Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Yansen Dermanto Latip
Abstrak :
Latar Belakang Seperti diketahui Merek adalah suatu tanda pengenal yang berupa perkataan atau lukisan, atau suatu kombinasi dari perkataan dan lukisan yang dibubuhkan pada barang-barang hasil produksi suatu pabrik atau barang-barang dagangan suatu perusahaan dagang (trade enterprise), yangmemperdagangkan barang-barang dengan merek tersebut. Merek ini memberikan kepribadian (individuality) dan membedakan barang-barang bersangkutan terhadap barang-barang sejenis dari perusahaan-perusahaan lainnya. Perkataan atau lukisan atau kombinasi perkataan dan lukisan tersebut, kemudian menjadi " N A M A " dari barang-barang yang bersangkutan, untuk dipromosikan kepada khalayak ramai. Merek ini akan dikenal oleh masyarakat, sebagai identitas dari suatu barang, baik karena telah mencobanya sendiri, maupun mendengar dari orang lain, atau dengan membaca iklan-iklan yang dipasang oleh yang berkepentingan, sehingga masyarakat akan segera mengetahui tentang sesuatu barang yang akan dibelinya setelah melihat merek itu. Jadi, pada umumnya konsumen membeli sesuatu barang berdasarkan merek, karena mungkin menurutnya merek tersebut merupakan identitas dari barang yang dibutuhkan, baik karena merasa kualitas/nilai barangnya terjamin, atau adanya kekhususan tertentu dan lain sebagainya, sesuai dengan kebutuhan pembeli. Demikianlah dapat diketahui betapa pentingnya peranan merek bagi pemiliknya, di mana ia berusaha menjaga kualitas barangnya dan memberikan pelayanan sebaik mungkin, memperhatikan "after sales service" dan lain sebagainya, sehingga menimbulkan mutual benefit kepada kedua belah pihak. Dalam hubungan itu, alangkah baiknya, apabila etika dagang selalu diperhatikan dan ditaati oleh semua perusahaan (pelaku usaha), sehingga persaingan antar perusahaan yang memproduksi dan memperdagangkan barang serupa atau barang lainnya bersaing secara sehat dan wajar. Secara umum sekarang di manapun juga, termasuk di Indonesia, cara yang diperkenankan digunakan dalam perdagangan adalah melakukan persaingan dalam batas-batas yang wajar, karena: 1) persaingan bahkan merupakan keharusan untuk perkembangan usaha; 2) pengusaha berhak menjalankan ikhtiar guna menarik langganan dan memperluas peredaran barang dengan cara-cara promosi yang wajar. Dapat dikemukakan bahwa persaingan yang mendapatkan perlindungan hukum, hanya yang dilakukan dengan wajar dan dengan cara meningkatkan efisiensi. Dengan lain perkataan, dilarang persaingan yang tidak wajar, yaitu persaingan yang tidak jujur dan curang, yang melawan hukum, yang antara lain dilakukan dengan cara-Cara: 1) Bertindak sewenang-wenang, dengan tidak mengindahkan dalam pergaulan hukum rekan dagang serta masyarakat umum ataupun konsumen; 2) Yang bertentangan dengan sopan santun, dengan tidak mengindahkan etika bisnis (tidak sejalan dengan moralitas) atau yang dilindungi Undang-undang dan hukum, dengan tujuan mengelabui masyarakat umum (konsumen) dan merugikan pesaing (rekan usaha dagang). Contoh penipuan, pemalsuan, dan sebagainya. Akan tetapi, seperti kata pepatah "tak ada gading yang tak retak". Persaingan yang terwujud ini dapat dilihat dari adanya penyimpangan-penyimpangan mengenai masalah merek ini, yang dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu demi keuntungan sendiri. Hal ini menimbulkan banyak kasus sengketa merek, yang penyelesaiannya harus melalui pengadilan ataupun dengan cara lainnya. Di dalam?.
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Devita Putri
Abstrak :
Tesis ini mengkaji prospek perlindungan kekayaan intelektual pada kemasan makanan yang sudah memiliki hak desain industri. Permasalahan dalam tesis ini berisi penjabaran atas hak desain industri dan merek yang dimiliki masing-masing kemasan produk ?Pia Legong? maupun ?Pia Janger? sehubungan dengan kasus desain industri kemasan Pia Janger terhadap Pia Legong, analisis Putusan Kasasi Nomor 18 K/Pdt.Sus-HKI/2014 mengenai desain industri atas kemasan Pia Legong yang dilanggar hak esklusifnya oleh Pia Janger, prospek penggunaan Persaingan Curang yang dilakukan Pia Janger dalam Kasus desain industri atas kemasan kotak Pia Legong. Penelitian ini bersifat yuridis normatif normatif dengan menggunakan pendekatan kasus (case approach). Pengumpulan dan analisis datanya melalui studi kepustakaan dengan menggunakan data sekunder.Selanjutnya akan ditarik suatu kesimpulan dari data-data yang terkumpul berdasarkan metode analisis kualitatif. Hak merek dan hak desain industri yang dimiliki oleh Pia Legong dan hak merek yang dimiliki oleh Pia Janger akan dianalisis menggunakan reward theory sebagai landasan perlindungan kekayaan intelektual. Terjadi kekeliruan Dalam Putusan Kasasi Nomor 18 K/Pdt.Sus-HKI/2014 yang menyatakan Pia Janger bersalah melanggar hak desain industri atas kemasan Pia Legong. Pelanggaran hak desain industri menurut Pasal 9 ayat (1) UU Desain Industri ialah membuat secara identik barang yang dilindungi hak desain industri. Karena Pia Janger tidak membuat kemasan yang identik dengan hak desain industri terdaftar atas kemasan Pia Legong, maka tidak terjadi pelanggaran desain industri menurut UU Desain Industri. Berikutnya akan dianalisis ketidakrelevanan pertimbangan hakim dalam Putusan Kasasi yang menggunakan konsep merek, merek terkenal, dan persamaan pokoknya pada kaedah merek serta asas kebaruan pada kaidah desain industri. Kemudian dibahas prospek penggunaan ketentuan persaingan curang pada Pasal 382 bis KUHP dan Pasal 1365 KUH Perdata dalam melindungi desain kemasan suatu produk makanan populer dari para kompetitornya yang meniru tidak secara identik namun sudah merugikan bagi produsen produk populer yang ditiru kemasannya. ...... This thesis reviews the protection of intellectual property rights on the food packaging which has industrial rights design. The issues discussed in this thesis contains the elaboration of industrial design and trademark rights owned by "Pia Legong" and ?Pia Janger?, in connection with the industrial design dispute case of Pia Legong over Pia Janger; the analysis of Cassation Decision no. 18/K/Pdt.Sus-HKI/2014 on industrial design of Pia Legong packaging exclusive rights which was violated by Pia Janger; and the prospect of using unfair competition on the case of industrial design violation done by Pia Janger to Pia Legong. This research is conducted normatively using case approach. Data collecting and analysis is carried out through library research and employ secondary data. Conclusion will be drawn from the collected data based on qualitative analysis method. Trademark rights and industrial design rights owned by Pia Legong and trademark rights owned by Pia Janger will be analyzed using reward theory as a basis for intellectual property protection. There has been a mistake in the cassation decision no. 18/K/Pdt.Sus- HKI/2014 which state that Pia Janger is proven guilty in violating the industrial design rights of Pia Legong packaging. According to Article 9 paragraph 1 of the Industrial Design Act, industrial design rights violation involves the action to identically copy the product which is protected by industrial design rights. Since Pia Janger did not fabricate identical copy of Pia Legong packaging, there are no violation in accordance with the Industrial Design Act. Furthermore, analysis will be made on the irrelevance of the consideration of the judge on the Cassation Decision which used trademark concepts, famous mark, and substantial similarity on the trademark regulation as well as the principle of novelty in industrial design regulation. This thesis will also analyze the prospect of using unfair competition on Article 382 bis KUHP and Article 1365 KUH Perdata in protecting packaging design of a popular food product from its competitors who produce non-identical copies yet inflicting financial loss.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
T44988
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Kirana Revalina
Abstrak :
Skripsi ini menganalisis bagaimana suara milik seorang penyanyi dapat dilindungi, khususnya terhadap tindakan peniruan suara menggunakan Kecerdasan Artifisial atau AI guna pembuatan cover lagu. Metode penelitian yang dipakai adalah pengkajian data sekunder yang termasuk buku, peraturan perundang-undangan, maupun hasil penelitian lain sebelumnya, serta fakta-fakta mengenai fenomena terkait. Penelitian terkait pelindungan suara milik seorang penyanyi dianalisis dari hak penyanyi sebagai pelaku pertunjukan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Penyanyi sebagai pelaku pertunjukan tergolong pemilik Hak Terkait menurut hukum Hak Cipta dan Hak Terkait. Namun, pengaturan hukum Hak Cipta dan Hak Terkait di Indonesia belum mengatur dengan jelas dan spesifik terkait pelindungan atas suara pelaku pertunjukan. Maka, penelitian juga meninjau konsep hak publisitas yang sudah diterapkan beberapa negara untuk melindungi identitas seseorang, termasuk suaranya. Tindakan peniruan suara menggunakan AI dianalisis dari teori yang dikemukakan pendapat ahli bidang tersebut, serta penjelasan penyelenggara AI terkait proses peniruan suara. Proses peniruan suara mencakup tindakan yang melanggar hak penyanyi seperti mutilasi dan modifikasi ciptaan, serta fiksasi pertunjukan. Selain itu, tujuan peniruan suara menggunakan AI juga merupakan pelanggaran karena penyelenggara AI memanfaatkan identitas penyanyi untuk keuntungan ekonomis, yang mana dapat dilindungi dengan hak publisitas. Maka dari itu, dibutuhkan pelindungan, seperti konsep hak publisitas, yang diimplementasikan di peraturan perundang-undangan Indonesia yang akan melindungi suara penyanyi secara spesifik. ......This thesis analyzes how a singer's voice can be protected, especially against acts of voice imitation using Artificial Intelligence or AI to create song covers. The research method used is the study of secondary data which includes books, laws and regulations, as well as the results of other previous research, as well as facts regarding related phenomena. Research related to protecting a singer's voice is analyzed from the singer's rights as a performer as regulated in Law Number 28 of 2014 concerning Copyright. Singers' as performers are classified as owners of Related Rights according to Copyright and Related Rights law. However, the legal regulations for Copyright and Related Rights in Indonesia does not yet clearly and specifically regulate the protection of the voices of performers. So, the research also reviews the concept of right to publicity which has been implemented by several countries to protect a person's identity, including their voice. The act of voice imitation using AI is analyzed from theories put forward by experts in the field, as well as explanations from AI user regarding the voice imitation process. The process of voice imitation includes actions that violate the singer's rights such as mutilation and modification of the work, as well as fixation of the performance. In addition, the aim of voice imitation using AI is also a violation because the AI developers exploit the singer's identity for economic gain, which can be protected by the right of publicity. Therefore, the implementation of a protection, such as the concept of the right of publicity, is needed in Indonesian legislation which will specifically protect singers' voices.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Irmawan Widianto
Abstrak :
Media massa, terutama televisi, harus diakui kini memiliki pengaruh luar biasa terhadap masyarakat. Aneka tayangan yang dihadirkan kepada masyarakat, informasi, hiburan maupun iklan tampaknya sudah jadi "kewajiban" untuk ditonton. Tayangan televisi kini ibarat dua sisi mata uang, salah satu sisi memberikan manfaat positif, tapi di sisi lain berdampak negatif. Melihat perkembangan pertelevisian yang terus menjamur dan sudah tentu faktor bisnis harus menjadi perhatian utama, jenis tayangan dan iklan komersial dapat menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku pemirsanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar kadar perilaku peniruan pemirsa dewasa (variabel dependen = Y) disebabkan oleh faktor pengaruh tayangan yang mengadung kekerasan di televisi (variable independen - Xi) dan faktor iklan komersial di televisi (variabel independen - X2) dalam kaitannya dengan Ketahanan Wilayah di Kotamadya Depok. Metode Penelitian yang digunakan adalah yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan kuesioner untuk menjaring persepsi masyarakat di Kotamadya Depok khususnya di 3 (tiga) Kecamatan yang berada di wilayahnya yaitu Kecamatan Cimanggis, Kecamatan Sukmajaya dan Kecamatan Beji, hingga terjaring 100 orang sebagai responden. Disamping itu untuk mengumpulkan data digunakan juga teknik observasi. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik random sampling. Data dianalisis menggunakan metode statistik korelasi dan regresi sederhana serta regresi berganda. Hasil penelitian menemukan pertama, terdapat pengaruh antara tayangan yang mengadung kekerasan di televisi terhadap kadar perilaku peniruan oleh pemirsa dewasa, semakin baik pengaruh tayangan yang mengadung kekerasan di televisi maka akibatnya akan semakin besar terhadap kadar perilaku peniruan oleh pemirsa dewasa dan sebaliknya semakin tidak baik pengaruh tayangan yang mengadung kekerasan di televisi maka akibatnya akan semakin kecil pula kadar perilaku peniruan oleh pemirsa dewasa. Karena koefisien determinasi korerlasi (r2) - 0.609 maka terdapat 60.9% kadar perilaku peniruan oleh pemirsa dewasa disebabkan oleh pengaruh tayangan yang mengadung kekerasan di televisi di Kotamadya Depok. Kedua, terdapat pengaruh antara iklan komersial di televisi terhadap perilaku peniruan oleh pemirsa dewasa. Karena koefisien determinasi korelasinya (r) = 0.5580 maka terdapat 55.8% kadar perilaku peniruan pemirsa dewasa disebabkan oleh pengaruh iklan komersial di televisi. Ketiga, terdapat pengaruh antara tayangan yang mengandung kekerasan dan iklan komersial di televisi. Karena koefisien determinasi korelasinya (r2) = 0.660 maka terdapat 66.0% kadar perilaku peniruan oleh pemirsa dewasa disebabkan pengaruh tayangan yang mengandung kekerasan dan iklan komersial di televisi. ......Mass media, television broadcasting in particularly, has a great influence to the public currently. Several various programs have been presented for viewers such as information, entertainment and advertisement, and rt seems to be “a compulsory” to be watched for them. As a coin, television broadcasting has two sides. In one side, it provides some advantages, but on other hand, it gives disadvantages. In according to the rapid development of television broadcasting, the business factor becomes a priority. Some kinds of television programs must follow this factor, as a result the television program and commercial advertisement could be the factors that influence their viewers’ behavior. This research is aimed at measuring the extent of the imitating behaviour of the adult viewers (dependent variable = Y) caused by the factor of programs contain violence on the television (independent variable = Xi), and the factor of commercial advertisement on television (independent variable = X2). in this correlation with the region resilience at Depok municipality. The research methodology employed is the survey method by using questionnaire to obtain the perception of 100 respondents from Depok municipality which are Cimanggis sub-district, Sukmajaya sub- district and Beji sub-district. In addition, observation method also employed to collect data. The research samples are collected by means of random sampling. The data are analyzed by means of simple correlation and regression statistical method and multiple regression method. The research findings are follows: Firstly, there is an influence of the programs contain violence on the television on the extent of imitating behaviour of the adult viewers, the more positive the influence of programs contain violence on the television, the bigger the extent of imitating behaviour of the adult viewers, and the other way around, the more negative the influence of programs contain violence on the television, the smaller extent of imitating behaviour of the adult viewers. Since the determinant coefficient of the correlation (r2) = 0.609, hence there is 60.9% of imitating behaviour of the adult viewers content caused by the programs contain violence on the television at Depok municipality. Secondly, there is an influence of the commercial advertisement on television on the extent of imitating behaviour of the adult viewers. Since the determinant coefficient of the correlation (r2) = 0.5580, hence there is 55.8% of imitating behaviour of the adult viewers content caused by the commercial advertisement on television at Depok municipality. Thirdly, there is an influences of the programs contain violence on the television and the commercial advertisement on television on the extent imitating behaviour of the adult viewers. Since the determinant coefficient of the correlation (r2) = 0.660, hence there is 66.0% of imitating behaviour of the adult viewers content caused by the programs contain violence on the television and commercial advertisement on television at Depok municipality.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26890
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Brian Hans
Abstrak :
Permohonan pendafataran Merek tidak boleh merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambang atau lembaga nasional maupun International, sesuai dengan pasal 6 paraghraph 3 huruf b UU No. 15 tahun 2001 tentang Merek. Namun dalam kasus mengenai penamaan merek 'OLYMPIC' yang sudah terdaftar di Directorat Jendral HKI Indonesia, yang didaftarkan oleh perusahaan Indonesia yaitu, PT. Fulcomas Jaya tanpa seizin dari pihak Lembaga International, yaitu International Olympique Comite. Pihak Lembaga International tersebut telah menggugat perusahaan Indonesia tersebut, namun pada tingkat kasasi hakim menyatakan bahwa merek dagang 'OLYMPIC' bukanlah sebuah Merek terkenal. Dalam hal ini hakim telah keliru dalam memberikan keputusan sesuai dengan pasal 6 paraghraph 3 huruf b Undang-undang No. 15 tahun 2001 tentang Merek berdasarkan perjanjian multilateral International yang berdasarkan perjanjian TRIPs yang mempunyai kaitan dengan Paris Convention dan International Olympique Comite adalah sebuah Lembaga International yang telah diakui oleh masyarakat International melalui perjanjian Nairoby Treaty. Penamaan Merek dagang yang diperbolehkan oleh hakim dipandang dapat merusak ketertiban umum dan mempunyai unsur itikad tidak baik dalam penamaan Merek yang merupakan sebuah tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama dan juga dapat membuat kerugian yang besar bagi pihak yang terkait. ......Petition Submissions Marks should not be an imitation or resembles with the name or abbreviation of the name, flag, emblem or National and International institutions, under Article 6 paragraph 3 letter b of UU No. 15 year 2001 on Marks. But in the case of the naming brand 'OLYMPIC' that already registered in Directorate General HKI Indonesia, which is registered by a private company in Indonesia, PT. Fulcomas Jaya without the permission of the International Organization it is International Olympique Comite. The International Organization party has sued the Indonesia private company, but on appeal, the judges stated that the Trademark 'OLYMPIC' is not a well-known Marks own by International Organization. In this case the judge had mistaken in giving the verdict in accordance with Article 6 paragraph 3 letter b of UU No. 15 of 2001 on Marks based on International multilateral agreement that is based on the TRIPS agreement which has connections with the Paris Convention and the International Olympique Committee is an International Organization that has been recognized by the International community through agreements Nairoby Treaty. Naming Trademarks allowed by the judge is seen to undermine public order and have an element of bad faith in the naming of Trademarks which is an imitation or resembles the name or abbreviation of a name and can also make a great loss to the parties concerned.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S65848
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
ABSTRAK
Makalah ini bertujuan untuk menganalisis sajak "Pulang Si Tenggang" karya Muhammad Haji Salleh daripada prespektif teori historisime. Baru yang dikemukakan Stephen Greenblatt. Teori Hisitorisime Baru menggagaskan rekonstruksi sejarah dan menawarkan idea tentang konsep sejarah terkini (present history). Walaupun idea teori lebih mementingkan aspek dan teks sejarah, namun analisis terhadap sajak ini cuba memahami cara penyajak melakukan rekonstruksi cerita rakyat "Si Tenggang Derhaka" dengan menampilkan kisah diri penyajak sebagai anak Melayu yang merantau sekian lama di luar negara, kemudian pulang dengan semangat kemelayuan yang tidak berubah. Dalam konteks pemahaman maka sejarah terkini, sajak ini menampilkan konsep baru berkenaan "Si Tenggang" yang ada kemiripan kisah "Si Tenggang Derhaka". Penampilan Konesp ini bertujuan mengenengahkan visi memertabatkan bangsa Melayu dengan ilmu dan pengalaman yang dibawa pulang daripada seluruh dunia.
Malaysia: City Reprographic Service, 2000
895 JPM
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Eliza Anggasari
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai fenomena peniruan yang dilakukan terhadap suatu permainan video sehingga menghasilkan permainan video lainnya yang serupa dengan permainan video tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, skripsi ini membahas mengenai bagaimana hak cipta terkhususnya hak cipta Indonesia berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 memandang fenomena ini, mencakup bagaimana suatu permainan video dapat dilindungi oleh hak cipta dan sejauh mana perlindungan hak cipta yang dapat diberikan, serta lebih lanjut menelaah apakah tindakan peniruan tersebut termasuk dalam pelanggaran hak cipta atau tidak. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis-normatif. Berdasarkan peninjauan maupun penelitian yang telah dilakukan, untuk dapat dilindungi oleh hak cipta, permainan video tersebut haruslah berupa ekspresi yang orisinal, yaitu seluruh unsur penyusunnya dibuat berdasarkan pemikiran masing-masing dari si pencipta unsur penyusun tersebut. Selanjutnya, peniruan pada dasarnya merupakan pelanggaran hak cipta. Namun jika hanya didasarkan kepada Undang-Undang No. 28 Tahun 2014, untuk dapat dikatakan sebagai pelanggaran hak cipta, peniruan harus dilakukan dengan mengambil dan/atau menggunakan ekspresi permainan video lain yang mencakup seluruh atau hampir seluruh unsur penyusun yang dapat dilindungi hak cipta dan termasuk juga serangkaian pengkombinasian unsur-unsur penyusun tersebut, secara seluruh atau sebagian yang substansial tanpa izin sehingga terdapat persamaan substansial antara karya orisinal dengan karya yang diduga meniru. ...... In general, this thesis discusses about the phenomenon of video game copying that results in another video games that is similar to the original game. In relation to that, this thesis also discusses how copyright, especially Indonesians copyright based on Law Number 28 Year 2014 views this phenomenon, including how a video game can be protected by copyright and how far copyright protection can be provided, and whether or not the act of copying is included in the copyright infringement. The research method used in this thesis is juridical normative with secondary data type. Based on the review and the research that have been done, for it to be protected by copyright, the video games should be an original expression whereas the whole constituting elements are created based on the individual thoughts of the creators of the constituent elements. Furthermore, copying is basically an act of copyright infringement. However, if it is only based on the Indonesian Law No. 28 Year 2014, for it to be considered as a copyright infringement, copying should be done by taking and or using another video games expressions that includes all or nearly all of the constituent elements which can be protected by copyright which also includes a series of combination of the constituent elements, as a whole or substantially without permission thus the substantial similarities between the original works and the work that is allegedly doing the copying.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library