Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nandang setiawan
"Seiring bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, emisi karbon dari sektor transportasi meningkat. Salah satu solusi untuk mengurasi emisi karbon dan menghemat bahan bakar adalah menggunakan material ringan seperti paduan magnesium AZ31B, yang memiliki rasio kekuatan terhadap berat lebih baik dibandingkan aluminium dan baja. Namun, pada suhu ruang, AZ31B memiliki keterbatasan bentuk akibat struktur kristalnya yang berbentuk HCP. Untuk meningkatkan sifat mampu bentuk dan memperbaiki sifat mekanis dapat dilakukan dengan proses annealing. Penelitian ini mengevaluasi efek annealing pada lembaran AZ31B yang mengalami pencanaian dingin dengan deformasi 18%. Ukuran butir pada sampel awal didapatkan nilai sebesar 11.59 μm. Annealing pada 350°C selama 30–90 menit meningkatkan ukuran butir dari 9.31 μm menjadi 16.69 μm, menurunkan kekerasan dari 74.89 HV menjadi 47.89 HV, sesuai dengan persamaan Hall-Petch (HV = 205.57 × 1/√d - 2.419). Tegangan luluh turun dari 205.66 MPa menjadi 175.33 MPa, sementara elongasi meningkat dari 27% menjadi 30%. Selain itu, strain hardening exponent (n-value) naik dari 0.25 menjadi 0.283, menunjukkan peningkatan keuletan dan kemampuan deformasi plastis material.

As the number of motor vehicles increases, carbon emissions from the transportation sector continue to rise. One solution to reduce emissions and energy consumption is to use lightweight materials such as magnesium alloy AZ31B, which offers a better strength-to-weight ratio compared to aluminum and steel. However, at room temperature, AZ31B has limitations in formability due to its hexagonal close-packed (HCP) crystal structure. To improve formability and enhance mechanical properties, an annealing process can also be applied. This study evaluates the effects of annealing on AZ31B sheets subjected to cold rolling with 18% deformation. The grain size in the initial sample was measured to be 11.59 μm. Annealing at 350°C for 30–90 minutes increases the grain size from 9.31 μm to 16.69 μm, reducing hardness from 74.89 HV to 47.89 HV, following the Hall-Petch equation (HV = 205.57 × 1/√d - 2.419). Yield strength decreases from 205.66 MPa to 175.33 MPa, while elongation increases from 27% to 30%. Additionally, the strain hardening exponent (n-value) rises from 0.25 to 0.283, indicating improved ductility and plastic deformation capability."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar Rachman Aji
"Uji banding dilakukan untuk mengetahui kelayakan alat laboratorium dengan alat laboratorium lain yang telah terakreditasi. Pada penelitian ini, uji banding dilakukan menggunakan sampel film plastik BOPP (Biaxial Oriented Polypropylene) untuk membuktikan mesin uji tarik LFPlus yang dimiliki oleh Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI (DMM FTUI) layak digunakan. Uji banding ini menggunakan standard ASTM D 882. Hasil uji banding laboratorium DMM FTUI dengan laboratorium PERTAMINA memperlihatkan selisih persentase < 2 %.
Setelah uji banding, uji tarik dengan variasi kecepatan tarik 100; 300; 500; 700 dan 900 mm/min dan lebar sampel 10; 17,5; dan 25 mm diuji tarik masing-masing sebanyak 9 sampel untuk mendapatkan kondisi terbaik dari mesin LFPlus. Dari pengujian tersebut, lebar sampel 17,5 mm merupakan kondisi pengujian yang optimum dan mempunyai sifat reproducibility yang baik karena memperlihatkan hasil kuat tarik yang cenderung stabil pada variasi kecepatan. Secara keseluruhan kecepatan tarik 500 mm/min dapat digunakan pada berbagai variasi lebar, hal ini sesuai dengan ASTM D 882. Namun untuk meningkatkan produktifitas, lebar sampel 17,5 mm dengan kecepatan tarik 700 mm/min dapat menjadi alternatif. Fenomena luluh yang terjadi pada sampel film plastik BOPP dapat terbaca dengan program Nexygen pada kecepatan tarik rendah atau 100 mm/min, dan fenomena penurunan beban setelah luluh (post-yield stress drop) terlihat jelas pada
kecepatan tarik tinggi atau 900 mm/min.
Penelitian ini diharapkan menjadi acuan mesin uji LFPlus milik Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Cross-check testing is done to know the feasibility of the laboratory?s instrument with the other instrument which has been accredited. The cross-check testing use BOPP plastic film to know the feasibility of tensile machine tester LFPlus belonging to Departement of Metallurgy and Materials FTUI. This testing is based on ASTM D 882. The difference of cross-check testing of DMM FTUI?s laboratory and PERTAMINA?s laboratory are less than 2 %.
The tensile test with tensile speed 100; 300; 500; 700 and 900 mm/min and width of sample 10; 17,5; and 25 mm variation was done to 9 sample respectively, after the cross-check testing to get the good condition of the LFPlus machine?s tensile tester of plastic film. This test uses sampling method according to the condition of the instrument and ASTM D 882 standard. The result of the test, width of 17,5 mm is the optimum testing condition and has a good reproducibility because the tensile strength was stable in speed variations. Generally, the tensile speed of 500 mm/min can be used in many witdh variations, the result was appropriated to ASTM D 882. But to increase productivity, the sampel width of 17,5 mm and tensile speed 700 mm/min can be the alternative. The yield phenomenon can only read by Nexygen program if it has lower tensile speed or tensile speed of 100 mm/min and post-yield stress drop phenomenon could be seen more clearly at high tensile speed or tensile speed of 900 mm/min.
Hopely this research could be the reference, so it will develop the quality of education at Departement of Metallurgy and Materials FTUI."
2008
S41784
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library