Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siswantoro
Abstrak :
ABSTRAK
Menurut SKRT 1986, penyakit kardiovaskuler masih merupakan penyebab nomor 2 kematian di Indonesia. Diantara penyakit kardiovaskuler tersebut, penyakit jantung koroner adalah penyebab terbanyak. Penelitian ini bertujuan untuk menilai berapa besar pengaruh faktor risiko hipertensi, hiperkolesterolemia, hiperglikemia, obesitas, merokok dan kurang olah raga serta seberapa besar manfaat pengendalian faktor risiko tersebut terhadap timbulnya penyakit jantung koroner.

Jenis penelitian adalah observasional dengan disain kasus kontrol, pada pengunjung Rumah Sakit Umum Kabupaten Dati II Tulungagung yang berumur 35 tahun keatas. Kasus adalah penderita penyakit jantung koroner bagian UPF Penyakit Dalam sedang kontrol adalah pengunjung lain dari UPF Bedah dan Unit Gawat Darurat.

Analisis statistik dengan regresi logistik multivariabel digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh setiap faktor risiko yang diteliti dengan mengendalikan semua faktor lain yang mempengaruhi hubungan tersebut.

Dari 97 kasus dan 184 kontrol yang dianalisa dapat diketahui bahwa hipertensi dan hiperkolesterolemia berpengaruh bermakna terhadap timbulnya penyakit jantung koroner. Besarnya pengaruh hipertensi adalah 5.90 kali lebih besar dari normotensi. Sedang besar pengaruh hiperkolesterolemia adalah 1.99 kali lebih besar dibanding yang kolesterol normal. Umur merupakan variabel konfonding positip terhadap variabel hipertensi.

Pengendalian terhadap kedua faktor risiko tersebut diatas belum terbukti menurunkan pengaruhnya terhadap timbulnya penyakit jantung koroner. Disarankan pengkajian kembali terhadap pengendalian/pengobatan terhadap kedua faktor risiko diatas.
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shelley Laksman
Abstrak :
ABSTRAK
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian utama dan sering terjadi tanpa gejala-gejala sebelumnya, sehingga diperlukan upaya pencegahan dan penangan PJK lebih dini, antara lain dengan intervensi terhadap faktor risiko PJK. Salah satu faktor risiko PJK yang penting dan dapat dipengaruhi ialah keadaan lipoprotein darah.

Penelitian ini bertujuan mendapatkan data profil lipoprotein pada penderita PJK, mengetahui variabel lipoprotein yang merupakan petanda PJK terbaik dan di samping itu juga bertujuan mendapatkan data mengenai pengaruh rehabilitasi terhadap keadaan lipoprotein darah penderita PJK.

Penelitian dilakukan terhadap 27 orang penderita PJK yang ditangani di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita sebagai kelompok kasus, 25 orang normal bukan penderita PJK sebagai kelompok kontrol dan 24 orang penderita yang telah mengikuti program rehabilitasi di Klub Jantung Sehat dan di Klub Jantung Koroner selama 3 tahun atau lebih secara teratur sebagai kelompok Jantung Koroner selama 3 tahun atau lebih secara teratur sebagai kelompok rehabilitas. Jenis kelamin dan usia ketiga kelompok tersebut adalah sebanding. Terhadap ketiga kelompok ini dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol total, trifliserida, kolesterol-HDL, kolesterol-LDL, dan apoB serum. Pemeriksaan kolesterol dan trigliserida dilakukan secara ez-zimatik, sedangkan untuk pemeriksaan apoB digunakan metode imunodifusi radial. Dilakukan pula untuk pemeriksaan apoB digunakan metode imunodifusi radial. Dilakukan pula penghitungan rasio kolesterol total/kolesterol-HDL dan kolesterol-LDL/kolesterol-HDL. Pemeriksaan dilakukan antara bulan Maret-Oktober 1987 di bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia & Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa kadar variabel-variabel yang bersifat aterogenik seperti kolesterol total, trigliserida, kolesterol-LDL, apob, rasio kolesterol total.kolesterol-HDL, diikuti oleh variabel kolesterol-HDL. Program rehabilitasi pada penderita PJK ternyata cenderung menyebabkan perubahan keadaan lipoprotein darah sehingga mendekati keadaan pada kelompok kontrol. Perubahan bermakna pada kelompok ini tampak sebagai penurunan kadar trigliserida, peningkatan nilai kolesterol-HDL, penurunan nilai rasio kolesterol total/kolesterol-HDL dan rasio kolesterol-LDL/kolesterol-HDL.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basuki Hardjojo
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas perubahan tingkat pengetahuan dan sikap pegawai Universitas Terbuka (UT) yang berpotensi penyakit jantung koroner setelah mendapat penyuluhan Penyakit Jantung Koroner. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain quasi experimental. Metode intervensi yang dipilih adalah ceramah, tanya jawab dan konsultasi. Hasil intervensi penyuluhan menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan meningkat secara bermakna α<0,05 dengan p.value 0,000 dibanding sebelum penyuluhan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah intervensi penyuluhan Penyakit Jantung Koroner berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan pegawai Universitas Terbuka yang berpotensi penyakit jantung koroner, tetapi tidak merubah sikap sehingga disarankan manajemen UT untuk mengadakan intervensi lagi untuk mendapatkan perubahan sikap pegawai UT yang berpotensi penyakit jantung koroner.
Abstract
The thesis was to discuss the changes in knowledge level and attitudes of the Indonesian Open University (UT) employees who potentially coronary heart disease after receiving education of coronary heart disease. The research is a quantitative study with a quasi experimental design. Intervention method chosen is lecture, discussion and consultation. Results indicate that counseling intervention significantly increased knowledge level of α <0.05, p.value=0.000 compare with before the extension. The conclusion of this research is the extension of coronary heart disease intervention effect on knowledge level of the UT's employees potentially coronary heart disease, but did not change the attitude, so it is recommended to UT's management to hold intervene again to get a UT's employee attitude changes that potentially coronary heart disease.
2012
T30321
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Helda
Abstrak :
ABSTRAK
Penyakit jantung koroner merupakan penyakit kronis yang menjadi penyebab utama kematian dan kesakitan di dunia. Prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter sebesar 0,5. Sedangkan berdasarkan diagnosis dokter dan gejala, prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia sebesar 1,5. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan prevalensi penyakit jantung koroner menurut provinsi di Indonesia berdasarkan data agregat Riskesdas 2013, yang dikombinasikan dengan data BPS dan Profil Kesehatan Indonesia di tahun yang sama dengan studi korelasi. Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor yang berkorelasi dengan prevalensi penyakit jantung koroner antara lain: tingkat pengangguran terbuka, status ekonomi kuintil indeks kepemilikan terbawah, konsumsi makanan berlemak lebih dari 1 kali/hari, proporsi mantan perokok, prevalensi gangguan mental, prevalensi hipertensi, dan prevalensi diabetes melitus.
ABSTRACT
Coronary heart disease is chronic disease as major cause of deaths and morbidities in the world. Prevalence of CHD in Indonesia as doctor diagnose is 0,5. Since, as dctor diagnose and symptom, prevalence of CHD in Indonesia is 1,5. The purpose of this study is to analyze related risk factors with prevalence of CHD within Indonesia Provinces based aggregate data from Basic Health Research 2013, combine statistic data from BPS and Health Profile of Indonesia at the same year using ecology study. Result shows that correlated factor of CHD prevalence are: unemployed rate, lowest social economy quintil possessed, fat consumption more than once a day, ex-smoker proportion, prevalence of mental disorder, hypertension prevalence, and diabetes mellitus prevalence.
2015
S58818
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Rusliana
Abstrak :
Secara global penyakit tidak menular penyebab kematian nomor satu setiap tahunnya adalah penyakit kardiovaskuler. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan faktor risiko terhadap Penyakit Jantung Koroner berdasarkan hasil treadmill. Penelitian ini menggunakan cross sectional dengan sampel 173 responden. Sumber diperoleh dari MCU karyawan. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna secara statistik antara usia, hipertensi, kolesterol total, LDL, diabetes melitus, merokok, IMT, shift, dan stres dengan risiko PJK berdasarkan hasil treadmill, namun tidak terdapat hubungan antara HDL dengan risiko PJK. Setelah menggunakan regresi logistik, tujuh faktor risiko yang paling mempengaruhi PJK yaitu usia, hipertensi, kolesterol total, diabetes melitus, IMT, merokok, dan stres. Non-communicable diseases globally the number one cause of death is ardiovascular disease each year. The aim of research to determine the relationship f risk factors for coronary heart disease based on the results of the treadmill. This tudy uses cross-sectional with sample 173 respondents. Sources obtained from CU employees. The results showed a statistically significant relationship between ge, hypertension, total cholesterol, LDL, diabetes mellitus, smoking, BMI, shift, nd stress with the risk of CHD based on the treadmill, but there is no relationship etween HDL with CHD risk. After using logistic regression, seven risk factors that ost influence CHD are age, hypertension, total cholesterol, diabetes mellitus, BMI, smoking, and stress.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65736
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Dwi Hasriani
Abstrak :
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab utama kematian pada kelompok kardiovaskular. Obesitas dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap progresivitas dari prediabetes menjadi DM tipe 2 dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Kondisi prediabetes dengan obesitas meningkatkan risiko kejadian PJK berdasarkan Cardiometabolic Disease Staging (CMDS). Penelitian ini menggunakan desain studi kohor retrospektif dengan data sekunder studi kohor faktor risiko PTM tahun 2011-2018. Sampel adalah 493 penduduk penduduk dewasa yang obesitas yang menjadi responden Studi Kohor Faktor Risiko PTM, serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Hasil analisis multivariat menggunakan cox regression setelah dikontrol dengan usia dan durasi obesitas menemukan bahwa prediabetes memiliki nilai HR=0,80 (95%CI:0,462-1,387), p=0,429, yang berarti hubungan prediabetes dengan kejadian PJK pada penduduk dewasa yang obesitas tidak bermakna secara statistik. ......Coronary Heart Disease (CHD) is a leading cause of death in the cardiovascular group. Obesity could increase a person's risk of progression from prediabetes to type 2 DM and increase the risk of cardiovascular disease. Prediabetes with obesity increases the risk of CHD events based on Cardiometabolic Disease Staging (CMDS). This study was used a retrospective cohort study design using secondary data on NCD Risk Factor Cohort Study in 2011-2018. The sample was 493 obese adult respondents in population of NCD Risk Factor Cohort Study whom met this study inclusion and exclusion criteria. The results of multivariate analysis using cox regression after being controlled by age and duration of obesity found that prediabetes had HR = 0.80 (95% CI: 0.462-1.387), p = 0.429 which means the relationship between prediabetes with CHD events in obese adult respondents was not statistically significant.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Robert Edward
Abstrak :
Latar Belakang. Gangguan fungsi saraf otonom memberikan kontribusi yang bennakna terhadap terjadinya aritmia ventikular dan kejadian mati mendadak pada penderita penyakit jantung koroner (PlK). Namun usaha untuk meneliti hal tersebut masih belurn banyak dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sensitifitas barorefleks dan faktor-faktor yang mempengaruhi sensitifitas barorefleks (SBR) pada penderita PIK Metoda. Pasien-pasien PlK yang sedang menjalani tindakan kateterisasi di ruang kateterisasi PJNHK dengan basil stenosis koroner ~ 50%, diberikan nitrogliserin 300mcg intra aorta melalui kateter. Selanjutnya perubahan tekanan darah sistolik dan interval RR dicatat selama lebih kurang 30 denyut setelah pemberian nitrogliserin. Garis regresi linear antara penurunan tekanan darah dan perubahan interval RR dicatat sebagai basil pengukuran sensitivitas barorefleks dengan satuan milidetiklmrnHg. Basil. Jwnlah subjek yang disertakan dalam penelitian ini sebanyak 136 pasien. Usia rata - rata sample penelitian 56.43 ± 7.78 tahun. Seratus dua puluh (120) pasien adalah laki - laki (88.2%) sedangkan enam belas adalah wanita (11.8%). Faktor risiko yang paling banyak ditemukan adalah hipertensi ( 63,2%), dislipidemia (61.80%), diabetes melitus (38.2%), merokok (26.5%) dan riwayat keluarga PlK. (25.7%). Diperoleh nilai rerata SBR 1.5 ± 1.7 milidetiklmmHg. Pada analisis multivariat faktor yang mempengaruhi SBR adalah diabetes melitus dan seeara statistik berrnakna dengan OR 4.2 (95% 0: 1.96-9.1 1; p=O.OOl). Faktor yang cenderung mempengaruhi nilai SBR pada pasien P1K adalah fungsi ventrikel kiri yang rendah OR 1.5 (0.7-3.2) dan merokok.O.5 (0.2-1.0). Kesimpulan. Rerata hasil SBR pada pasien PlK adalah 1.5 ± 1.7 milidetiklmmHg. Ada tidaknya diabetes melitus mempengaruhi nilai SBR
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
T58821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Mertha
Abstrak :
Tesis ini membahas pengaruh latihan aktifitas rehabilitasi jantung fase I terhadap efikasi diri dan kecemasan pasien PJK di RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian dilakukan berdasarkan kenyataan PJK sebagai penyakit kardiovaskuler dan pembuluh darah dengan angka kematian yang terus meningkat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain kuasi eksprimen tanpa kelompok kontrol. Sampel diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling dengan jumlah sampel 30 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner efikasi diri dengan 17 item pertanyaan dan kuesioner kecemasan dengan 18 item pertanyaan.Hasil uji validitas dan realibilitas menggunakan Alpha Cronbach dengan hasil baik. Analisis data didapatkan bahwa terdapat pengaruh bermakna latihan aktifitas terhadap peningkatan efikasi diri (p=0,001), dan terhadap penurunan kecemasan responden (p=0,001) setelah dilakukan intervensi latihan aktifitas. Hasil penelitian merekomendasikan bahwa pengambil kebijakan di RSUP Sanglah Denpasar menyusun dan menetapkan protap program rehabilitasi jantung fase I bagi pasien PJK selama dirawat.
This study investigated the effect of Phase-1 heart rehabilitation activity exercise on self-efficacy and anxiety of patients with coronary heart disease (CHD) at Sanglah General Central Hospital. The study was undergone based on the fact that mortality rate due to CHD the increased progressively. This study was a quantitative research using a quasi experimental design without control group. A number of 30 samples were involved and approached using consecutive sampling. A validated questionnaire including 17 questions to explore self-efficacy and 18 questions to measure anxiety, were used. Statistical analysis indicated that there was a significant effect of the exercise on increased self-efficacy (p=0.001) and patients? activity (p=0.001). It was recommended that the hospital?s decision maker need to develop and to authorize a standardized operational procedure containing Phase-1 heart rehabilitation for hospitalized CHD patients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28435
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Zubir
Abstrak :
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama kematian di dunia yang akan terus meningkat dan menjadi pandemi tanpa memandang batas negara. Setiap tahun di dunia sebanyak 3.8 juta laki-laki dan 3.4 jiwa wanita meninggal karena penyakit jantung koroner. Perubahan daya hidup, peningkatan usia harapan hidup dan urbanisasi mendorong timbulnya abnormalitas metabolisme seperti obesitas, dislipidemia, resistensi insulin dan hipertensi. Kumpulan abnormalitas metablik ini disebut dengan sindroma metabolik pada akhirnya akan meningkatkan kemungkinan menderita penyakit jantung koroner tiga kali lipat Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuinya hubungan sindroma metabolik dengan penyakit jantung koroner di RS. DR. M. Djamil Padang Tahun 2008 setelah dikontrol dengan variabel umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, kebiasaan merokok, kebiasaan minum alkohol dan aktivitas fisik. Desain penelitian ini adalah kasus kontrol. Kasus adalah penderita baru penyakit jantung koroner berdasarkan pemeriksaan EKG oleh dokter, penyakit tersebut baru terdiagnosis pada Bulan Januari sampai Mei 2008. Kontrol adalah semua pengunjung ang dinyatakan sebagai bukan penderita penyakit jantung koroner, pada Bulan Januari sampai Mei 2008 berdasarkan pemeriksaan EKG oleh dokter. Sindroma Metabolik menurut AHA/NHLBI 2005 ditegakkan diagnosis bila terdapat empat kriteria dibawah ini: tekanan darah > 130/85 mmHg, kadar trigliserida darah >150mg/dl, kolesterol HDL pada laki-laki < 40 mg/dl dan wanita < 50 mg/dl dan kadar gula darah puasa > 100mg/dl Telah dilakukan panelitian terhadap 300 orang responden terdiri dari 150 pada kelompok kasus dan 150 pada kelompok kontrol. Hasil analisis multivariat didapatkan kejadian penyakit jantung koroner (PJK) berisiko 4,67 kali lebih besar pada orang yang mengalami sindroma metabolik dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami sindroma metabolik setelah dikontrol dengan variabel jenis kelamin (95% CI:1,20-18,06). Pada hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sindroma metabolik dengan kejadian penyakit jantung koroner di RS. DR. M. Djamil Padang tahun 2008.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21279
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Pratiwi
Abstrak :
Penyakit kardiovaskular adalah penyebab nomor satu kematian akibat PTM, menurut WHO pada tahun 2015 kematian akibat penyakit kardiovaskular mewakili 31 17 juta dari total semua kematian secara global dan 7,4 juta diantaranya disebabkan oleh PJK. Di Indonesia, peningkatan angka kesakitan dan kematian akibat PTM mendapat sumbangsih terbesar dari penyakit kardiovaskular, dimana PJK adalah penyakit kardiovaskular yang memiliki angka kejadian tertinggi. PJK disebabkan oleh faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Angka kejadian PJK dapat dikendalikan apabila faktor risiko dapat terkendali, mengingat terdapat faktor risiko dari PJK yang dapat dimodifikasi atau dikendalikan kondisinya. DKI Jakarta menjadi daerah kedua tertinggi dengan kejadian PJK di Indonesia. Namun, hubungan antara faktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi dengan kejadian PJK serta faktor risiko yang paling dominan diantaranya masih belum diketahui di DKI Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara beberapa faktor risiko yang dapat dimodifikasi dengan kejadian PJK di DKI Jakarta serta menelusuri faktor risiko yang paling berhubungan dominan dari kejadian PJK tersebut dengan melakukan analisa lanjutan data Posbindu PTM tahun 2015-2018. Desain penelitian menggunakan desain cross sectional dan analisa dilakukan sampai tahap analisa multivariat menggunakan uji regresi logistik. Dari 30.459 responden usia ge;15 tahun diperoleh prevalensi PJK sebesar 3,4 . Perilaku merokok p value= 0,000; OR= 6,53 95 CI 4,826 ndash; 8,838, kurang aktivitas fisik p value= 0,045; OR= 0,745 95 CI 0,558 ndash; 0,993, konsumsi alkohol p value= 0,000; OR= 3057,076 95 CI 1786,92 ndash; 5230,06, diabetes melitus p value= 0,000; OR= 0,161 95 CI 0,161-0,508, dan hipertensi p value= 0,000; OR= 0,284 95 CI 0,284-0,526 menjadi faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian PJK. Faktor risiko dominan dari kejadian PJK di DKI Jakarta adalah konsumsi alkohol. Upaya promotif dan preventif diharapkan lebih digencarkan guna menekan angka kejadian PJK serta perlu adanya survey lebih lanjut terkait konsumsi alkohol masyarakat mengingat konsumsi alkohol menjadi faktor dominan pada penelitian ini dan menurut literatur pengaruhnya memang besar terhadap kerusakan fungsi jantung. ......Cardiovascular disease is the number one cause of death from NCD, according to WHO in 2015 deaths from cardiovascular disease represent 31 17 million of total all deaths globally and 7.4 million are caused by CHD. In Indonesia, the increase in morbidity and mortality due to NCD has the greatest contribution from cardiovascular disease, where CHD is the highest prevalence of cardiovascular disease. CHD is caused by modifiable risk factors and unmodifiable risk factors. The prevalence of CHD can be controlled if risk factors can be controlled, considering there are risk factors from CHD that can be modified. DKI Jakarta becomes the second highest area with the prevalence of CHD in Indonesia. However, the relation between modifiable risk factors and CHD and the most dominant risk factors among them remains unknown in DKI Jakarta. The aim of this study is to know how the relation between some risk factors that can be modified with CHD in DKI Jakarta and find the most dominant risk factor associated with PJK by doing further analysis of data Posbindu PTM 2015 2018. This study used cross sectional design and the analysis was done until multivariate analysis stage using logistic regression test. From 30.459 respondents aged ge 15 years, the prevalence of CHD was 3.4. Smoking behavior p value 0,000 OR 6,53 95 CI 4,826 ndash 8,838 , physical inactivity p value 0,045 OR 0,745 95 CI 0,558 ndash 0,993, alcohol consumption p value 0,000 OR 3057,076 95 CI 1786,92-5230,06, diabetes mellitus, value 0,000 OR 0,161 95 CI 0,161 ndash 0,508, and hypertension p value 0,000 OR 0,284 95 CI 0,284 ndash 0,526 are factors that have significant relations with CHD. The dominant risk factor of CHD in DKI Jakarta is alcohol consumption. Promotive and preventive efforts are expected to be intensified in order to reduce the incidence of CHD and the need for further surveys related to alcohol consumption because alcohol consumption is the dominant factor in this study and according to the literature it has great effect on heart function damage.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>