Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Langitantyo Tri Gezar
Abstrak :
Industri televisi Indonesia terus memproduksi konten media hiburan seperti program musik dengan menggunakan jasa penonton bayaran dalam proses produksinya demi menarik khalayak dan meraih keuntungan ekonomi yang berpatokan pada rating dan share, lalu menjualnya kepada pengiklan. Dalam hal ini, industri televisi melakukan komodifikasi konten, khalayak, dan pekerja media yang menempatkan penonton bayaran sebagai komoditas. Dengan menggunakan paradigma kritis dan pendekatan kualitatif disertai wawancara dan observasi lapangan pada studi kasus penonton bayaran program Dahsyat, peneliti menyimpulkan bahwa industri media telah melakukan komodifikasi terhadap penonton bayaran sebagai pekerja media yang berada pada relasi kuasa yang tidak seimbang. ...... ndonesian television industry continues to produce entertainment content such as music programs by using the services of paid audiences in the production process to attract audiences and gain economic benefits based on rating and share, then sell it to advertisers. Television industry is doing commodification of content, audiences, and workers that put paid audiences as commodities. By using critical paradigm and qualitative approach through interviews and field observations on a case study of paid audiences in Dahsyat program, researcher concluded that the media industry has done commodification of media workers to the paid audiences who are in unequal power relations.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S64970
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septiani Wulandari
Abstrak :
Pekerja Precariat Dalam Kapitalisasi Industri Televisi Kasus: Penonton Bayaran Pada Program Musik Televisi Hadirnya profesi penonton bayaran dengan status pekerja kontrak atau outsourcing merupakan sebuah konsekuensi dari adanya proses kapitalisasi di industri televisi. Tesis ini ditelah menggunakan kerangka pemikiran Guy Standing, yang intinya bahwa terdapat kelas precariat di lingkup ketenaga kerjaan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan desain deskriptif. Hasilnya menunjukkan bahwa, penonton bayaran adalah pekerja yang digolongkan sebagai kaum precariat, dan mengalami tekanan secara struktural dan sosial. Kapitalisasi yang terjadi dalam industri televisi telah menciptakan struktur menekan sehingga menyebabkan penonton bayaran berada pada lapisan bawah dan menempatkan mereka pada posisi rentan. Tekanan yang mereka hadapi, berasal dari struktur relasi saling menekan pihak-pihak dalam proses produksi program musik di televisi. Akibatnya penonton bayaran menjadi rentan dalam kehidupan sosial. ...... Precariat Workers in Capitalization of Television Industry Case Paid attendees on The Music Program Appearances of paid attendees with contract worker status or outsourcing in television industry is a consequence from capitalization nowadays. This outsourcing system creates suppression structures into its practice so that put outsourcing labors into lower level and keep them more depressed. In this study, paid attendees have status as lower level worker which called as precariat. Correlation pattern of paid attendees in music program production system with capitalization of television industry put their in unstable position. This thesis researched by Guy Standing theory within qualitative and descriptive methods. In results show that paid attendees is categorized as precariat group and sustain a structural and social oppression, which is come from relation between structure of suppressing parties in television music program. As a result paid attendees become unstable in social environment.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T48122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library