Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1993
746.6 IND k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmud
Abstrak :
Krisis moneter yang menimpa bangsa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 hingga akhir tahun 2000 ini, belum ada tanda-tanda akan berakhir, bahkan telah berubah menjadi krisis multidimensi. Krisis tersebut, selain berdampak pada perubahan tatanan dalam segala aspek kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara, juga telah mengakibatkan semakin meningkatnya jumlah angka kemiskinan. Sebelum terjadinya krisis atau tepatnya akhir tahun 1996, jumlah penduduk miskin tercatat 21.854.800 jiwa (11 %) dan total pend uduk Indonesia (BPS, 1997,25-26). Namun dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan hasil Susenas BPS, sampal Juni 1998, jumlah penduduk yang berkategori miskin meningkat cukup tajam yakni mencapai 79,40 juta jiwa. Ini berarti, dalam kurun waktu kurang dan dua tahun, pertambahan angka penduduk miskin mencapai 363,30 %. Tetapi yang Iebih menarik diperhatikan untuk dikaji dan diteliti dan peningkatan jumlah angka kemiskinan tersebut, adalah realitas dan dimensi masalahnya. Kemiskinan ternyata tidak hanya dialami dan didominasi oleh penduciuk yang berlatar belakang pendidikan rendah, tidak memiliki ketrampilan dan keahlian, tidak mempunyaí pekerjaan tetap, malas, bodoh dan hal-hal lain yang telah didirikan dan diidentikkan dengan keberadaan orang-orang miskin, sebagaimana anggapan yang berlaku selama ini.Tetapi juga bisa menimpa dan menghimpit masyarakat yang memiliki ketrampilan an keahlian di bidang tertentu serta memiliki tingkat ketekunan dan keuletan yang tinggi dalam bekerja. Diantara masyarakat yang memiliki ketrampilan dan keahlian serta keuletan dan ketekunan dalam bekerja itu, namun masih dihimpit oleh masalah kemiskinan adalah masyarakat Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB, dimana sebagian besar penduduknya bermata pencahaniar' sebagai pengrajin gerabah. Salah satu indikator bahwa pekenjaafl mereka didasarkan atas ketrampilan dan keahlian yang disertai dengan keuletan dan ketekunan dalam bekerja, aclalah gerabah-gerabah yang dihasilkan oleh pengrajin telah menembus pasar mancanegara dan suclah rnendapatkan pengakuan standar mutu internasional, dengan diterìmanya Iso 9002 pada awal tahun 2000 ini. SelaIn itu, gerabah juga merupakan salah satu komoditas eksport dan Propinsi Nusa Tenggara Barat dengan nilai devisa yang dihasilkan menempati urutan ketiga setelah komoditas mutiara dan batu apung. Hanya saja, ketrampilan dan keahlian yang dimiliki pengrajin tersebut belum dapat mengangkat dan mengeluarkan mereka dan situasi cian himpitan kemiskinan yang dialaminya. Berbagai upaya dan program telah diluncurkan, balk oleh pemenintah maupun swasta untuk memberdayakan pengrajin. Misalnya melalui program IDT, Diktat, pemagangan dan bantuan modal usaha, namun belum menghasilkan manfaat yang optimal bagi peningkatan kesejahteraan hidup pengrajin. Ironisnya lagi, program-progam yang diluncurkan tersebut, manfaatnya Iebih banyak dirasakan oleh pengusaha gerabah atau pemifik modal (‘bos', istitah setempat) yang memodali pengrajin dalam berusaha. Penelitian ini menemukan bahwa salah satu hal mendasar yang menyebabkan pengrajin tidak bisa keluar dan lilitan kemiskinan adalah terbatasnya kemampuan mereka dalam mengakses pasar secara Iangsung, baik pada tingkat pasar domestik maupun pacla pasar globaL Keterbatasan ¡ni, setain dipicu oleh SDM pengrajin yang masih Iemah dalam membangun relasi dengan dunia di luar lingkungannya, juga karena ketiadaan modal (finansial) yang menunjang dan mendukung upaya dimaksud. Kelemahan pengrajin ini dimanfaatkan secara optimal oleh pengusaha gerabah untuk mencari keuntungan yang sebesar besarnya. Termasuk dalam menetapkan harga secara sepihak. Dengan demikian, pengrajin tidak memiliki 'bargaining position' yang signifikan atas pelaku pasar gerabah. Berdasarkan temuan tersebut, dipandang perlu bagi semua pihak terutama pemerintah dan lembaga-lembaga pemberdaya lainnya termasuk LSM dan pengusaha gerabah untuk memperkuat komilmennya dalam upaya mengentaskan kemiskinan pengrajin. Dengan adanya komitmen yang kuat, diharapkan tercipta komunikasi dan kerjasama serta koordinasi yang sinergis dan produktif dalam rangka pembinaannya, dengan tetap memperhatikan dimensi pemberdayaan, guna menunjang upaya pengentasan kemiskinan pengrajin secara komprehensif dan berkesinambungan. Selain ¡tu, perlu juga dipikirkan untuk mendirikan pusat informasi pasar gerabah yang bisa langsung diakses oleh pengrajin. Penelitian yang diabstraksikan di atas bersifat deskriptif kualitatit, sehingga dalam pelaksanaannya tidak menguji suatu teori atau pun hipotesis tertentu. Melainkan hanya mempelajari dan mencani sebab sebab kemiskinan pengrajin, disamping menjawab pertanyaan mengapa program pemberdayaan yang diluncurkan belum melepaskan mereka dan kemiskinan. Karena ¡tu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penelitian tentang Pengrajin Perak dan Bordir dilakukan di Kelurahan Gempeng Kecamatan bangil Kabupaten Pasuruan,Provinsi jawa Timur. Dipilihnya desa ini karena di wilayah ini banyak dijumpai pengusaha maupun tenaga atau perajin perak dan bordir....
PATRA 9(3-4) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Supangkat, Budiawati
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui mengapa usaha kerajinan peci di Ulujami tidak mengalami kemajuan walaupun telah mendapat bantuan dari pemerintah, dengan meneliti apakah ada mental dan tingkah laku kewiraswastaan di antara para pengrajin peci tersebut.Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah bahwa: (1) para pengrajin peci di Ulujami pada umumnya belum mempunyari mental dan tingkah laku kewiraswastaan; mereka yang mempunyai mental dan tingkah laku kewiraswastaan hanya sangat terbatas jumlahnya; dan bahwa (2) para pengrajin peci hanya akan maju apabila ada pemimpin yang dianggap cocok oleh sebagian besar dari para pengra_jin peci tersebut. Mengenai masalah kesimpulan pertama ialah masalah bahwa para pengrajin peci di Ulujami tidak mempunyai men_ital dan tingkah laku kewiraswastaan adalah kesimpulan yang saya depat dengan meneliti kelima ciri tingkah laku kewiraswastaan yang dikemukakan oleh M.Amin Aziz. Apabila dilihat dari soal kemampuan para pengrajin peci untuk menemu_kan atau mencari ide Baru secara perseorangan, makes: kemampuan itu sangat sedikit dan hanya ada di antara para pengrajin peci yang tergolong pengusaha besar. Hal ini
1984
S12685
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafridawati
Abstrak :
-
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48100
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Abstrak :
Penelitian ini menggambarkan profil buruh pengrajin batik tulis di Kecamatan Keraton Yogyakarta. Tujuan penelitian ini antara lain untuk megetahui dan memperoleh gambaran tentang profil buruh pengrajin batik tulis yang meliputi identifikasi responden,kondisi fisik,kondisi sosial,kondisi ekonomi,dan jenis pekerjaan.....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kesejahteraan sosial pengrajin kulit dan mengidentifikasi beragam faktor pendukung dan faktor penghambat dalam usaha meningkatkan keseajahteraan sosial keluarga pengrajin kulit....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>