Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sidik Mastrilianto
Abstrak :
ABSTRAK
Liquefied Petroleum Gas atau yang biasa kita kenal dengan sebutan LPG, saat ini sudah menjadi kebutuhan harian bahkan termasuk kebutuhan dasar bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Dengan sifat dan karakter dari LPG yang mudah terbakar, bahkan mudah meledak untuk kondisi-kondisi tertentu, maka kiranya diperlukan analisa dan penilaian bahayanya. Kajian dalam tulisan ini bertujuan mengetahui dan menganalisa gambaran fasilitas penampungan LPG dan tingkat kemungkinan kebakaran I peledakan serta pengaruh dari penilaian resiko terhadap resiko kebakaran I peledakan, menggunakan DOW Indeks. Disain penelitian yang digunakan adalah Descriptive Analitik, dimana; Pertama, akan merincikan faktor-faktor yang berhubungan dengan komponen material, bahaya-bahaya unit proses, dan kontrolnya. Kemudian, fal ABSTRACT
Liquefied Petroleum Gas which known as LPG, now consumed by the most of people in indonesia. With the tlammability character ofthe LPG, and possibility to explode in specific condition, hence presumably need to conduct analysis and tire hazard identilication prior and during LPG storage facility operations. Evaluation in this article is aim to know or analyze the risk assessment for tire/ explosion LPG storage facility by using DOW index. The research design is Descriptive Analytic, and it will be analyzing the detail for any factors with the components; material, unit process hazard and control. Hereinafter, all factors will be classiied in two components of risk: probability factor and consequences factor, as F&E Index, Damage Factor and Maximum Probable Property Damage. Finally, all factors will be analyzed by using matrix to get the level of the risk. The risk assessment emphasis to any possibility of LPG release from storage tank it self, till and discharge line, vapor balance line and aggregate components likes flanges or pipe connection, pumps and valves. The result of risk assessment will be re-analyzed for further action to reduce or minimize the present risk categories. Hopefully this analysis could contribute to prevent any identitied risks in the companies which are having LPG storages.
2007
T34573
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febreza Ramadhan Sayih
Abstrak :
Sektor konstruksi merupakan salah satu sektor yang menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja, Pelaksana konstruksi menurut undang-undang nomor 18 tahun 1999 adalah penyedia jasa perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli professional dibidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik yang lain. PT. X adalah perusahaan konstruksi yang bergerak dalam bidang elektrikal yang mempunyai spesialisasi power control, otomatisasi, dan efisiensi energi. Dalam proses pekerjaannya kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan memilki berbagai macam potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja karena melibatkan berbagai macam peralatan, alat-alat listrik, dan banyaknya interaksi antara pekerja dengan peralatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko dan tingkat risiko pada proses pemasangan dan instalasi battery yang dilakukan oleh PT. X di gedung Telkomsel Bumi serpong damai. Penilaian risiko dilakukan dengan menganalisis nilai kemungkinan, pemajanan dan konsekuensi dari setiap tahapan pekerjaan yang kemudian dibandingkan dengan standar level risiko semi kuantitatif W.T. Fine J untuk mengetahui level risiko yang ada pada setiap tahapan proses pemasangan dan instalasi battery. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode semi kuantitatif AS/NZS 4360:2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa level risiko yang dimiliki pada setiap langkah pekerjaan pada proses pemasangan dan instalasi battery meliputi level very high, priority 1, substantial, priority 3 dan acceptable. ......Construction is one sector that implementing occupational health and safety, managing the construction according to UU no 18 of 1999 is the service provider an individual or business entity that otherwise skilled professional in the field of construction services implementation that is able to organize activities to accomplish a result of planning a building form or other physical form. PT. X is a construction company that specializes in electrical power which specializes power control, automation, and energy efficiency. In the process of operational work undertaken by the company, has different kinds of potential safety and health hazards because it involves a wide range of equipment, power tools, and the number of interactions between workers and equipment. The purpose of this study was to determine the risk and level of risk in the process of battery installation is carried out by PT. X in the Telkomsel building centre BSD City in 2012. Risk assessment carried out by analyzing the possibility, exposure, and consequence of each phase of work, then compared with the standard semi-quantitative risk level WT Fine J to determine the level of risk at each stage of the process of battery installation. The study was a descriptive analytical study using semi-quantitative method AS / NZS 4360:2004. The results showed that the level of risk that you have on each job step in the process of installation and installation of battery include very high level, priority 1, substantial, priority 3 and acceptable.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Setyowati
Abstrak :
Salah satu dampak dari pelayanan rumah sakit adalah limbah, menurut sifatnya limbah dibagi menjadi limbah cair, gas dan padat. Limbah paclat terdiri dari limbah medis dan non medis. Limbah rumah sakit tcrdiri dari limbah rumah tangga 70-85 %, limbah pathologis 15 %, limbah kimia dan farmasi 3 %, Iimbah radioaktif/sitotoksis 1 % dan Iimbah medis tajam 1 %. Limbah medis tajam walaupun jumlahnya hanya sekitar 1 %, tetapi memiliki risiko ganda yaitu selain bisa mengakibatkan cedera juga bisa mengakibatkan infeksi bila terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen. Untuk menjamin keselamatan tenaga kelja maupun masyarakat disekitar rumah sakit maka periu diterapkan kebijakan sistem manajemen keseiamatan dan kesehatan kerja dimana salah satunya dengan melakukan kegiatan pengelolaan dan monitoring limbah rumah sakit secara komprehensive dan tepat guna. Langkah awal yang dibutuhkan adalah mclakukan penilaian risiko terhadap penanganan limbah di Rumah Sakit. Untuk mengetahui seberapa bcsar risiko yang mungkin terjadi pada penanganan limbah medis tajam di RSUD Karawang, penulis mencoba untuk melakukan penilaian risiko Secara semi kuantitatif terhadap penanganan limbah medis tajam di RSUD Karawang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus melalui observasi iapangan, wawancara, kuisioner dan pengumpulan data sekunder. Populasi penelitian terhadap petugas mmah sakit yang uraian mgasnya berhubungan dengan kegiatan penggunaan, pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan sementara dan pengolahan limbah medis tajam, yaitu perawat ruang Rawat Inap Anak, Instalasi Gawat Darurat, petugas L8b0I'8l0fiUm Patologi Klinik & petugas Sanitasi yang dibanm petugas kebersihan, dengan alasan karena petugas di unit kerja tezsebut paling banyak berhubungan dengan lmbah medis tajam. Hasil penelitian menunjukkan alat medis tajam yang paling banyak digunakan adalah spuit disposible (6l,94 %), jenis kcgiatan yang berhubungan dengan penggunaan alat medis tajam paling banyak adalah menyuntik ( 301 kali/hari untuk perawat ruang rawat anak, 91 kali/hari untuk perawat IGD) dan pengambilan darah untuk petugas Laboratorium (20 kali dengan spuit dan 205 kali dengan Iancet/autoclix). Alat pelindung Did tidak selalu/lcngkap dipakai dengan alasan merasa kurang nyaman atau lupa memakai, juga penyediaannya yang tidak sesuai dengan permintaan.Pengawasan dari manajemen masih kurang, penyediaan kontainer dan troli tidak sesuai standar, belum semua petugas mendapat imunisasi Hepatitis B, SOP ada tetapi perilaku petugas tidak sesuai SOP. Sebagian besar risiko yang mungkin teljadi adalah tergores/tertusuk. Hasil penelitian pada tahap pembuangan dan penyimpanan scmentara didapat level priority I, pada tahap pcngangkutan dan penghancuran pada level substantial dan pada tahap pembakaran dan penanaman abu pada level priority 3. ...... One of hospital services impact is waste, according to its eharacteristict, waste is classified into fluid waste, gas and solid. The solid waste eonsist of medical waste and non medical waste, Hospital waste consist of household waste 70-85 %, pathology waste 15 %, chemical waste and pharmacy 3 %, radioactive/sitotoxis waste l % and sharp medical waste 1 %. The sharp medical waste, even it is only l % but it has double risk, it can cause not only injury but also can cause infection if it contaminated by pathogen microorganisme. To quarantee the employee's safety and the society around the hospital, it needs to be applied the management policy sistem of occupational health and safety by doing management handling and monitoring hospital waste comprehensively and effectively. The first step which is needed to do risk assessment toward waste handling at the hospitaL To know how big the risk possible happen in handling sharp medical waste at the General Hospital karawang, the writter tries to do semi quantitative risk assessment toward sharp medical waste handling at Karawang General Hospital. The research is an analytic descriptive research with case study approachment by observation, interview, questlonary and secondary data collection. The research was done to the hospital employee whose jobs related to using activitylcollection,transportation, temporarly storage and sharp medical waste management. They are nurse in Children Nursery Ward, Emergency Iustalation and the employee of Clinic Pathology Laboratory, Sanitation employee who is helped by cleaning service, by the reason that the employees in those places most related to the sharp medical waste. The research shows that much sharp medical equipment which used is diposible spuit (61,94%), type of activity related to the using of sharp medical equipment is injection/give injection ( 301 times/day for Children Nursery Ward, 91 times / day for Emergency instalation) and blood taking for the iaboratory employees ( 20 times with disposible spuit and 205 with autoclix/lancet). Personal Protective Equipment isn?t complete or isn?t worn by reason that they don't feel comfortable or forget to wear, and it isn?t suitable to the request. The supervision of management to the empolyee?s safety is still less, equipping of sharp medical waste container and trolley are not OSHA standar. The employees haven't got the Hepatitis immune yet (Children Nursery ward 52,63 %, Emergency lnstalation 72,22 %, Laboratory 57,14 %, sanitation and cleaning ofiiecr haven?t got at all ), there is SOP (Standar Operating Procedure), but the employees attitudes are not suitable with the SOP. Most possible risk happen are stabbing and scratching, the research result is obtained in the disposal step and temporarly storage in priority 1 level, while in the transportation step and destroying in the substantial level and in the burning and ash handling the level is priority 3.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Okviana
Abstrak :
Level identifikasi bahaya di industri konstruksi bisa dikatakan cukup rendah jika dikaitkan dengan jumlah kecelakaan konstruksi yang terjadi. Kemampuan identifikasi bahaya sangat tergantung pada kompetensi SDM dalam mengidentifikasi bahaya serta indentifikasi kondisi dan tindakan tidak aman. Pencapaian unjuk kerja pada unit kompetensi “Identifikasi dan Pengendalian Resiko Bahaya” serta “Mengontrol Tindakan dan Kondisi Tidak Aman” untuk jabatan kerja ahli muda K3 Konstruksi perlu dievaluasi untuk mengetahui hambatan – hambatan yang menghalangi pencapaian unjuk kerja. Strategi pelatihan berbasis kompetensi yang bertujuan untuk meningkatkan ujuk kerja pada unit kompetensi kompetensi “Identifikasi dan Pengendalian Resiko Bahaya” serta “Mengontrol Tindakan dan Kondisi Tidak Aman” perlu disusun berdasarkan hasil temuan hambatan – hambatan yang ada. Tahapan pertama fokus pada uji validasi pakar terhadap indikator unjuk kerja pada setiap kriteria unjuk kerja, dan yang kedua fokus pada evaluasi pencapaian indikator unjuk kerja pada setiap kriteria unjuk kerja, dan yang ketiga fokus pada identifikasi hambatan – hambatan yang ditemukan oleh Ahli Muda K3 Konstruksi pada kriteria unjuk kerja dengan gap kompetensi yang paling dominan. Dan yang keempat fokus pada penyusunan modul pelatihan untuk mengatasi hambatan – hambatan yang ditemukan. Metode pengumpulan data dengan kuisioner dilakukan untuk memenuhi tujuan penelitian pertama dan kedua. Wawancara dilakukan untuk memenuhi tujuan penelitian ketiga. Studi Literatur dilakukan untuk memenuhi tujuan penelitian keempat. Dari hasil evaluasi pencapaian unjuk kerja didapatkan kriteria unjuk kerja yang memiliki nilai frekuensi penerapan terendah berasal dari kriteria unjuk kerja “Sarana, teknik, proses dan metode penilaian resiko bahaya ditetapkan.” Hasil wawancara terhadap responden menunjukkan, penerapan indikator unjuk kerja pada elemen kompetensi yang ditinjau masih kurang, serta belum adanya standard penilaian resiko bahaya yang digunakan pada perusahaan responden. Modul pelatihan yang diusulkan disusun menggunakan Pedoman Penyusunan Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktifivitas NO : KEP.224/LATTAS/VIII/2006. Beberapa hal yang mungkin bisa diperbaiki maupun dikembangkan dari penelitian ini diantaranya dilakukan wawancara yang lebih mendalam untuk mencari gap pencapaian indikator unjuk kerja secara lebih terperinci dan spesifik lagi, selanjutnya dapat dilakukan uji coba draft modul untuk mengetahui kelayakan modul yang telah disusun. ......Level of hazard identification in the construction industry is low. The ability to identify hazards is very dependent on the competence of human resources in identifying hazards and identifying unsafe conditions and actions. Performance achievement in the competency units "Identification and Control of Hazard Risks" and "Control of Unsafe Actions and Conditions" for the job title of a Construction Safety Technician needs to be evaluated to determine the obstacles that hinder performance achievement. Competency-based training strategies that aim to improve the performance of the competency units "Identification and Control of Hazard Risks" and "Control of Unsafe Actions and Conditions" need to be formulated based on the findings of existing constraints. The first stage focuses on the expert validation test of performance indicator on each performance criterion, and the second stage focuses on evaluating the achievement of performance indicators for each performance criterion, and the third focuses on identifying the constraints found by Construction Safety Technician on performance criteria with competency gaps that are most dominant. And the fourth focuses on developing training modules to overcome the obstacles found. The data collection method by using a questionnaire was carried out to meet the first and second research objectives. Interviews were conducted to fulfill the third research objective. Literature study was carried out to fulfill the fourth research objective. From the results of the performance achievement evaluation, it is known that the performance criteria that have the lowest frequency of application are derived from the performance criteria "Methods, techniques, processes and methods of hazard risk assessment are determined". The results of interviews with respondents indicate that the application of performance indicators to the competency elements under review is still lacking, and there is no hazard risk assessment standard used in the respondent's company. The proposed training modules are prepared using the Competency Based Training Module Guidelines based on the Decree of the Director General of Productivity Training and Development NO: KEP.224 / LATTAS / VIII / 2006. Some things that may be improved or developed from this research including test the module draft to determine the feasibility of the modules that have been compiled
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library