Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soffa Lutfiah
"ABSTRACT
Penimbangan balita sangat penting dilakukan untuk memantau pertumbuhan dan
melakukan deteksi dini permasalahan gizi. Rendahnya jumlah balita ditimbang di
Kecamatan Kramat Jati merupakan masalah serius yang harus dievalausi. Penelitian
ini bertujuan untuk mendapatkan hasil evaluasi D/S pada Kegiatan Penimbangan
Balita di Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur Tahun 2015. Penelitian ini
merupakan jenis cross sectional kualitatif menggunakan pendekatan evalausi CDC
dengan melakukan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Pemilihan
narasumber menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa masih butuh kerja keras dari semua pihak, terutama peran
lintas sektor dan organisasi profesi untuk meningktkan cakupan D/S.

ABSTRACT
Toddlers weighing is very important for growth monitoring and early detection of
nutritional problem. Low number of toddler weighed in Kramat Jati District is a
serious problem which must be evaluated. The study aimed to obtain the evaluation
result of D/S on toddler weighing in Kramat Jati District, East Jakarta 2015. This
study is cross-sectional qualitative study with CDC evaluation approach by
conducting in-depth interviews and documents review. Selection of interviewees
used purposive sampling technique. The results showed that it still needs hard work
from all parties or stake holders, especially from cross-sector role and professional
organizations to improve the D / S coverage."
[;;, ]: 2016
S63964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naima Hayati B.
"Angka Kurang Energi Protein (KEP) di Indonesia 63,9 % (SKRT,1997) sementara di Propinsi Sumatera Barat angka KEP Total sebesar 20,1 % dan Kabuptem Padang Pariaman 25 % ( Profil Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman 1998). Untuk menurunkan Angka KEP pemerintah melaksanakan program penimbangan di posyandu di setiap Desa. Kehadiran posyandu di setiap desa di harapkan mampu menurunkan angka KEP dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama balita.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran cakupan penimbangan balita di posyandu dilihat dari faktor-faktor kader yang berhubungan dengan cakupan penimbangan. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Padang Pariaman Propinsi Sumatera Barat.
Rancangan penelitian yang digunakan Cross Sectional. Sampel penelitian adalah kader posyandu yang terdapat di Kabupaten Padang Pariaman dan pengambilan sampel dilakukan secara Sistematic Random Sampling sebanyak 110 kader.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa 60 % cakupan penimbangan balita di posyandu Kabupaten Padang Pariaman masih rendah (DIS<60%) dan 40 % dengan cakupan penimbangan baik (DIS > 60 %). Penelitian ini menyimpulkan bahwa di Kabupaten Padang Pariaman tidak jauh berbeda antara posyandu yang mempunyai cakupan penimbangan baik dan yang kurang. Faktor supervisi petugas kesehatan, kemampuan motivasi kader, keaktifan kader, pendidikan kader dan pembinaan desa mempunyai hubungan yang bermakna terhadap cakupan penimbangan balita.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat direkomendasikan perlunya peningkatan kualitas dan kuantitas supervisi petugas kesehatan, pelatihan kader yang berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan motivasi kader, memberikan reward kader dalam menunjang keaktifan kader dan meningkatkan pembinaan desa guna meningkatkan cakupan penimbangan balita di posyandu tesebut.

The figure of Kurang Energi Protein (KEP) or Protein Energy Deficiency in Indonesia is 63,9%(SKRT), while in West Sumatera Province Total KEP reaches 20,1%, and in Padang Pariaman District it is 25% (Health Profile of Padang Pariaman District, 1998). To lower those figures on KEP, the government caries out a body weighing program for balita or children under five at posyandus or integrated health service posts shelter in every village. The existence of such posts is expected to decrease the figure of KEP and enhances the quality of health of the people, particularly children under five.
This study was aimed to obtain adescription of the range of the body weighing program for children under five at posyandus viewed in respect of factors on cadres that correlate with the rang of the program. This study was conducted in Padang Pariaman District of West Sumatra Province.
The research design employed was a cross sectional study included cadres of posyandus that spread in Padang Pariaman District. Sample selection was carried out through a systematic random sampling and come up with a number off 110 cadres. The study results reveal that 60% of the coverage of weighing program for children under five at posyandus in Padang Pariaman District is poor (D/S <60%) and 40% indicate good coverage of weighing program (DIS > 60%).
This study concludes that there is a little difference in figure between posyandus with good coverage of the program and posyandu with poor coverage of the program. Factors such as supervision by health staff, cadres' activities, cadres' education and guidance from the village office have significant correlation with the coverage of weighing program for children under five.
Based on the findings, it is recommended that the quality and the quantity of supervision by health staff be increased, regular training program for improving the quality of the cadres be established, cadres be rewarded for their involvement in the program and guidance from the village office be increased to expand the range of the weighing program for children under five in the local posyandus.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vidia Nuarista Annisa Larasaty
"Prevalensi kurang gizi di Indonesia, terutama stunting, masih tinggisementara cakupan penimbangan balita masih rendah. Penimbangan balita secarateratur adalah upaya untuk memantau pertumbuhan anak. Rendahnya pemantauanpertumbuhan balita menjadi salah satu sebab tidak teridentifikasikannya kuranggizi dan gangguan pertumbuhan sejak dini. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan pada perilaku penimbanganbalita. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang menggunakandisain cross sectional untuk menganalisis data sekunder Riskesdas 2010 di empatprovinsi di Kalimantan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 1303 balitayang diteliti, balita yang teratur ditimbang (≥ 4 kali dalam enam bulan terakhir)sebesar 33,8%. Sedangkan 39,2% balita tidak pernah ditimbang dalam enam bulan terakhir. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa proporsi penimbangan teratur lebih banyak pada balita yang berumur 6-23 bulan, keluarga dengan 1 anak balita, pendidikan ibu dan bapak yang tinggi, balita yang memiliki Buku KIA, KMS, dan catatan kesehatan. Uji multivariat menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan bermakna dengan perilaku penimbangan balita adalah umur balita, kepemilikan KMS, dan kepemilikan Buku KIA. Sedangkan faktor yang paling dominan adalah kepemilikan Buku KIA (OR 5,4). Diharapkan pemerintah dapat memfokuskan pada penguatan Posyandu dan menekankan kepada masyarakat bahwa Posyandu harus dimanfaatkan dengan baik hingga balita berumur 5 tahun. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat mengungkap penyebab dari perilaku penimbangan yang tidak teratur pada balita.

Malnutrition prevalence in Indonesia, especially stunting, is still high while the scope of weighing is still low. Under-five children regularly weighing is an attempt to monitor children?s growth. Low monitoring of children's growth became one cause of malnutrition and growth disorders cannot be identified. The purpose of this study is to know factors that associated to under-five children weighing behavior. This study is a type of quantitative research that uses crosssectional design to analyze secondary data of Riskesdas 2010 in four provinces in Kalimantan.
The result of this study shows that from 1303 under-five children, children who were regularly weighed (≥ 4 times in the last six months) in 2010 is 33,8%. On the other hand, 39,2% under-five children were not weighed in the last six months. Bivariate test shows that the proportion children who were more regularly weighed is on children aged 6-23 months, family with one under-five child, mother and father?s high education, under-five children who have Maternal and Child Health Handbook, Road to Health Chart, and Health Record. Moreover, multivariate test shows that the factors that significantly associated with under-five children weighing behavior are under-five children's age, Road to Health Chart ownership, and Maternal and Child Health Handbook ownership. The most dominant factor is Maternal and Child Health Handbook ownership (OR 5,4). Government is expected to focus on Integrated Health Post reinforcement and more emphasized to citizens that Integrated Health Post can be well utilized by children until five years old. Further studies are expected to reveal the causes of irregular weighing behavior in under-five children."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Juni Astuti
"Obat merupakan kebutuhan primer manusia yang harus memenuhi kriteria efficacy, quality, dan safety. Sebelum digunakan oleh pasien semua kriteria harus dipenuhi. Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) bertanggung jawab memastikan mutu obat dari produksi hingga distribusi. Pada era globalisasi, industri farmasi menghadapi persaingan ketat dan harus meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas. Produktivitas dipengaruhi oleh pengelolaan sumber daya manusia dan kinerja sesuai standar CPOB. Beban kerja yang tidak seimbang dapat memicu stress dan kerugian perusahaan. Analisis beban kerja di lini penimbangan penting untuk memperbaiki prosedur kerja dan mengoptimalkan sumber daya. Time study sering digunakan untuk mengukur dan meningkatkan produktivitas. Laporan ini membahas studi waktu pada penimbangan di PT Finusolprima Farma Internasional untuk mengetahui waktu kerja rata-rata, faktor penghambat, dan kegiatan penimbangan. Hasil menunjukkan pentingnya penyesuaian SOP dengan kegiatan di area penimbangan untuk mencegah kontaminasi dan meningkatkan produktivitas. Proses penimbangan, sanitasi ruangan dan alat timbang, serta personalia yang terlatih merupakan kunci untuk menjaga kualitas produk steril yang diproduksi perusahaan ini.

Medicine is a primary human need that must meet the criteria of efficacy, quality, and safety. Before being used by patients, all criteria must be met. Good Manufacturing Practices (GMP) is responsible for ensuring drug quality from production to distribution. In the era of globalization, the pharmaceutical industry faces intense competition and must improve effectiveness, efficiency, and productivity. Productivity is influenced by human resource management and performance according to CPOB standards. Unbalanced workload can lead to stress and company losses. Workload analysis in the weighing line is important to improve work procedures and optimize resources. Time studies are often used to measure and improve productivity. This report discusses a time study on weighing at PT Finusolprima Farma Internasional to determine average working time, constraining factors, and weighing activities. The results show the importance of adjusting SOPs to the activities in the weighing area to prevent contamination and improve productivity. The weighing process, sanitation of the room and weighing equipment, and trained personnel are key to maintaining the quality of sterile products produced by this company.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sutanto
"Keadaan gizi masyarakat, terutama status gizi anak balita, adalah salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Prevalensi gizi kurang pada anak balita di Kota Tangerang sebesar 17,35%. Keadaan ini dapat dideteksi melalui pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak balita di posyandu. Cakupan penimbangan balita (D/S) di posyandu Kota Tangerang tahun 2006 masih rendah, yaitu 50,2%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran, faktor-faktor yang berhubungan, dan melihat faktor yang paling dominan terhadap cakupan penimbangan balita di posyandu di Kota Tangerang tahun 2006. Rancangan penelitian adalah cross-sectional, dengan dilakukannya FGD sebagai data pendukung ibu balita (pendidikan dan jumlah anak balita) yang dilaksanakan dari tanggal 11-21 Juni 2006 di Kota Tangerang. Sampel posyandu sebagai unit analisis sebanyak 200 posyandu. Untuk mendapatkan data karakteristik posyandu, setiap posyandu diambil sampel ketua kader, sehingga jumlah sampel keseluruhan adalah 200 responden. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana. Data karakteristik posyandu merupakan agregat dari seluruh responden (ibu kader) tiap posyandu. Data yang dikumpulkan mencakup cakupan penimbangan posyandu, faktor kader (umur, pendidikan, masa kerja, pengetahuan, dan pelatihan), supervisi petugas kesehatan, pembina kelurahan (frekuensi kunjungan ke posyandu, frekuensi pemberian dana, dan frekuensi rapat membicarakan posyandu), serta kelengkapan sarana pokok penimbangan di posyandu. Analisis dilakukan secara deskriptif, korelasi, uji t independen, ANOVA, dan regresi linier.
Rata-rata cakupan penimbangan balita di posyandu di Kota Tangerang adalah 50,82%. Hasil uji menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan secara signifikan adalah pengetahuan kader. Dengan uji regresi linier, faktor yang paling dominan mempengaruhi cakupan penimbangan balita adalah rapat posyandu di kelurahan.
Untuk meningkatkan cakupan penimbangan balita di posyandu, perlu dibuat kebijakan dari kepala daerah mengenai pembentukan kelompok kerja operasional (Pokjanal) posyandu. Selain itu, saat rapat kader di puskesmas, materi perlu disesuaikan dengan kebutuhan kader. Pelaksanaan pelatihan kader harus disesuaikan antara waktu yang disediakan dengan metode dan banyaknya materi yang harus disampaikan. Kelurahan diharapkan mengadakan rapat rutin bulanan dalam rangka evaluasi dan perencanaan kegiatan posyandu.
DAFTAR PUSTAKA: 39 (1978-2006)"
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T32008
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamka Decky Purnama
"Aktivitas manual handling masih sering dijumpai pada suatu industri. PT X adalah salah satu industri farmasi dimana masih terdapat aktivitas manual handling pada bagian penimbangan bahan baku departemen produksi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran keluhan muskuloskeletal pada pekerja bagian penimbangan bahan baku departemen produksi PT X pada tahun 2015. Penelitian dilakukan terhadap 6 responden pada bulan April ? Mei 2015 menggunakan desain cross sectional, dimana data primer berupa foto-foto hasil observasi, kuesioner, dan wawancara responden. Adanya keluhan pada responden digambarkan dengan menggunakan Nordic Body Map Questionnaire. Tingkat risiko ergonomi dianalisis menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA) pada setiap task di area penimbangan bahan baku.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keluhan pada beberapa bagian tubuh. Keluhan muskuloskeletal terbanyak terdapat pada bahu kanan (83,3%), dan keluhan pada leher bagian atas (66,7%). Distribusi keluhan terhadap karakteristik pekerja digambarkan berdasarkan umur, masa kerja, dan kebiasaan merokok. Pekerja dengan umur ≥ 30 tahun lebih berisiko (32,3%), pekerja dengan masa kerja < 5 tahun lebih berisiko (20,8%), dan pekerja yang bukan perokok lebih berisiko (27,1%) terhadap adanya keluhan muskuloskeletal. Pada bagian penimbangan bahan baku terdiri dari beberapa task dengan tingkat risiko ergonomi yang berbeda-beda. Risiko ergonomi tertinggi terdapat pada task penimbangan bahan baku dengan nilai REBA 10 yang termasuk dalam risiko ergonomi tinggi.

Manual handling activities is often found in industry. PT X is an industry of pharmaceutical where manual handling activity is usually conducted in raw material dispensing area of production department. This study aims to provide an overview of musculosceletal symptom in raw material dispensing?s worker of production department of PT X in 2015. The study was conducted on 6 respondents in April - May 2015. Study design is cross sectional, which primary datas was obtained from observational pictures, questionnaire, and renpondents interview. Musculoskeletal symptom was observed by Nordic Body Map questionnaire. Ergonomic risk level was analyzed by Rapid Entire Body Assessment (REBA) in any task of raw material dispensing area.
The result showed that there are symptoms in some parts of physical body. Most musculoskeletal symptom is in right shoulder (83.3%), and symptom in upper neck (66.7%). Symptom distribution of worker characteristics is described by age, period of work, and habitual smoking. Worker who is 30 years old or more is greater (32.3%), worker with less than 5 years period of work is greater (20.8%), and worker without habitual smoking is greater (27.1%) of having musculoskeletal symptom. Raw material dispensing consists of some tasks with different ergonomic risk level. The highest ergonomic risk is in task of raw material weighing which REBA score is 10 which is in high risk level category.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43479
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library