Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Pengelolaan sampah dengan pembuangan sampah ke TPA menimbulkan masalah pada keterbatasan lahan yang digunakan sebagai TPA dan ketidakbersediaan suatu wilayah untuk menyediakan lahan TPA yang menerima buangan sampah dari kota sekitarnya. Pendekatan baru dalam pengelolaan sampah dengan pendekatan zero waste skala kawasan. Pengelolaan sampah dilakukan dengan reduksi, reuse dan pemulihan materi (material recovery) yang melibatkan partisipasi masyarakat dengan menggunakan teknologi yang relatif sederhana. Pengelolaan baru tersebut mengubah kegiatan pembuangan ke TPA menjadi pengolahan sampah di Fasilitas Pengolahan Sampah. FK dan FKG merupakan salah satu wilayah yang memberikan buangan sampah ke TPA, dengan kondisi masyarakat dan fungsinya sebagai institusi pendidikan diharapkan dapat menjadi percontohan pelaksanaan zerowaste skala kawasan. Sebelum dilakukan perancangan sistem pengelolaan sampah perlu dilakukan survey terhadap kondisi eksisting pengelolaan sampah di FK dan FKG. Survey pengelolaan sampah di FK dan FKG meliputi waste generation, pewadahan, pengumpulan, tempat pembuangan sementara, pengelola pelayanan kebersihan, kegiatan pemanfaatan sampah serta pengukuran volume dan massa buangan sampah dalam 1 minggu. Dari hasil survey dibuat usulan sistem pengelolaan sampah yang meliputi sistem pewadahan, pengumpulan dan perancangan Fasilitas Pengolahan Sampah. Pada sumber sampah dilakukan pemilihan sampah dengan memisahkan 4 jenis sampah organik, sampah kertas, sampah plastik, sampah tissue dll. Input sampah yang masuk ke Fasilitas Pengolahan Sampah rata-rata dalam 1 hari adalah Sampah Organik 0.49 m-kuibik atau 128.55 kg, kertas 0.114m-kuibik atau 7.85 kg, plastik 0.07 m-kuibik atau 4.79 kg, tissue 0.031 m-kuibik atau 3.16 kg. Total input sampah sebesar 0.707 m-kuibik atau 144.35 kg. Kemudian dilakukan pemilihan teknologi dan penentuan proses-proses yang terdapat dalam Fasilitas Pengolahan Sampah. Didapatkan proses-prosesnya meliputi pengkomposan, pemilihan kertas, pencucian plastik, pembuangan ke TPA. Kemudian dihitung area yang dibutuhkan dan mesin dan peralatan yang digunakan. Setelah itu dibuat struktur organisasi dan dilakukan pengolahan data keuangan yang meliputi penentuan biaya investasi sebesar Rp. 129.363.250,- dan dijabarkan elemen-elemen biayanya, sehingga bisa ditentukan harga pokok penjualan per kg. Harga pokok penjualan dalan 1 bulan nilainya sebesar Rp. 275,-/kg atau Rp. 13.039.036,- untuk 47445.07 kg produk. Serta dilakukan perhitungan pemasukan 1 bulan sebesar Rp. 14.342.940,- dengan keuntungan Rp. 1.303.904,-.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35426
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Hokka Pratama Soebekti
Abstrak :
[ABSTRAK
Jakarta adalah kota terbesar di Indonesia. Sebagai kota terbesar di Indonesia, Jakarta juga memiliki populasi yang sangat besar, yang diimbangi oleh majunya ekonomi Jakarta. Sebagai imbas populasi dan pertumbuhan ekonomi, permasalahan pengelolaan limbah padat adalah salah satu permasalahan dasar kota Jakarta. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis keberlanjutan pengelolaan limbah padat di Jakarta dengan mengukur ekoefisiensinya, serta menganalisis keberlanjutan metode hydrocracking sebagai cara pengolahan limbah padat perkotaan, khususnya di Jakarta. Pada sistem pengelolaan terkini, ditemukan bahwa pengelolaan limbah padat di Jakarta tidak berlanjut (Ekoefisiensi pada tahun 2013, sebesar 0,52 lebih kecil dari 1). Oleh sebab itu diperlukan intervensi berupa proses hydrocracking (Ekoefisiensi proses sebesar 1,775) agar pengelolaan limbah padat di Jakarta berlanjut. Skenario intervensi hydrocracking baru akan berlanjut apabila limbah padat di Jakarta telah dipilah sebesar 50% dan limbah padat organik diproses melalui hydrocracking sebesar 30%.
ABSTRACT Jakarta is the biggest city in Indonesia. As such, it is densely populated, and has a major economic activity. These two factors contribute towards the current solid waste management issues in Jakarta. This paper aims to analyze the sustainability of existing municipal solid waste by measuring its ecoefficiency, and to analyze the sustainability of hydrocracking method as a means of municipal solid waste treatment. In the existing condition, We find that Jakarta?s municipal solid waste management system is not sustainable (In 2013, the ecoefficiency was measured at 0,52 which is less than 1). Therefore, based on this finding we find it to be necessary to do an intervention. In this paper, the intervention was introduced in the form of hydrocracking process. As a process we find hydrocracking to be a sustainable process (ecoefficiency of the process is measured at 1,775). However, the intervention scenario will only be sustainable, once 50% of the solid waste of sorted, and if hydrocracking method treats 30% of this fraction;Jakarta is the biggest city in Indonesia. As such, it is densely populated, and has a major economic activity. These two factors contribute towards the current solid waste management issues in Jakarta. This paper aims to analyze the sustainability of existing municipal solid waste by measuring its ecoefficiency, and to analyze the sustainability of hydrocracking method as a means of municipal solid waste treatment. In the existing condition, We find that Jakarta?s municipal solid waste management system is not sustainable (In 2013, the ecoefficiency was measured at 0,52 which is less than 1). Therefore, based on this finding we find it to be necessary to do an intervention. In this paper, the intervention was introduced in the form of hydrocracking process. As a process we find hydrocracking to be a sustainable process (ecoefficiency of the process is measured at 1,775). However, the intervention scenario will only be sustainable, once 50% of the solid waste of sorted, and if hydrocracking method treats 30% of this fraction, Jakarta is the biggest city in Indonesia. As such, it is densely populated, and has a major economic activity. These two factors contribute towards the current solid waste management issues in Jakarta. This paper aims to analyze the sustainability of existing municipal solid waste by measuring its ecoefficiency, and to analyze the sustainability of hydrocracking method as a means of municipal solid waste treatment. In the existing condition, We find that Jakarta’s municipal solid waste management system is not sustainable (In 2013, the ecoefficiency was measured at 0,52 which is less than 1). Therefore, based on this finding we find it to be necessary to do an intervention. In this paper, the intervention was introduced in the form of hydrocracking process. As a process we find hydrocracking to be a sustainable process (ecoefficiency of the process is measured at 1,775). However, the intervention scenario will only be sustainable, once 50% of the solid waste of sorted, and if hydrocracking method treats 30% of this fraction]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hirobi Kafka Iswara
Abstrak :
Berdasarkan penelitian sebelumnya, pada tahun 2012, jumlah sampah yang dihasilkan di TPA Cipayung sebesar 128.048,1 kg/hari dengan komposisi sampah yang didominasi oleh sampah organik (63,59%) dan anorganik (36,41%). Sampah anorganik terdiri dari 26,70% sampah anorganik recyclable  dan 9,70% sampah anorganik non-recyclable, termasuk plastik yang tidak dapat didaur ulang. Konteks dari “sampah recyclable” dalam skripsi ialah sampah yang memiliki nilai ekonomi bagi pemulung. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi sampah anorganik yang un­­-recyclable tanpa harus menghambat sumber pendapatan utama pemulung. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah SNI 19-3964-1994 selama 8 hari untuk menentukan komposisi sampah plastik yang tidak memiliki nilai jual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi sampah plastik yang tidak memiliki nilai jual ialah sebesar 23,6% dengan komposisi sampah plastik multilayer (PP, LDPE, dan lembaran aluminium), PS, dan Mika PVC, dengan rasio 81% plastik multilayer, 10% PS, dan 9% Mika PVC. Pirolisis digunakan untuk memproses sampah plastik un-recyclable dengan hasil yang ditemukan ialah 5,3% cairan, 0,3% arang, dan 94,34% gas dari 6 g sampel. Studi ini memaparkan kebutuhan akan metode pengolahan sampah yang efektif untuk meminimalisir sampah anorganik yang tidak dapat didaur ulang dengan memanfaatkan metode pirolisis. ......Based on previous research, in 2012, the amount of waste generated in Cipayung Landfill was 128,048.1 kg/day with a waste composition dominated by organic waste (63.59%) and inorganic waste (36.41%). The inorganic waste includes 26.70% recyclable inorganic waste and 9.70% non-recyclable inorganic waste, including non-recyclable plastics. This study aims to reduce non-recyclable inorganic waste without interfering with scavenger’s main income source. The standard and method used for this paper was SNI 19-3964-1994 for 8 days to determine the composition of non-value plastic waste. It was found that the composition of plastic waste that has no price value is 23.6% with composition consisted of multilayer plastic waste (PP, LDPE, and aluminum sheets), PS, and PVC Mica, with a ratio of 81% multilayer plastic, 10% PS, and 9% PVC Mica. Pyrolysis was used to process the non-recyclable plastic waste, yielding 5.3% liquid, 0.3% char, and 94.34% gas from a 6 g sample. The study highlights the need for effective waste treatment methods to minimize non-recyclable inorganic waste by utilizing pyrolysis method.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library