Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Sukandar
Abstrak :
Kusta adalah penvakit menular yang disebabkan Mycobacterium leprae yang bersifat kronis dan menimbulkan masalah yang sangat komplek. Sampai saat ini mManusia merupakan Satu-satunya yang diketahui berperan sebagai reservoir. Terjadinya penyakit Kusta merupakan hasil interaksi antara manusia dan perilakunya serta komponen lingkungan yang memiliki potensi sebagai faktor risiko. Besarnya faktor tisiko berperan dalam timbulny2 kejadian penyakit Kusta. Tuiuan penelitian adalah untuk mengetahui sebaran kejadian penyakit Kusta berdasarkan perbedaan kondisi spasial dan mengetahui bagaimana hubungan kondisi spasial sebagai faktor risiko dengan prevalensi Kusta di wilayah Kabupaten Cirebon tahun 2006. Disain penelitian menggunakan studi ekologi dengan pendekatan analisis spasial. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Cirebon dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari beberapa dinas instansi sesuai keperluan penelitian. Variabel bebas yang digunakan adalah kepadatan penduduk, keluarga miskin, luas lantai tanah, ketinggian wilayah dan jenis tanah, sedangkan variabel terikat adalah penyakit Kusta. Uji statistik hanya dilakukan terhadap variabel kepadatan penduduk, keluarga miskin dan luas lantaj tanah dengan prevalensi Kusta mengpunakan KruskalWallis, One- way Anova, dan uji beda dua Mean Independent. Sedangkan analisis spasial dilakukan pada semua variabel bebas sebagai kondisi spasial terhadap variabel terikat, Hasil menunjukkan variabel keluarga miskin yang berhubungan secara signifikan dengan prevalensi Kusta p < 0,05. Sedangkan yang tidak berhubungan adalah variabel kepadatan penduduk dan luas lantai tanah. Hasil analisis spasial memperlihatkan bahwa_ pola penyebaran kasus Kusta dengan prevalensi tinggi berdasarkan variabel kepadatan penduduk terdapat pada kategori Rendah (<1646,10 jiwa/km’) dan Sedang (1646,10 — 2667,61 jiwa/km”, yaitu Kecamatan Astanajapura, Gegesik. Ciwaringin, Cirebon Selatan dan Kecamatan Beber; variabel proporsi keluarga miskin berada pada kategori Rendah, Sedang dan Amat Tinggi (< 45,64; 62,92-76,06; dan >76.06), vaitu Kecamatan Astanajapura, Gegesik, Ciwaringin, Cirebon Selatan dan Kecamatan Beber; variabel Proporsi luas lantai tanah berada pada kategori Rendah, Tinggi dan Amat Tinggi (<9,08; 12,17-14,.09; dan 14,09-18.32), yaitu Kecamatan Astanajapura, Gegesik, Crwaringin, Cirebon Selatan dan Kecamatan Beber; variabel ketinggian wilayah berada pada ketinggian 0-500 meter dpl yaitu Kecamatan Astanajapura, Gegesik, Ctwaringin, Cirebon Selatan dan Kecamatan Beber; variabel jenis tanah berada di Kecamatan Astanajapura dan Kecamatan Gegesik dengan dengan dominasi jenis tanah Giey dan 4ffuviad, scdangkan di Kecamatan Ciwaringin, Cirebon Selatan dan Kecamatan Beber mempunyai jenis tanah domian Podsolik dan Latosol. Dalam upaya menurunkan prevalensi kusta, perlu perhatian khusus dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon terutama pada area yang perpotensi dalam penyebaran penyakit Kusta. Kegiatan penemuan kasus dan pengobatan dini perlu ditingkatkan, kegiatan penyuluhan dan kegiatan yang dapat mengurangi faktor risiko dapat dilakukan hersama dengan sektor lainnya. Penerapan Sistem Informasi Geografis dan analisis spasial perlu terus dikembangkan dalam upaya meneari faktor risiko baru penyakit kusta. ......Leprosy is contagious disease caused. by mycobacterium leprae which chronically infected and generated various and complex problems. Until now the human being known as reservoir. Leprosy infected as result of interaction between human being and its behavior and environment component which own. Potency as risk factor. The level of risk role a play to infected leprosy disease. The objective research is to know the spreading leprosy disease occurrence bases on difference of spatial conditiun and to know how the reiation spatial condition as risk factor with leprosy prevalence at Kabupaten Cirebon Region on 2006, Design research utilized ecology study with spatial analysis approach. Research conducted at Kabupaten Cirebon by using secondary data obtained from some institution in accordance to research need. Free variable utilized is density, poor family, ground floor wide, soil or land type, the regional elevated. Meanwhile constant variable is leprosy disease. Statistically test only conducted on variable of density, poor family dan ground floor wide with leprosy prevalence utilized kruskal-wallis, one-way anova and tested two mean of independent mean while spatial analysis conducted at all free variable as spatial condition on constant variable. The spatial analysis shown that spreading patterns leprosy occurrence case with high prevalence bases on density found on low and medium condition (1186,932667,61 people/km’, there are Kecamatan Astanajapura, Gegesik, Ciwaringin, Cirebon Selatan and Kecamatan Berber, variable on poor family as on low, high and very high level (30,52-45,64; 62,92-76,06; and 76,06-94,80), there are Kecamatan Astanajapura, Gegesik, Ciwaringin, Cirebon Selatan and Kecamatan Beber, variable on proportion of ground floor wide at low and high and very high ccndition (7,79-9,08:9,08-12,17; dan 14,09-18,32), there are Kecamatan Astanajapura, Gegesik, Ciwaringin, Cirebon Selatan and Kecamatan Beber, the variable of regional elevated be at 0-500 meter dp! there are Kecamatan Astanajapura, Gegesik, Ciwaringin, Cirebon Selatan and Kecametan Beber; variable of type land at Kecamatan astanajapuran and Kecamatan Gegesik with dominated gley and allluvial type of soil. While at Kecamatan Ciwaringin, Cirebon Selatan and Kecamatan Beber has dominant soil type is podsolik and latosol. In this circumstances to degrading leprosy prevalence, need special attention for Dinas Kesehatan Cirebon especially at region which has big potency to spreading leprosy disease. Early medication and identitication activity are require to improve and counseling activities and activity which is reduce a risk factor need to cerducted with other sector. Applying of information system and spatial analysis require to develops in order to search a new risk factor for leprosy disease.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34480
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S6664
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S8308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Iga Styowati
Abstrak :
Permasalahan sosial menjadi salah satu permasalahan terbesar yang dihadapi oleh orang yang memiliki riwayat penyakit kusta di Lingkungan Pondok Sosial Para Cacat Eks Kusta di Desa X (untuk selanjutnya akan disebut dengan ‘Liposos Paca’). Permasalahan sosial tersebut bersumber pada adanya stigma sebagai hasil konstruksi sosial negatif yang berkembang di masyarakat. Stigma menciptakan eksklusi sosial dan berbagai tindakan diskriminatif lain yang terjadi sejak mereka dinyatakan menderita kusta sampai mereka dinyatakan sembuh secara medis dari kusta. Analisis tentang stigma dan eksklusi sosial ini akan dikaitkan dengan pembahasan tentang kekerasan simbolik dari Bourdieu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe etnografi yang menekankan pada observasi partisipasi, wawancara mendalam, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa praktik kekerasan simbolik yang dialami oleh orang yang memiliki riwayat penyakit kusta cenderung langgeng karena adanya pengakuan atas hubungan dominasi yang terbentuk. ...... Social problem is one of the biggest problems faced by people affected by leprosy, especially in a place called Lingkungan Pondok Sosial Para Cacat Eks Kusta in X village (and then it will be called as Liposos Paca). Social problem comes from stigma as a result of negative social construction. Stigma creates social exclusion and other discrimination actions that is occurred since they are affected by leprosy until they have cured from leprosy. Analysis about stigma and social exclusion in this research will be associated with symbolic violence from Bourdieu. This research uses qualitative research method especially ethnography emphasizing on participation observation, depth interview, and literature study. This research results that symbolic violence on people affected by leprosy tend to be lasting because of the recognition of the domination of relationship happen.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umarotun Niswah
Abstrak :
Pada tahun 2000, Indonesia telah mencapai target global dalam eliminasi kusta. Namun, masih ada 14 provinsi yang belum mencapai target eliminasi. Angka penemuan kasus baru penyakit kusta cenderung statis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kecenderungan angka penemuan kasus baru penyakit kusta dan faktor-faktor yang berhubungan dengan angka penemuan kasus baru penyakit kusta di Provinsi DKI Jakarta tahun 2009-2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi ekologi dan dianalisis dengan menggunakan uji korelasi. Diperoleh hasil bahwa kondisi sosial ekonomi (proporsi penduduk miskin, indeks pembangunan manusia, dan pengeluaran per kapita penduduk) memiliki hubungan yang sangat kuat dengan angka penemuan kasus baru penyakit kusta kecuali untuk variabel proporsi penduduk miskin. Sedangkan untuk kondisi iklim (suhu rata-rata, kelembaban rata-rata, intensitas cahaya matahari rata-rata) memiliki korelasi yang kuat dan kepadatan penduduk memiliki korelasi sedang dengan angka penemuan kasus baru penyakit kusta. Ketiga hasil ini tidak bermakna secara statistik (nilai p>0,005). Hasil uji yang bermakna didapatkan pada uji korelasi antara proporsi penduduk miskin dengan angka penemuan kasus baru penyakit kusta di Kepulauan Seribu (r=0,926 , nilai p=0,024) dan uji korelasi indeks pembangunan manusia di Jakarta Pusat (r= -0,888 , nilai p=0,044), Jakarta Utara (r= -0,949 , nilai p=0,014), dan Kepulauan Seribu (r= -0,913 , nilai p=0,031). Diperlukan kerjasama lintas sektor dan kemitraan dengan berbagai pihak dalam upaya pengendalian penyakit kusta.
Indonesia has achieved global targets of leprosy elimination in 2000. However, there are 14 provinces that have not yet reached the elimination target. The leprosy new case detection rate tends to be static. The aim of this study is to see the trend of leprosy new case detection rate and the related factors in Jakarta Province year 2009-2013. The research is a quantitative research by ecological design study and analyzed using correlation test. The study gained that socio-economic (proportion of poor people, human development index, and expenditure per capita) condition have very strong correlation to leprosy new case detection rate except for proportion of poor people. Meanwhile, the climate condition (temperature, humidity, and sunlight) have strong correlation with leprosy new case detection rate and population density have moderate correlation. That three variable is not significant based on statistical test (p value>0.005). Meaningful test result obtained on the correlation between proportion of poor people with leprosy new case detection rate (Leprosy NCDR) in the Kepulauan Seribu(r=0,926, p value =0,024) and the correlation between Human Development Index with Leprosy NCDR in Jakarta Pusat(r= -0,888 , p value=0,044), Jakarta Utara(r= -0,949 ,p value=0,014) and Kepulauan seribu (r= -0,913 ,p value =0,031). Required cross-sector cooperation and partnership with various parties as an effort to leprosy control.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61108
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library