Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Suadi
"
ABSTRAKPengupasan sabut kelapa dengan cara tradisioanal masih saja dilakukan orang terlebih di daerah-daerah pedesaan. Demikian halnya mesin-mesin pengupas sabut kelapa yang diharapkan akan mampu memberi solusi mengatasi adanya kelemahan pada alat yang digunakan dengan cara tradisional. Namun keberadaan mesin-mesin kian hari kian berkembang. Sehingga dilakukanlah suatu penelitian dengan melakukan rancang bangun terhadap mesin pengupas sabut kelapa yang baru dengan kapasitas besar dan semi kontinu. Mesin ini mengalami perubahan dan inovasi dari mesin-mesin yang sudah ada sebelumnya. Kegiatan penelitian diawali dengan melakukan perancangan terhadap mesin, kemudian hasil perancangan direalisasikan dalam bentuk pembuatan mesin dan akhirnya dilakukan uji kinerja mesin. Pengujian dilakukan terhadap tiga jenis kelapa yang keadaan kulitnya basah, sedang dan kering. Masin-masing buah kelapa yang diuiji sebanyak 10 buah. Pada hasil pengujian Waktu rata-rata pengupasan untuk tiap buah kelapa yang bersabut basah selama 13,1 detik per buah, untuk kelapa sedang 17,2 detik dan untuk kelapa kering selama 22 detik. Sedang kapasitas mesin adalah: untuk pengupasan jenis kelapa basah, kapasitas mesin adalah sebanyak 275 buah/jam, untuk kelapa sedang adalah sebanyak 209 buah/jam dan untuk kelapa kering sebanyak 163 buah/jam. Hasil kesimpulan dari penelitian adalah: analisis secara umum kelapa basah lebih mudah dikupas, sebab kelapa basah seratnya lebih banyak mengandung air sehingga gampang/lebih mudah dipisahkan dari kulitnya dibandingkan dengan kelapa yang lebih kering, seratnya hampir tidak mempunyai kadar air atau kondisi sabut kelapa kering.
"
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2019
338 PLMD 22:1 (2019)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Kania Putri Zakira
"
ABSTRAK<>br>
Laporan ini membahas mengenai prosedur audit atas akun biaya pengupasan tanah yang ditangguhkan pada PT ICM, perusahaan yang bergerak dalam industri pertambangan, konstruksi, dan perdagangan batubara. Prosedur audit yang dilakukan terhadap akun biaya pengupasan tanah yang ditangguhkan pada PT ICM meliputi prosedur substantif, uji rincian, dan prosedur analitis. Pada periode audit tahun 2016, terdapat isu akuntansi terhadap akun terkait berupa risiko kelebihan pencatatan pada akun biaya pengupasan tanah yang ditangguhkan karena terdapat beberapa tambang tercatat memiliki saldo biaya pengupasan tanah yang signifikan namun tidak memiliki aktivitas penambangan apapun pada tahun terkait. Berdasarkan hasil audit, auditor sudah menyelesaikan isu terkait dan menyimpulkan bahwa tidak terdapat salah saji yang material sehingga tidak terdapat penyesuaian atas laporan keuangan PT ICM tahun 2016.
ABSTRACT<>br>
This report discusses audit procedures for deferred stripping costs of PT ICM, a company which operates on coal trading and coal construction in the mining industry. Audit procedures for deferred stripping costs of PT ICM comprise of substantive procedure, tests of details, and substantive analytical procedure. In the 2016 audit period, there rsquo s an accounting issue to related account that is overstatement risk of deferred stripping costs due to several pits recorded have significant deferred stripping costs balance yet there wasn rsquo t any mining activity in those pits. According to audit results, auditors have solved this issue and concluded that no material misstatement regarding deferred stripping costs resulting no adjustments needed for financial statement of PT ICM for the year 2016. "
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Dea Hastaviningsih
"Skripsi ini berisi tentang dampak akuntansi dan perpajakan dari penerapan ISAK 29 pada perusahaan pertambangan batu bara (studi kasus: PT TMU). Pada tahap produksi, TMU mengeluarkan biaya atas pengupasan lapisan tanah untuk mendapatkan batu bara yang terdapat di area konsensi. Sebelum ISAK 29 berlaku, TMU mengakui biaya tersebut sebagai aset berdasarkan PSAK 33 Revisi 2011. ISAK 29 mensyaratkan Perusaahaan hanya mengakui biaya atas aktivitas pengupasan lapisan tanah yang memiliki manfaat untuk meningkatkan akses ke cadangan batu bara di masa depan, kemudian biaya yang dikapitalisasi tersebut diamortisasikan dengan metode unit produksi dan disajikan berdasarkan PSAK 19 aset tidak berwujud. Kesimpulannya Perusahaan harus merubah kebijakan akuntansinya untuk memenuhi persyaratan yang ada di ISAK 29 dan segera melakukan penerapan terhadap standar tersebut.
The objective of this study to analyze the impact of accounting and taxation aspect of implementation of IFAS 29 in coal mining company (case study: PT TMU). In Production phase, TMU spends stripping costs to get the coal in area of conssesion. Before IFAS 29 is applied, TMU recognize stripping costs as an assets based on PSAK 33 Revised 2011. IFAS 29 require Company to capitalized only cost which has benefits to improve access to ore in the future, then that cost will be amortized with unit production method and present based on PSAK 19 Intangible assets. The analysis of this paper, give conclusion that The company have to change their accounting policy to meet the requirement of IFAS 29 and apply it as soon as possible."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57897
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library