Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Jauza Naufal
Abstrak :
Kuat tekan dan modulus elastisitas merupakan parameter utama dalam menentukan kualitas beton. Kuat tekan merupakan kemampuan beton dalam menahan beban yang diterimanya. Modulus elastisitas sebagai tolak ukur elastis beton merupakan rasio dari tekanan yang diterima beton dengan deformasi per satuan panjang. Terdapat perbedaan formulasi dalam pengukuran nilai modulus elastisitas pada beton yang ditetapkan oleh American Concrete Institute. Hal tersebut menyebabkan ambiguitas dalam menentukan nilai modulus elastisitas. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai korelasi modulus elastisitas terhadap kuat tekan beton baik melalui pengujian destruktif maupun non-destruktif. Korelasi antara pengujian non-destruktif dan destruktif menghasilkan suatu fenomena beton yang observative sehingga perlu kajian lebih lanjut dalam menguji kualitas beton. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi antara pengujian non-destruktif terhadap pengujian destruktif dengan menggunakan beton instan non-OPC. Pengujian non-destruktif yang diaplikasikan berupa uji Schmidt Rebound Hammer, Windsor Pin Penetration, dan Ultrasonic Pulse Velocity. Sedangkan pengujian destruktif yang diaplikasikan berupa uji kuat tekan dan uji modulus elastisitas. Dari penelitian ini diperoleh hasil kedua metode pengujian yang digunakan untuk mengorelasikan antara pengujian destruktif dan non-destruktif. Dari ketiga metode pengujian non-destruktif tersebut merepresentasikan hasil yang baik terhadap kuat tekan dan modulus elastisitas. ......Compressive strength and elastic modulus are key parameters in determining the quality of concrete. Compressive strength refers to the ability of concrete to withstand the applied load. Elastic modulus, as a measure of concrete's elasticity, is the ratio of stress to strain per unit length. There are differences in the formulation of measuring the value of elastic modulus in concrete, as established by the American Concrete Institute. This leads to ambiguity in determining the value of elastic modulus. Therefore, further research is needed to study the correlation between elastic modulus and compressive strength of concrete, both through destructive (DT) and non-destructive testing (NDT). The correlation between NDT and DT yields an observational phenomenon in concrete, requiring further investigation to assess concrete quality. This study aims to analyze the correlation between NDT and DT using non-Ordinary Portland Cement (OPC) instant concrete. The NDT methods applied include the Schmidt Rebound Hammer, Windsor Pin Penetration, and Ultrasonic Pulse Velocity. The DT methods applied include the compressive strength test and the elastic modulus test. This research obtained the results of both testing methods used to correlate between DT and NDT. The three NDT methods represent good results for compressive strength and elastic modulus.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Egi Pratama
Abstrak :
Pemeriksaan mutu beton terpasang dapat dilakukan dengan menggunakan metode destruktif maupun nondestruktif. Pengujian destruktif mutu beton terpasang yang umum dilakukan adalah pengambilan sampel core drill. Sementara itu pengujian nondestruktif dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti hammer test, UPV test, pull out test, dll. Namun demikian pengujian nondestruktif tidak dapat langsung digunakan untuk mengkuantifikasi kuat tekan beton terpasang dilakukan pengkorelasian data secara valid. Dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan mutu beton terpasang dengan menggunakan pengujian destruktif yaitu pengambilan sampel core serta pengujian nondestruktif menggunakan hammer test. Studi kasus dilakukan pada bangunan objek kajian berupa bangunan dengan struktur rangka beton bertulang 4 lantai yang dibangun pada tahun 1987. Jumlah sampel hammer test yang diambil adalah sebanyak 32 buah, dimana 13 diantaranya dilengkapi dengan pengambilan sampel core. Dari 13 data irisan sampel core dan hammer test tersebut dilakukan penyusunan kurva strength relationship yang merupakan hubungan korelasi antara nilai Rebound hammer test terhadap kuat tekan beton. Dari persamaan korelasi yang diperoleh selanjutnya dapat dilakukan pengkonversian seluruh data nilai Rebound hasil hammer test terhadap kuat tekan beton terpasang sehingga jumlah sampel pengujian pada bangunan objek kajian menjadi lebih banyak jika dibandingkan dengan hanya menggunakan sampel core saja. Hasil analisis dan interpretasi terhadap data hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kuat tekan beton ekivalen terpasang pada bangunan objek kajian adalah sebesar (f_c ) ̅=12.21 MPa, dengan nilai kuat tekan pada 10-persentil fractile yang dihitung menggunakan Tolerance factor method (Hindo dan Bergstorm, 1985) dan Alternate method (Bartlett dan MacGregor, 1995) berturut-turut adalah f_(c,eq.1)^'=5.37 MPa dan f_(c,eq.2)^'=8.87 MPa.
Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2022
728 JUPKIM 17:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Yuwono
Abstrak :
Dalam tugas akhir ini akan dilakukan suatu studi mengenai sifat mekanis dari batu baia, yang dimulai dari pengukuran ukuran, massa jenis, nilai absorpsi dari batu bata. Penelitian lalu dilanjutkan sampai kepada uji kuat tekan, modulus elastisitas, kuat geser, dan modulus of rupture. Pada bagian awal dari skripsi mi dijelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, metode penulisan, maksud dan tujuan penulisan, dan sistematika pembahasannya. Lalu dibahas mengeuai pengujian destruktif pada batu bata, yang dimulai dengan pengukuran sifat fists dari batu bata yang meliputi pengukuran angka pori, kemudian diuji sifat mekanis dari batu bata yang dimulai dari uji kuat tekan, uji fleksural/flexure test, uji kekuatan geser/, dan uji modulus elastisitas, peraturan yang digunakan dalam peugujian splitting ini antara lain peraturan yang berasal dari ASTM Standards on Masonry, SKSNI, SNI, dan metode pengujian batu bata yang berasal dari LPMB (Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan). Rincian dari peraturan diatas dapat dilihat dalam daftar pustaka. Dari basil pengukuran didapatkan ukuran rata-rata dari batu bata untuk menentukan kualitas dari batu bata termasuk ke dalam yang mana. Dari pengukuran ini juga didapatkan massa jenis dari batu bata yang ada. Dari angka absorpsi yang didapatkan akan digunakan untuk mengetahui sejauh mana batu bata menyerap air. Seperti yang sudah disebutkan diatas dalam uji kuat tekan digunakan dua metode yaitu metode ASTM & Metode LPMB. Metode ASTM di bagi dua yaitu dengan capping dm tanpa capping. Sedangkan dalam metode LPMB terhadap benda unnya dilakukan perendaman dan material batu bata. Selanjutnya dibahas mengenai hasil pengujian dan anahsa terhadap hasil pengujian baik pengujian silat fisik maupun mekanik. Pembuhasan meliputi basil uji kuat tekan dan hasli modulus of rupture/modulus kehancuran menurut cara ASTM. Benda uji yang digunakaa dalam uji modulus off rupture im berupa batu bata utuh yang diletakkan pada dua perletakk-ati dai'i best. Uii kuat geser dalam penelitian ini menggunakan sampel batu bata berbentuk silinder yang bentuknya menyerupai benda uji silinder dari beton. Uji modiilus elastisitas menggunakan benda usi batu bata yang berbentuk silinder seperti benda uji untuk geser & Uji Modulus of Rupture menggunakan benda uji berupa batu bata utuh. Dari keseluruhan peneliriun telah diperoleh _ifat mekanis daii batu bata secara destruktif dan non destruktif Dalam hai ini penelitian yang penulis lakukan dtlakukan secara destruktif. Pada daftar pustaka dari skripsi ini juga diberikan referensi duri penulis uiituk nielakukan peneiitiun dan penulisan slaipsi ini. Setelah itu diakhin dengan lanipiran data hasil peiielitian, peraturati yang dsgunakaii, dan lain-lain. ......In this final project will be done a study about the mechanism characteristics on brick, which begin by density measurement and brick's absorption measurement. Then this observation will be continued to compressive strength, modulus of elasticity, shear strength, and modulus of rupture measurements. In the beginning of this final project will be explained about the background, problem statement, writing method, the reason and objective of this project, and the system of explanation. Later, the author will discuss about the destructive method testing on brick, which covered about porosity, and then about the mechanism characteristics on brick which began by compressive strength, flexure test, splitting, and modulus of elasticity testing. The standards which being used in this splitting testing consist of : ASTM Standards on Masonry, SKSNI, SNI and LPMB. The detail from the standards above can be seen in the list of references. From the size measurement the author can get the average sizes from the brick to judge the quality of the brick into its category. From this size measurement, the author can get also the relative density of the existing bricks. From the absorption number which found will be used to find out how much the brick will absorb water. As mentioned above in the compressive strength the author will used two methods which are the ASTM method and LPMB method. The ASTM method will be divided in two, which are with capping and with no capping methods. For the LPMB method the author will soak the brick specimen first before doing the compressive strength testing. Next the author will discuss about the solution of the testing and their analysis towards their physics and mechanics characteristics. The discussion will cover about compressive strength and modulus of rupture results according to ASTM standards. The specimen that is being used in this modulus of rupture testing will be a piece of full sized brick. From the whole of this research will be found the mechanism characteristics of the brick with destructive and non destructive methods. In this research the author use destructive methods. From the references in this final project will be given the list of references which are being use by author in doing this research. After that, this final project will be ended with the appendix and ASTM standard that being used for compressive strength, and etc.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S35019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almer Prabaswara Swardana
Abstrak :
Beton merupakan salah satu material konstruksi yang paling sering digunakan. Untuk dapat mengetahui kekuatan beton pada komponen struktur eksisting, diperlukan pengujian kuat tekan pada sampel beton inti yang diambil dari komponen strukur tersebut. Kuat tekan atau mutu beton merupakan properti material beton yang seringkali menjadi perhatian dalam suatu desain struktur. Namun, modulus elastisitas juga merupakan salah satu parameter yang penting dalam suatu desain struktur, seperti menentukan kekakuan struktur beton. Oleh sebab itu, diperlukan adanya studi mengenai modulus elastisitas beton inti menggunakan material yang ada di Indonesia, yang kemudian akan dibandingkan dengan literatur digunakan. Hubungan kuat tekan dengan modulus elastisitas pada beton inti yang menggunakan semen non-OPC (yaitu PPC atau Portland Pozzolan Cement) yang diukur menggunakan 3 buah ekstensometer memiliki persamaan berupa E = 10355ln(fc’) – 10944 (dalam MPa) untuk metode ASTM C469. Bila disesuaikan dengan bentuk ACI 318-14, yaitu dalam akar dari fc’ dan konstanta tersebut dihilangkan atau intercept nol, maka persamaan yang diperoleh untuk metode ASTM C469 adalah E = 4421√fc’ (dalam MPa). Hubungan antara hasil yang didapat jika dibandingkan dengan literatur ACI 318-14 adalah nilai modulus elastisitas beton dengan semen PPC lebih rendah daripada literatur ACI 318-14 untuk mutu 14,50 MPa sampai 39,03 MPa. ......Concrete is one of the most frequently used construction materials. To be able to determine the strength of the concrete in the existing structural components, it is necessary to test the compressive strength of the core concrete samples taken from these structural components. Compressive strength or quality of concrete is a property of concrete material that is often a concern in a structural design. However, the modulus of elasticity is also an important parameter in a structural design, such as determining the stiffness of a concrete structure. Therefore, it is necessary to study the modulus of elasticity of core concrete using existing materials in Indonesia, which will then be compared with the literature used. The relationship between compressive strength and elastic modulus in core concrete using non-OPC cement (ie PPC or Portland Pozzolan Cement) as measured using 3 extensometers has the equation E = 10355ln(fc') – 10944 (in MPa) for the ASTM C469 method. When adjusted to the ACI 318-14 form, namely in the roots of fc' and the constant is omitted or the intercept is zero, then the equation obtained for the ASTM C469 method is E = 4421√fc' (in MPa). The relationship between the results obtained when compared with the ACI 318-14 literature is that the elastic modulus value of concrete with PPC cement is lower than the ACI 318-14 literature for quality 14.50 MPa to 39.03 MPa.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library