat dan berani mengubah semua nilai. Dalam manusia adi terdapat unsur keberanian, kekuatan, kecerdasan dan kebanggaan. Dengan menerima matinya Tuhan, maka manusia akan menjadi bebas dan manusia dapat menentukan arah tujuan hidupnya bahwa manusia harus mencipta, itulah hakikat manusia. Walaupun Nietzsche menolak Tuhan yang kekal, namun ia mengakui juga adanya kekekalan dalam pengertian siklis. Sehubungan dengan pemikiran ini. ia mengatakan bahwa kebenaran itu tidak ada yang absolut. Secara pribadi Nietzsche menderita atas pikiran-pikiran tentang kematian Tuhan yang terbukti dalam surat-surat dan dalam tulisan-tulisan. misalnya dalam buku Thus Spake Zarathustra dapat dilihat betapa kerinduan itu dapat terbaca, dalam sebuah aphorismenya ia memanggil Tuhan kembali. Jadi apa yang dikemukakan dalam pandangan ateisme Nietzsche bukanlah masalah yang spekulatif, melainkan pengukuhan eksistensi. Dalam pembahasan tentang ateismenya Nietzsche tidak berharap untuk menemukan penyelamatan manusia tetapi hanya dalam prahara, bukan menyarankan surga yang abadi malahan menyarankan pengulangan kembali kesengsaraan manusia."
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S16040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najiana Daroini
"Dalam penelitian ini dibahas tentang akta jual beli PPAT yang menjadi dasar timbulnya perkara pertanahan dalam Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 766/Pdt.G/2016/PN.Jkt.Sel jo. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 470 K/Pdt/2019. Dimana dalam konteks tersebut PPAT menjadi pihak berperkara di pengadilan baik yang disebabkan oleh akta yang dibuatnya maupun perselisihan para pihak terkait akta itu sendiri. Oleh karena itu permasalahan pokok yang diangkat dalam penelitian ini adalah suatu penyangkalan para pihak dalam akta jual beli yang dibuat oleh PPAT sehingga menjadi dasar timbulnya perkara pertanahan serta pertanggungjawaban PPAT terhadap pihak-pihak yang dirugikan atas akta yang dibuatnya. Untuk dapat menjelaskan permasalahan pokok dari penelitian ini maka dipergunakan metode penelitian yuridis normatif melalui pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan kasus (case approach) berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 766/Pdt.G/2016/PN.Jkt.Sel jo. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 470 K/Pdt/2019. Dari analisis yang dilakukan secara kualitatif diketahui bahwa PPAT yang membuat akta jual beli dalam kasus tersebut tidak mengindahkan kaidah-kaidah pembuatan akta sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan sehingga berakibat merugikan Penggugat sebagai pemegang hak atas tanah yang menjadi objek perkara. Dengan demikian PPAT harus mempertanggung jawabkannya baik secara administratif, perdata maupun pidana. Sehingga akta dibuat sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat memberikan perlindungan hukum serta kepastian hukum bagi para pihak.

The research discusses the sale and purchase deed made by the Land Deed Official (PPAT) to execute land transfer, which is the cause of the land dispute in the Decision of South Jakarta District Court Number 766/Pdt.G/2016/PN.Jkt.Sel jo. Decision of the Supreme Court of the Republic of Indonesia Number 470 K/Pdt/2019. In the case, PPAT deeds as the defendant due to the misrepresented deed led to the dispute. The main issue raised in this research is a claim from the plaintiffs about the sale and purchase deed made by defendant result in the loss and damages as well as the PPAT’s responsibility to the party for the deed it made. To be able to explain the main problem of this research, a normative juridical research method is used through a statute analysis and a case analysis based on the Decision of the South Jakarta District Court Number 766/Pdt.G/2016/PN.Jkt.Sel jo. Decision of the Supreme Court of the Republic of Indonesia Number 470 K/Pdt/2019. From those analysis, it is determined that the defendant (PPAT) has violated the rules for making enforcable deeds as stipulated in the statutory regulations, which resulted in plaintiffs loss and damages.. Thus, the defendant (PPAT) must be responsible for remidies and charges of administrative, civil and criminal provisions. In conclusion the deed has to be made in accordance with the provisions of the prevailing laws and regulations to provide legal protection and legal certainty for all parties."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Toni
"ABSTRAK
Pernyataan penyangkalan disclaimer dalam website umumnya adalah pemindahan tanggung jawab pemilik/pengelola situs kepada pemakai/pengunjung. Pernyataan penyangkalan disclaimer dalam situs jual beli online belum diatur secara khusus di dalam Peraturan Perundang-undangan di Indonesia, baik di dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen, Undang-Undang Transaksi Eektronik maupun Undang-Undang Perdagangan. Terdapat tiga permasalahan di dalam penelitian ini. Pertama, Bagaimanakah tanggung jawab pelaku usaha dalam transaksi jual beli online terkait dengan pencantuman pernyataan penyangkalan disclaimer? Kedua, Bagaimana kekuatan perlindungan hukum terhadap konsumen dalam transaksi jual beli online secara khusus terkait dengan pencantuman pernyataan penyangkalan disclaimer ? Ketiga, Perlukah sebuah aturan khusus tersendiri yang mengatur transaksi jual beli secara online di Indonesia? Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian socio-legal. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat beberapa karakteristik/bentuk situs jual-beli online di Indonesia, ada yang berbentuk merchant mall seperti: Lazada, marketplace seperti: Tokopedia , atau situs iklan jual beli online seperti: OLX. Perbedaan bentuk/ karakteristik tersebut dapat dijadikan celah hukum oleh pemilik/pengelola situs jual beli online untuk melepaskan tanggung jawab ganti kerugian bilamana terjadi kerugian pada konsumen. Hasil penelitian berikutnya menunjukkan bahwa pernyataan penyangkalan disclaimer merupakan salah satu celah hukum yang dapat digunakan oleh Pemilik/Pengelola situs jual beli online untuk melepaskan tanggung jawab ganti rugi atas kerugian konsumen. Pernyataan penyangkalan disclaimer pada situs Lazada, Tokopedia dan OLX termasuk klausula baku yang dilarang oleh undang-undang karena didalamnya terdapat unsur pengalihan tanggung jawab dari pengelola/pemilik situs. Oleh karena itu, maka disclaimer dinyatakan batal demi hukum, dan pengelola/pemilik situs dalam transaksi jual beli online dapat ikut dimintakan tanggung jawab bilamana terjadi kerugian pada konsumen.

ABSTRACT
A statement of disclaimer in the general website is the transfer of the responsibility of the site owner manager to the user visitor. Disclaimer statements in online buying and selling sites have not been specifically regulated in Indonesian laws and regulations, both in the Consumer Protection Act, the Electronic Transaction Act and the Trade Law. There are three problems in this study. First, what are the responsibilities of business actors in online buying and selling transactions related to the inclusion of a disclaimer statement Second, How is the strength of legal protection for consumers in online buying and selling transactions specifically related to the inclusion of a statement of disclaimer Third, Is there a need for a special rule that regulates online buying and selling transactions in Indonesia In this study, the authors used socio legal research methods. The results showed that there were several characteristics forms of online trading sites in Indonesia, some in the form of merchant malls such as Lazada, marketplaces such as Tokopedia, or online buying and selling advertising sites such as OLX. These differences in forms characteristics can be used as legal loopholes by the owner manager of the online buying and selling site to release compensation liability in the event of loss to the consumer. The results of subsequent studies indicate that a statement of disclaimer is one of the legal loopholes that can be used by the owner manager of an online buying and selling site to release liability for compensation for consumer losses. Disclaimer statements on Lazada, Tokopedia and OLX sites, including standard clauses that are prohibited by law because there are elements of transferring responsibilities from the site manager owner. Therefore, the disclaimer is declared null and void, and the manager owner of the site in an online sale and purchase transaction can be held responsible when there is a loss to the consumer."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library